Diskusi mengenai pandangan Gita Savitri yang memilih untuk tidak memiliki anak dan Radinta yang menikmati kehidupan motherhood. Siapa yang berhak mendiktekan hidup seorang perempuan?
Banyak orang punya anak hanya karna mau "fit into society" bukan karna mereka mau mencintai melindungi anaknya jadi ya gak kaget banyak anak yang kualitasnya berantakan dan jadi beban masyarakat.
Buat anak bisa, tapi ngerawat kagak. Anak baru umur 6 tahun ngelawan langsung di buang ke jalan. Di jaul untuk dinikahkan di umur 15 tahun. Sudah dewasa kelakuan masih mementingkan diri sendiri. Gunakan orang lain (anak) untuk kepentingan ekonomi dan agama
Ya punya anak punya anak aja.. selama lu ga miskin2 amat, ga psikopat.. ya udh jadiin aja.. Kalo ga mau juga ya ga ush.. di pikir dunia ini butuh sama keturunan lu? Nggak, ga ada yg perduli lu punya anak apa nggak.. Di luar sana ada ribuan anak mati setiap harinya.. dunia perduli nggak? Enggak..
Capek ya jadi perempuan 🤣 28 tahun belum menikah aja yang khawatir se-kecamatan~ padahal yang menjalani mah santai. Memang sebenernya yang bikin cemas itu muncul adalah dari omongan orang di lingkungan sekitar. Jadi, pastikan kita tidak memilih lingkungan yang salah. Agar pilihan hidup kita, tidak dianggap menyedihkan atau menyimpang dari agama.
Kyaknya elu aja deh yg ke gr an, gk ada yg peduli jg lu mau punya anak/engga. Paling mereka cuma basi basi tanya udah punya anak blom ketimbang gk ada bahan obrolan lol
Sayang sekali podcast ini yg pihak childfreenya terlalu menggebu2 dalam menyuarakan pilihannya, sementara pihak motherhoodnya bukan tipikal org yg kalo ngomong menggebu2, jadi nonton ini lebih kaya dengerin alesan kenapa childfree dibandingkan bener2 ngulik ampe dalem bgt Yg ditangkep childfree gamau anaknya susah sementara motherhood yg dibahas juga cuma masalah masalah yg di permukaan. Coba dicari dr pihak motherhoodnya yg bisa tackle omongan bukan yg ngomong pas ditanya doang, dan pihak childfree juga memporsikan mau bahas kaya gimana
Karna dr yg saya tangkap pemilihan childfreenya lebih karna ovt terhadap suara ibu2. Gitsav membahas tentang childfree boleh di agama tapi tidak pembahasan mendalamnya. Menjelaskan boleh mengadopsi anak tp tidak hamil dan bilang itu tidak sesuai fitrah perempuan yaaa memang fitrahnya perempuan hamil melahirkan dan menyusui, itu tidak didapatkan oleh laki2. Kita gabisa ngelak dr fitrah tsb tp kita memang memilih tidak mengambil fitrah tsb. Adopsi anak di islam jg berat, karna bukan muhrim/mahrom (saya lupa) gamungkin kita ga akan memberikan cinta yg besar terhadap anak, tp kalo kita punya anak sendiri kita peluk2 boleh, sementara kalo adopsi itu kita jadi punya batasan. Sbenernya podcast ini butuh narsum yg bisa counter sih, karna pasti banyak masyarakat yg bener2 penasaran childfree itu apa, dan narsum ini tidak saya liat lebih banyak diamnya
Yupp..benar..hostnya sendiri penganut childfree..narsum yg kontra yg dihadirkan juga bkn tipe yg anti childfree..jd gak kelihatan value dr 2 pemikiran yg berbeda..
Suka sama konten begini. Banyak pilihan hidup yg g diterima sama masyarakat. Tpi selagi tidak menyusahkan org lain, tidak perlu dipikirin. Enjoy aja sama hidup kita sendiri
Apapun pilihan seseorang, kita hrs ttp respect, karena hidup pilihan masing-masing, tapi, percayalah, memiliki anak, mengemban amanah membesarkan dan mendidik mereka, MasyaAllah nikmatnya...gw adalah org yang sangat perfeksionis, sistematis, tapi setelah gw hamil, melahirkan, menyusui dan bertanggung jawab atas tumbuh kembang mereka, semua itu MasyaAllah membuka hati dan pikiran gw, gw cm bs mengucap Alhamdulillah atas semua yg Allah berikan
@@dinayuspitasarissiaptmsi3379 , Ya, alhamdulillah. Tapi ingat, tidak semua orang seberuntung kamu dalam hidupnya. Jadi memilih childfree bukanlah suatu kesalahan.
Hmm aku ngerasa konten ini didominasi oleh opini childfree drpada yg memutuskan punya anak, dan mbak radinta btari ini lebih ke kayak iya² aja nggak sih dan ngomongnya pun cuma dikit. Jadi agak kurang greget sih liatnya, coba kalo bisa narsumnya itu yg sama jumlahnya (jadi sama² 2 orang dr pihak childfree dan yg nggak) kalo bisa yg satunya bener² irt tanpa bekerja diluar jd perspektif tentang memiliki anak juga lebih luas lagi dan bukan cuma perspektif yg childfree aja yg diluasin😅. Ini pendapat aku ya, memang semua orang berhak untuk memiliki prinsip dan pandangan masing² dalam hidup, tapi coba liat sisi positif dr semua opini baik yg memiliki anak dan childfree biar adil, jadi jangan cuma yg dibanggain yg childfreenya aja 😂.
Setuju ka. Aku juga liatnya gitu, ikut greget sama jawaban2nya mba radinta hahaa. Walau pun sebenernya aku juga setuju semua sama pendapatnya yg childfree karena again itu hak kita untuk memilih. Cuma jadi ngga imbang aja opininya
Apalagi yg diundang Gitasav, penganut childfree garis keras. Aku ga masalah dia pilih mana, tp yg aku garisbawahi Gitasav dgn jejak digitalnya ga mau disalahkan sama pilihan sehingga doktrinnya dia harus diikuti, kalo enggak kita dikatain bego sama dia. Disini ga keliatan tp kalo search live stream aduh kacau nian dan bikin shock nontonnya😢😢😢
Aaa suka bgt isi kontennya. Capek ya jadi cewek dituntut harus bisa ini itu, bener2 harus satset. Udah kerja harus cepet nikah, klo gk nikah2 nanti dapet label "perawan tua". Habis nikah dituntut harus cepet punya anak. Rezeki anak ada sendiri. Daann dibandingin sama orang lain. Emang idup ini lomba apa gimana sih? 🥲
Tujuan diciptakan maunusia itu untuk beribadah.. Jadi klo setiap tindakan didasari dengan ibadah pasti hidupnya tenang, damai.. Jika yg orang lain katakan tentang kita itu benar maka introspeksi diri, jika mereka salah maka bersabar..
Yang penting yang punya anak tidak menyesal melihat kebahagiaan orang yang memilih childfree, dan yang childfree tidak menyesal melihat kebahagiaan orang yang memilih punya anak.
