WANITA BOLEH ISBAL
Ustadz Ammi Nur Baits حَفِظَهُ الله تعالى
🗓️ Kamis, 25 Juli 2024
🏢 Studio ANB Channel, Krajan, Sleman
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Pembahasan seputar adanya keringanan bagi wanita untuk menjulurkan pakaiannya sejengkal, sehingga konsekuensinya akan menyentuh tanah, hal itu termasuk bentuk isbal pada wanita. Mengenai isbal bagi wanita diperbolehkan, maka larangan isbal pagi pria namun tidak bagi wanita. “Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ
“Barangsiapa yang melabuhkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.” [Hadits Riwayat Bukhari 5783, Muslim 2085]
Dari Ummu Salamah, ia berkata kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika disebutkan masalah sarung, “Lalu bagaimana dengan kaum wanita, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ulurkan sepanjang satu jengkal.” Ummu Salamah berkata, “Kalau sepanjang itu masih tersingkap.” Beliau bersabda, "Kalau begitu satu hasta, tidak boleh lebih dari itu.” (HR Abu Dawud, no. 4117)
Hadits ini menunjukkan adanya pengecualian bagi kaum wanita tentang ancaman bagi orang yang isbal (mengulurkan pakaian sampai di bawah mata kaki yang mana dilarang untuk kaum laki-laki, -pent). Adapun bagi kaum wanita, para ulama telah sepakat membolehkan isbal bagi mereka. Ukuran satu jengkal tersebut dimulai dari pertengahan betis, sebagaimana dinukil dalam kitab ‘Aunul Ma’bud (11/174).
Terdapat larangan dalam syariat islam dari semua penyebab seorang muslim itu menjadi sombong, maka hendaknya kita memohon dan berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat sombong dan supaya karakter kita menjadi baik. Nabi صلى الله عليه وسلم ajarkan kepada umatnya do’a dibawah ini :
“Allahumma ahyinii miskiinan, wa amitnii miskiinan, wahsyurnii fii jumratil masaakiin”.
“Artinya : Ya Allah ! Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang miskin”.(Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah (no. 4126) dan lain-lain)
Imam Ibnul Atsir di kitabnya An-Nihaayah fi Gharibil Hadits (2/385) mengatakan : “Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan miskin ….. Yang dikehendaki dengannya (dengan miskin tersebut) ialah : tawadlu’ dan khusyu’, dan supaya tidak menjadi orang-orang yang sombong dan takabur”.
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه عن النبيِّ صلى الله عليه وسلم ، قَالَ: «لا يدخلُ الجنةَ مَن كان في قلبه مِثقال ذرةٍ من كِبر» فقال رجل: إنّ الرجلَ يحب أن يكون ثوبه حسنا، ونَعله حسنة؟ قال: «إنّ الله جميلٌ يحب الجمالَ، الكِبر: بَطَرُ الحق وغَمْطُ الناس».
[صحيح] - [رواه مسلم]
Dari Abdullah bin Mas'ud raḍiyallāhu 'anhu dari Nabi -صلى الله عليه وسلم -, beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun sebesar biji sawi." Seorang lelaki bertanya, "Sesungguhnya ada orang yang senang jika pakaiannya bagus dan sandalnya pun bagus." Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia."(Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim)
wallahu'alam
16 окт 2024