Assalamualaikum ibu, saya Rini Febrianti Susilo. Izin bertanya, kan dalam mengidentifikasi hasil studi bandingan disitu menjelaskan bahwa proses mengidentifikasi hasil studi perbandingan tentu perlu dibatasi, itu alasannya kenapa harus dibatasi dan semisal tidak dibatasi itu bagaimana ya bu. Terima kasih
Catur Rohmiasih (2015003047) izin bertanya . Setelah mencari referensi di internet (google schoolar) yang sesuai dengan kajian sastra perbandingan yang dipilih, selanjutnya tahap apa yang bisa dilakukan bu? Bagaimana cara yang lebih mudah menentukan karya sastra (puisi maupun cerpen) yang akan dipilih untuk dikaji? terima kasih, Bu.
Assalamualaikum Warohmatullah Wabarokatu mohon maaf Ibu hikma izin bertanya terkait dengan materi studi perbandingan sastra 2 dimana yang ingin hikma tanyakan adalah seperti apa persamaan dan perbedaan dari intertekstualitas dan interdispliner dan bagaimana cara agar kita bisa untuk menyimpulkannya. Terima kasih Ibu
Assalamulaikum Warohmatullah Wabarokatu mohon maaf ibu hikma izin bertanya terkait dengan materi studi perbandingan sastra 1, dimana hal yang ingin hikma tanyakan adalah bagaimana cara melihat atau membandingangkan karya sastra dengan bidang kajian ilmu lain. seperti apa contohnya ibu...Dan ibu bagaimana cara yang lebih efektif dalam mengidentifikasi studi bandingan. Terima kasih sebelumnya Ibu
Sastra kuno meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa jawa pada abad ke-9 sampai abad ke-24 masehi, dimulai dengan prasasti sukabumi. Karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang undang hukum, kronik (babad) dan kitab keagamaan. Sastra kuno juga diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti.
Sastra Jawa Kuno atau yang sering kali dieja sebagai Sastra Jawa Kuna, meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang lebih ditulis dari abad ke-9 sampai ke-14 M, dimulai dari Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Sastra jawa kuno yang terlestarikan sampai hari ini sebagian besar diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali. Ragam Sastra Jawa Kuno yaitu Kakawin, Kidung, Suluk, Serat, dan Babad. Kakawin merupakan wacana puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Kidung adalah suatu bentuk puisi lama. Suluk mengandung ajaran kerohanian tasawuf. Serat berisi ajaran-ajaran dari leluhur untuk sebuah kebaikan. Babad adalah cerita rekaan.
Nama: Rosalina Jovanka Putri NIM: 2100003062 Sastra Jawa Kuno atau sering kali dieja sebagai Sastra Jawa Kuna meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Sastra Jawa Kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan bahkan ratusan jumlahnya. Meski di sini harus diberi catatan bahwa tidak semua prasasti memuat teks kesusastraan. Karya-karya sastra Jawa penting yang ditulis pada periode ini termasuk Candakarana, Kakawin Ramayana dan terjemahan Mahabharata dalam bahasa Jawa Kuno. Karya sastra Jawa Kuno sebagian besar terlestarikan di Bali dan ditulis pada naskah-naskah manuskrip lontar. Walau sebagian besar sastra Jawa Kuno terlestarikan di Bali, di Jawa dan Madura ada pula sastra Jawa Kuno yang terlestarikan. Bahkan di Jawa terdapat pula teks-teks Jawa Kuno yang tidak dikenal di Bali. Penelitian ilmiah mengenai sastra Jawa Kuno mulai berkembang pada abad ke-19 awal dan mulanya dirintis oleh Stamford Raffles, Gubernur-Jenderal dari Britania Raya yang memerintah di pulau Jawa. Selain sebagai seorang negarawan dia juga tertarik dengan kebudayaan setempat. Bersama asistennya, Kolonel Colin Mackenzie dia mengumpulkan dan meneliti naskah-naskah Jawa Kuno.