@@ekakurniati1688 yang childfree, bahkan yang tidak menikah sampai tua by choice sekalipun, jarang ada yang menyesal. justru yang sering terdengar itu keluhan dari yang udah terlanjur menikah, udah terlanjur punya anak ketika melihat teman-teman seumurannya masih single.
@@V_chan , pengalaman ya🙂 Saya sendiri menikah dan punya anak. Saya memiliki teman yang memilih childfree dan memang saya lihat kehidupan mereka bahagia. Sering healing berdua kemana mana, atau menekuni hobby mereka berdua ( adventure, olah raga yg agak ekstrem ). Kadang mereka suka main kerumah saya, bermain dengan anak saya dan ya...mereka mencintai anak saya. Secara keseluruhan saya lihat mereka bahagia dan tidak iri juga melihat kebahagiaan keluarga kecil saya. Childfree atau tidak itu adalah pilihan , keduanya tetap harus menyiapkan finansial hari tua agar tidak merepotkan orang lain.
Gw menikah umur 21 dan memutuskan tidak menunda kehamilan di saat itu juga dan alhamdulilah setelah 3 bulan nikah langsung hamil, dan sampe sekarang ga menyesal dengan keputusan itu karena ada banyak temen2 yg menunda kehamilan akhir nya sampe sekarang susah punya anak.. padahal mereka pengen bgt.. dan setiap keringat yg keluar karena mengurus anak, setiap biaya yg keluar untuk keperluan anak ga akan pernah sia2 karena Allah akan mengganti dengan pahala yg berlipat ganda.. mau punya anak atau enggak kita tetep akan tua juga tetep badan kita akan keriput juga.. jadi ujung2 nya sama aja..mau punya anak atau enggak bakalan tetep tua..
Blunder Gitasav: 1. Appeal to Authority: Dengan mengutip "Habib Ja'far" dengan narasi "Keturunan Rasul" ia memandang argumennya sudah valid dan otoritatif. padalah fatwa bersifat relatif. 2. Menyatakan bahwa "mengeluarkan sperma diluar" adal didalam Al-Quran. Faktanya tidak ditemukan ayat dan surat terkait yang membicarakan konsep ini. Implikasinya bisa memperburuh image habib Ja'far. Karena apakah habib ja'far yang menyatakan demikian? 3. Menyatakan konservatif menolak kontrasepsi, padalah dalam kajian fiqh kontrasepsi atau 'azl merupakan pembahasan yang oleh ulama sendiri tidak melarangnya secara mutlak. Malahan dalam kajian konservatif/tradisionalis ulama membolehkan kontrasepsi. Setidaknya terbagi, ada yang boleh secara mutlakd an ada yang boleh secara bersyarat. (cek Mausuah Fiqhiyah) 4. Menyamakan Childfree dengan Kontrasepsi. 3. Klaim political money dan saudy money yang mengada-ngada.
Udah gk heran sih bang. Kita semua tau lah karakter dan pemikiran dia kek gmna. Argumen dan narasi tinggal dibuat utk membenarkan kepercayaannya Host (yg setau saya jg seorang feminist) jg sengaja ngundang narsum pro punya anak yg gk terlalu paham akan topik pembicaraan supaya narasi "childfree" terkesan VALID
*Dalam Islam, apakah berdosa jika sepasang suami istri memutuskan untuk melakukan childfree dikarenakan rasa ketidakmampuan mereka untuk dapat mendidik anak dengan baik secara moral, mental, maupun emosional?* Tidak. Karena memiliki anak hukumnya tidak wajib. Justru orang yang tidak baik secara moral, mental maupun emosional dilarang menjadi orang tua sebab rentan menjadi orangtua durhaka. Dalam Islam sifat durhaka bukan hanya anak kepada orangtua saja. Tapi orangtua kepada anak. Terdapat narasi kisah aduan kepada Umar bin Khattab mengenai kedurhakaan orangtua terhadap anaknya, antara lain: 1. Seorang ayah yang tidak berlaku baik kepada ibu si anak. Tidak memberikan teladan yang baik. 2. Tidak memberikan nama yang baik. 3. Tidak memberikan pendidikan (terutama masalah agama) yang baik Belum lagi pertimbangan aspek-aspek kewajiban orangtua dari narasi-narasi al-Qur'an agar dapat mendidik anak dengan baik dan penuh hikmah seperti Luqman Al-Hakim. Mengajari prinsip tauhid dan sikap terpuji. Mendoakan agar dapat perlindungan Allah seperti Hannah Istri Imran kepada Maryam. Menjaga anak dari api neraka. Bersikap adil antar anak dan sayang pada anak pada hadits daaaan seterusnyaaa. Individu yang pontang-panting belajar parenting bertahun-tahun bahkan jauh sebelum memutuskan untuk menikah, mengupayakan kestabilan emosi, belajar moral keagamaan dan kemasyarakatan saja banyak mendapati hal-hal yang terjadi tidak sesuai ekspektasi. Merasa tidak becus. Apalagi yang sadar dari awal kalau tidak mampu. Bagi saya itu sudah redflag. Kalau nekat, ya anak jadi *korban.* Jangan lupa, dalam Qs.Ali Imran ayat 14 memiliki anak adalah bagian dari syahwat dan hawa nafsu manusia. Sama seperti syahwat kepada lawan jenis dan syahwat kepada harta kekayaan, syahwat memiliki anak sifatnya manusiawi tapi harus dimanage dan dikontrol sesuai kemampuan. Kalau ga mampu, ya jangan. Meskipun Nabi saw pernah bersabda bahwa beliau akan bangga bila umatnya banyak, tapi jangan lupa sabda beliau yang lain. Dalam memiliki anak quality tetap over quantity. *_Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat: “Tahukah engkau siapakah yang mandul?” Para sahabat menjawab; “Orang yang mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak”. Lalu Rasulullah bersabda; Orang yang mandul ialah orang yang mempunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya tidak memberi manfaat kepadanya sesudah ia meninggal dunia”. (HR. Ahmad)_* Huru-hara masalah childfree pada dasarnya hanya berkutat pada masalah etis. Rasa tidak ingin memiliki anak dianggap berlainan dengan insting manusia yang terus bereproduksi demi menjaga eksistensinya. Silahkan childfree dengan ber-KB dengan KB yang diperbolehkan. Jangan langsung vasektomi atau tubektomi. Selain jenis ini terlarang apabila tidak didapati indikator darurat, antisipasi juga kalau tiba-tiba kita berubah pikiran. Saran saya kalau mau aman untuk childfree, jangan bilang siapa-siapa. Biar ga dijulidin tetangga.🤫 _Salam_ Orangtua yang saban hari belajar parenting tapi tidak becus-becus. _Nanay_
Spertinya mba parenting udah keder dluan krn di pembukaan udah sebegitu pnjang di kubu childfree 😅. Ini mba parentingnya lbh ke ngasih testimoni, gmna emag rasanya ber strugle menjalani peran sbg ibu 😅 Ga jadi smpe abis ah nnton
@@ekakurniati1688 knp ya, jangkauan manusia "beragama" sekarang sering bersikap sok nasionalis. tdk ke kesungguhan mengurangi dosa2 mereka sendiri saja. mikirnya terlalu idealis, dlm realitasnya masih mengedepankan keakuan dan nafsunya, mudah menghakimi, minim toleransi, suka menghitung pahala daripada dosa. menyangkal adanya ortu durhaka, jd membebaskan para pelaku untuk menerima akibatnya. membela kesalahan org lain krn faktor org susah, padahal kalo salah ya salah aja, knp kesalahan mudah ditimpakan ke korban. perlu diingat, sering disebutkan oleh para ulama, youtuber atw semacamnya, kalo indo punya peringkat paling tinggi dlm masalah etika komunikasi. kira2 knp ya? apalah krn mabuk agama?. kok gk ada takut2 nya. kebodohan terjadi bukan krn tdk pernah tau, melainkan memang tdk peduli. jd stiap ada pelajaran untuk modal memperbaiki diri datang, langsung ditangkis krn sudah merasa percaya diri dg kebenaran yg dianut. ujung2 nya apa, ngumpulin dosa tp ngitungnya ngumpulin pahala. lahh.
