*Persatoean Islam Bandoeng* Bag. III: _Kelompok Asâbiqūnal Awwalūn_ @ pepen irpan fauzan _Borosngora PERSIS_ Pada tulisan Bag. II telah dijelaskan secara sederhana tentang asal-mula nama “PERSIS” sebagai singkatan-akronim dari studi klub Persatoean Islam Bandoeng kala itu, sepertiga abad ke-20. Bermula dari para pelajar sekolah Belanda yang mengikuti studi klub di Gang Belakang Pagade. Para pelajar sekolah Belanda itu rajin mengikuti pengajian yang diadakan oleh KHM. Zamzam, lebih-lebih secara intensif berguru pada Tuan A. Hassan (1887-1958) selama periode 1927-1930. Karena mereka terbiasa menggunakan bahasa Belanda, maka konsep-konsep dari guru-guru Persatoean Islam Bandoeng itu seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda. Termasuk doktrin “Kembali kepada Al-Quran dan al-Sunnah” yang dalam diskusi mereka seringkali diterjemahkan dengan istilah _“precisely”_. Dari kata itu, tenarlah istilah: *PERSIS*, sebagai identitas khas kelompok pembaharu dari Kota Bandung itu. Pelajar yang mula-mula berguru pada Tuan Hassan adalah Fachroeddin Alkhahiri (1904-1979), ketika ia menjadi siswa _Algemeene Middelbare School_ (AMS) kelas A-II _Western Classic_ di Jalan Belitong, dekat markas tentara (sekarang Kodam Siliwangi). Interaksi keduanya sangat mungkin disebabkan karena mempunyai kesamaan keturunan: sama-sama berdarah keling (keturunan India yang berkulit gelap) dengan leluhur dari Kairo (Mesir). Jika Fachroeddin menggunakan namanya langsung dengan gelar keturunan leluhurnya “Al-Khahiri”, maka Tuan Hassan dalam beberapa buku tulisannya suka juga menuliskan namanya dalam bahasa Arab: _Hassan bin Ahmad Al-Qahirah_. Fachroeddin-lah yang berjasa mengajak siswa-siswa AMS lainnya untuk ikut serta pada studi klub Persatoean Islam Bandoeng. Di antaranya adalah Mohamad Natsir (1908-1993) dengan saudara jauhnya, Bachtiar Effendi. Mereka itu adalah kawan-kawannya semasa MULO ( _Meer Uitgebreid Lager Onderwijs_, setingkat SMP) di Padang yang kemudian melanjutkan studi ke AMS A-II di Bandung. Setelah itu, siswa-siswa lainnya juga ikut serta, termasuk Indracaya yang menjadi mahasiswa _Technische Hoogeschool te Bandoeng_ (sekarang ITB). Ajip Rosidi-ketika mewawancarai M. Natsir-mendapatkan keterangan itu yang ditulis dalam bukunya _M. Natsir Sebuah Biografi_: _“Di antara murid-murid sekolah menengah yang sering berkunjung ke rumah Tuan Hassan…adalah dua sahabat dari Minangkabau. Yang seorang, masih berdarah Keling, bernama Fachroeddin Alkhahiri…yang seorang lagi datang lebih kemudian, diperkenalkan oleh Fachroeddin setelah dia sendiri sering menghadiri pengajian yang diselenggarakan oleh Persatuan Islam…Menurut Fachroeddin, kawannya yang selalu sekelas dengannya sejak di MULO Padang itu, bernama M. Natsir…Kecuali Natsir, masih ada kawan-kawan sekolahnya yang lain yang diajak Fachroeddin untuk menghadiri pengajian Persatuan Islam atau datang berkunjung ke rumah Tuan Hassan, di antaranya Bachtiar Effendi_.” (Rosidi, 1990: 39). Jikalau pertemuan para pelajar-khususnya Natsir-dengan Tuan Hassan tidak terjadi, entah seperti apa gerak sejarah jam’iyyah PERSIS pada awal pertumbuhannya itu di Kota Bandung. Menurut Yudi Latif ( _Intelegensia Muslim dan Kuasa_, 2012: 337), pertemuan Natsir dengan Tuan Hassan adalah momentum penting