Dulu rokok gudang garam kreteknya menguasai pasar lewat gg djaja kmudian geser ke sriwedari skrg kretek yg banyak diwarung" Buat rokok" Kuli ..tani . bnyak pake wismilak satya krn lebih murah drpd sriwedari & samsu
Harus dibedakan: Kita sebagai pemegang saham ritel dan Owner perusahaan (pemegang saham mayoritas). Kalau anda tidak mengerti hal ini siap-siap rugi didunia saham
GK heran jika profit ggrm turun drastis, kenapa Krena harga rokok naik terus sehingga para perokok ggrm Surya pindah merek , seperti bbrp teman2 kerja yg awalnya rokok ggrm sudah tidak rokok ggrm lg, mau PBV murah pun gw GK berani beli
GGRM masih punya akumulasi modal yg besar, makanya mau bangun jalan Tol, kalo diversifikasi usahanya di luar rokok berhasil ada harapan sahamnya bertahan di atas 15000 an kedepannya
Bisnis lagi terhimpit cukai dan kondisi makro, manajemen ggrm bukannya buyback sahamnya / fokus cari solusi di bisnis rokoknya ini malah bikin bisnis baru bandara yg balik modalnya bisa 25-30 tahun... miris tapi sepertinya manajemen ga peduli minority shareholder.
Barangnya aja masih kategori kering ngapain buy back secara pemegang saham pengendali pada belum keluar tapi memang usahanya aja yg dikebiri pemerintah tapi secara distribusi saham belum pada keluar
Sebagus apa bisnis kalau manajemen ya ngawur.. Bisnis ke bukan fokus ya.. Ya Makanya Akan buruk perusahaan itu. Sayang perusahaan turun temurun..... Rusak oleh manajemen yang tidak Ada sense of crisis