NAMA : AISYAH KHAIRATUN HISAN NIM : 2100003064 Sastra Jawa Kuno ditulis dalam bahasa Jawa kuno pada periode abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan prasasti Sukabumi. Sastra Jawa Kuno sebagian besar terlestarikan di Bali dan ditulis pada naskah-naskah manuskrip lontar. Perkembangan penelitiah ilmiah mengenai sastra Jawa Kuno mulai berkembang pada abad ke-19 awal dan mulanya dirintis oleh Stamford Rafflesh, Gurbernur-Jenderal dari Britani Raya yang memerintah di Pulau Jawa. Tradisi penurunan Sastra jawa Kuno sebagian besar diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali. Sehingga mereka jarang yang tertulis dalam bentuk asli seperti pada waktu dibuat dahulu, kecuali jika ditulis pada bahan tulisan yang awet seperti batu, tembaga, dan lain-lain.
Kesusastraan Jawa Kuna merupakan salah satu kesusastraan Nusantara yang hidup dan berkembang pesat di Jawa sekitar abad ke-9 hingga abad ke-14. Genre kesusastraan Jawa Kuna terdiri atas dua macam, yaitu parwa dan kakawin. Parwa berbahasa Jawa Kuna pertama kali dihasilkan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh Anantawikramottung- gadewa di Ma-taram sekitar abad ke-10. Ada sembilan parwa dan satu kanda berbahasa Jawa Kuna yang dihasilkan pada masa itu. Sementara itu, kakawin diperkirakan diciptakan pertama kali pada zaman Jawa Tengah (sebelum zaman Mpu Sindok). Adapun kakawin yang ditempatkan pertama dan sebagai kakawin paling tua adalah kakawin Ramayana (Zoetmulder, 1985:294.
Sastra jawa kuno ditulis dari abad ke-9 sampai ke-14 dan berawal dengan prasasti Sukabumi. Sastra jawa ditulis menggunakan bentuk prosa atau gencaran maupun puisi atau kakawin. Genre yang mencakup adalah sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik atau ababad dan kitab-kitab keagamaan. Karya-karya penting yang ditulis pada periode ini yaitu Candakarana, Kakawin Ramayana dan terjemahan Mahabharata. Jawa kuno Sebagian besar dilesatarikan di Bali, Jawa dan Madura. Sastra jawa kuno diturunkan dengan bentuk naskah manuskrip. Naskah manuskrip terteua yaitu sebuah naskah daun pipah yang berasal dari abad ke-13 yang ditemukan di Jawa Barat.
Nama : Siti Aminah NIM : 2111003038 Matkul : Sastra lama Sastra kuno atau sering kali dieja sebagai sastra Jawa Kuna meliputi sastra yang di tulis dalam bahasa Jawa kuno pada abad ke 9 sampai abad ke 14 Masehi. Karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik(babad) dan kitab-kitab keagamaan. Kemudian manuskrip yang membuat teks Jawa kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan ratusan jumlahnya.
Sastra jawa kuno berkembang pada abad ke-19 yang ditulis dengan bahasa jawa kuno yang diwariskan dalam bentuk manuskril sehingga orang orang tau sampai sekarang yang berbentuk naskah manuskrip dengan isi teksnya tidak semua mengandung teks kesustastraaan. Sastra jawa memiliki karya sastra penting seperti candakarana, kakawin , ramayana dan terjemahan mahabrata dan memiliki keragaman karya yang berbentuk prosa dan puisi seperti kakawin, kidung, suluk, serat dan babad.
