Тёмный

Sejarah Berdirinya NU dan Muhammadiyah 

Santri Indonesia
Подписаться 10 тыс.
Просмотров 46 тыс.
50% 1

NU dan Muhammadiyah adalah dua organisasi islam di Indonesia. Sama-sama memiliki basis massa yang besar, pemahaman yang sedikit tidak sama, berkiprah dalam bidang politik bisa ya bisa tidak (lebih cenderung ya). Secara tidak langsung 2 organisasi ini membagi muslim Indonesia menjadi 2 (bagi yang cuwek tidak termasuk).
Tulisan ini tidak untuk membandingkan keduanya, tidak juga untuk mencari perbedaan antara Muhammadiyah dan NU (Muhammadiyah saya sebut di awal karena memang lahir lebih dulu, bagi yang NU tidak perlu protes).

Опубликовано:

 

5 окт 2024

Поделиться:

Ссылка:

Скачать:

Готовим ссылку...

Добавить в:

Мой плейлист
Посмотреть позже
Комментарии : 36   
@HaryantoSMP1PaliyanGK
@HaryantoSMP1PaliyanGK 3 года назад
*NU & MUHAMMADIYAH* *Kyai Hasyim* (Hasyim Asy'ari) adalah pendiri NU. Pondoknya di Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur. Hampir semua kyai pendiri pondok pesantren di Jawa umumnya adalah pernah belajar kepadanya sehingga diberi gelar *Hadratusy Syaikh* (Maha guru). Ada kisah menarik. Waktu itu belum ada Muhammadiyah, belum ada NU. Kedua ormas terbesar di Indonesia itu belum didirikan. Suatu saat ada santri dari Kauman Jogja bernama *Basyir* mengadu dan menjelek-jelekkan *KH. Ahmad Dahlan* dihadapan Kyai Hasyim Asy'ari gurunya. KH. Ahmad Dahlan adalah tetangga Basyir yang baru pulang dari Makkah, dan diangap membuat _odo-odo_ baru, sehingga memancing keresahan antara masyarakat kampungnya di Kauman. “Siapa namanya?” tanya Kyai Hasyim. "Ahmad Dahlan” "Bagaimana ciri-cirinya?” Santri Basyir menggambarkannya. "Itu Kang Dahlan!” Kata Kyai Hasyim. Kyai Hasyim dan Kyai Dahlan adalah teman satu pondokan dalam mengaji di pondok Kyai Saleh Darat Semarang dan ketika ngaji di Mekkah. “Tidak apa-apa”, kata Kyai Hasyim, “yang dia lakukan itu _ndalan_ . Kamu jangan ikut-ikutan memusuhinya." Pada akhirnya Basyir justru mendapat _dawuh_ amanat membantu perjuangan KH. Ahmad Dahlan. Tidak hanya Basyir tetapi juga santri Kyai Hasyim Asy'ari lain yang dari Kauman Jogja yaitu *Fahruddin* juga mendapat _dawuh_ yang sama. Satu tahun kemudian ketika Kiai Ahmad Dahlan medirikan Muhammadiyah, Kiai Basyir adalah salah seorang tangan kanan utamanya. Yang menarik kedua santri KH. Hasyim Asy'ari diatas -- putra-putranya akhirnya pernah menjadi orang nomor satu di Muhammadiyah semua. Kyai Fahruddin berputera *Pak A.R Fahruddin* pernah menjabat ketua umum di Muhammadiyah. Setelah itu diganti puteranya Kyai Basyir yaitu *Ahmad Azhar Basyir, M.A.