Siap bang, boleh bikin FAKTA SEJARAH INDONESIA YANG "SEJARAH DI TULIS OLEH PEMENANG" KAYAK ITU YANG KERJA RONDA ASLINYA DIBERI UANG UNTUK ORANG ORANGNYA ITU DIBERIKAN KE YA PEMERINTAH WAKTU DOELU LAH, DI SEJARAH DI TULIS KERJA RONDA TIDAK DIBAYAR
Bro, bukan hanya primata jenis manusia doang yg serakah, hampir seluruh jenis primata cenderung serakah jika mendapatkan sumber makanannya, contoh yg sering diliat, liat video memberi makan pisang ke monyet, rata rata monyet akan mengambil 2 atau lebih pisang, emang sudah watak primata😂
@@ayubfj paling mendekati manusia itu Simpanse. Mirip banget, bahkan sampai ada Perang antar kelompok Simpanse untuk perluasan wilayah dan mendapat betina. Pada saat salah satu kelompok Simpanse dikalahkan, anggota jantan bakal dieksekusi, sedangkan anggota betinanya bakal diperkaos oleh pejantan kelompok Simpanse yg menang... Paling terkenal itu Perang Gombe.
Lah itu mah alamiah smua spesies jg gt namanya naluri bertahan hidup. Kan tujuan hidup spesies di dunia ini cm dua(termasuk manusia) 1. Untuk hidup selama2nya 2. Untuk melanjutkan hidup ke generasi setelahnya
Sebenarnya tergantung perspektifnya dari mana, masalah ada untuk mendewasakan manusia, mengupgrade diri, inti kehidupan itu ketika ada masalah, ketika tidak ada masalah, selesai kehidupannya.
Seperti mobil di ciptakan pertama...orang mempertawakannya bahkan ada yg berkata kudanya setan.... saya rasa orang yg pertama bertani dan beternak pasti di tertawai para pemburu dan orang orang...setelah mereka berhasil mereka pun mengikutinya
Heran, Kenapa konten edukasi kek gini malah sepi? Tapi konten bagi bagi duit buat cari subscriber malah rame. Apa ini ada hubungannya dengan SDM rendah dan kemiskinan?
Orang beragama lebih banyak daripada orang yang tidak beragama dan TEORI ini tidak masuk akal buat yang beragama (Yahudi Islam Kristen ) .. Teori ini lebih pantas untuk yang tidak beragama .. jadi jika anda beragama tolong belajar lagi .
@@laksanardiebukan karena itu , yang benar karena TEORI itu tidak masuk akal bagi orang beragama contoh nya Yahudi Islam dan Kristen .. Teori itu bertabrakan dengan isi kitab suci/firman tuhan ..
@@laksanardie pemikiran jelas harus di upgrade tapi firman tuhan/perkataan tuhan kitab tuhan tidak bisa di upgrade dong , teori itu membantah manusia pertama Adam dan hawa lho , jangan menyimpang jangan sesat 🤔
jika evolusi besar ini berkembang bisa jd manusia akan bisa kembalikan ekosistem yg sudah punah melindungi bumi dr meteor besar bahkan menyelamatkan bumi dr sambaran yg menghancurkan dr matahari, bahkan mengambilkan sumberdaya dr tempat yg jauh utk bumi
Saran buat agamaist, kalau ada informasi yang bertentangan dengan kepercayaan dan kitab sucimu, skip. Kalau masih mau nonton, kosongkan dulu cangkirmu. Informasi bukan untuk ditelan mentah², tapi untuk melihat dari sudut pandang yang lain. Sekadar wawasan baru. Ngga perlu baper sama imanmu 😂 kalau takut iman goyah, artinya iman kamu iman buta aja, ngga ada niat belajar 😂
1958-1962 karena kebijakan pemimpin cina saat itu mao zedong beringinan meningkatkan dalam sektor pertanian, dalam pemikiran pemimpin cina saat itu ada 4 penghambat dalam sektor pertanian hama yaitu lalat, nyamuk, tikut & burung pipit / gereja maka pemimpin cina mengerahkan warganya untuk membasmi itu semua. karena mao zedong menganggap burung pipit/ gereja adalah pemakan biji-bijian dan dia tidak ingin biji-bijian di makan oleh burung pipit hanya untuk rakyat cina saat itu . akibat kebijakan kampanye pembantaian burung pipit / gereja kepada warganya saat itu harus di bayar mahal oleh pemerintah cina terjadi gagal panen dimana² akibat ledakan populasi serangga yg menyerang pertanian bencana kelaparan pun terjadi belom lagi kutu busuk. dalam kejadian itu dari 1958- 1962 hampir 45 juta jiwa meninggal akhirnya pemerintah cina mengeluarkan burung pipit dari daftar hewan yg hrus di basmi dan di masukan lah kutu busuk . pemerintah cina akhirnya mengimpor burung pipit/gereja guna menurunkan populasi serangga yg menyerang pertanian, tpi yg di lakukan terlambat pemerintah cina membuat kesalahan yg mengeluarkan kebijakan tidak menggunakan sains dan melupakan rantai makan .