Nama : Aditya Arisma Oktavia NIM : 2100003057 Istilah sastra Jawa Kuno lebih kurang sedikit rancu. Istilah ini dapat berarti sastra dalam bahasa Jawa sebelum masuknya pengaruh Islam, atau pembagian yang lebih halus lagi: sastra Jawa yang terlama. Aci merupakan sastra Jawa sebelum saat sastra Jawa Pertengahan. Sastra Jawa Pertengahan merupakan saat transisi selang sastra Jawa Kuno dan sastra Jawa Baru. Di dalam artikel ini, pengertian terakhir inilah yang digunakan. Sastra Jawa Kuno yang terlestarikan sampai hari ini sebagian akbar diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali. Sehingga mereka jarang yang tertulis dalam bentuk asli seperti pada waktu diciptakan dulu, kecuali jika ditulis pada bahan tulisan yang awet seperti batu, tembaga dll. Prasasti tertua dalam bahasa Jawa Kuno bersumber dari tahun 804, namun kontennya bukan merupakan teks kesusastraan. Teks kesusastraan tertua pada sebuah prasasti terdapat pada Prasasti Siwagreha yang ditarikh bersumber dari tahun 856 Masehi.Banyak teks dalam bahasa Jawa Kuno yang terlestarikan dari zaman ke-9 sampai zaman ke-14. Namun tidak semua teks-teks ini merupakan teks kesusastraan. Dari saat ini terwariskan anggar-anggar 20 teks prosa dan 25 teks puisi. Sebagian akbar dari teks-teks ini ditulis setelah zaman ke-11.
sastra jawa kuno atau sering kali dieja sebagai sastra jawa kuno meliputi sastra yang di tulis dalam bahasa jawa kuno pada periode kurang lebih dutulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 masehi, dimulai dengan prasasti sukabumi. karya sastra jawa kuno ditulis dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. karya sastra jawa yang penting ditulis periode ini termasuk candakarana, kakawin ramayana dan terjemahan Mahabharata dalam bahasa jawa kuno. sastra jawa kuno sebagian besar dilestarikan di Bali dan di tulis pada naskah-naskah manuskrip lontar.
Sastra jawa kuno ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi. Karya sastra ini ditulis dalam bentuk prosa dan puisi. Sastra jawa kuno yang terlestarikan sampai hari ini sebagian besar diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali. Ragam sastra jawa kuno terdiri dari 5 ragam yakni kakawin, kidung, sulung, serat, dan babad. Kakawin adalah wacana puisi. Kidung adalah suatu bentuk puisi lama. Suluk mengandung ajaran kerohanian tasawuf. Serat berisi ajaran-ajaran dari leluhur untuk sebuah kebaikan. Babad adalah cerita rekaan.
Sastra Jawa Kuno atau dalam ejaan disebut Sastra Jawa Kuna, sastra ini meliputi sastra yang ditulis menggunakan bahasa Jawa pada periode kurang lebih abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi yang pertama kali dimulai dengan adanya Prasasti Sukabumi. Karya sastra jawa kuno ditulis dalam bentuk prosa(gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya ini mencangkul genre sajak wiracerita, undang-undang hukum, kronik(babad), dan kitab keagamaan. Pada periode ini sastra Jawa kuno yang penting dan ditulis antara lain Candrakarna, Kakawin Ramayana, dan Mahabarata dalam bahasa kuno. Karya sastra Jawa kuno sebagian besar dilestarikan daerah Bali, Jawa, dan Madura. Sastra Jawa kuno diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin secara berkali-kali.
Sastra Jawa Kuno sebagai Sastra Jawa Kuna meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Sastra Jawa Kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan bahkan ratusan jumlahnya. Meski di sini harus diberi catatan bahwa tidak semua prasasti memuat teks kesusastraan. Karya-karya sastra Jawa penting yang ditulis pada periode ini termasuk Candakarana, Kakawin Ramayana dan terjemahan Mahabharata dalam bahasa Jawa Kuno. Karya sastra Jawa Kuno sebagian besar terlestarikan di Bali dan ditulis pada naskah-naskah manuskrip lontar. Walau sebagian besar sastra Jawa Kuno terlestarikan di Bali, di Jawa dan Madura ada pula sastra Jawa Kuno yang terlestarikan. Bahkan di Jawa terdapat pula teks-teks Jawa Kuno yang tidak dikenal di Bali.