* Kyai Basyir beliau juga titipkan anaknya Ahmad Azhar Basyir kepada kyai NU Kiai Abdul Qodir Munawwir (kakak ipar Kiai Ali Ma’shum) di Krapyak, Yogyakarta, untuk memperoleh pendidikan al-Quran dan ilmu-ilmu agama lainnya. Bahkan bisa dikatakan, Ahmad Azhar Basyir hampir tak pernah ketinggalan mengikuti pengajian Kiai Ali Ma’shum ketika di Krapyak. *KH. ALI MAKSUM, KH. AZHAR BASYIR dan AZIZ* Senja kala itu, santri dari Pati bernama Aziz tiba di Pesantren Krapyak usai menempuh perjalanan beratus kilo dari kediamannya di bagian utara Jawa Tengah. Merasa letih, Aziz kemudian mencari tempat teduh di celah pesantren sekedar untuk beristirahat sembari menunggu jeda Magrib. Maksud dan tujuan ia datang ke Krapyak adalah untuk mendalami keilmuan KH Ali Maksum. Selepas berjamaah, Aziz sowan ke ndalem (rumah) Mbah Ali, memohon restu mengangsuh-kaweruh di Pesantren Krapyak. Ia memperkenalkan diri, bertukar kabar, sampai berkisah mengenai perjalanannya dari Pati hingga sampai di Krapyak. Alih-alih langsung direstui, Mbah Ali malah menguji Aziz. Ia diperintah Mbah Ali meneruskan bait di nazam Alfiyah. Mulanya, Aziz ketar-ketir mendapat tantangan tersebut. “Ayo coba, teruskan nazam ini..” Mbah Ali melantunkan sebait nazam dan dengan lanyah Aziz meneruskan. “Baik, sekarang dibalik. Dibaca dari belakang..” perintah Mbah Ali. Seperti tantangan pertama, Aziz lanyah, tangkas, meneruskan bait-bait yang diucapkan Mbah Ali. Merasa terkagum, Mbah Ali lantas berujar, “Yo wés Ziz, koe wés ra usah sinau agomo nang aku. Besok pagi selepas subuh ikut aku yaaa…” “Nggih, Kiai.” Aziz menjawab gugup. Namun jiwa santrinya menuntun Aziz memilih _sami’na wa atho’na_ dan segera pamit untuk menyudahi sowan yang begitu menggetarkan tadi. Sembari keluar dari ndalem Mbah Ali, Aziz gusar dan terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, “Kira-kira besok pagi Mbah Ali mau ngajak ke mana ya?” Keesokan harinya, Aziz diajak Mbah Ali pergi. Berdua mereka berboncengan menaiki vespa. Sementara Mbah Ali menyetir di depan, Aziz yang di belakang semakin gusar. Pertanyaan malam terus menggeliat dalam pikirannya. Hingga vespa Mbah Ali berhenti di depan sebuah rumah. Mbah Ali berucap salam sembari tangan kanannya mengetok pintu rumah. Tak berselang lama seorang membukakan pintu. Yang tampak adalah sosok orang tua gagah, berkaca mata dan berpenampilan rapih. Mbah Ali lalu beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya. Mereka bertiga duduk di ruang tamu. Teh hangat dan hidangan ringan terpapar di meja. Aziz mendapati di sekeliling ruang tamu buku-buku tertata sangat rapih di rak. “Ini Kiai Basyir sekarang kamu kutitipkan di sini. Belajarlah kepadanya, habiskan buku bacaannya,” pesan Mbah Ali pada Aziz. Seketika perasaan Aziz kalut. Ekspestasi kepergiannya ke Krapyak untuk menimba ilmu ke KH. Ali Maksum, tapi seperti ada “takdir” lain. Ia diperintahkan supaya belajar pengetahuan umum ke tokoh Muhammadiyah, KH. Basyir. Selang beberapa tahun kemudian, Mbah Ali berniat mengambil Aziz di kediaman Kiai Azhar Basyir untuk diboyong kembali ke Krapyak. Sendiri beliau mengendarai vespanya. Sesampainya di kediaman Kiai Azhar, Mbah Ali terkekeh ketika mendapati Aziz sedang membaca buku di pelataran rumah Kiai Azhar. “Loh. Sekarang kamu sudah bisa pakai celana, Ziz?” Aziz diam tak membalas. Kepalanya merunduk tersenyum malu. Mbah Ali masih