Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang telah berhasil mengembangkan induk dan benih ikan papuyu. BPBAT Mandiangin berhasil menggunakan teknologi budidaya sistem bioflok sehingga pertumbuhan ikan papuyu lebih cepat dan lebih besar.
Seorang pembudidaya ikan papuyu di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang berasal dari Ciamis, Ocim Carsim menggantungkan hidupnya di Kalimantan dari usaha pembenihan ikan papuyu. Belajar sendiri dari pengalaman dan sering minta konsultasi dengan BPBAT Mandiangin, telah berhasil membenihkan ikan papuyu secara massal dan bisa mendapatkan keuntungan setiap bulannya. Ocim Carsim merasa kewalahan memenuhi permintaan benih ikan papuyu yang sangat banyak dan ramai dari pembudidaya di Kalimantan dan setiap bulannya hampir tidak bisa memenuhi semua permintaan.
Bukan bualan, budidaya ikan papuyu memang sangat menguntungkan. Keberhasilan tersebut juga dirasakan Sarkani, warga Desa Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Dia tekun membesarkan papuyu hingga siap dipasarkan. Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Papuyu Sakti Banjar yang dipimpinnya, tergolong sukses memasok kebutuhan pasar ikan papuyu di Kabupaten Banjar. BPBAT Mandiangin secara teknis bertanggungjawab menjadi pendamping, untuk mengembangkan ikan lokal, khususnya ikan papuyu. Meskipun dibandrol dengan harga Rp 120 ribu per kg, permintaan pasar masih tetap tinggi. Harganya bahkan bisa mengalahkan udang vaname yang dibandrol hanya Rp 80 ribu per kg.
Untuk info seputar Kelautan dan Perikanan lainnya, jangan lupa Kunjungi :
Website : kkp.go.id/
news.kkp.go.id/
Instagram: / kkpgoid
Facebook: / kementeriank. .
Twitter : / kkpgoid
16 сен 2024
