Assalaamu’alaikum, ini adalah puisi dari seorang Muallaf :) :)
Aku telah berjalan jauh, aku terbang dari atas seribu danau dan kelautan, aku datang dari tanah yang putih dari hujan salju dan malam-malam yang begitu gelap. Aku telah datang jauh dan aku menemukan jalan yang menuju ke Surga. Aku datang ke Islam sebagai bayi baru lahir, sebagai anak kecil yang baru belajar kehidupan, dengan mata biru ku yang pertama kali terbuka. Aku tetap berjalan dan aku menemukan banyak hal, dan sebagai anak kecil yang belum kenal kenyataan aku sering bertanya tentang hal-hal yang bisa ku lihat dengan mata ku yang baru terbuka.
Aku membaca kata-kata Allah yang penuh dengan keindahan dan cahaya. Dan kata-kata itu buat aku sadar bahwa semua hal di dunia sekitar adalah ayat. Aku membaca tentang cinta Allah yang tidak ada batas, aku membaca tentang rahmatnya dan sifatnya Pencipta Yang mencintai untuk memaafkan. Aku baca tentang keadilan yang sempurna, tentang hukum yang indah dan kisah-kisah yang untukku menjadi contoh kehidupan.
Aku berjalan jauh, dan dengan kenangan kata-kata Alquran, aku menemukan sebuah kaum yang begitu lama sudah memiliki Islam, tanah yang penuh dengan cerita dan kisah-kisah.
Aku bertemu dengan sang wanita yang indah, yang selama sembilan tahun dijadikan budak oleh pamannya yang seorang penceramah di mesjid-mesjid. Wanita ini bekerja pagi hingga malam tanpa digaji, dan rumah pamannya sendiri menjadi penjara baginya. Setelah sembilan tahun akhirnya wanita ini melarikan diri dan ditemukan di jalan oleh seorang bapak yang menjadi suami nya saat ini. Dibawa keluar meninggalkan Islam agar hanya wanita ini bisa hidup tanpa rasa sakit dan dengan aman. Ya,kita terlalu mudah untuk menghakimi seseorang, biarpun terkadang tanpa kita tahu apa cerita di balik nya. Apa yang terlintas di Fikiran kita cuma dia adalah wanita murtad, tapi bagaimana dengan paman yang seharusnya menjadi qauwwaam untuk wanita yang tinggal di rumahnya?
Aku juga lihat guru-guru agama, yang menyebarkan Islam tapi lupa dengan indahnya ajaran Ar-Rahman. Dengan kata-kata yang bilang mereka di atas semua manusia, mereka ‘alim, soleh dan disebut ahli ilmu, mereka jadikan agama sebagai alat yang bisa menunaikan keinginan dunia. Dua istri belum bisa memenuhi nafsu mereka yang begitu kuat tapi walau pun tidak sanggup adil, masih mencari yang ketiga. Mereka ambil hukum Allah yang sempurna dan indah dan menjadikannya sebagai alat untuk menyakiti wanita. Ya ahli ilmu, apakah engkau berharap seorang istri bisa menari tanpa dirimu memberikan dia keadilan? Dan bagaimana seorang wanita yang sejak kecil menjadi tawanan dalam rumah bisa mengetahui seni tarian duniawi agar bisa memuaskan pandanganmu? Wahai guru agama, apakah engkau mengira air mata wanita yang dirimu sebabkan tidak akan di tanyakan di akhirat?
Ya Ahli ilmu, apakah engkau mengira dirimu bisa memanipulasi seseorang yang berasal dari kegelapan dan kenyataan dunia, yang lebih tau apa itu manipulasi dan bagaimana langkah-langkah orang jahat? Mengapa engkau bisa menyebarkan agama tanpa dirimu meluangkan waktu untuk merenungkan kata-kata Alquran? Mengapa rahmat-Nya Allah dan Cinta yang bercahaya tidak bisa dilihat di dalam kelakuan yang engkau perbuat?
Aku berjalan dan aku menemukan sebuah kaum yang sering membaca Alquran tapi lupa dengan isi nya. Aku lihat sebuah masyarakat yang halalkan dirinya riba, khamar dan zina. Aku lihat orang-orang yang siap untuk membunuh saudaranya demi warisan, ibu-ibu dengan penutup di kepala nya yang membiarkan anaknya mengobral badan di kota besar. Tak jarang Aku mendengar wanita-wanita duduk di dalam mesjid menceritakan orang lain tanpa rasa takut atau cemas tapi mereka berharap pahala yang melimpah dari setiap huruf di Al-Quran yang dibacakan. Aku lihat orang tua yang bangga kepada anaknya yang menghafal seluruh Alquran tanpa mereka satu keluarga pun tahu apa makna di dalam nya.
Aku datang ke Islam sebagai anak kecil yang belum mengetahui apa-apa, dan dengan mata terbuka aku mulai banyak bertanya. Mengapa sebuah umat bisa begitu jauh berjalan dari ajaran agama yang seharusnya yang penuh dengan keindahan dan cahaya? Mengapa ketidakadilan bisa terjadi di tangan-tangan orang yang seharusnya menyebarkan ajaran Sunnah dan Alquran? Mengapa di kata-kata Allah aku bisa menemukan keindahan-keindahan dan Rahma yang tidak ada batasnya, tapi ketika aku lihat dunia sekitar, yang ku lihat hanya kegelapan. Apakah kita lupa bahwa Islam adalah sebuah tanggung jawab, untuk menjadi cahaya di dunia yang sedang di dalam lautan gelap yang tidak ada habisnya? Apakah kita lupa bahwa kita seharusnya menunjukkan jalan yang menuju kepada cahaya, untuk semua manusia, bahwa kita lah yang seharusnya menjadi contoh untuk semua dunia, dan apakah kita merasa aman bahwa tanggung jawab ini tidak akan di tanyakan di akhirat? Apakah pantas kita bilang kita mencintai Allah dan rosulnya (sallallahu ‘alaihi wasallam), sedang kita belum kenal pun dengannya?
15 окт 2024