Belajar Membaca
Metode Pendidikan Keaksaraan Dasar
Keaksaraan fungsional terdiri dari dua unsur, yaitu keaksaraan dan fungsional. Keaksaraan secara sederhana diartikan sebagai kemampuan untuk membaca, menulis, dan menghitung. Menurut Napitupulu (1998:4) mengatakan keaksaraan didefinisikan secara luas sebagai pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan oleh semua. Lebih lanjut dikatakan bahwa keaksaraan merupakan keterampilan yang diperlukan pada dirinya dan salah satu fondasi bagi keterampilan-keterampilan hidup yang lain. Keaksaraan adalah kemampuan seseorang dalam membaca, menulis dan berhitung. Seseorang yang buta aksara adalah orang yang tidak dapat membaca, menulis dan berhitung dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang melek huruf adalah orang yang dapat membaca maupun menulis kalimat sederhana dan berhitung.
Istilah fungsional berkaitan erat dengan fungsi dan tujuan dilakukannya pembelajaran di dalam pendidikan keaksaraan, serta adanya jaminan bahwa hasil belajarnya benar-benar bermakna dan bermanfaat untuk meningkatkan mutu kehidupan. Fungsional di sini juga bermakna warga belajar dapat memanfaatkan hasil belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keaksaraan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak variasi metode yang dapat digunakan tutor dalam membelajarkan warga belajar. Ketepatan penggunaan beberapa metode dan teknik pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan dasar yang sudah dimiliki warga belajar serta minat dan kebutuhan warga belajar. Oleh karena itu, keanekaragaman metode dapat digunakan sesuai dengan situasi, kondisi, minat dan kebutuhan warga belajar. Ada beberapa hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu yaitu: (1) tujuan yang ingin dicapai, (2) karakteristik materi pembelajaran, (3) kemampuan pendidik, (4) waktu yang tersedia, dan (5) jumlah peserta (Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan, 2006: 11-12).
25 сен 2019