SUDHI WADHANI 

• SUDHI WADHANI
Sudhi Wadhani
#MengapaAdaUpacaraSudhiWadhani
#ApaMaknaUpacaraSudhiWadhani
#UpacaraPernyataanSuci
Setiap insan beragama berhak melaksanakan perkawinan. Ikatan jodoh dalam hidup (khususnya sebelum perkawinan/masa pacaran), terkadang tidak berasal dari satu agama yang sama. Namun ketika akan mengesahkan perkawinan, maka secara yuridis pasangan tersebut diharapkan memiliki atau memeluk satu agama yang sama. Terkait dengan hal tersebut di atas maka Hindu juga menerapkan hal yang sama, yakni apabila ada insan non Hindu yang ingin masuk Hindu (baik melalui jalur perkawinan, adopsi, keinginan murni untuk menjadikan Hindu sebagai agama hidup), maka insan tersebut berkewajiban untuk mengikuti sebuah sidang yang disebut dengan sudhi wadhani. Sudhi wadhani sebagi proses sidang masuk agama Hindu tidak banyak diketahui oleh masyarakat maupun tokoh adat, sehingga cenderung berpeluang melahirkan disadministrasi maupun pemaknaan terhadap upacara sudhi wadhani itu sendiri. Permasalahan tersebut memerlukan adanya edukasi atau sosialisasi secara lebih lanjut terhadap eksistensi sudhi wadhani. Pengertian sudhi wadhani secara etimologi terdiri dari dua kata, yaitu sudhi dan wadani. Sudhi dalam bahasa Sanskerta berarti suci. Sudhi atadu sepadan dengan kata Sudha yang juga berarti suci. Dengan demikian sudhi dapat diartikan sebagai proses penyucian. Sementara kata Wadani, berarti pernyataan, mengatakan, mulut. Artinya Wadhani mengandung arti pernyataan. Dengan demikian Sudhi Wadani berarti pernyataan suci (untuk percaya pada keyakinan agama Hindu yakni panca sradhha, pernyataan suci dan tulus untuk pindah agama, dan pernyataan suci terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan pindah agama). Dalam perkembangannya, Sudha Wadani tidak hanya merujuk pada proses upacara sebagai simbol berpindahan seseorang memeluk agama Hindu, dari sebelumnya memeluk agama dan atau keyakinan selain Hindu, melainkan dianggap sebagai penanda dan mengandung makna yuridis formal bahwa seseorang telah menjadi pemeluk Hindu. Secara administratif Sudhi Wadahani dilaksanakan oleh PHDI disaksikan oleh pemuka masyarakat setempat serta pihak keluarga. Karena proses Sudhi Wadhani berhubungan dengan sebuah ritus, maka proses penyucian ini melibatkan minimal pemangku dan atau Sulinggih. Sudhi Wadhani ini tidak bisa dilepaskan dari Undang Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yang kemudian direvisi menjadi Undang Undang Nomor 16 Tahun 2019 yang menyatakan bahwa perkawinan dilaksanakan dua insan seagama. Artinya, jika dua insan yang berbeda agama, maka harus ada salah satu pihak yang bersedia dengan iklas untuk berpindah agama. Untuk di Bali, yang patut menjadi saksi proses Sudhi Wadhani adalah unsur (utusan) adat dan dinas, minimal 2 orang saksi. Sementara pelaksanaan Sudhi Wadhani di luar Bali diserahkan kepada Parisada disaksikan pemuka masyarakat setempat. Lalu bagaimana proses Sudhi Wadhani dilakukan? Seorang Individu (pemohon) yang akan melaksanakan sudhi wadhani mendaftarkan diri di PHDI tingkat kecamatan. Selanjutnya PHDI kecamatan memberikan formulir yang secara substansial berisi tentang permohonan untuk menganut agama Hindu dari pemohon. Selanjutnya pemohon membuat surat pernyataan. Atas dasar surat permohonan itu, PHDI menerbitkan surat keterangan sudhi wadhani. Atas dasar surat keterangan keterangan Sudhi Wadhani dari PHDI kecamatan, diterbitkan sertifikat Sudhi Wadhani oleh PHDI Kabupaten. Lalu apa landasan teologis Sudhi Wadhani dimaksud? Dalam agama Hindu dikenal dua hukum dasar yaitu Rta dan Dharma. Hukum Rta atau hukum universal dan yang berlaku umum serta hukum dalam kehidupan nyata yang disebut dharma. Jika bicara mengenai hukum Hindu, maka rujukannya jelas kitab Manawa Dharmasastra, yang di dalamnya ada Sruti, Smerti, Sila, Cara, dan Atmanastusi. Sudhi Wadhani (pernyataan suci) adalah penguatan Sruti. Ini dipertegas pula dalam Atharwa Weda Mandala XXI, Sukta 1, Mantra 1 disebutkan kesucian itu sendiri sebagai penegak bumi dengan segala isinya. Sementara itu, Sudhi Wadhani ini berhubungan dengan Smrti bahwa kegiatan pernyataan suci itu diikuti dengan acara lainnya yang dianggap penting. Di beberapa daerah, mereka yang melaksanakan Sudhi Wadhani kemudian melakukan rangkaian upacara siklus hidup mulai tiga bulanan dan atau sampai melaksanakan upacara potong gigi (mesangih).
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada RU-vid, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
www.youtube.co...
Facebook: yudhatriguna
Instagram: / yudhatrigunachannel