Sastra Jawa Kuno atau sering kali dieja sebagai Sastra Jawa Kuno meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Sastra Jawa Kuno yang terlestarikan sampai hari ini sebagian besar diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali. Sehingga mereka jarang yang tertulis dalam bentuk asli seperti pada waktu dibuat dahulu, kecuali jika ditulis pada bahan tulisan yang awet seperti batu, tembaga dan lain-lain. Banyak teks dalam bahasa Jawa Kuno yang terlestarikan dari abad ke-9 sampai abad ke-14. Namun tidak semua teks-teks ini merupakan teks kesusastraan. Dari masa ini terwariskan sekitar 20 teks prosa dan 25 teks puisi. Sebagian besar dari teks-teks ini ditulis setelah abad ke-11.
Sastra Jawa kuno ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi. Karya sastra ini ditulis dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi(kakawin). Contoh Karya sastra Jawa ditulis pada periode candakarna, kakawin, Ramayana dan terjemahan Mahabarata. Sebagian besar sastra Jawa Kuno dilestarikan di Bali, Jawa, dan Madura. Kolonel Colin Mackenzie dan asistennya mengumpulkan dan meneliti naskah-naskah Jawa Kuno. Ragam sastra Jawa Kuno meliputi kakawin, kidung, suluk, serat, dan babad. Perbedaan kidung dan kakawin yang paling jelas adalah penggunaan bahasanya. Kakawin menggunakan bahasa Jawa Kuno, sedangkan kidung menggunakan bahasa Jawa Pertengahan. Suluk secara harfiah menempuh(jalan). Serat berbentuk tembang yang berisi tentang ajaran-ajaran leluhur untuk sebuah kebaikan. Babad merupakan cerita rekaan yang berdasarkan peristiwa sejarah dan dipakai dalam makna yang sama dalam kesusastraan berbahasa Sunda, Bali, Lombok, dan Mandura.
Sastra Jawa Kuno atau sering kali dieja sebagai Sastra Jawa Kuna meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang-lebih abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang- undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Karya sastra Jawa Kuno sebagian besar dilestarikan di Bali dan ditulis pada naskah-naskah manuskrip lontar. Walau sebagian besar sastra Jawa Kuno terlestarikan di Bali, di Jawa dan Madura, ada pula sastra Jawa Kuno yang terlestarikan. Bahkan di Jawa terdapat pula teks-teks Jawa Kuno yang tidak dikenal di Bali. Pada abad ke-19 Stamford Raffles memulai penelitian ilmiahnya mengenai sastra Jawa kuno ini.
Sastra Jawa kuno ini ditulis dalam bahasa Jawa kuno pada periode kurang lebih ditulis dari abad ke 9- abad ke 14 Masehi.Namun tidak semua teks tersebut teks kesusastraan . Dimana karya sastra kuno ini di tulis dalam bentuk prosa(gancaran)maupun puisi kawin . Karya sastra kuno mencakup genre dimana diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Sebagai an besar karya sastra Jawa kuno terlestarikan di Bali,Jawa,dan Madura. Kolonel Colin Mackenzie dia mengumpulkan dan meneliti naskah-naskah Jawa kuno bersama asistennya. Ragam sastra Jawa kuno meliputi Kakawin,Kidung,Suluk,Serat,Babad.Dimana kakawin merupakan puisi yang di tulis dengan bahasa Jawa kuno atau dengan bahasa lain.sedangkan kidung merupakan bentuk puisi lama yang berkembang sejak era sastra Jawa periode tengah yaitu masa maja pahit akhir.Suluk menempuh jalan.Berkaitan dengan agama Islam.Serat karya sastra yang berisi tentang ajaran dari leluhur sebuah kebaikan.Babad adalah cerita rekaan yang berdasarkan peristiwa sejarah.
