Nabi Idris mulia karena melihat matahari. (Gus Baha) Saya jadi teringat dengan sebuah buku yang saya miliki, yaitu Kitab Nabi Idris (The Book of Enoch) Pada pasal 2 tertulis sbb: 2:1, Nabi Idris berkata, "Perhatikanlah oleh kalian segala apa yang ada di langit, bagaimana mereka semua tidak mengubah jalur edarnya (melainkan berada) di orbitnya masing-masing; dan (juga perhatikan) benda-benda langit yang bercahaya, bagaimana mereka terbit dan terbenam secara teratur pada waktunya sesuai dengan musimnya, dan mereka tidak melampaui batas terhadap apa yang telah ditetapkan atas mereka."
Boleh saya bertanya lurs, analogi mengkhususkan Fatihah kepada salah satu nama, kalau kita mengirimkan Fatihah kepada muslimin muslimat sebenarnya sudah cukup ya (menyeluruh) ? Mohon maaf
Maaf bantu jawab, maaf kalo salah atau kurang atau lebih. Ya beda secara instan menyeluruh gitu dgn mengkhususkan ke satu nama, analogi ya gini, Negara bagi sembako ke seluruh rakyat merata dgn memberi penghargaan ke pahlawan² negara ya beda
@@kristalkeabadian1052 Dlm aqidah kepercayaan muslim itu, proses prjlanan di akhirat ad disebut dg shirat (jalan/titi/jembatan) yg membentang diatas neraka. Jd proses ini sudh pasti (diyakini) dijalin setiap muslim sblm sampai pd tujuan: surga. Prjlanan mreka kelak brmcam2 pngalamannya trgntung Rahmat Tuhan: bisa jd gk merasa panas smskali, bsa jd dingin, bsa jd hangat, bsa jd sangat panas, bisa pula hanya sekejap mata (melaluinya). Dlm literatur manapun tidak disebut "masuk/memasuki", akan tapi "lewat". Ini perspektif dlm keyakinan agama islam, jk anda bukan muslim boleh sj anda menyangkalnya, krna beda keyakinan kan? Tp jk anda trnyta muslim, ini shrusnya pemahaman yg perlu anda ingat, bhwa apapun keadaannya di akhirat, semua bergantung pd Rahmat Tuhan. 👌