Sehabis perang dunia 1 seluruh tanah dataran Eropa tandus, dan membutuhkan nutrisi dalam waktu cepat akhirnya diakalin sama frizt haber untuk mengubah cara manusia bertani dengan menggunakan pupuk sintesis
Engga bang, beda dia. Yang dibahas oleh abang tersebut adalah sejarah homo sapiens. Nabi Adam kan turun dari surga dan ketemunya di Padang Arafah, sedangkan yang dibahas di video itu di Mesopotamia bang.
Sorry to say, sampai sekarang sulit utk mencari bukti keberadaan adam dan hawa karena sama sekali nihil catatan fossil, sekarang renungkanlah, jika adam dan hawa adalah manusia pertama, lantas orang manakah mereka itu, asia? Eropa? Africa?
Nabi Adam AS itu kepercayaan dari Agama, tidak untuk dicocokan dengan Sains. Silahkan percayai keyakinan anda tanpa harus mencocokan dengan Sains. Sampai waktu nanti ketika manusia bisa membuktikan fosil keberadaan Nabi Adam , barulah nanti Sains akan update pengetahuan.
Manusia udah ada sekitar 200 ribu thn lalu sih bang, baru di era revolusi kognitif 70 ribu tahun udah mulai bisa ngomong. Era revolusi pertanian 10 ribu tahun lalu, manusia udah mulai bercocok tanam buat makan. 6000 thn lalu manusia udah mulai punya peradaban (mesopotamia, sumeria, babilonia, mesir kuno dll).
Terima kasih kepada para nenek moyang kita yg telah mencoba makanan mana yg beracun mana yang tidak, hingga kita bisa merasakan enaknya makanan saat ini...
Berlawanan dengan pandangan umum tentang bangkitnya masyarakat pertanian, umat manusia tidaklah dengan sukarela memeluk pertanian sebagai cara hidup. Biasanya, orang beranggapan bahwa manusia mulai bertani ketika mereka menemukan daerah-daerah subur yang cocok untuk bertani. Namun, data-data arkeologi dan antropologi menunjukkan bahwa manusia mulai bertani ketika mereka terdesak oleh perubahan kondisi alam, di mana kondisi yang baru tidak lagi memberi mereka kemungkinan untuk bertahan hidup hanya dari berburu dan mengumpul bahan makanan. Peradaban pertanian yang pertama kali muncul adalah peradaban Sumeria dan Mesir. Keduanya lahir dari terdesaknya suku-suku manusia yang mengembara di dataran padang rumput yang kini dikenal sebagai Afroasia. Padang rumput kuno yang kini sudah musnah ini membentang dari daerah pegunungan Afrika Timur melalui Arabia sampai pegunungan Ural di Asia Tengah. Sekitar 8.000 - 11.000 tahun yang lalu, ketika Jaman Es terakhir telah berakhir, padang rumput ini mengalami ketandusan akibat perubahan iklim. Ketandusan ini berawal dari daerah Arabia dan meluas ke utara dan selatan. Bersamaan dengan mengeringnya padang rumput ini, hewan-hewan buruan akan berpindah mencari tempat yang masih subur. Para pemburu dan pengumpul yang mengikuti hewan buruan ke utara akhirnya bertemu dengan lembah sungai Efrat dan Tigris, sementara yang ke selatan bertemu dengan lembah sungai Nil. Pada masa itu, sebuah lembah sungai merupakan medan yang tak tertembus oleh manusia, contoh modern dari lembah-lembah sungai yang masih perawan seperti ini dapat kita lihat di Papua. Karena