Halo kak andrea & kak gita, Sebagai ibu muda aku merasakan bener banget sih ketakutan yang kakak bilang. Aku setuju wanita sebetulnya memang harus merdeka mau milih dirinya nikah kapan, mau childfree / motherhood, mau lahiran cesar / normal, mau asi / susu formula, mau kerja / di rumah aja, dll. You live only once, kamu berhak bahagia girls 👸 Menjadi ibu emang berat, penuh tantangan, dan pastinya dilematis. Banyak hal-hal diluar kendali kita, bahkan tentang diri kita sendiri, seperti kondisi & penampilan fisik, waktu tidur berkurang, aktifitas sehari-hari juga jadi keburu-buru, dll. Tapi bagi seorang ibu seperti kak Radinta dan teman-teman lainnya, Pasti kita sendiri yang tau gimana sweetnya momen-momen kedutan dan ditendang baby waktu mengandung, perjuangan melahirkan dan ngeliatin lucunya baby kita 24 jam saat masih newborn, diliatin san dipegang anak waktu menyusui, diglendotin anak terus saat dia sakit, dipanggil mama pertama kalinya, dan masih banyak banget hal-hal lain ke depannya yang bikin capek tapi bahagia dan tidak terlupakan lainnya...👶 Semangat untuk semua wanita hebat dan kuat, kalian pasti bisa melewati semuanya, dan kalian berhak bahagia atas pilihan kalian masing-masing. ☺🥰
Thank you for having me! This video shows that both childfree and non-childfree people can coexist and live happily practicing their rights. On a different note, instead of vilifying women who choose to be childfree, jangan lupa bahwa Indonesia mendapat peringkat pertama negara tanpa Ayah. Di negara kita juga banyak sekali perempuan yang hamil di bawah umur. It goes to show how prevalent the patriarchy in our society is. And we should be able to direct our energy to the right problem. Jangan malah salah fokus ;)
Menghargai pilihan childfree bukan berarti mendukung loh ya. Fokusnya adalah mendidik generasi baru, bukan berpikir apakah melahirkan anak baru ato enggak. Supaya tujuan terciptanya masyarakat yg lebih baik tercapai. Kalo @GitaSavitriDevi pilih gak mau punya anak kandung, ya bisa dengan mengajar anak atau adopsi anak yg kurang beruntung supaya jadi anak yg lebih baik. Kalo gak mo adopsi juga ya, jangan hanya bisa mengkritik masyarakat. If you said patriarchy is the main problem, then create a better society by educating the younger generation especially the children. Don't make patriarchy as an excuse to be child free, because patriarchy already existed since the beginning of humanity.
@@j.rosadahlia3960 I am creating a better society by letting other women know that nobody can take away their body autonomy and their worth as a woman has nothing to do with whether they want to be a mother/not. I really hope you can also be a good example to our fellow women by showing us that you-as a non childfre person-can also respect other women’s decision. Bukan malah guilt tripping perempuan lain 😊
@@j.rosadahlia3960 emang ga untuk dukung childfree konteks podcast ini, cuma intinya bisa menghargai mba, tapi di luar sana emang banyak masyarakat yg tidak menerima orang yg memilih chlidfree, apalagi ditanya tanya bla bla ini itu, kapan punya anak dan lain sebagainya, apalagi di cemooh, mba kan tau indonesia masyarakatnya sebagian seperti itu kan, jadi konteks disini lebih membuka ruang diskusi untuk bisa menghargai pilihan individu masing masing, dan tidak lagi mencemooh… dan klopun kedepannya ada yg memilih chlidfree ya jgn salahkan juga orang tsb, karena emang chlidfree atau tidak pilihan masing masing❤️
Saya memilih menjadi childfree lebih kepada keprihatinan terhadap kondisi kelestarian alam dan satwa. Menurut saya alam rusak dan satwa2 punah karena ulah manusia yang mengekspoitasi alam secara berlebihan untuk konsumsi manusia yang jumlahnya sudah overpopulasi dan saya nggak mau terlibat lebih jauh merusak alam. Memang repot banget ngejelasin pilihan sendiri kepada orang2 sekitar yang keponya nggak ketolong. Alhasil biar nggak banyak pertanyaan lagi, dengan bangga saya jawab bahwa saya "MANDUL". Selesai perkara...!!
Terima kasih Filmore buat konten podcast kali ini, guest star nya sangat menginspirasi semua, ka gita dan ka andrea dengan pilihannya utk childfree dan perjuangannya utk me-encourage awarness bahwa perempuan punya banyak pilihan utk diri mereka sendiri dan ka radinta dengan pilihan dan perjuangannya juga sbg ibu dan dokter yg sangat luar biasa yang tetap mengedepankan komunikasi dgn pasangan baik sebelum menikah dan selama menjalani kehidupan sbg org tua bersama pasangannya, they are all amazing women ❤
Niat menikah dan punya anak adalah cita2 sejak kecil alhamdulillah punya2 yg saya didik sebaik baiknya krn itulah kontribusi terbesar saya kemasyarakat
Aku hampir semua setuju sama opini2 mereka. Karena memang ngga ada yg salah juga dari kedua pilihan tersebut, tapi berasa kurang seimbang aja opininya, jadi kalo sekilas pilihan childfree itu terdengar lebih menarik untuk diikuti. Cuma disini kagum juga sama Gitasav yg berusaha menyeimbangkan opini2 dari Radinta. Keliatan banget Gitasav berusaha untuk selalu respect sama oposisi sebenernya 😁
intinya apa? yeap, no risk = no life. org yg pilih punya anak pny risikonya sendiri. org yg pilih untuk childfree jg pny risikonya sendiri sama dengan baik keduanya pny nilai kehidupan masing-masing.
