saya 53 tahun , sepanjang hidup baru kali ini saya dengar ada warga masyarakat spt kang gembul yang mampu dan berani mengkritik pemerintah dengan spot yang jelas ! Alhamdulillah.
Pada awalnya pendidikan itu sebenarnya amat sederhana, yaitu hanya menyangkut urusan guru dan murid. Manakala seseorang dipandang memiliki kelebihan ilmu dan watak yang baik, dan kemudian mengajarkan ilmu yang dimilikinya itu, maka yang bersangkutan disebut guru. Semakin luas dan mendalam ilmu yang dimiliki serta ketinggian akhlaknya, maka guru dimaksud akan disebut berkualitas. Bahkan kualitas itu semakin diakui manakala kelebihan itu masih disempurnakan oleh sifat sabar, ikhlas, istiqomah, dan sifat mulia lainnya. Demikian pula sebaliknya, adalah murid. Seseorang yang berkeinginan mencari ilmu dan memperbaiki watak atau karakternya dengan sungguh-sungguh dalam arti mau menanggung berbagai resiko atas usahanya itu, maka mereka disebut murid yang baik. Murid, siswa, santri, cantrik atau apalagi namanya adalah sebutan terhadap orang yang belajar. Mereka itu menyerahkan dirinya kepada guru, kyai, atau apa pun nama lainnya, agar diberi ilmu dan dilatih untuk menjalaninya. Manakala dua pihak yaitu guru dan murid benar-benar menjalankan fungsinya masing-masing dengan penuh kesungguhan, keikhlasan, niat yang tulus, istiqomah dan persyaratan lain yang diperlukan, maka pendidikan menjadi berkualitas. Maka pendidikan sebenarnya tergantung dari kedua pihak tersebut, yaitu guru dan murid. Oleh karena itu, sebelum dikenal birokrasi pendidikan seperti sekarang, sudah terdapat kegiatan yang disebut pendidikan. Sebagai tempat pendidikan dimaksud, kita mengenal sebutan padepokan, pesantren, khauzah ilmiah, tempat halaqah, dan semacamnya. Kegiatan semacam itu ternyata banyak yang berhasil mengantarkan orang menyandang ilmu dan kearifan. Oleh karena diketahui bahwa kualitas hasil pendidikan juga ditentukan oleh murid, maka tidak semua orang yang berguru diterima. Hanya orang-orang yang memang berniat sungguh-sungguh untuk belajar dan mencari ilmu, mereka diterima untuk berguru. Tidak sembarang orang bisa diterima menjadi murid. Oleh karena itu, banyak kisah tentang seseorang agar diterima menjadi murid harus menunggu berlama-lama berada di pesantren atau di rumah guru. Selama berada di pesantren atau di rumah guru itu, mereka diamati dan dipertimbangkan diterima atau tidak. Jika dari hasil pengamatan tidak memenuhi syarat, maka guru tidak menerimanya. Tatkala Pendidikan Dilembagaan Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak, menjangkau kalangan luas, efisiensi, dan lain-lain, maka pendidikan tidak dijalankan secara individual, melainkan oleh lembaga. Institusi dimaksud tidak saja yang ditunjuk oleh pemerintah, tetapi juga yang dikelola oleh masyarakat. Maka muncullah lembaga pendidikan milik pemerintah, dan juga lembaga pendidikan swasta. Oleh karena dikelola suatu lembaga, maka sudah barang tentu melibatkan banyak orang sehingga diperlukan aturan, pedoman, dan bahkan juga undang-undang . Akhirnya, pendidikan tidak saja urusan dua orang, yaitu guru dan murid, melainkan menjadi banyak pihak yang ikut terlibat.
silabus dan rpp itu dibuat oleh guru untuk perencanaan pembelajaran agar lebih fokus disetiap pertemuan, tidak melebar kemana2 bahkan melenceng dari rencana yang dibuat, fungsinya kurang lebih seperti itu. Yang disayangkan adalah ketika terjadi improvisasi untuk pembelajaran agar lebih baik malah disalahkan karena tidak sesuai rpp, padahal improvisasi itu adalah awal dari sebuah inovatif dan dekat dengan kreatifitas.