dalam kemunculan generasi kedua intelegensia Muslim Indonesia, karena mempertautkannya kembali dengan jaringan intelektual reformis. Saat diwawancarai oleh AW. Pratiknya dan Endang Saefuddin Anshary ( _Pesan Perjuangan Seorang Bapak: Percakapan Antar Generasi_, 1989: 26-30), Natsir sendiri mengakui akan hal itu. Namun demikian, para pelajar yang berguru pada Tuan Hassan sejak tahun 1927 itu bukanlah kelompok pertama yang mendirikan studi klub Persatoean Islam Bandoeng. Tuan Hassan itu sendiri baru menjadi anggota Persatoean Islam Bandoeng pada 1926, tiga tahun setelah jam’iyyah puritan itu berdiri. Lalu, siapakah _Asâbiqūnal Awwalūn_ studi klub Persatoean Islam Bandoeng tersebut? Bagaimana pula asal-usul berdirinya studi klub tersebut? Asal-usul berdirinya studi klub puritan ini diceritakan oleh Kiagus Muhammad (KM) Jusuf Zamzam-putra dari pasangan HM. Zamzam dan Nyayu Hamimah-ketika diwawancarai oleh Deliar Noer untuk kepentingan disertasinya _Gerakan Modern Islam Indonesia 1900-1942_. Bermula dari peran HM. Zamzam (w. 1952), ketika yang bersangkutan menjadi menantu Kiagus M. Anang Thajib (w. 1944). Sebagaimana diketahui, KM. Anang Thajib adalah salah seorang dari tiga sekawan “Saoedagar Bandoeng” yang menguasai Pasar Baru pada 1910-1930an. Dua “Saoedagar Bandoeng” lainnya adalah Kiagus M. Abdul Syukur Asyari dan Kiagus M. Tamim. Ketiganya berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Untuk mengikat tali kekerabatan antarpedagang dari Palembang, ketiga saudagar tersebut seringkali mengadakan kenduri. Kenduri yang diadakan di pusat perdagangan Kota Bandung itu sangat ramai dihadiri masyarakat, bukan hanya orang yang berasal dari Palembang. Karena warga sekitar bisa menikmati kuliner khas asal Palembang secara cuma-cuma di acara kenduri tersebut. Bahkan dalam kenduri tersebut, KM. Anang Thajib seringkali mengadakan pagelaran wayang golek-yang waktu itu sangat mahal, sehingga jarang dinikmati warga Bandung dari kalangan _cacah_. Tak heran, jika kenduri “Saoedagar Bandoeng” asal Palembang itu menjadi ramai, digemari warga Kota Bandung. Dalam konteks inilah, HM. Zamzam sebagai menantu KHM. Anang Thajib berperan sangat signifikan dalam mentransformasikan acara kenduri tersebut, sehingga diselingi ceramah agama, menjadi kenduri _plus_ majelis pengajian. Disamping pedagang sukses, HM. Zamzam juga seorang guru terpelajar, karena pernah menempuh studi agama di Mekkah. Lewat jaringan yang dimiliki oleh HM. Zamzam, di antara pengisi majelis pengajian tersebut adalah tokoh ulama Timur Tengah-murid Syeikh Rasyid Ridha-yang waktu itu tinggal di Jakarta, yakni Syeikh Ahmad Syurkati. Maka, dengan dipimpin oleh HM. Zamzam dan disponsori terutama oleh KM. Yunus (w. 1937), berkumpullah sekitar 25 orang yang lebih serius menekuni majelis pengajian tersebut. Di antaranya adalah KM. Asjari yang berasal dari Palembang atau Sobirin dari Surabaya. Termasuk juga anak laki-laki KM. Anang Thajib, yakni KM. Abdurrachman. Di samping menjadi ipar HM Zamzam, KM. Abdurrachman adalah suami dari R. Marjam, kelak menjadi tokoh Persistri. Selain mereka, masih ada sekitar 22 orang lagi anggota studi klub PERSIS. Mereka inilah _Asâbiqūnal Awwalūn_ PERSIS. Ke-27 _Asâbiqūnal Awwalūn_ tersebut adalah: Kiai Zamzam, KM. Junus, H. Aqil, KM. Abdoerachman, Abdoel