Baru dengerin 21 menit krn harus otw kantor soon. Hmm, what I heard was fear from both ci Dea and Gita. Dan sampe menit ini, meski aku tetap respect sama keputusan kalian untuk childfree, I still disagree with you guys for some points. We can never create perfect environment for a child and we also can never be a perfect parent. We are human, so we make mistakes. So, even if thriving to be a best parent possible is at least what we can do for our children, we should never aim for perfection. Our children don’t need perfect parent. They are human beings, and every human would have certain challenge in their life. They are intellectual human being and they will figure it out. As a parent and mother, what we best do is to assist/prepare them to go thru the challenges, we can never solve the challenges for them and we don’t have to. Gimana kalau mereka lahir cacat, mentally unstable, atau badan kita gabalik seperti semula? That’s the thing about love, hon. You gotta learn to love your children as they are. As for our body, we all know that nothing last forever. Not even our body. Best we can do is to take care of our body, and we will still age even if we don’t choose to jave children.
How about all pressures that are being directed to women from society? Hon, we all know that society is not perfect too and we don’t have to listen to everyone about what kind of mother we should be. We gotta learn to manage society pressure, even if we are parents or choose not to be. Mothers; to me are one of super heroes in universe; ras terkuat di dunia, dan ini ga cuma candaan atau memes ya, menurutku. Meski keliatannya selalu perempuan itu kastanya lebih rendah dari laki-laki, perempuan dan terutama mothers itu punya pengaruh yg sangat besar di society, ga keliatan aja sebenarnya. Again, if you choose not to be ras-terkuat-di-muka-bumi, then its your choice tho P.S. From someone yg sebenarnya belum tau dia mau punya anak atau nggak.
I think hal yg kamu sebutkan ini bagian dari "romantisasi" soal parenting yg mereka bicarain di video, yg selama ini selalu ada di masyarakat kita. Masalahnya ngga semua orang sebetulnya bisa cukup menjalani "the thing about love" you just mentioned. Jadi balik lg ke pilihan msg2 ya soal mau punya anak apa ngga.
@@laralula penjelasan @visenya749 sama sekali gak meromantisasi parenting. Kamu sendiri sudah jadi orangtua belum? Saya ibu bekerja purna waktu yg punya anak & yg diargumentasikan oleh @visenya749 banyak benarnya. Love is tough. Sy dulu gak suka anak2 sampai akhirnya punya anak sendiri. Sy menomorsatukan pekerjaan sampai akhirnya punya anak sendiri. But, by God, sekarang demi anak, I'll trade hell for heaven. A mother prayer is so powerful it could sent through the heaven faster than any priest. Selama membesarkan anak yg sy pikir sy gak sanggup, I prayed like never before, I got strength that I didn't know I have, I swallowed my tears, I broadened my shoulders so broad that I never imagined before. Jadi ibu memang gak kacangan. Sy menghargai pilihan child-free, tapi dari narsum ini saya hanya mendengar sekumpulan ketakutan tanpa dasar.
@@visenya749 cara elu sugarcoaching women secara gk langsung sebenarnya berbau gender superiorty sih. "Ras terkuat dibumi" secara sadar gk sadar lu nepatin gender perempuan diatas laki 🙄
melalui ini, gw makin tau pov dari masing masing orang dengan keputusan yang berbeda. semoga ilmu dari konten ini, membuka mataku sebagai wanita untuk kedepannya termasuk ketika menikah nanti
I feel you, Kak Andrea & Kak Gita and I have such a big respect towards both of you. I’m on your side & I think that choosing “childfree” is actually the most loving and hardest choice a woman can have. Thank you for speaking your mind up & you deserve more love than hate, keep on doing your podcast 🫶🏻
Sukaaa banget sama kontennya. Dari 2 perspektif yang berbeda. Intinya kalo emang pilihan hidup seseorang ga ngaruh di hidup kita yaudah siiiiiii gausah ngatur2. Kalo mau ngatur minimal donator
terimakasih sharing ilmunya walau menurut saya sangat tidak berimbang, terkhusus hostnya, karena host harusnya netral sehingga tidak ikut menggiring opini, tetapi biarkan narasumber yang menjelaskan opini dan pilihan mereka masing-masing, ini host berasa narasumber ya. tapi salut sama gita yang tata bahasanya bagus, cuma agak kecewa aja sama pilihan FILMORE yang memilih host yang tidak berimbang, lain kali di briefing dulu hostnya lah. terimaksih buat para ibu dan juga para wanita yang memutuskan childfree, semua pilihan ada konsekuensinya dan akan dipertanggungjawabkan di dunia akhirat, siapapun dia dan apapun pilihannya.
Pdhl kamu cowok tapi salut mau nonton video ini. Mungkin emang harus dicari host yg netral, trus pembicara kedua belah pihak harus sama jumlahnya (dimana2 debat bagusnya begitu biar imbang), sama satu lagi niatkan buat cari jejak digitalnya. Gitasav emang bagus, anggaplah sudah mahfum sama topiknya. Walau dirasa itu hal pribadi, maaf adabnya kurang baik, apalagi memaksakan pendapat dia ke org lain, kalo ga ikut dikatain bego, silahkan saja search livestreamnya. Saya rasa karena ini episode pertama, Filmore harus belajar dan mau menerima masukan dan kritikannya, semoga dibaca.....
@@asrianugerahgustini9648 sepertinya emang disengaja sih kak cari bintang tamu yg pro punya anak tp gk terlalu paham sama topiknya. Agar narasi childfree kliatan superior
childfree memang bukan kodrat itu pilihan bijak bagi mereka yg berbeda orientasi sex, bahkan tidak menikah adalah pilihan bijak jika menikah tapi hasrat seksual rendah seperti orang2 dgn asexual, aromantis, dsb. karna pasangan butuh pelampiasan nafsu dgn mereka yg berbeda dari orang normal, dari pada terjadi hal merugikan, apalagi disini budaya dan agama kental. agar tidak menimbulkan gegeran jalan terbaik adalah normal dgn normal yg tidak biar mereka dgn dirinya, tidak semua orang akan mengerti dan tidak perlu juga terlalu dipahami. cukup jalan sesuai apa yg terbaik bagi semua, tidak perlu adil di dunia ini mustahil adanya keadilan sejati bagi semua manusia.
Menjadi Ibu sangat luar biasa susah2 gampang , jadi menurut w pribadi ini obrolan baik saat ini , karena dari obrolan ini posisi punya anak dan sudah punya anak , w lebih menghargai mereka dan pilihan mereka masing-masing , 😊
Klw ibu yg bunuh anak ny dan ibu yang membuat anak ny trauma seumur hidup itu layak di sebut surga di telapak kaki ibu??? Pemikiran orang2 seperti anda ini membuat ibu2 di Indonesia merasa mereka harus di patuhi harus paling di hormati oleh anak mereka meskipun apa yg mereka lakukan tidak semua ny benar dan baik, anak slalu di tuntut untuk menuruti mereka tanpa memikirkan perasaan si anak, klw mau di anggap surga di telapak kaki mu ya jadilah orang baik bukan menjadi seorang ibu Krn bnyak sekali seorang ibu yg menyiksa bahkan sampai membunuh anak ny sendiri, cara berpikir anda trllu sempit/ dangkal, berpikir lh secara mandiri jngn hanya bergantung pada perkataan orang lain
Ihh aku penasaran dong kaya Gita gitu kira" pake kontrasepsi apa? Bahas dong tentang macem" kontrasepsi dan mungkin ada side effect.nya. Karena aku lagi processing mau punya anak atau gak and I don't think I can handle kids with my low energy cuz I have mental health issue yang juga mesti di manage tiap harinya.