Dulu pas matkul yg membahas bagaimana menciptakan pembelajaran yg menarik dan menyenangkan dosen yg ngajar cuma duduk dan baca slide powerpoint Waoo menarik dan menyenangkan sekali ❤
aq pernah diminta maju mengerjakan soal fisika di depan kelas krn gk bisa gurunya membiarkan saya berdiri di papan tulis smpe 2 jam pelajaran, saat saya kuliah saya diminta maju mengerjakan soal dan gk bisa oleh dosen saya dipersilakan duduk kembali. skg saya sudah bekerja sbg programmer
udah jelas mksdnya apa yg kita butuhin, hasil akhir dr sebuah kegiatan pendidikan adalah bekal ilmu yg relevan dalam dunia kerja/profesi. sesederhana itu mksdnya.
Sepakat sekolah guru sekarang tdk bisa mencipta guru yg baik. Tetapi ada faktor lain yg juga sangat fundamental dengan gagalnya hasil pendidikan di Indonesia, yaitu kesalahan pada konsep pembelajaran Bahasa Indonesia sejsk di SD/MI.
Betul om gugem yg non keguruan inovatif, terus terang yg dari keguruan bahasa inggris (di Indonesia baru ada guru bahasa inggris dan Indonesia) termasuk yg inovatif.
sebenarnya sertifikasi mengajar itu tdk harus de universitas keguruan, bisa jd dr kampus 2 biasa tp bisa mengajar sesuai kurikulum seharusnya bisa, spt halnya guru2 bimbel. spt hal nya dosen, dosen praktisi dan dosen dr akademisi punya cara beda yg mengajar. makanya dosen dr akademisi lebih saklek terhadap nilai drpd dosen dr praktisi
Pendidikan itu soal membentuk karakter siswa... seleksi alam yg terjadi di Indonesia tntang sosok2 manusia terbaik utk JD guru itu sudah benar.... Hanya manusia yg berkarakter hebat yg mampu bertahan bekerja belasan bahkan puluhan tahu tanpa di gaji yaitu guru honorer yg jumlahnya mendominasi guru yg ada di seluruh Indonesia ( mereka mayoritas hanya menerima kurang dari 500 rbu perbulan yg dibayar 3 BLN sekali) plus ditengah kesulitan itu mereka dituntut utk punya persyaratan pendidikan terakhir sarjana... JD Plissss jgn bodoh soal menilai guru di Indonesia yg sudah ada
Saya seorang Guru ... bukan lulusan keguruan ... saya mengawali karir keguruan bukan disekolah tapi diawali dari bimbingan belajar BONAFIT DI INDONESIA dan saya mengajar tingkat SMA untuk mata pelajaran FISIKA ... setelah saya mengamati isi pembicaraan yang disampaikan nara sumber "Maaf masih jauh dari harapan penyelesaian masalah" maaf untuk pembicaraan yang SANGAT PENTING DAN URGEN TOLONG TIDAK ASAL MEMBAWA NARASUMBER YANG BELUM TERUJI ...