mengamatinya dari ujung kaki sampai pucuk rambut. Terkekeh. Tak berselang lama, Kiai Azhar Basyir mengenali tawa tersebut dan keluar rumah. Kembali mereka berdua beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya. “Ngéné yo Syir, sekarang anakku, Aziz mau kubawa kembali ke Krapyak. Kiranya sudah cukup ia dua tahun belajar di sini. Nanti kalau terlalu lama, takutnya ia jadi Muhammadiyah.” Mereka berdua tertawa. Aziz tidak ikut tertawa, merasa belum maqamnya mengikuti tertawa para ulama unggul dari NU dan Muhammadiyah ini. Masih dalam kondisi tertawa, Mbah Ali berujar, “Lihat saja”, telunjuk Mbah Ali tertuju ke celana Aziz, “sekarang dia sudah pakai celana, padahal sewaktu pertama kali ke sini ia masih memakai sarung.” Gelak tawa kembali memenuhi ruang tamu, kecuali Aziz yang hanya mesem. Menurut Shohibul Hikayat, santri bernama Aziz dari Pati ini adalah ayahanda dari M. Imam Aziz (ketua PBNU dan staf khusus wapres). Belakangan diketahui jika Azhar Basyir ketika muda, ia dititipkan kepada KH Abdul Qodir Munawwir oleh ayahnya sendiri, Kiai Basyir-untuk belajar Alquran. Ayah KH Azhar Basyir, yakni Kiai Basyir, pernah mengenyam pendidikan pesantren di Tebuireng Hadrastusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Tidak hanya itu, Azhar muda juga tidak pernah absen mengikuti pengajian kitab kuning yang diampu oleh KH Ali Maksum. Setelah belajar di Krapyak, Azhar melanjutkan ke Tremas-Pacitan dan lalu Kairo. Di Kairo Azhar berjumpa dan berkarib dengan Gus Dur. Sekembalinya dari Kairo, Kiai Azhar Basyir menjadi Ketua PP Muhammadiyah dan Gus Dur menjadi Ketua PBNU. _Hairus Salim_
@Dicraa_
@Dicraa_ 2 года назад
Alhamdulillah aku tinggal di pacitan🙂
@alamkitaharmoni
@alamkitaharmoni 2 года назад
1 ql
@budisutrisno8368
@budisutrisno8368 Год назад
Indah sekali kedua organisasi keagamaan ini, saling melengkapi.
@HaryantoSMP1PaliyanGK
@HaryantoSMP1PaliyanGK Год назад
@@budisutrisno8368 Betul sekali, NU-Muhammadiyah itu *saling melengkapi.* Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Contoh saja, kenapa di desa-desa dengan mudah diislamkan NU sementara susah sekali menerima Muhammadiyah. Sebaliknya di perkotaan lebih bisa menerima Muhammadiyah ketimbang NU. Dengan kata lain, karakter NU yang konservatif mempertahankan tradisi Islam zaman duhulu dari empat madzab fikh melalui *saluran tasawuf* membuatnya lebih adaptif dengan masyarakat kultural pedesaan. Misalnya kepercayaan mistik atau orang sakti, ilmu sihir ketua adat, dukun atau jawara hanya bisa ditakhlukkan oleh ulama-ulama semacam NU itu sehingga ketika mereka kalah dengan mukjizat Alqurannya ulama atau kyai, baru masyarakat mengakui dan masuk Islam. Sebaliknya, Muhammadiyah yang bersifat lebih rasional memiliki kesamaan karakter budaya kota yang modern. Muhammadiyah dari latar belakang didirikannya yang ingin memajukan masyarakat melalui pendidikan adalah _trend_ dari kemajuan yang tidak bisa dihindari apalagi di perkotaan. Manajemen berorganisasi yang tertata