terjepit antara dua keadaan yang berbahaya bagi kelangsungan hidup mereka, kelompok-kelompok pemburu dan pengumpul ini akhirnya memutuskan untuk bergerak memasuki lembah-lembah sungai ini dan berusaha menaklukkannya - setidaknya, di lembah-lembah sungai ini masih tersedia air. Proses penaklukan ini pasti berjalan dengan amat beratnya karena peralatan yang mereka miliki, pada awalnya, hanyalah peralatan untuk berburu. Kini mereka harus menciptakan improvisasi bagi alat-alat mereka supaya dapat digunakan untuk membersihkan lahan. Karena peralatan mereka yang primitif itu, proses pembukaan lahan ini dapat berlangsung beratus tahun lamanya. Sementara jarang ada binatang buruan yang akan mengikuti mereka memasuki lembah-lembah sungai itu. Mereka dihadapkan pada keharusan untuk menemukan sumber makanan lain. Dan di saat inilah, menurut data arkeologi, kaum perempuan muncul sebagai juru selamat. Mereka menggunakan ketrampilan mereka untuk mengolah biji-bijian menjadi tanaman untuk mendapatkan bahan makanan bagi seluruh komunitas. Apa yang tadinya hanya pengisi waktu senggang kini menjadi sumber penghidupan utama seluruh masyarakat. Pertanian pada awalnya membutuhkan banyak tenaga untuk membuka lahan karena tingkat teknologi yang rendah. Hanya dari proses ekstensifikasi (perluasan lahan)-lah pertambahan hasil dapat diperoleh. Oleh karena itu, proses reproduksi manusia menjadi salah satu proses yang penting untuk mendapatkan sebanyak mungkin tenaga pengolah lahan pertanian. Aktivitas seksual, yang tidak pernah dianggap penting, bahkan dianggap beban, di tengah masyarakat berburu dan mengumpul, kini menjadi satu aktivitas yang penting. Dewi Kesuburan merupakan salah satu dewi terpenting di tengah masyarakat pertanian, bukan hanya berkenaan dengan kesuburan tanah melainkan juga tingkat kesuburan reproduksi perempuan. Dan sebagai akibat logis dari keadaan ini kaum perempuan semakin tersingkir dari proses produktif di tengah masyarakat. Waktunya semakin lama semakin terserap ke dalam kegiatan-kegiatan reproduktif. Teknologi pertanian yang maju semakin pesat ini ternyata malah membuat aktivitas produksi di sektor pertanian menjadi semakin tertutup buat perempuan. Penemuan arkeologi menunjukkan bahwa ditemukannya bajak (luku) telah menggusur kaum perempuan dari lapangan ekonomi. Bajak merupakan alat pertanian yang berat, yang tidak mungkin dikendalikan oleh perempuan. Terlebih lagi bajak biasanya ditarik dengan menggunakan tenaga hewan ternak, di mana pengendalian terhadap ternak memang merupakan wilayah ketrampilan kaum laki-laki. Intrusi (mendesak masuknya) peternakan ke dalam pertanian telah membuat ruang bagi kaum perempuan, yang keahliannya hanya dalam bidang pertanian, semakin tertutup. Karena perempuan semakin tidak mampu bergiat dalam lapangan produksi, maka iapun semakin tergeser ke pekerjaan-pekerjaan domestik (rumah tangga). Dan ketika perempuan telah semakin terdesak ke lapangan domestik inilah patriarki mulai menampakkan batang hidungnya di muka