Sederhana sebenarnya ... saya mengaharapkan pola pendidikan calon guru itu direformasi ... calon guru harus dapat gelar sarjana sesuai muatan materi yang akan diampunya baru diberi gelar keprofesian sesuai kebutuhan formalnya yang akhir dari reformasi sekolah keprofesian guru itu diberikan apresiasi dari pemerintah seperti apresiasi untuk tenaga kesehatan dan departemen keuangan ... Adapun nara sumber yang diminta jadi pembicara hanya mengangkat alasan atau dasar berbicara dari pengalaman pribadi yang belum tentu itu sangat tepat dikalangan dunia pendidikan ... Pengalaman pribadi saya malah ... dengan adanya administrasi bagi seorang guru bisa menjadi nilai plus mengiring profesinya mengantarkan anak didiknya mencapai tujuan hasil belajarnya baik secara moral atau nilai hasil belajar (rapor) ... itu sudah saya buktikan di 2 sekolah tempat saya mengajar dulu di ALBINAA IBS BEKASI dan SMAN 1 MATAULI PANDAN ... Satu catatan lagi keberhasilan anak belajar, institusi pendidikan pun harus sangat tergantung kepada LINGKUNGAN anak didik itu berada dan LINGKUNGAN PENDUKUNG ari INSTITUSI PENDIDIKAN itu juga berada dimana
Selagi Dunia ini masih di selingi kontrol : belajar itu hanya untuk kesuksesan DUNIA semata pasti tolak ukurnya ya sekitaran itu juga ... Bicara pendidikan banyak faktor pendukung dan pendorongnya untuk maju dan juga banyak faktor penghalang untuk jadi maju juga ... Salah satu nya adalah mental GURU itu sendiri ... coba setelah tenar seperti itu si nara sumber COBA buat LEMBAGA PENDIDIKAN SENDIRI YANG IDEAL MENURUT TEORI nya selama mengkritik SANGGUP tidak !?
sama, saya lulus sekolah di SMK pada waktu itu.. saya disuruh bekerja di tempat saya bersekolah setelah saya LULUS pada saat itu dikurikulum ada materi baru yaitu simulasi digital yg diman guru2 senior gak paham dg materi2 tsb karena terlalu kekinian akhirnya saya disuruh menggantikan peran ngajar yg hanya lulusan SMK dan ternyata siswa sangat antusias ketika pelajaran tsb.. karena saya hobi di bidang tsb bisa masuk ke kelas tanpa bawa buku panduan semua materi bisa saya sampaikan sampai trik tips dan sampai materi yg lebih expert smpe2 saya ngajar bbrpa tahun + jadi wali kelas
Iya harusnya perguruan tinggi keguruan menjalin kerja sama dengan sekolah supaya mahasiswa pendidikan juga mengenali apa yg akan mereka hadapi nantinya. Ini malah salah satu univ keguruan ternama ga mewajibkan PPL lagi untuk mahasiswa keguruan 😂
baru tahu ada univ seperti itu, tetapi saat ini Alhamdulillah sudah ada program Kampus Mengajar yang sesuai dengan tujuan "apa yg akan mereka hadapi nantinya" bagi mahasiswa fakultas pendidikan yang bisa mendaftar di semester 3
kalo guru tidak dihargai ya dunia pendidikan akan hancur. maaf kalau kita lihat ke belakang 45 tahun lalu, IKIP bisa dikatakan rendah peminatnya meskipun saat itu infrastruktur kampus2 IKIP cukup mewah dibandingkan PTN yg lain. al hasil IKIP saat itu bisa dikatakan maaf "sisa" dari perintis 1, 2 dan 3. hasilnya bisa kita lihat setelah dua puluh tahun kemudian
@@Viera-ys8qm masalahnya, sebagai informasi tambahan, iq rata rata itu 100-120. klo iq rata rata anak Indo itu 74 yah terlalu jauh untuk dianggap tidak jadi masalah atau 'biasa aja'. ada masalah dengan gizi dan pola makan anak Indonesia berarti kalau iq nya segitu, jadi itu juga harus dirubah.
