Wah terimakasih dapat info mengenai Bus PMG, Persatuan Motor Gunung. Memang zaman setelah merdeka, tahun 50-an, sampai tahun 60-an, merek perusahaan/organisasi, banyak yang memakai kata "Persatuan", tidak hanya perusahaan otobis. Yang lain seperti Persatuan Sepakbola Medan dan Sekitarnya (menjadi PSMS, 1947), Persija (Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta), Persebaya, Persema, dan Persib, semuanya memakai kata Persatuan. Mungkin alasannya, karena waktu itu kita berusaha untuk menyatu menjadi Indonesia yang satu, bukan sendiri sendiri terkotak-kotak. Sekitar awal tahun 70-an, waktu itu kami tinggal di Medan (saya kelas IV SD Panca Budi, Sei Sikambing Medan). Kemudian, pada awal tahun 1971, orangtua kami (Bapak Ratmono Ratio) pindah kerja ke Takengon, di PNP-1 di Lampahan Aceh Tengah. Waktu itu cuma ada satu bis yang membuka trayek dari Kota Takengon, Ibukota Kabupaten Aceh Tengah ke Medan, Busnya PT Aceh Tengah yang menggunakan chasis Merek Chevrolet C-50 yang bagus. Perjalanan dari Takengon ke Medan, dan sebaliknya dari Medan ke Takengon berlangsung setiap pagi sekitar jam 09.00 dari Medan dan sampai ke Takengon tengah malam sekitar jam 24.00 atau jam 01.00 tengah malam. Begitu juga bus yang dari Takengon ke Medan. Jurusan lain selain ke Medan, Bus PT Aceh Tengah juga berangkat setiap hari dari Takengon ke Banda Aceh dan Sigli, juga sebaliknya. Selain Bus PT Aceh Tengah, bus lain yang membuka perjalanan ke/dari Takengon adalah Bus KAT (Kesatuan Angkutan Takengon) menuju Banda Aceh dan Sigli, juga Bus Paham menuju Kota Bireuen dan Banda Aceh. Tetapi sekitar tahun 1972, ada beberapa Bus lain yang membuka perjalanan dari Medan ke Takengon, antara lain salah satunya yang kuingat adalah Bus PMG Persatuan Motor Gunung. Jadi sampai sekitar pertengahan tahun 1970-an, Bus PMG sudah meluaskan sayapnya sampai ke Provinsi Aceh, khususnya ke Kota Takengon dan Kabupaten Aceh Tengah yang memang termasuk wilayah pegunungan di dataran tinggi Gayo. Sama seperti Bus PT Aceh Tengah, Bus PMG waktu itu juga menggunakan chasis Chevrolet C-50 dan chasis GMC General Motor Company. Termasuk juga Bus Liberty sempat membuka trayek dari Medan ke Banda Aceh dan Takengon. Tetapi waktu itu, sekitar tahun 1975, sudahy menggunakan chasis Mercedes tanpa hidung, kalau enggak salah, typenya OF808, OF900, dan OF1113. Cerita indah perjalanan naik bus tahun 1970-an yang sering kuperhatikan adalah crew bus, baik supir, supir 2, kenek juga biasanya 2 atau 3 orang dan satu orang wakil pemilik bus yang disebut dengan istilah Cincu. Memang Cincu tampangnya cukup parlente yang sering membawa tas Kecil, biasanya isinya beberapa surat-surat dan tentunya uang, mungkin uang hasil ongkos penumpang. Aku suka mendengar para crew bus berbicara sesama crew bus atau dengan penumpang, sering menggunakan Bahasa Indonesia dengan logat yang kental, ada logat Aceh, atau Logat Gayo, juga Logat Batak dan Mandailing, dan khusus Bus PMG, mereka berbicara keras dengan Logat Karo yang enak didengar, meskipun kadang-kadang aku engak tahu artinya. Dulu komunikasi antara penumpang dan crew bus berjalan sangat erat, yang membuat perjalanan dengan bus terasa indah dan seperti dengan saudara sendiri. Apalagi pada waktu dulu, Bus sering mengalami masalah di perjalanan, baik karena jalan yang rusak, banjir atau longsor. Juga karena bus mengalami kerusakan atau ban yang kempes/bocor. Biasa kita penumpang mendorong bus rame-rame atau berhenti menunggu crew bus memperbaiki bus, atau mengganti ban yang bocor, atau terpaksa menunggu onderdil yang harus didatangi dari kota terdekat. Pasti kenangan naik bus tahun 1970-an, terasa indah dan tidak terlupakan. Apakabar Bus PMG, Mejuah-juah. Hene keber Bus PT Aceh Tengah, jeroh kah?
Trimakasih bang hendi sudah riviu pmg . Tp setau aku sampe tahun 1995 masih ada pmg jurusan medan kaban jahe pake bus cold disel . Karna termasuk tulang saya pandeta dapet surbakti pendiri oraed labora brastagi salah satu kepercayaan di reksi pmg . Rikues dong sejarah sumatra transport
mantap inpona bang, semoga bisa bermanfaat buat semua..terutama buat putra sumut,.... memang sempat naek PMG dulu tapi mobilnya namanya mobil engkel 😁😁😁 salam mejuah juah 🙏🙏
Pemerintah makin kesini makin curiga kepada rakyat, wakilnya, kabinetnya, shg gunakan politik adu domba, pinjam tangan dan hoak Tujuannya biar eksis, selalu dibutuhkan tapi negara jadi ekor tikus
Dulu namanya NV ATOL TRANSPORT, era hindia belanda. Kemudian PMG dibentuk di karo. PMG itu melayani 3 keresidenan. PMG karo tinggi (negara sumatera timur) PMG martimbang (residen simalungun) PMG sibual-buali (residen tapanuli). Kemudian era politik anti monopoli.. Pmg karo tinggi pecah. Pmg martimbang hilang. Pmg sibuali-buali, kurang tau gmna kabarnya..😁