bumi. Jika kita cermati lebih lanjut, masyarakat-masyarakat di mana kedudukan perempuan dan laki-laki benar-benar setara ini adalah masyarakat nomaden, yang mengandalkan perburuan dan pengumpulan bahan makanan sebagai sumber penghidupan utama mereka. Suku-suku Indian Iroquis sudah mulai bertanam jagung, namun masih dalam bentuk sangat sederhana. Demikian pula yang berlaku di tengah masyarakat Jermania dan Schytia. Pertanian, bagi mereka, hanyalah pengisi waktu ketika hewan-hewan buruan mereka sedang menetap di satu tempat. Data-data arkeologi bahkan menunjukkan bahwa pertanian primitif ini hanya dikerjakan oleh kaum perempuan sebagai pengisi waktu senggang, dan tidak dianggap sebagai satu hal yang terlalu penting untuk dapat dikerjakan oleh seluruh suku secara bersama-sama. Namun, ketika berbagai masyarakat manusia menggeser prikehidupannya ke arah masyarakat pertanian, seluruh struktur masyarakat pun berubah. Termasuk di antaranya hubungan antara laki-laki dan perempuan.
Bravo! Klo pke teori evolusi darwin emg rasanya ga mungkin manusia berevolusi klo bukan karena terdesak. Remember, mreka yg bertahan hidup adalah mereka yg bisa menyesuaikan diri
pro tip buat yg nyari2 hiburan: scroll komen ke paling bawah, _paling bawah banget._ palingan ada kurleb 5 (ato 10) komen2 lucu yg siap menghibur hari2 kalian 👍🏼
Bodoh sih kalo orang yang beragama (Yahudi Islam Kristen) percaya TEORI evolusi manusia dari kera , kalo yang tidak beragama sih maklum kalo percaya itu 🤣🤣🤣🤔🤔🤔 mana bisa pemikiran manusia melampaui perkataan tuhan , contoh orang yang beragama bilang Adam dan Hawa adalah dongeng , itu orang yang bodoh melebihi hewan yang tidak punya AKAL LOGIKA dan PIKIRAN 🤣🤔🤭🤭🤭🤭@@AH-AHS
Kurasa memang itulah pentingnya Diversifikasi Pangan, biar sumber konsumsi kita lebih variatif. Indonesia kaya banget keragaman pangannya. Sayangnya berkat kebodohan Pak Harto, seluruh Indonesia dikenalkan Beras secara paksa dan doktrinal...
Sangat masuk akal dan relevan yg namanya teori evolusi karena segala hal ada prosesnya termasuk cara berpikir, cara hidup, cara mencari makanan dn bersosial, melewati proses ratusan ribu tahun, itu waktu yg sangat lama, jaman sekarang 10thn aja bnyak perubahan apalagi ribuan smpe ratusan tahun, jadi masuk akal manusia modren awalnya ya homo sapiens yg sebelumnya primitif, diperkuat bukti fosil dan arkeologis
Dalam banyak kisah mitos dan agama, ini adalah saat di mana kita keluar dari Taman Eden, Firdaus, Paradise, surga. Iya, kisah itu sebetulnya hanya perumpamaan beralihnya bangsa dari hunter-gatherer menjadi farming dan animal husbandry. Periode ini begitu penting karena mengubah pola hidup kita seluruhnya. Bukan berarti, farming lebih baik daripada hunter-gatherer. Sering kali terjadi kompetisi, apakah farming lebih produktif daripada berburu. Dalam banyak kasus, ada populasi manusia yg asalnya sudah bertani, lalu balik jadi pemburu dan pengumpul, karena mendapatkan lebih banyak makanan. Coba sebutkan, di mana kompetisi ini terjadi.