Hamid, Tausin Effendi, Abd. Goni, Djarkasih, Sobirin, R. Tjetjong (Hasan), Asep Abdoellah, H. Djoehdi, Mahli, Doli, Karama, KM. Asyari, H. Ismail, Moh. Sjafiie, H. Amin, Achmad, H. Achsan, Abdoellah Bassalamah, Hasan Saleh, Mohd. Rais, H. Rasidi, dan M. Ijas (Koran _Kaoem Moeda_, November 1924). Media massa pada waktu itu (1923/1924) menyebut generasi _Asâbiqūnal Awwalūn_ ini sebagai “golongan kaoem moeda” di Bandung. Suatu istilah yang disematkan pada kumpulan yang berpaham reformis ( _tajdid_). Ke-27 orang itu, dengan bimbingan Syeikh Ahmad Syurkati, secara serius membedah Kitab _Bidayatul Mujtahid_ karya filosof Ibnu Rusyd. Mereka juga mengkaji pemikiran reformistik dari majalah _Al-Manar_ yang diterbitkan oleh Syeikh M. Abduh dan Syeikh Rasyid Ridha. Jelas, karena Syeikh Ahmad Syurkati adalah murid Syeikh Rasyid Ridha. Bisa dibayangkan bagaimana kritis dan progresifnya kelompok studi Persatoean Islam Bandoeng itu! Tidak aneh jika kelompok penela’ahan ini lambat laun menjadi kelompok puritan, pendukung gerakan kaoem moeda Muslim di Kota Bandung. Akibatnya, tiada berapa lama, kalangan Ajengan (kyai) Sunda ataupun para ulama kolot keturunan Arab di Kota Bandung dan sekitarnya mulai “gerah” dengan keberadaan studi klub Persatoean Islam Bandoeng ini. Dengan disponsori oleh Sayyid W. A. R. Hasan, seorang hartawan kaya keturunan Arab, dibentuk organisasi tandingan yang bernama _Permufakatan Islam_ menjelang akhir tahun 1924. Sayyid W. A. R. Hasan inilah yang mendatangkan KHE. Abdurrahman dari Al-Ianah Cianjur untuk mengajar di Al-Ianah Cabang Kota Bandung. Tidak hanya itu, kaum Komunis yang mulai berjaya di Kota Bandung pun turut berkomentar tentang studi klub PERSIS ini. Kondisi lebih “memanas”, karena adanya tuduhan dan komentar pedas dari Central Committee Syarekat Islam (SI) terhadap Studi Klub PERSIS. Ajengan-ajengan lokal, di antaranya dari Garut, juga turut tersinggung, dan _ngontrog¬_ kepada Ustaz HM. Zamzam di Bandung. Kondisi keagamaan di Kota Bandung menjadi “lebih gaduh” pada akhir tahun 1924 hingga tahun 1925. Tentang kondisi keagamaan 1924-1925 di Bandung yang mulai gaduh dan “memanas”, karena hadirnya studi klub PERSIS yang dipimpin HM. Zamzam tersebut (sebelum keikutsertaan Tuan A. Hassan), akan diceritakan pada Bag. V, insya Allah. Tunggu saja! (Bersambung). *PIF* Merdeka-Grt, 03 Ramadhan 1443 H _Be A Bee_!
Ustadz A.Hasan bukan otodidak, beliau disamping berguru kpd guru2 di Singapura beliau juga berguru kepada Syaikh Ahmad Surkati yg pernah belajar kpd para ulama Madinah dan Mekkah. Beliau ahli hadits dan fiqh yg kemudian mengabdi di Jamiat Khoer kemudian keluar dan mendirikan jam'iyah Al Irsyad di Jakarta.
Afwan ustadzii. Referensi sejarahnya salah 'total' 🙏. Makanya kawan2 kami yang sesama Persis mungkin melakukan protes. Di buku2 yang diajarkan, bahkan guru2 kami yang menjadi Murid A Hassan langsung tidak pernah menjelaskan apa yang ustadz sampaikan
Alhamdulilah, Jadi tahu sekarang. Dan telah meluruskan sejarah. Semoga Allah membalas ilmunya. Oh iya, berkat ustadz juga saya juga jadi tahu sejarah dan fakta baru wali songo. Wallahu a'lam. Oh iya, sudah jadi tahu juga tentang sesatnya dan menyimpangnya ajaran kejawen. Yaitu kejawen aliran abangan. Jazakumullahu khairan.