Saya 32 th yg lalu memutuskan hanya punya 1 anak,saat keputusan itu dianggab tidak normal,saya dapat tekansn dari berbagai pihak,tapi krn saya punya alasan dan pertimbangan yg cukup matang dan saya kekeuh,dan Alhamdulillah ternyata yg saya pilih itu benar dgn situasi kehidupan saya saat ini,anak saya berpendidikan yg baik(dokter),berkeluarga dgn baik dan hidup dgn sejahtera dan saya dapat mengerjakan hobi saya dgn baik dan memuaskan ,saya dan suami hidup mandiri ,sehat dan sejahtera.
Senang ada 2 narsum yg bisa saling coexist begini 🤩, aku pun sbg perempuan memilih untuk menikah tp tidak untuk punya anak kandung. Saya memilih jalan lain yaitu mengadopsi anak yatim piatu krn memang masing2 perempuan pnya cara pandang hidup dan perspekstif yg berbeda 😉😉
Tapi menurut gue dua duanya ada plus minusnya, emang bener kalo udah masalah makhluk bernyawa ciptaan Allah kita harus bener bener mateng dalam memutuskan, karena mereka "mahluk bernyawa," kucing aja punya pikiran dan hati, biarpun ngak sepintar manusia, kalo gue jujur punya pengalaman buruk tapi gue udah ikhlas berusaha menghindar aja dari mereka yang aneh kekanak-kanakan, nah kenapa gue milih berusaha ngertiin kedua belah pihak disini, karena emang ada takdir Allah juga tapikan tetep harus "mengusahakan kebaikan jugakan" gitu sih yang gue tangkep dari perjalanan hidup sejauh ini, nawaitu bismillah 😊
Thankyou kak andrea udah bahas ini. Jujur di umur segini, banyak yg menyinggung perasaanku tentang menikah. Aku ingin menikah, tp untuk memiliki anak aku masih banyak pertimbangan. Dimana ortuku sering banget bilang kalau nikah harus punya anak, untuk ngerawat kita pas tua nanti. Ini bikin aku mikir lagi. Kok berat banget ya hidup anak. Kyk nya tujuan menikah bukan punya anak deh,Menurutku. 🙏 Syukurlah dibahas disini.
Silahkan menikah karena itu akan membuat hati lebih tenang, punya partner hidup. Dg catatan partnernya yg sreg yah. Banyak ladang pahala jg, dan menutup pintu zina. Tp untuk punya anak, lbh baik fikirkan dl untuk tidak terburu2 :D pov ku sbg seorang ibu di usia muda, berattt bgt rasanya mental jg masih ga karuan buat urus anak. Karena gakan mulus gitu aja sesuai fikiran, byk out of the box nya haha. Gausah hiraukan omongan ibumu klo tujuan nikah buat punya anak doang yaa. Better punya anak saat benar2 siap, sudah puas dengan masa muda, puas honeymoon dg pasangan, achieve goals bersama. Diatas 30th oke sih utk 1 anak aja :D ini pandangan aku ya dg ibu muda 2 anak. Jgn sampe rasain depresi kyk aku haha
Ya intinya jalani kehidupan sendiri mau childfree monggo soalnya kan orang lain gk bayarin dan ngurus anak orang lain dan mau punya anak dan mendidiknya dgn cinta dan pendidikan agama yg bagus supaya jadi amal jariyah juga monggo.
Sudah, sudah, penilaian masyarakat hanya membuat berakhir gangguan mental skizofrenia kayak saya nanti, ada yang mau kayak saya ga? Kalo sudah seperti ini, bukan hanya mengganggu diri sendiri tapi juga orang lain, jadi ga usah pusing-pusing yang penting tidak mengganggu orang lain
gue seneng banget podcast begini, tapi rasanya kurang adil 2 banding 1. gue liat versi ka dinta juga dia ga punya power dan ga pedean sama pendapat dia. bisa ga sih di ulang? datengin jenifer bachdim, nagita slavina, denahaura atau yang yang udah mateng pemikirannya tentang memiliki anak. karna gue rasa ka dinta belum mateng perihal prinsip dan penyampaian.
Walaupun gak ada yang nanya.. tapi kalo aku bahagia sekali punya anak... Aku sangat mencintai suamiku dan bukti kami saling mencintai adalah diberikan Allah anugerah berupa anak... Anak adalah salah satu Anugerah terbesar dalam hidupku... Merasakan adanya kehidupan dalam perut, merasakan perjuangan saat melahirkan dan merasakan membesarkan dan mendidiknya sampai dia siap menjadi pribadi terbaik dia... I'm proud to be my self!!!
Sebagai seorang anak dari orang tua yg beranak banyak, mersakan tidak terjaminnya pendidikan kita karna ortu memiliki ekonomi yg sulit. Harus kerja serabutan setelah lulus SMA, dan dituntut untuk biayaiin sekolah adeknya. Saya sama sekali ga pengen punya anak, pengen bahagiain diri sendiri dulu.
Terlalu overthinking, negative thinking dengan kejadian yg belum di jalani, but keputusan apapun itu terserah juga, karena kita tidak bisa memaksakan pemikiran-pemikiran orang.
Diskusi nya antara 2 pihak yg memilih childfree, dan 1 memilih punya anak, conclusion dari diskusi ini dominan hanya membahas ttg childfree, dan opini² yg berdasarkan bayangan², pemahaman kenapa punya anak itu penting juga untuk dipilih, tidak terlalu di up. seperti seseorang PD mengaku dirinya childfree, seharusnya balance, narsum yg memilih punya anak juga harus punya penjelasan yg jelas dan benar sesuai syariat khususnya bagi seorang muslim. Apa tujuan dari semua penciptaan disini. Tidak semua hal dilihat dari sisi materi, kekayaan, fisik, seperti manusia ingin bahagia yg itu adalah bersifat non fisik, harusnya juga dalam implementasi mencari kebahagiaan dengan hal² yg bukan hanya dr fisical saja.