kidung brasal dari bahasa jawa pertengahan dan mempunyai pedanaan dengan tembang atau sekar.bermakna nyanyian dalam bahasa jawa baru.perbedaan kidung dengan kakawin yang paling jelas adalah kakawin menggunkan bahasa jawa kuno sedangkan kidung menggunakan bahasa jawan pertengahan,suluk secara harviah beari menemupuh jalan.yaitu erat kaitanya dengan sufisme dan agama islam.yang diartikan sebgagai penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan tuhan.dan erat kaitanya dengan kejawen.serat karya karya yang berisi tentang ajaran ajaran dari leluhur untuk sebuah kebikan.serat berbentuk tambang.babad adalah ceritarekaan yang berdasarkan peristiwa sejarah,berbhasa sunda,bali,lombok,madura.
Sastra ini meliputi sastra yang di tulis dalam bahasa jawa kuno, pada periode kurang lebih ditulis dari abad ke-9 dampai ke-14 masehi.Sastra ini di tulis dalam prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin),contoh karya ini ditulis pada periode Candakarana,Kakawin Ramayana dan terjemahan Mahabharata dalam bahasa jawa kuno. Sebagian besar sastra ini terlestarikan di Bali,Jawa dan Madura. Penelitian ini berkembang pada abad ke-19 yang dirintis oleh Stamford Raffles,Gubernur Jendal dari Britania Raya yang memerintah di pulau Jawa. Sastra ini diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali.Ragam sastra jawa kuno ini ada kakawin,kidung,suluk,serat dan babad.
NAMA : AISYAH KHAIRATUN HISAN NIM : 2100003064 SASTRA MELAYU LAMA Sastra Melayu Lama adalah sastra lama yang lahir pada masyarakat atau tradisonal yang pada awalnya bentuk sastra itu merupakan cerita rakyat yang disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut dan turun temurun. Nah, Sastra Melayu Lama pula dapat dinamakan sebagai Sastra Melayu Klasik yang merupakan sastra Indonesia yang terlahir di antara tahun 1870-1942 yang berkembang di lingkungan masyarakat Sumatra, orang Tionghoa, dan masyarakat Indo-Eropa. Sastra Melayu Lama memiliki bermacam ragam, yaitu ; Pantun, syair, sastra kitab, hikayat, sastra sejarah, dan sastra undang-undang.
Berliana Puspita Rubi - 2100003067 Sastra Melayu klasik merupakan gambaran keadaan masyarakat lama, yang masih berpola pikir sederhana dan sangat dikuasai kepercayaan gaib dan kesaktian. Sastra melayu klasik karena bahasa yang digunakan merupakan bahasa melayu. Satu contoh dari karya sastra melayu. Klasik adalah Hikayat, yang berbentuk prosa. KARAKTERISTIK SASTRA MELAYU LAMA - Komunal, milik bersama - Anonim, umumnya tidak diketahui pengarangnya - Kurang dinamis, perubahannya sangat lamban jika dilihat dari sudut pandang masyarakat sekarang. - Kurang rasional, kejadian-kejadian yang digambarkan tidak masuk akal. Istana Sentris, isi ceritanya berkisar pada kehidupan keluarga lingkungan istana. - Didaktis, memberikan pendidikan kepada pembaca baik secara moral maupun religius. - Simbolis, cerita yang disajikan dalam bentuk perlambang. - Tradisional, mempertahankan kebiasaan atau adat istiadat - Klasik imitatif, kebiasaan tiru-meniru yang turun-menurun. - Universal, dapat berlaku dimana saja, kapan saja, siapa saja.
nama : Widya Eksandra Nim : 2100003054 Sastra melayu lama merupakan sastra yang lahir dari masyarakat tradisional dimana masyarakat tersebut masih sangatlah sederhana bahkan masih terikat dengan adat istiadatnya, sastra melayu kuno tersebut dibagi menjadi enam ragam seperti 1. Pantun 2. Hikayat 3.sastra sejarah 4.sastra undang-undang 5 sastra kitab dan 6 syair
Nisrina Rahmatantya Ananda (2100003053) Sastra melayu lama muncul di masyarakat lama yang sederhana dan kental akan adat istiadat yang disampaikan turun temurun secara lisan. Sastra melayu lama juga sering disebut sastra melayu klasik. Ciri dari sastra melayu lama adalah tidak diketahui penciptanya, menggunakan tema istana yang bernilai budaya local, didaktif, imitatif dan bekembang secara lisan. Ragam sastra melayu lama yaitu pantun, syair, hikayat, sastra sejarah, sastra kitab dan sastra undang-undang.