Bukannya pendiri persis itu hm yunus dan haji zam zam ,,kedua bersahabat dgn kh ahmad sourkati dan kh ahmad dahlan pendiri al irsyad dan pendiri muhammadiyah
A.Hassan pun bukan datang dari Tamil India, beliau datang dari Singapura. Beliau hanya keturunan Tamil dari ayahnya. Tolong ada video klarifikasi sejarahnya. Supaya tidak ada kesalahpahaman.
Kita ini umat Nabi SAW yg terakhir yg banyak kelemahan, bersifat bodoh, bersifat dangkal, jahil, sombong dan suka merasa paling benar. Agar terhindar dari sifat sifat tsb mari kita ikuti ahlu sunah waljamaah dgn mengikuti Imam Mazhab dan kita terlepas dari 72 gol sesat, barokallah utk semua
Kesalahan dalam sejarah sering terjadi bagi yang pernah belajar ilmu sosial khususnya ilmu sejarah tidaklah kaget melihat kekeliruan semacam itu biasa saja dan bagi yang mengetahui kebenarannya silahkan sampaikan dengan bukti yang cukup sehingga sebuah peristiwa sejarah menjadi jelas dalam dunia akademis hal seperti biasa saja . Bersyukur saya sempat belajar ilmu sosial/ilmu sejarah di PTN terbesar di Indonesia. Selamat berdiskusi dengan suasana ilmiyah. ( tidak melecehkan siapapun dan fokus pada pokok masal ah )
Nah betul mas.tdk ada yg yg bisa memastikan sratus persen kasliannya,karena banyak versi.kecuali pelaku sejarah itu sendiri yg lebih tau.shingga TDK perlu saling caci atau cela ,justru hal sprt ini sngt menarik kalo masuk dlm ajang diskusi.biar saling mlengkapi
Itu di ingetin dan diluruskan bapak2 bukan malah depend. A HASAN itu biografinya banyak sudah tersebar dan bukan hanya orang lain yg buat tapi dianya sendiri yg buat karena dia jg banyak menulis buku.
Pendiri persis itu haji zamzam dan haji yunus. Kalau tokoh persis yang muncul dengan pemikirannya diantaranya Ahmad Hassan, Muhammad natsir, E Abdurrahman. Kayanya bukan orang persis nie yang berceramah. Leres teu kang.. Hehe..
#SAYA & #IMAM_TERKENAL MASJIDIL HARAM "DR. ABDURRAHMAN AS SUDAIS" MENGAJAK BERIBADAH DENGAN MENGIKUTI #CARANYA "SHALAFUS SHOLEH" YAITU JALANNYA PARA SAHABAT ( KHULAFAUR RASYIDIN ) TABI'IN & TABI'UT_TABI'IN DALAM MEMAHAMI ISLAM YANG SEBENARNYA, #INSHA_ALLOH JALAN KESELAMATAN YANG SELAMA INI SELALU KITA MINTA DALAM SETIAP SHOLAT, YAITU "#TUNJUKKANLAH KAMI JALAN YANG LURUS" YAITU "#JALANNYA ORANG-ORANG YANG TELAH ENGKAU BERI NIKMAT ATASNYA & BUKAN JALANNYA ORANG YANG ENGKAU MURKAI ATAUPUN JALANNYA ORANG YANG SESAT" ( #QS.ALFATEHA, AYAT 6-7 ) #UNTUK YANG IKUT MEMBAGIKAN INFORMASI INI, SEMOGA ALLAH MEMUDAHKAN SEMUA URUSANNYA & MENJADI LADANG AMAL JARIYAH UNTUK KITA BERSAMA #JAZAKALLOH KHOIRON.. ru-vid.com/video/%D0%B2%D0%B8%D0%B4%D0%B5%D0%BE-LqM9EIgiaWg.html
Kata Ustad Salafi Indonesia doa bersama itu gak ada contoh dari nabi alias bidah, tapi syaikh sudais kok baca doa bersama yaitu hal yg di bidah kan oleh ustad salafi indonesia ?
sayang belajar ilmu jauh2 kenegri arab bergelar LC tp kok gini..bukan ilmu yg didapt oleh jamaah nya.....yaa wong veramha.ny uda slh..slahin sana sini...bilang kel ini ity.penuh dengan kebencian...yg penting dlm otak nya dan hati kel dia aj yg bener...