rapi dari sekolahan, perguruan tinggi, rumah sakit dan lembaga-lembaga lainnya menjadikan Muhammadiyah lebih bisa diterima di perkotaan karena memiliki kesamaan karakter rasional masyarakat kota. Jadi sesungguhnya tidak sepatutnya saling klaim mana yang lebih hebat antara NU dan Muhammadiyah, karena kenyataannya memiliki kelebihan di area masing-masing. Islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara ini tidak bisa dilepaskan dari peran NU, sebaliknya di kota-kota lebih diambil perannya oleh Muhammadiyah. Mana yang lebih tinggi dan berperan? Tentu saja semuanya berperan dan *tinggi di tempat masing-masing,* dengan begitu agama ini merata dan menyebar ke seluruh penjuru Nusantara berkat keduanya. Baik di kota maupun desa-desa, sesuai karakter masing-masing. Betul kata Gus Baha, ormas Islam tidak usah banyak-banyak, dua saja *cukup NU atau Muhammadiyah* karena mayoritas. Alasannya karena Nabi berpesan, _"Umatku tidak akan bersepakat dalam kesesatan. Barang siapa yang menyimpang dari kesepakatan mayoritas, merasa benar sendiri, berarti ia mengasingkan diri menuju neraka”._ (HR. Al-Turmudzi).
@mahespatipati6142
@mahespatipati6142 Год назад
Nee koran
@almughni2891
@almughni2891 Год назад
Koreksi, di Muhammadiyah tdk pernah membid'ahkan qunut subuh, bahkan fatwa tarjih dari Muhammadiyah saja tidak pernah mengeluarkan fatwa bahwa qunut subuh itu bid'ah.
@mujionosb465
@mujionosb465 2 года назад
Mau nu atau muhamadiyah... Itu semua ajaran baik dan itu islam
@nuRRokhmah5115
@nuRRokhmah5115 2 года назад
Terima kasih, atas share ilmunya yg bermanfaat dan berfaedah. Saya jadi tahu nih. Bangga jadi Warga Negara Indonesia.
@asikinsikin6139
@asikinsikin6139 Год назад
L0LLLLLLLLLLLLLLLL L0LLLLLLLLLLLLLLLL
@diyas4532
@diyas4532 Год назад
Mau NU. Muhammadiyah kita sesama muslim kita maju bersama
@sukabumiismyborn5426
@sukabumiismyborn5426 2 месяца назад
Izin share ya..terimakasih
@antonydagantamaheralhafiz7884
@antonydagantamaheralhafiz7884 3 года назад
Islam yang berjuang untuk NKRI
@wawanharyana5526
@wawanharyana5526 2 года назад
Dari kecil sampai mati Muhammadiyah, 100% Muhammadiyah. ☝🏽🕋🇮🇩🇮🇩🇮🇩
@cakhas5052
@cakhas5052 9 месяцев назад
seMoga Kiai Ahmad Dahlan & Kiai Hasyim Asy"ari mendapat ampunan dan keberkahan Illahi
@gibranalhusain180
@gibranalhusain180 2 года назад
Ibu :NU Ayah :MU . Saya:MU Istri:NU 🥰🥰
@NyimasLodrawati
@NyimasLodrawati Год назад
Ketika masih umur 6 tahun saya masih ingat, kala itu ada seorang pengemis yang memberikan makananya kepada se ekor kucing. Saya bertanya !? Kek mengapa makananya di berikan kepada kucing itu, apakah kakek sudah makan !? Sang kakek menjawab : kakek belum makan nak !? Tapi melihat kucing itu yang mendatangi kakek sedang duduk, mungkin dia lapar ya kakek ikhlas makanan kakek, kakek berikan kepada kucing itu. Lah kenapa bukan kah kakek juga belum makan !? Tanya saya. Sang kakek menjawab : nak jika kamu ingin tau jawaban atas tentang kakek, maka kelak kamu harus bermahjab Safi'i dan NU akan