Sastra melayu lama atau biasanya disebut dengan sastra melayu klasik masih terikat dengan adat istiadat dan awalnya bentuk sastra merupakan cerita yang disampaikan secara turun menurun secara lisan dari mulut ke mulut. Catatan catatan tertulis sastra melayu lama menunjukkan keadaannya lewat prasasti-prasasti yang menggunakan tulisan aksara pallawa yang memiliki ragam ragam seperti pantun, syair. sastra kitab, hikayat, sastra sejarah dan sastra undang-undang dengan ciri ciri seperti anonim, bertemakan istana sentris, bernilai budaya lokal, penyebaran dilakukan secara lisan dan mempunyai unsur didaktif dan unitatif. (Anisa Desi Fitrianingsih-2100003048)
Sastra Melayu lama adalah sastra yang sangat dekat dengan masyarakat atau biasanya berupa adat istiadat suatu masyarakat. Sastra Melayu lama disebarkan melalui lisan atau dari mulut ke mulut dan itu terjadi secara turun temurun. Sastra Melayu lama dibagi menjadi 6 yaitu : pantun, syair, hikayat, sastra sejarah, sastra kitab dan sastra undangan-undang. Selama ini saya hanya belajar tentang beberapa saja dari 6 bagian setelah mempelajari materi video dari Bu Yosi saya jadi mengetahui tentang sastra kitab dan sastra undangan-undang yang saya ketahui sastra Melayu lama hanyalah pantun, hikayat, syair dan sastra sejarah.
Sastra Melayu lama merupakan sastra yang lahir dari masyarakat tradisional yang mana masyarakat tersebut masih sederhana bahkan masih terikat oleh adat istiadat. Sastra Melayu kuno tersebut dibagi menjadi enam ragam yaitu : 1.pantun ,2. Hikayat,3.Sasta Sejarah ,4.Sastra undang-undang,5.sastra kitab,6.syair. Memiliki ciri-ciri seperti anomi,teka istana sentris,bernilai budaya lokal,penyebaran secara lisan,didaktif,imitatif. Nama: Adela Puspita Sari NIM. :2100003039
Dara Fitra Damara 2100003060 Sastra lama lahir pada masyarakat lama atau tradisional, yaitu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat. Sastra lama di sampaikan secara lisan dari mulut ke mulut dan turun temurun, dan kabarnya sastra melayu lama digunakan dari abat ke-7 masehi, buktinya tercantum di beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Ragam sastra melayu kuno diantaranya pantun, syair, sastra kitab, hikayat, sejarah sastra, dan sastra undang-undang.
Nama siti aminah NIM 2111003038 Sastra Melayu lama merupakan suatu sastra yang lahir pada masyarakat atau tradisional lama yang sederhana dan terikat dengan adat istiadat. Sastra Melayu lama memiliki ciri yang sama dengan sastra lama yakni anonim tidak di ketahui pengarangnya Sastra melayu lama terbagi menjadi enam yaitu puisi, hikayat, sejarah sastra, sastra undangan undang, sastra kitab
Nama : Rofi'atul laili Nim : 2111003042 Sastra melayu lama merupakan sastra yang lahir pada masyarakat lama yang diturunkan secara turun temurun dan disampaikan dari mulut ke mulut Ciri-ciri sastra lama yakni : anonim, abstrak ragam sastra lama yakni:hikayat,pantun dll
Naima Sari Maharani - 2100003041 Sastra melayu lama adalah sastra lama yang lahir pada masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat. Sastra melayu lama sering disebut dengan sastra melayu klasik. Sastra melayu lama ditemukan dalam catatan tertulis yang tercantum dalam prasasti-prasasti. Ciri-ciri sastra melayu lama meliputi anonim, tema istana sentris, bernilai budaya lokal, penyebaran secara lisan, didaktif, imitatif. Terdapat 6 ragam sastra melayu kuno, yakni pantun, hikayat, syair, sastra sejarah, sastra kitab, dan sastra undang-undang.