Dengan populasi petani yg besar, dan munculnya spesialis purna waktu yg tidak perlu berburu makanan, teknologi baru bisa berkembang, senjata baru bisa dibuat dari logam. Bangsa seperti ini, populasi besar, ketika dihadapkan dengan bangsa hunter-gatherer dengan populasi kecil, akan menang, lalu menguasai wilayah baru. Suatu anomali terjadi di Jomon dan Korea. Petani Korea yg miskin tidak mampu mengalahkan pemburu pengumpul Jomon yg kaya, sampai datangnya padi yg tahan iklim dingin. Ya, tanah di pulau seberang semenanjung Korea itu sangat kaya akan sumber makanan berlimpah, mulai dari hasil laut sampai biji pohon yg tumbuh baik di sana. Petani Korea inilah yg saat menyeberang dan mengalahkan Jomon yg masih hunter-gatherer, lalu sekarang menjadi populasi Jepang modern.
@@naufalikhlasksatria9228 sumber dari Guns, Germs, and Steel by Jared Diamond, buku pemenang Pulitzer Prize tahun 1998. Sangat recommended untuk dibaca, sudah dicetak ulang berkali2 sampai tahun ini masih ada di Gramedia.
Sering2 bahas tentang evolusi min, biar banyak yg paham, kadang sedih melihat banyak guru sejarah di sekolah yg mengajar tentang evolusi, malah menolak teori evolusi itu sendiri
guru sekolah masih belom berani buat lawan dogma agama. ditambah mungkin wawasan sang guru belum terlalu dalam soal evolusi yg masih banyak salah paham/miskonsepsi.
@@SupriadiCahayailahi itu karena lu ngga tau bagaimana evolusi bekerja, jika laptop berasal dari komputer dekstop, lalu mengapa sekarang masih ad komputer dekstop? Jika anjing berasal dari serigala, mengapa sekarang masih ad serigala? Jika bubur berasal dari nasi, lalu mengapa masih ad nasi? Jika tongkay baseball berasal dari kayu, lalu mengapa masih ad kayu? Saran gue sih mending belajar lagi yg bener
petani sangat besar jasanya dalam keberlangsunan hidup ummat manusia namun terkadang petani di pandang hina terutama kaum kaum bangsawan, tampa sadar bahwa mereka telah makan jeri payah para petan Perlu disadari para bangsawan bangsawan itu yang tidak memiliki rasah empati kepada para petani tidak pantas menjadi pemimpin di negara ini apalagi kalau terlalu merasa mulia karna merasa keturunan dara biru
Sebenarnya berat untuk mengakui, bahwa semakin maju peradaban dan teknologi, maka semakin terbelenggu individu manusia, alih-alih semakin bebas... Memang ironis, bosque... Semakin maju zamannya, semakin banyak tuntutannya, sehingga semakin tinggi tingkat stres dan penyakit😔
@@ROZAKI984 ternyata bukan saya saja yg iri dengan jalan hidup Hewan yg apa adanya, ternyata abang juga toh.... Meski begitu Hewan juga bisa merasa risau, meski kerisauan mereka amat sangat sederhana melebihi spesies kita. Kerisauan mereka sebatas ancaman predator dan diet alami mereka, sebatas itu saja... Tapi jangan terlalu umbar hal itu, orang Indonesia ngga sepenuhnya menerima pemikiran terbuka, belum lagi fanatisme agama yg menggila. Jadi hati-hatilah...
Di buku sejarah Indo, revolusi neolitik (batu muda) mulai 2000sm di Indo. Jangan bingung, karena di Fertile Crescent sudah mulai 10.000sm (12.000 tahun yang lalu). Buku sejarah sekolah kurang lengkap dan banyak misinformasi. Nusantara bisa masuk neolitikum karena datangnya mayoritas gen kita, Austronesia, asalnya juga dari Afrika sebelum 70.000sm, tiba di Asia Timur lalu latihan berlayar di P Formosa dan daratan Asia, dan berhasil berangkat dari P Formosa 3000sm, lewat kepulauan yg sekarang negara Philippines, lalu tiba di Nusantara 2000sm. Pakai kapal laut. Revolusi neolitik di berbagai wilayah berbeda2, seperti China mulai 7000sm (9000 tahun yang lalu). Banyak dari populasi manusia yg sudah meninggalkan gaya hidup neolitik, kecuali suku pedalaman dan terpencil, misalnya Sentinel di Andaman, hanya 150 km saja jaraknya dari Aceh.
