Kita simak firman Allah,
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا. ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
Tidak ada seorangpun dari kamu, bisa datang tiba-tiba saja. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditentukan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan pergi orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam kondisi berlutut. (QS. Maryam: 71 - 72)
Selanjutnya kita akan melihat, bagaimana tanggapan para ulama kompilasi membaca ayat ini,
Pertama , ringkasan dari Qais bin Abu Hazim bahwa Abdullah bin Rawahah pernah sakit dan ditetapkan di pangkuan berbicara. Lalu dia menangis dan berbicara-pun ikut menangis.
"Mengapa kamu nangis" tanya Abdullah.
"Aku lihat kamu nangis, jadi aku ikutan nangis." Jawabnya.
Lalu Abdullah berkata,
إني ذكرت قول الله عز وجل: {وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا} ، فلا أدري أنجو منها أم لا؟
“Aku teringat firman Allah Ta'ala, 'Tidak ada seorangpun dari kamu, itu yang akan terjadi'. Dan aku tidak tahu, apakah aku bisa selamat ataukah tidak? ” (Tafsir Abdurrazaq, 2/11)
Kedua , membahas dari Abu Ishaq, yaitu Abu Maisarah jika ingin tidur, beliau mengatakan, "Andai tidak mengerti ibuku." Lalu beliau menangis.
"Apa yang membuatmu menangis, hai Abu Maisarah?" tanya kawannya.
Kata Abu Maisarah,
أخبرنا أنا واردوها ، ولم نُخْبَرْ أنا صادرون عنها
“Aku akan mendengar kabar di Al-Quran bahwa aku akan mampir ke neraka. Sementara aku tidak mendapat kabar dari al-Quran bahwa aku akan selamat darinya. ” (Tafsir at-Thabari, 16/82)
Read more konsultasisyar...
16 мар 2020