Nama : Sabrina Aisyah Putri Nim : 2100003068 Sastra Melayu Lama adalah sastra lama yang lahir di dalam masyarakat tradisional yang terikat oleh adat istiadat pada tahun 1870 sampai 1942 yang awalnya bentuk sastra itu di sebarkan turun temurun melalui lisan. Dan satra lama ini yang didalamnya ciri khasnya berisi pengajaran (didaktif), peniruan (imitatif),bernilai budaya lokal dan anonim (tidak ada pengarang). Pantun, syair, hikayat, sastra sejarah, sastra kitab dan sastra undang-undang itu adalah ragam dari sastra melayu kuno.
Nama : Aditya Arisma Oktavia NIM : 2100003057 Sastra melayu lama ialah sastra yang berkembang sebelum periode 20-an dan dikenal sebagai masyarakat yang sangat kental adat istiadat nya sehingga masih mempercayai adanya hal ghaib dan kesaktian nenek moyang terdahulu. Dan seperti namanya, sastra melayu lama ini menggunakan bahasa melayu. Salah satu contohnya adalah Hikayat, yang berbentuk prosa.
Nama : Dwi Handayani NIM. : 2100003037 Sastra Melayu Lama adalah sastra lama yang lahir pada masyarakat tradisional yaitu suatu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat. Sastra Melayu Lama pada awalnya merupakan cerita rakyat secara lisan melalui mulut ke mulut serta turun temurun. Selain itu, jenis sastra ini disebut juga sebagai Sastra Melayu Klasik, yang pertama kali ditemukan pada beberapa prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya. Sastra Melayu Lama memiliki ciri-ciri Anonim, tema istana sentris, bernilai budaya lokal, penyebaran secara lisan, didaktif, dan imitatif. Sedangkan ragam sastra Melayu Kuno meliputi Pantun, Hikayat, Syair, Sastra Sejarah, Sastra Kitab, dan Sastra Undang-Undang.
Sastra Melayu lama lahir pada masyarakat lama yang masyarakatnya masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat yang disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut dan turun temurun. Sastra Melayu lama merupakan karya sastra Indonesia yang dihasilkan pada tahun 1870 sampai tahun 1942 yang berkembang pada masyarakat Sumatera dan sastra Melayu lama memiliki berbagai ragam seperti, pantun, syair, sastra kitab, hikayat, sastra sejarah, dan sastra undang-undang.
2100003040_Putri Aprilianti Sastra Melayu Lama yaitu sastra lama yang lahir pada masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang mash sederhana dan terikat oleh adat istiadat. Sastra melayu klasik sebenarnya merupakan karya sastra indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 sampai dengan tahun 1942, yang pada waktu itu berkembang dilingkungan masyarakat sumatera. Pada awalnya bentuk sastra merupakan cerita rakyat yang disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut dan turun temurun.
Sastra Melayu lama adalah sastra yang sangat akrab dengan masyarakat tradisional, sastra ini bersifat turun temurun dan menyebar secara lisan atau mulut ke mulut. Nah sastra ini dibagi menjadi enam bagian : 1.Syair, 2.Pantun,3.Hikayat,4.Sastra Undang-Undang,5.Sastra Kitab,6.Sastra Sejarah walaupun disini saya baru mengetahui adanya Sastra Undang-Undang namun disini kami sebagai generasi sekarang akan tetap menjaga keaslian sastra ini hingga esok.