tetapi bukan berarti kamu harus menyalahkan perbedaan, maka kamu akan tau jawaban mengapa kakek rela memberikan makanan kakek kepada kucing itu meski kakek belum makan. Dan dalam hati saya berkata : lah kakek ini ngomong apa. Seiring berjalanya waktu dan berganti usia sekarang saya mengerti maksud sang kakek. Ya ya ya... NU mengibaratkan betapa luasnya ilmu Allah, menjaga suatu keindahan perbedaan tanpa harus menjatuhkan ketidak samaan. Bahwa ALLAH adalah satu satunya yang wajib di sembah, DIA tidak nampak dan tidak berbentuk, tidak terlihat oleh mata, sedangkan Alam dan seluruh jagat beserta isinya merupakan cerminan pancaran dari wujud ALLAH yang nampak. ALLAH tidak berawal dan tidak ber akhir, memiliki sifat langgeng tidak mengalami perubahan sedikitpun, ALLAH berada di mana mana, bukan ini dan bukan itu DIA berbeda dengan barang baru yang ada di dunia ini.
@jamelthelare9267
@jamelthelare9267 3 года назад
Jayalah Indonesiaku
@sariyati6232
@sariyati6232 2 года назад
sae ah no yes
@mudhakircahnos1990
@mudhakircahnos1990 3 года назад
sebenarnya md dn nu dulunya sama gan.. tidak ada perbedaan dlm beragama tpi setelah ada majelis tarjih (MD) baru ber beda.. baca kitab ahmad dahlan pendiri md.. karena ahmad dahlan dn kh hasyim as'ari satu ilmu dn satu guru...
@maunbinacan8233
@maunbinacan8233 3 года назад
mudhakur cahnos bener.
@jimmysorenson1802
@jimmysorenson1802 3 года назад
@@mohammadnasyrudinalbanun717 elu yang belajar lagi. Ngajinya jangan di tinggal tidur.
@insomnia.channel
@insomnia.channel 2 месяца назад
Cikal dan bungsu atau sulung dan bontot yang bersahabat 👌
@Mbsalfarihiyyah7898
@Mbsalfarihiyyah7898 Год назад
Satu Guru Jangan Bertengkar KH AHMAD DAHLAN dan KH Hasyim Asy'ari sama sama berguru kepada ulama Syaikhona Kholil by : Cak MAD FARIH kaum Gusdurian Jombang
@Rikalilihayati
@Rikalilihayati 6 месяцев назад
Terus Rifaiah dan lainnya?
@dwikasuryanta2689
@dwikasuryanta2689 6 месяцев назад
MUHAMMDADINU🇮🇩🤝
@PANEMBAN
@PANEMBAN 2 месяца назад
yang penting ISLAM NUSANTARA BUKAN ISLAM ARAB
@Mamang677
@Mamang677 7 месяцев назад
NU donk
@ciptoraharjo5218
@ciptoraharjo5218 2 года назад
Narasinya tidak semua benar
@zakariyashare9911
@zakariyashare9911 Год назад
Kenapa yah nu dikampungku kalau nyolatin orang mati harus bagi2 angpau ke orang yg nyolatin,dengan dalih shodakoh,padahan keluarga mayit orang miskin,dan terpaksa ngutang dulu
@ahmadsarifudin3067
@ahmadsarifudin3067 5 месяцев назад
skrng sdh tidak dikmpungku
@zakariyashare9911
@zakariyashare9911 5 месяцев назад
@@ahmadsarifudin3067 caranya gimama,soalnya kasian bagi orang yng gak punya,mikirin beban hidup dan setelah mati
Далее
НЮША УСПОКОИЛА КОТЯТ#cat
00:43
Просмотров 642 тыс.
Sejarah KH Ahmad Dahlan: Jalan Berliku Sang Pembaharu
10:02
Maulidan Habib vs Yusril “Muhammadiyah” Fahriza
34:43
HISTORIMU EPS 6 : SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
10:10
GUS MUS - INI KISAH SEBENARNYA TENTANG KHITTAH NU
8:28
НЮША УСПОКОИЛА КОТЯТ#cat
00:43
Просмотров 642 тыс.