Jihadnya salaffus shalih (ulama salaf berilmu yang shalih). Akhibat kalah melawan nafsu kaum sodom Allah binasakan. Jihad melawan orang kafir itu jika mati maka syahid , dan masuk surha tanpa hisab. Tapi kalah melawan nafsu sendiri hingga mendurhakai Allah bisa masuk neraka. Maka jangan berharap bisa jadi mujahid yang syahid jika belum bisa mengalahkan nafsunya sendiri Nabi Muhammad shalallahu 'alayhi wa salam dalam sabdanya yang diriwayatkan dari Fadhalah bin Ubaid: الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللَّهِ Artinya: "Yang disebut mujahid adalah orang yang berjuang melawan hawa nafsunya supaya taat kepada Allah." (HR Tirmidzi & Baihaqi) Makanya umat nabi di hari kiamat dilambangkan memiliki ghurran (belang putih di kening/dahi kuda) , belang putih itu cahaya pada jiwa (akal) manusia yang berhasil melawan nafsunya. Jikalau nafsu didalam fikiran bisa tunduk pada Allah , otomatis anggota badan yang lain seperti tangan , kaki, lisan, telinga , mata akan taat kepada Allah dan menjauhi dosa sebab anggota badan yang terkena wudhu tadi mengikuti perintah fikiran . Karena segala amal tanpa ada niat dalam fikiran maka tidak dicatat sebagai pahala atau dosa. Contohnya orang gila, melakukan perbuatan apapun tidak dicatat sebagai pahala atau dosa karena akal fikirannya sedang rusak. Karena fungsi akal sebagai penyaring bagi nafsu dengan menggunakan ilmu dari Allah dan rasul-nya , untuk memilah-milah mana yang sesuai syari'at dan mana yang mengikuti nafsu (menyimpang dari syari'at) Makanya ada firman Allah yang berbunyi Allah meninghikan derajat orang orang yang di beri ilmu (tapi yang dijalankan/diamalkan dalam perbuatan) وَعَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - : أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - ، قَالَ : (( إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ . Dari Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat (meninggikan) dengan kitab ini (Al-Qur’an) dan merendahkan kaum yang lain dengannya juga.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 817] يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ 11. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (Qs.Al-Mujadalah : 11)
