Memasuki dua dekade pertama di abad ke duapuluhsatu sebagian besar umat manusia masih menghadapi tantangan yang sama. Masyarakat mengalami kehancuran dan kemiskinan merajalela. Pandemi yang telah berlangsung selama tiga tahun terakhir membuka kondisi struktural sebenarnya yang selama ini ditutupi oleh media dan di manipulasi oleh penguasa! Aparat penegak hukum yang diharapkan menjaga tatanan seringkali melalui oknum menjadi bayangan kejahatan itu sendiri. Bagi mereka manusia biasa, tanpa kekuasaan dan tanpa kekuatan ekonomi, ketidakpastian dan bahaya kejahatan adalah adalah kondisi hidup yang sehari-hari dijalani.
Dalam konteks kondisi kehidupan yang penuh kepahitan dan mencekam ini, Septictank sebuah band legendaris punk kembali hadir untuk mengutarakan kondisi-kondisi objektif bahwa dunia tidak sedang baik-baik saja. Single terbaru Septictank World is Unfair merupakan sebuah hentakan kesadaran bagi siapapun yang berkubang didalam lumpur ketidakadilan struktural. Setelah sekian lama hiatus satu dekade Septictank yang memulai kiprahnya di jalur punk pada tahun 1994 kembali menyoroti dimensi-dimensi dominasi dan kekuasaan. Apa yang membuat masyarakat hancur adalah karena kemiskinan yang bertambah dan keadilan yang terbeli. Dua kondisi struktural ini mendorong meningkatnya kejahatan yang tak terperi.
Septictank dengan genre Hardcore / Street punk telah mengeluarkan berbagai karya dari album Cry for Freedom dan berbagai split dengan band seperti the Virus, Elloco, the Raws, Unrest. Berbagai lagu single mereka juga tersebar didalam kompilasi Still one Still Proud vol 1, In the Name of Punk vol 3, Tribute to Ramones dan Sound from the Street. Kontribusi Septictank untuk berkembangan skena punk, hardcore dan skinhead dari awal kemunculannya di Jakarta dan Indonesia tidak dapat dipungkiri. Personil seperti Cross, Panic, Lilik adalah orang-orang yang berperan dalam mengembangkan skena Jakarta di era tahun 1990an.
Bagi mereka yang mendengarkan World is Unfair akan dibawa pada sebuah imajinasi memperbandingkan apakah yang terjadi saat ini merupakan sebuah pengulangan yang pernah kita semua alami di akhir 1990an. Kemunculan Septictank seperti menandai suatu siklus kembali kepada krisis multi dimensi. Dengan formasi terbarunya Septictank membangunkan jiwa-jiwa yang tertidur melalui sound punk yang modern tetapi tidak kehilangan sentuhan raw-nya. Apa mungkin kebebasan hakiki sebagai manusia bisa ada jika ketidakadilan dan kontrol media sebagai alat kekuasaan mendominasi?
Single World is Unfair yang dirilis secara kolektif bersama Smartest Bomb Records pada 1 agustus 2022 diberbagai platform music digital. Single ini memberikan nuansa yang berbeda membawa musik punk Indonesia dan khususnya skena Jakarta ke tahap yang baru. Karakter idealis punk dibalut dengan pencapaian artistik kontemporer dari segi penggarapan musik, sound dan klip video. Intepretasi World is Unfair dalam bingkai audio-visual memainkan penanda-penanda yang begitu relevan bagi kehidupan orang banyak.
Dalam bingkai sinematografi personil Septictank sebagai representasi masyarakat marjinal mendapatkan hidangan jamuan makan malam “terakhir”. Suguhan menu yang mereka makan adalah amunisi peluru, granat, pistol uang, suntikan dan mawar berduri. Bukankah ini semua adalah menu sehari-hari yang sekarang dirasakan oleh saudara-saudara kita di Ukraina, Palestina, Papua dan wilayah-wilayah lainnya yang keseharian hidupnya adalah dalam peperangan? Krisis bukanlah karena indikator-indikator yang diciptakan oleh penguasa, tetapi krisis adalah hidup sehari-hari itu sendiri. Suara dentuman granit, atau kokangan pistol adalah menu keseharian hidup yang menjadi hidangan saudara-saudari kita dalam kemanusian di medan perang.
Apakah “perang” selalu diartikan secara fisik dengan menggunakan senjata? World is Unfair berusaha mengatakan bahwa perang wacana melalui media adalah salahsatu ruang pertempuran itu sendiri. Pembentukan pola pikir submisif dan ketertundukan dimulai dari pikiran. Peperangan tidaklah terjadi hanya antar negara ataupun di media, tetapi perang sehari-hari untuk bertahan hidup melawan kemiskinan, keterbelakangan, degradasi mental, kerusakan lingkungan yang dihadapi tiap orang awam. Inilah potret kehidupan manusia pada umumnya, berperang melawan kehidupan yang keras dan waktu yang tidak pernah berpihak kepada mereka: World is Unfair!
Words by Fathun Karib
Producer : Agung Innocenti, Imam Agnianto
Director : Imam Agnianto
DOP : Kartika Dirgantara
Art dept : Ahmad Sopiyan, Donny Novaria
Smartest Bomb Crew : Yasir Hasby
Editor : Agung Innocenti
Supported by Sabi Kreasi
Smartest Bomb Records
Instagram : smartestbombrecs
Facebook : / smartestbomb. .
Bandcamp : smartestbombrecords.bandcamp.com
6 авг 2022
