KOMPLEKS MAKAM TROLOYO
Kali ini kita berziarah di kompleks Makam Troloyo di Kompleks pemakaman di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.
Kompleks pemakaman troloyo /trowulan yang berada di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Mojokerto itu mempunyai luas sekitar atau 152 ribu m persegi.
Troloyo berasal dari bahasa Citra Pralaya, citra artinya tanah yang luas, laya artinya pati. “Sehingga citra Pralaya atau troloyo diperuntukkan untuk orang-orang yang sudah meninggal dan sudah menjadi muslim.Makam Troloyo dengan nama lainnya yaitu Kooboran Plataharan.di masa lalu memiliki 4 plataharan atau kompleks makam yang cukup luas dan 2 lainnya yang lebih kecil. Masing-masing kompleks pemakaman dikelilingi dengan tembok berbahan batu bata. Tembok khas Majapahit tersebut terlihat kokoh dengan tinggi sekitar 5 kaki 9 inci. Pada setiap plataharan/bangunan ada pintu masuknya.
Antar komplek makam dihubungkan dengan jalan setapak.
Setidaknya terdapat 19 nama yang dimakamkan di Makam Troloyo. Di antaranya Syekh Al khusen, Imamudin Sofari, Tumenggung Satim Singomoyo, Patas Angin, Nyai Roro Kepyur, Syekh Jumadil Kubro, Sunan Ngudung, Raden Kumdowo, Ki Ageng Surgi, Syekh Jaelani, Syekh Qohar, serta Ratu Ayu Kenconowungu.
Dari belasan makam yang ada,makam Syekh Jumadil Kubro paling banyak dikunjungi peziarah.makam kakek para Walisongo itu berada dibangunan makam seluas 300 m2, dinaungi oleh cungkup makam , serta berlantai keramik dan terawatt dengan baik.
Syekh Jumadil Kubro atau Jamaluddin Hussein Al Akbar lahir sekitar tahun 1270 sebagai putera Ahmad Syah Jalaluddin, bangsawan dari Nasrabad di India. Kakek buyutnya adalah Muhammad Shohib Mirbath dari Hadramaut yang bergaris keturunan ke Imam Jafar Shodiq, keturunan generasi keenam dari Nabi Muhammad SAW.
Setelah berhenti dari jabatannya sebagai Gubernur Deccan di India,syekh Jumadil Kubro berkeliling ke berbagai belahan dunia untuk menyebarkan agama Islam.
Sejumlah literatur lain menyebut Sayyid Hussein Jumadil Kubro berdakwah sampai ke Maghribi di Maroko, Samarqand di Uzbekistan lalu sampai ke Kelantan di Malaysia, Jawa pada era Majapahit dan akhirnya sampai ke Gowa di Sulawesi Selatan. Dia wafat dan dimakamkan di Trowulan sekitar tahun 1376 masehi.namun makam beliau juga terdapat diturgo,tuban dan semarang.wallahuallam terkait kebenaran makam beliau.
#troloyo
#trowulan
#syekhjumadilkubro
11 окт 2024