Revolusi neolitik yg mana populasi manusia sudah bertani dan punya ternak, inilah yang memungkinkan manusia bisa menciptakan spesialis purna waktu yg tidak perlu mencari makan. Di sini manusia bisa membangun peradaban maju, membangun bangunan tidak berguna yg tidak bisa dipakai untuk berburu makanan, misalnya bangunan besar. Maka bangunan besar seperti Piramid, Stonehenge, Moai bisa dibangun dengan adanya revolusi pertanian ini.
@@gdin9272manusia menghayal , mengarang ngarang cerita fiksi ,dan manusia juga yang mempercayai karangan nya, tepat yang di namakan delusi Tapi ada juga sisi positif nya manusia menjadi lebih merasa bermakna akan hal tersebut dalam hidup dan mempunyai tujuan.
jika manusia masih menerapkan sistem pemburu pengumpul maka sudah sejak lama kita akan kehilangan beberapa spesies hewan dan tumbuhan karena masifnya perburuan dan belum lagi konflik antar sesama manusia karena memperebutkan sumber daya alam yang kian menipis, salah satu penyebab manusia beralih dari pemburu pengumpul menjadi petani dan peternak adalah karena mereka mulai menyadari akan hilangnya beberapa sumber daya alam yang selama ini mereka buru.
Gak juga sih. kalo manusia masih nomaden, kemungkinan besar jumlah manusia masih terkendali karena manusia bakal selalu was-was dan ngerasa gak aman, yang membuat manusia bakal mikir berkali-kali buat punya keturunan, "nanti makanan nya bisa cukup gak ya?, biar anak ku tetep aman waktu berpergian gimana ya?, gimana caranya biar hewan buas gak ngincer dia?" Dll. Dan karena manusia mikir kek gitu, jumlah manusia bakal stagnan, hewan/tumbuhan gak akan dieksploitasi, dan bumi bakal "lebih baik". Tapi tentu menurut sudut pandang manusia, itu adalah hal yang buruk.
Dan alasan yang lebih masuk akal kenapa manusia menetap, ya karena manusia ingin merasa lebih aman. Emang manusia sebelum peradaban peduli sama lingkungan sekitar? Mereka tau ada kehidupan lain di luar wilayahnya aja enggak.
Sayang nya Indonesia baru 2x revolusi pertanian. Dari bajak sawah pakai sapi ke bajak sawah pakai traktor tangan. Negara lain misal jepang sudah revolusi yg ke seratus 😂wajar kita impor beras terus
Itulah ilmu manusia tidak takut kelaparan ....ilmu sihir bagai mana seorang dewa bisa memberi makan manusia...mereka punya hayalan dan keyakinan .....kalau di pikir pikir seorang dewa mana sanggup memberi makan berjuta juta manusia.....hayalan dan keyakinan itu lah membuat manusia tidak kelaparan
Yg jadi pertanyaan saya, siapakah manusia yg menciptakan sistem kerja? Dimana ada yg memposisikan dirinya sebagai boss dan manusia yg lain sebagai karyawan🗿
Semakin beragam sumber makanan, semakin sulit manusia dikendalikan.. Namun, saat ini konsumsi pokok manusia dibuat seragam yaitu beras. Sehingga, saat beras langka manusia bisa di kendalikan
ingat ya, "berbagai peradaban besar terbentuk setelah manusia menemukan cara hidup baru". jdi kurang² in tuh kbiasaan buruk, hal kecil aja kya buang smpah pda tmptnya psti sngat brpengaruh.
Sangat disayangkan tebu dan pisang ga bisa disimpan tahan lama, dan sedikit protein, atau malah ga ada. Jadi gagal bersaing dengan pusat domestikasi pertama di bagian lain dunia.