Tembang Macapat Serat Wulangreh adalah karya sastra berupa tembang macapat karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV, Raja Surakarta, juga di kenali sebagai Sunan Bagus, yang lahir pada 2 September 1768.
Nama aslinya adalah Raden Mas Subadya (Bahasa Jawa: Raden Mas Subadyo), putra Pakubuwana III yang lahir dari permaisuri GKR. Kencana, keturunan Sultan Demak. Beliau bertahta pada usia 20 tahun sejak 29 November 1788 hingga akhir hayatnya pada 1 Oktober 1820.
Pakubuwana IV adalah Raja Surakarta yang penuh cita-cita dan keberanian. Ia adalah pemeluk Islam yang taat dan mengangkat para ulama dalam pemerintahan.
Kata Wulang bersinonim dengan kata pitutur memiliki arti ajaran. Kata Reh berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya jalan, aturan dan laku cara mencapai atau tuntutan. Wulang Reh dapat dimaknai ajaran untuk mencapai sesuatu. Sesuatu yang dimaksud dalam karya ini adalah laku menuju hidup harmoni atau sempurna.
Salah satu keistimewaan karya ini adalah tidak banyak menggunakan bahasa jawa arkhaik (kuno) sehingga memudahkan pembaca dalam memahaminya.
Tulisan-tulisan tentang Wulang Reh pada umumnya mengupas isi atau maknanya yang kemudian bermuara pada interpretasi kandungan Wulang Reh, seperti nilai-nilai luhur, moral dan budi pekerti (ada yang menyebut dengan istilah etika), nilai-nilai religius, sampai pada ajaran tentang kepemimpinan.
Struktur Serat Wulang Reh terdiri dari 13 macam tembang (pupuh/puisi/syair), dengan jumlah pada bait yang berbeda di antara seluruh 13 pupuh.
Tembang yang di syairkan di video ini adalah bait-bait puisi dari 13 pupuh yang berlainan.
Selamat mendengar tembang macapat yang indah ini dan semuga terhibur.
Terimakasih telah mampir di Channel kami.
Kami bawakan himpunan alunan irama Gamelan Jawa, Degung Sunda dan nyanyian tradisional kepulauan Indonesia dan serantau yang lunak lagi menenangkan jiwa.
Jangan lupa untuk LIKE, COMMENT, SHARE dan SUBSCRIBE bagi mendapatkan update video-video terkini.
Untuk mendengarkan Semua Koleksi Lagu, kunjungi Channel kami :
/ @gendingsakti
English :
~ Peace be with you. ~
Serat Wulangreh is a literary work written by Pakubuwono IV, a king in Surakarta Hadiningrat Palace dubbed as Sri Susuhunan Pakubuwono IV. He reigned at the age of 20 from 29 November 1788 until his death on 1 October 1820.
Serat Wulangreh was composed using tembang macapat. Macapat, according to Darusuprapta in Setiyadi, is a type of literary work product in Javanese cultural work.
The content of the teachings of moral virtue within the Serat Wulang Reh was aimed to describe the teachings of moral virtue which can shape current generation of the nation in establishing noble personality and strengthen moral characters amidst modernity. It interprets and described how to be a noble person according to Serat Wulang Reh. First, one must realize the purpose and meaning of life as human and creature of God. The teachings of moral virtue in 'Serat Wulang Reh' outlined the teachings of being religious, e.g. worshiping in five devotions, practicing worships, always remembering God. The teachings of other virtues included developing moral attitudes in family circle, in society and relationship to the state. In conclusion, the harmony of life, salvation of the world and hereafter can be achieved through the implementation of the whole teachings described in Serat Wulang Reh.
Serat Wulangreh can be viewed from linguistic aspect, deriving from the word wulang meaning wuruk, pitutur or tenet, and reh meaning pratingkah or behavior.
Serat Wulangreh consists of 13 pupuh (poems). Pupuh is a part or chapter of a macapat discourse, and every pupuh of macapat discourse uses only a type of rhyme pattern.
This video presents part of verses read from the 13 different pupuh(poems).
Sit back and let's listen to the beautiful verses of this Javanese poetry.
To get update of our latest video, don't forget to LIKE, COMMENT, SHARE & SUBSCRIBE.
Thank you.
To listen to all Songs Collection visit our Channel :
/ @gendingsakti
20 сен 2024