Semua kembali ke individu masing2, utk yg pilih punya anak harus banget perhatikan, penuhi, dan planning seluruh apa yg dibutuhkan anak nanti, bagi yg pilih childfree ya it's ok ga masalah, semua pilihan ada dalam diri dan jgn judge bila pilihan tsb tak merugikan orang lain
5:35 sama. aku dulu juga gatau kalo ternyata awal menyusui itu ternyata sakit banget, nusuk sampe jantung, sebelum menyaksikan kakakku sendiri memberikan asi eksklusif ke anaknya. apakah ketika anak kedua bakalan lebih enteng? oh, tidak, bestie. sama aja. cuma paling gak kagetan lagi. dari situ, gw lgsg bilang ke diri gw sendiri, gw gak akan nikah, apalagi punya anak, sebelum umur 25. because i don't think i will be ready to be in that position. soalnya selama ini di buku-buku edukasi sekalipun, kegiatan menyusui itu diromantisasi sekali, seolah-olah ibu tenang, anak tenang. apaan ckckck. sekarang aku malah gak judging ibu-ibu yang memilih untuk tidak menyusui anaknya karena mereka emang gak sanggup menahan sakitnya menyusui itu gimana, apalagi awal-awal menyusui itu biasanya gak lancar, susunya keluar dikit doang.
Inti dari pembicarannya yg sy tangkep itu overthingking. Dalam hidup ada hal-hal yang tidak perlu kamu fikirkan berlebih hanya perlu tau saja sebagai persiapanbiar tdk kaget pas dijalani. Terlebih lagi bagi kita yang bertuhan, pastinya percaya takdir kedepan kita tdk ada yg tau pasti bagaimana mental dan kesiapan seseorang dimasa sekarang dan masa depan.
Ini pembahasan yang seru dan bermanfaat. Dua sisi yang berbeda tapi tidak pernah menutupi jika menjadi perempuan memang serumit itu. Sehat selalu kak Gita dan semuanya🤝🏻💜
Coba disandingkannya sama nikita willy dan jennifer bachdim, jangan sama motherhood yg ga bisa ngomong ini, gak fair pembandingnya andrea dan gita yg pinter ngomong sama radinta yg kebanyakan gerakan tangan dibandingkan alesan kuat kenapa sebagian besar umat wanita pilih berjuang bisr punya anak
Hi, selamat malam mba Aya Rohayati salam kenal yaa saya Radinta.Terimakasihh atas pendapatnya yaaa Saya setuju sekali jika lebih cocok disandingkan dengan Nikita Willy dan Jennifer Bachdim yang tentu saja lebih berpengalaman dan lebih bisa mewakali motherhood , jujur ini baru pertama kali saya melakukan podcast dan sangat gugup sehingga mohon maaf belum bisa memberikan jawaban yang sesuai dengan ekspektasi ibu-ibu, tentu saja jam terbang berbicara saya juga belum banyak tetapi hal ini tidak akan membuat saya berhenti untuk terus memperbaiki cara berbicara saya dan sharing opini saya dan mengenai kebanyakan gerakan tangan ini akan menjadi kritik yang sangat membangun dan pembelajaran saya dalam latihan berbicara kedepannya. Semoga sehat selalu mba Aya :)
@@Radintabtari mereka memang sengaja ngundang anda yg notabene (mohon maaf) gk terlalu paham sama topik pembicaraan supaya argumen "childfree" kelihatan VALID mba. Lain kali jngan polos2 mba, dunia penuh tipu daya. Banyak orang2 manipulatif didunia ini. Lain kali lebih smart aja klo mau melangkah agar gk "digunakan" sama orang manipulatif Semoga mba baca komentar saya 😇
Iya betul. Saya inget nonton podcast-nya jennifer bachdim, dia ditanya kenapa bisa kuat punya 4 anak tanpa nanny sambil jadi wanita karir, ditambah anak2nya terurus dengan baik, mana beliau bolak balik LDR sama suami kan berarti ngurus segalanya sendiri. darisitu Mama Jen bilang kalau beliau selalu bercita-cita jadi seorang ibu, jadi istri, mengurus anak, dll jadinya ya dia enjoy-enjoy aja ngejalanin semuanya. Mungkin emang narasumber seperti mama Jen lebih cocok, sudah berpengalaman punya 4 anak, pengalaman LDR dari suami, pengalaman hidup di LN sendiri dengan anak2 yang masih kecil, intinya jauh lebih berpengalaman tanpa meremehkan sosok mbak radinta
Dewi sandra + zaskia sungkar + kiki amalia + bella shapira + asri welas, Wanita itu diciptakan punya belas kasih yg lebih tinggi drpd lelaki misi hidupnya untuk merawat Bumi, jadi wanita diberi kemampuan merawat anak, merawat anak bisa dr dekat maupun dr jauh, ada usia tertentu anak itu menjadi ujian (fragile, rewel, tantrum, melawan ortu, tdk mau diatur, jatuh sakit dll) . Manusia dibekali akal untuk berfikir mencari solusi bukan melarikan diri. Saya wanita karier dan cukup ambisius, saya suka anak kecil tapi gak bisa ngurus anak dr jarak dekat, kadang risih saat ditempeli knpa risih? Karena tenaga sudah habis ditempat kerja, risih saya krn capek, butuh waktu buat ngecharge buat bisa main bareng anak, anak nangis2 minta perhatian , ajak main sebentar 30 menit eh udah gak nangis, anak bikin gaduh krn merasa diabaikan , ajak main sebentar 30 menit langsung kalem, masalah uang? tetep kerja aja misalkan burnout ya diem aja ijin gak masuk kek, cuti kek, berani untuk take a rest, berani utk minta tolong, Siapa sih org terdekat dr seorang istri? Suami. Di dalam Norma dan Agama suami itu "harusnya leader" Tapi gini mbak, kalau masuk nya di rumah tangga yg menjadi leader itu "Istrinya". Karena kembali lagi ke awal misi hidup wanita diberi nyawa karena kemampuanya dalam MERAWAT bahkan bisa Multitasking. Kesimpulannya adalah CHILDFREE itu MALAS
Apa yg mo diturunkan dgn punya anak? Apa legacy-nya? Emang lo siapa sampe harus punya keturunan? Meneruskan keturunan itu udah setting dari Tuhan, ini didukung sains. Gita Savitri mungkin hidup di Jerman tapi sepertinya gak tau ilmu humanis dari sisi antropologi sama sekali bahkan yg dasar sekalipun. Dari dulu manusia itu udah diprogram buat bikin anak karena dari sisi primitif manusia (yg mana manusia adalah termasuk kingdom animal) memiliki anak berarti memastikan kelangsungan hidup manusia. Kalo masalah normatif terhadap kaum hawa itu sama sekali gak ada hubungannya dengan kebutuhan primitif manusia bereproduksi, jadi gak bisa dijadikan argumen. Okelah, ini podcast perdana tapi ke depannya kalo berani uncensored, ya Andrea Gunawan harus hadirkan yang lebih berbobot lah narsumnya.