Kenapa ibu ini benar, saya aja jebolan sekolah guru jurusan pendidikan bahasa Inggris ditolak mengajar di paud.ga linear padahal saya juga dapat matkul teaching for young leaner...hei bapak ibu kementerian pendidikan jebolan pendidikan bahasa inggris itu waktu kuliah belajar semua basic ilmu pendidikan cuma kami nerima kuliah dalam bahasa inggris itu doang bedanya kami ngerti cara pemerolehan bahasa untuk anak, biologi, fisika, kimia, matematika, bahasa Indonesia, dll karena kami juga belajar dari tk sampai SMA di Indonesia bukan di amerika atau Australia jadi bahasa Indonesia masih fluent, 😂
Tutup aja sekolah keguruan, hasilnya ga dihargai sudah saja ambil guru dari profesional toh bisa PPG bukan kayak sekarang udah punya sertifikat mengajar aja musti ikut PPG mending diprioritaskan. Guru Pendidikan bahasa inggris ditolak mengajar di PAUD dan sekolah dasar padahal Pak mentri, pak bu Dirjen pendidikan bahasa inggris itu belajar semua ilmu pendidikan cuma kelebihannya mereka menerima pelajaran dalam bahasa inggris jadi bisa mengajar semua pelajaran ga ngajar tenses doang, guru lulusan bahasa inggris diajari bagaimana anak memperoleh/mempelajari bahasa, ada matpel fonemik dan fonetik, pronounciatian , ga cuma hafalan kosa kata doang, harusnya diluluskan untuk mengajar di semua jenjang toh bahasa Indonesianya tetap fasih 😂 Beda perlakuan sama guru PAI, padahal kalo PAI dah jelas ilmunya lebih banyak agama ga general lagian agama di Indonesia bukan islam doang, alasannya pelajaran bahasa inggris ga bakalan ditanya di akhirat 😂
Bagi umat muslim, Sudah ada Figur yg paling baik utk di contoh yaitu Rosulloh saw, kenapa tidk ada yg membhas itu???? Rosulloh Muhammad saw adalh seorg guru is the best yg mampu menghsilkn 2000 Pemimpin terbaik, bahkan 2000 org tsb bisa utk memimpin dunia.
Sangaat kompleks, soal gaji, soal kompeten, soal muridnya. Soal orang tua murid, soal lingkungan belajar dll. Ketika sekolah (lembaga pendidikan) mengambil seluruh tanggung jawab mendidik yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tuanya masing masing dan lembaga hanya membantu akhirnya disitulah berbagai persoalan muncul yang tidak lagi mudah penyesuaiannya kepada setiap peserta didik. Jika pendidikan untuk membuat naik kelas ekonomi (kerja) dalam penyeragamannya. Apa sih kebutuhan negara ? Apasih kebutuhan pasar? Apasih kebutuhan dunia kerja? Jawabannya buat sekolahannya rekrut ahli dibidang itu. Pendidikan keguruan dihapus (fakultas keguruan) tinggal bikin penyetaraan prasyarat mengajar (waktu penempuhan antara 1 semeateran hingga 1 tahun) yang isinya ya mengenal peraturan saja. Kalau pendidikan bukan untuk itu tapi untuk semua hal, berkaitan dengan kualitas manusia . Sekolah tidak akan mampu menyediakannya maka pendidikan harua mengikut sertakan segala hal juga. Keluarga masyarakat sekitar dan dunia profesional (kerja). Hal Ini mahal dan juga peraturan perlindungan anak didik harus lebih ketat. Membutuhkan tahapan transisi. Dan memikirkan agar sertifikasinya yang di terbitkan untuk pernyataan kelulusan peserta didik bisa di ukur, bisa ada standart pengatahuan yang dimiliki. ## Bapaknya pekerja sebaga peternak sapi. Bapaknya bisa bahasa Indonesia, bapaknya bisa berhitung untuk sekedar penjumlahan transaksi, ibunyapun sama. Bapaknya bisa ilmu agama bapaknyapun sama walau sekedar hal praksis agar tidak fatal jika tidak tahu. Kemudian mendidik anaknya, mewarisi ilmunya bahkan mampu mengembangkan ilmu berternaknya. Apakah dia tidak terdidik karena tidak punya sertifikat ? apakah dia bukan ahli di bidangnya?. Apakah dia tidak boleh menjadi pendidik karena tidak punya sertifikat. Dan kemudian dia bisa menjadi menager bagi perusahaan ternaknya. KH Agus Salim mendidik putra putrinya dengan tanpa sekolahan yang dibuat itu. # Mithos Lembaga Sekolah menghasilkan manusia terbaik di bidangnya#
Bapaknya peternak sapi Terpengaruh mithos, meningkatkan sdm anak dan bisa bekerja, sapinya di jual, untuk mithos, sapinya habis, tanah di jual buat cari kerja dan nyogok supaya bisa kerja. # makan tuh mithos#