Bidin ..iki asalae kepingin sekolah nang luar negri biar disebut hebat... ndilalah ktmu sponsor untuk link saudi arabia...ya begini jadinya kemajuannya semakin kemuruh..
Sejarah masa lalu tidak akan ada yg tau pasti kcuali dr quran dan hdist yg shohih...jd klo ada perbedaan yah jngan saling hujat...jngan saling mnyesatkan... Contoh nya kata sbagian org soekarno trlibat PKI kata sbgian lagi tidak trlibat...
PERSIS ini ikut mazhab apa? Kalo KH ahmad dahlan pendiri Muhammadiyah ikut imam Maliki,KH hasyim Ashari pendiri Nahdatul ulama ikut mazhab imam syafi'i.
@@basmahyoga246 waduh padahal mereka yg masuk kepengurusan ormas tsb ustad ustad salafi top loh.. entah masih menjabat atau tidak sekarang tapi diantara nama nama mereka ada ustad FA, KB, SRB, dan orang orang salafi R****, tapi katanya sih ustad FA udah mengundurkan diri dari kepengurusan.
Muktamar Ulama AhlusSunnah Wal Jamaah sedunia yang digelar Tanggal 25-27 Agustus 2016 di Chechnya, belum lama ini menolak dan mengeluarkan sekte Wahabi Salafi bentukan Saudi Arabia dari AhlusSunnah Wal Jamaah. Kenapa ini terjadi? Muktamar akbar itu dihadiri ulama-ulama besar AhlusSunnah diantaranya, Syaikh al-Azhar, DR. Ahmad Thayyib, Ulama Yaman Habib Umar Bin Hafidz, Mufti Mesir Syaikh Syauqi Alam, Habib Ali Al Jufri, Syaikh Usamah al-Azhari, Mantan Mufti Mesir, Syaikh Ali Jumah dan lebih dari 200 ulama AhlusSunnah sedunia. Salah satu kutipan dari 11 rekomendasi yang dikeluarkan muktamar menyebutkan bahwa muslim AhlusSunnah adalah mazhab Asyairah dan Maturidiyyah dan mengeluarkan sekte Wahabi dari kelompok Islam Sunni. Shaikh al-Azhar menyebut kelompok Takfiri Wahabi telah menyebarkan berbagai penyakit dan cacat moral serta kebebasan yang kacau dalam menguasai Timur Tengah. “Kelompok-kelompok Takfiri melakukan tindakan tercela yang tidak ada kaitannya dengan AhlusSunnah Wal Jamaah,” tandasnya. Wahabi menisbatkan dirinya kepada sunnah untuk menyebarkan kedengkian dan kebencian. Dalam pandangan Seikh, ucapan pengafiran Wahabi menjadi sebab utama pertumpahan darah dan saling bunuh antar sesama kaum muslim dengan dalih berjihad melawan orang-orang kafir.
Cari popularitas, dulu Zainal ini NU pindah ke Wahabi, di Wahabi ceramahnya banyak nyinggung kelompok lain yg tdk sepaham dengan dia dianggap sesat, mungkin dolarnya kurang besar sekarang dengar² kabar burung dia mau hijarah ke PERSIS. Wallahu a'lam bissawab
Padahal Hizbi katanya haram, tapi banyak ustad salafi yg masuk kepengurusan ormas, sibuk mencari cari kesalahan orang lain kesalahan sendiri tidak tau.
Ini ustad salafy yg mewajibkan wanita bercadar jeggot wajib di panjangkan Demo demo HARAM hukumnya Megkritik pemerintah haram hukumnya Dukung palestina tidak usah😂 Persis Muhammadiya N.u membolehkan demo, mengkritik pemerintah Cadar silahkan bagi yg mau yg tdk mau bercadar tidk masalah yg penting aurat tertutup hanya terlihat wajah dan telapak tangan