Gw 4 thn nikah pgn ada anak tp trkendala krn pernah operasi besar jantung terbuka. Shg kondisi tubuh gw tak senormal wnt yg sht tnpa pnykit. Gw trkadang sedih ingat keadaan dan kenytaan diri dan hdp gw. Tp di sisi lain gw menerima keadaan ini sbgai takdir. Semoga apapun pilihan hdp kita bsa kita trima dan bsa kita jalani dg bahagia. Jujur gw pgn ada anak. Sampe2 gw pelihara kucing sepasang supaya kucing y beranak dan ada keturunan. Gw sepengen itu ada anak tp kenytaan gak sprti yg gw mau. Kalo pun gw mksa operasi caesar trep ada resiko yg akan trjadi. Ya itulah hdp gw skrg. Gw antara pasrah dan sedih. Gw skrg lebih sibukan diri dg hal2 yg gw sukai meskipun hanya di rmh gak krja. Tp gw bahagia. Sampe berat badan gw sempet naek tp krn gw gak mau gendut unk jd gw diet makan sht bagus jga unk pendrta skit jantung. Ini sekedar sharing ya guyss
@@Rikha863 aku udh gk ada ortu . Sdr kndung pun sdh jauh gk saling dkt. Mungkin itu lah alesan aku knp pgn ada ank. Krn aku pgn ada tmn pgn ada kesibukan selain jd istri. Pgn bgt jln2 breng sama ank. Tp aku gk tau jln Allah lebih indah dr yg aku impikan. Aku percaya Allah ada ketentuan yg tidak prnh aku ketahui. Jd skrg hny bsa senang2 dg kucing kesayangan.
Tdi mba host ada bilang dibuku ini membantu orng untuk membantu keputusan punyaanak atau tidak. Jadi podcast ini secara tidak langsung promosi buku ya? Apa gmn
24:33 Merasakan hal yang sama kaya yang kak Gita omongin. Aku juga merasa kenapa ideal menikah itu di 25thn? padahal 25thn masih mudah banget sih. Kalau lulus kuliah misalnya di umur 22 cuman ada 3 tahun sebelum akhirnya menikah dan terus mungkin punya anak sisanya ya begitu menikmati hari-hari sebagai ibu dan istri
Gak imbang menurutku, ini 1 lawan 2, harusnya yang diundang juga yang sangat menggebu bilang kalau saya bangga memilih untuk punya anak. Diskusinya sangat tidak mewakili para ibu. Lebih banyak nya dengerin curhat orang-orang childfree disini. Dan alasannya hanya karena takut ini takut itu dll, padahal belum tentu terjadi. Ibu2 emang banyaknya suka curhat dan ngeluh, karena kalau bilang enaknya semua ntar takut disangka sombong dan pamer 😋
@@fatimatuzzahra7686 klo mau diskusi cari orang yg paham tentang topik yg dibicarakan. Biar pembahasannya bisa lebih mendalam. Gitasav paham apa yg dia omongin sedangkan perempuan yg ditengah gk paham apa2 dia cuma base on pengalaman aja Tugas moderator harusnya jg netral, lha ini malah sangat condong ke satu pihak
tbh podcastnya menarik bgt, tp hostnya lebih banyak beropini ke childfree dibandingin narsum nya. childfree sih pilihan yaa, tp baiknya sisi motherhood juga di ulik. tx
Dari sini aku belajar kalo kta mau punya anak ato engga itu seharusnya bukan berdasarkan keinginan orang lain, tapi seharusnya itu memang pilihan kita sendiri dan kembali lagi setiap hal yang kita lakukan, kita harus terima konsekuensinya. Semuanya ada + - nya masing" sih menurut aku, jadi ya terserah masing" pribadi aja
Ngedengerin gita sav tuh emang bener banget, apa yg dia omongin tuh emang bener semua. TAPI!!!! Ini tuh Jadi aku OVERTHINKING!!!!! 😂😂😂😂 njlimet amat sih hidup! 😂😂 dah tau yolo, yaudah sih jalani ajjah idupnya kek😂air. Wkkwkw
Punya anak atau tidak itu harus total control. Ternak itu biaya operationalnya tidak sedikit. Kalau cuma pamrih dirawat di hari tua dari anak yg dibesarkan itu tidak ada garansinya. Karakter bayi yg udh jadi manusia mandiri itu gambling y(yg udah tua dan anaknya perempuan udah gede buahnya dimahar /ditebus oleh menantu lalu ikut suaminya) da da da😂 bye bye Datang pas mudik lebaran, kalau ada biaya. Buat yg punya anak laki, kecil susah payah dibiayain lantas udah gede tawuran lalu mati. Dahlah segitu aja ? (Kontrol orang tua ke anak itu hanya di rumah, untuk pergaulannya di luar sana dg teman temannya dan di sekolah hanya bisa pembekalan aja dan berharap baik baik saja dg trust ke anak) Utk bisa pamrih pahala dari Nya, masih bisa cara lain seperti Wakaf , selain doa dari anak yg sholeh. Umur ada batasnya, fix anak itu beban orang tua. Di akheratpun masih jd beban orang tua (katanya orang yg yakin ada hidup setelah mati itu) Yg dulu pernah muda dan sekarang sudah punya anak ,dan mengeluh menyesal juga tidak sedikit. Capeknya cari uang untuk membesarkan individu beban itu , namun menghibur diri saja biar waktu yg menjawab (kepasrahan doang) Nanti itu manusia dihisap nya amal ya nafsi nafsi (masing masing)
Buat anak bisa, tapi ngerawat kagak. Anak baru umur 6 tahun ngelawan langsung di buang ke jalan. Di jaul untuk dinikahkan di umur 15 tahun. Sudah dewasa kelakuan masih mementingkan diri sendiri. Gunakan orang lain (anak) untuk kepentingan ekonomi dan agama
Klo gw bukan penganut childfree kebetulan Tp gw punya ketakutan melahirkan anak perempuan karena lahir jd perempuan yg secara kodrat berat bgt kelak mesti jd ibu jd istri jd wanita hebat Kaya gak siap aja itu terjadi sama anak yg bakal gw lahirkan Di lahirkan untuk lelah Dan alhamdulillah Allah menjawab mungkin doa gw Di kasih 2 anak laki2 ❤❤ Ini kisah gw aja yah btw
Buat apa mengumpulkann giringan opini, buat apa berdiskusi jika pada akhirnya masalah childfree ataupun tidaknya 'tergantung oleh keputusan individu itu sendiri' Oh iya, yang selalu gue tangkap setiap nonton yt yg bahas soal ginian, semua menjurus pada satu tujuan : "Meminimkan angka kepadatan penduduk kita" yang notabene bisa kita liat ni angka kelahiran kita sangat tinggi. Kelahiran tumbuh setiap tahunnya. Sedangkan ekonomi Indo bisa dibilang masih sangat yah..... Standar. SDM pun "belum" sepenuhnya baik. Banyak orang dengan ekonomi di bawah memutuskan memiliki anak, bahkan nggak 2 atau tiga ada yg bahkan sampai 7 anak. Childfree imbasnya menurunkan populasi, dan non childfree imbahnya menambah populasi. Jadi ini yg gue bilang td, balik lagi semua itu keputusan masing² individunya. Hak dia punya anak dan nggak mau punya anak. Dan gue rasa pemerintah harus cari solusi buat sedikitnya memecahkan masalah banyaknya penduduk Indo. Nah maybe salah satunya dengan kampanye Childfree seperti ini. Tapi. Balik yg gue bilang di awal.
Memang konsekuensi dr memutuskan punya anak, seperti badan membesar (gendut), perut melar, sakit melahirkan, menyusui jg sakit dan ASI ga cukup, postpartum baby blues, biaya melahirkan, biaya ke dokter, bayi nangis terus, itu semua uda g alami dan skg bayiku uda 18 bulan, tapi puji Tuhan sebenarnya itu semua buat g worth it bgt, klo dipikirin serem bgt rasanya tp sbnrnya bisa dilalui kok hari demi hari.. ga semenakutkan itu
Manusia itu beda2, tergantung pilihan hidupnya saja.. Kl saya sudah terlanjur nikah yaudah pengen punya anak minim 1 maksimal 3 lah, untuk penerus penerima harta tanah warisan dari mbah dan ortu, walau gak luas, paling cuma luas 6 x 15 meter tp cukup buat dibangun rumah.. Gitu aja ada aja orang lain di luar keluarga yg "ngincer" ... Padahal ini utk warisan anak2 ku dan jg cuma sedikit, gak seberapa..
Hamil gak semengerikan itu guys, krn udah ngerasain, tp gak tau jg rasanya melahirkan n punya anak gimana, krn sekarang ku masih lg posisi hamil dengan miom gede
mau childfree kek,mau LGBT kek. selagi lo nggak mendoktrin orang untuk ngikutin prinsip lo itu gapapa. tapi kalo sudah menggadang2 dan mengkampanyekan itu salah.
Punya anak atau ga mau punya anak sah2 aja, pilihan masing2 org, krn kebahagian tiap org beda2, ga bisa disamain. Malah salut sama org2 yg penuh pertimbangan sblm mutusin mau pny anak atau ngga. Krn banyak bgt diluaran sana yg tiba2 hamil pdhl belum merencanakan, belum siap dll. Ujung2nya si anak yg jd korban :(
yakin bgt wanita" yg belom nikah stlh nonton ini pst akan tergoda utk ga pgn pny anak jg ...ini mah 2 org yg lg curhat sm ibu" yg childfree terlalu pgn di mengerti 😂terlalu duniawi pikiran'y...tp y itu pilihan mreka
@@nuja8046 tp klw kbnyakan org Muslim pst alesan paling utama adlh tabungan akhirat ,, kbnyakan.. krn selain amal dan ilmu yg bermanfaat Doa anak yg sholeh sholehah lah yg bs sampai ke ortu yg udh meninggal ....jd kbnyakan org yg pgn pny anak adlh supaya mreka bs dpet doa yg bs meringankan di dlm kubur (Bagi Muslim)
Jadi kalau ada yg gak punya anak karena gak dikaruniai (BUKAN kemauan sendiri). apa dia apes, amalnya berkurang, atau ada insentif tambahan poin biar adil?
Bahas child free sama hal nya setuju atau tidak setuju dengan TAPERA.mewarisi perumahan untuk orang lain.contohnya anak durhaka setelah dewasa orang tua nya di taruh di panti jompo.demi menguasai seluruh harta orang tua nya.
Pemahaman nitizen itu kejam krn anda terjun di publik dan menyampaikan ke publik apa yg anda pikirkan. Klo alergi dengan nitizen malah jadi aneh ya, kayaknya pada lupa kalo manusia itu diciptakan gak ada yg sama. terima aja dan bawa rilex mbak. Resiko menyampaikan pendapat ke publik tentu akan berhadapan kengan keberagaman pemikiran.
Saya mah nyimak aja tp sdh jadi ibu duluan yah jadi bkn jadi pilihan lg tuh yg diomongin .hanya aja yg saya tangkap mah terlalu menghawatirkan sst yg bahkan blm terjadi mah atuh moal tau rasany sendiri saya mah hidup mati enak nggk enak hidup ya nikmatin aja Kesusahan mah pasti paitny idup dirasain aja tp nggk ngilangin nikmatny hidup jg syukuri yang ada aja sedikasih ny ikhlas bismillah tawakal dan nggk menggurui apalagi mengajak untuk melawan hukum Allah aduh saya mah moal mampu .sampe mati mah kemauan keinginan impian gk bakal ada puasny apalagi umur sama fisik moal abadi hadeuh jadi lieur keneh mikirin sst yg suatu hari diambil lg sama pencipta nti jadi pribadi yg merasa paling terdzolimi padahal lebih lebih bnyak lg yg nggk kebagian apa apa tp msh bs bersyukur. Buat yg baca aja nih ya atuh kalo ngajak sst jangan yg melanggar hukum Allah itu aja ny karunya dosa
Yaaa saya doain laah semoga kalian2 yang punya anak bisa menurunkan masalah stunting di negeri ini Dan saya pesen juga buat yang childfree kamu gk akan ada yang ngurus nanti kalo udah tua
Gaada yg ngurus disaat udh tua? Gimana kalo anak dipanggil duluan oleh Tuhan? Terdengar ke-pede-an bgt gasih narasi yg kayak bgtu. Bahkan punya anak banyak jg blm tentu di hari tuanya si anak" ini mau ngurus ortunya. Rata" kalo udh berumah tangga, sibuk sama urusan rumtangnya sendiri. Banyak case orgtua ditelantarin anak"nya
Sebenernya lu mau punya anak.. mau ga punya anak.. ga ada yg perduli.. Anak itu bisa jadi pilihan hidup lu, semangat hidup lu,beban idup lu, cinta sejati lu, arti hidup lu, musuh lu tergantung siapa elu dan bagaimana elu di lahirkan.. dan percaya lah dunia ini ga perduli ama urusan hidup lu apa.. Kalo mereka ngikutin konten lu.. murni cuman buat ngabisin waktu dan kuota mereka aja.. tetep aja kalo mereka mau punya anak ya punya anak aja.. nggak ya nggak.. lu ga bisa ngatur2 pikiran org kaya apa.. Umumnya, org yg memutuskan menikah ya pasti pengen punya anak.. Kalo ga pengen ya free sex aja.. di kota besar, apalagi di luar negeri.. siapa yg perduli? Ngapain lu ngabisin waktu mengikat org lain secara hukum, tapi ga mau punya anak? Apalagi hidup lu katanya udah mapan? Lu mau ngelindungin apa di situ? Org mengikat org lain secara hukum tujuannya utk melindungi hasil dari perbuatan bersama mereka selama berumah tangga.. Kalo ga ada hasilnya utk apa di ikat? Ya udh free sex aja.. rumah nanti atas nama masing2.. rekening pisah.. biaya hidup masing.. palingan sharing biaya utk yg di pake bareng2 aja.. Kalo udh bosen ya udh pisah.. ga ada yg di untungkan atau di rugikan di sana.. karena tidak memiliki keterikatan apa2.. Menghabiskan waktu utk perdebatan sia2 dari hubungan yg tidak ada arahnya..