Sy Orang Bali mau Koreksi, bukan tidak boleh lebih tinggi dari Pohon Kelapa, Tapi tdak bleh lbih tinggi dr Pura Penataran Agung/Meru Pura Besakih (Pura Terbesar Di Bali) klo bangunan lebih tinggi dr Pohon Kelapa Banyak, Stadion Wayan Dipta, Rumah Sakit, dan lainnya, bnyak yg lbih tinggi dr Pohon Kelapa, FYI.
maaf bro..hanya sebagai masukan sja peraturan gubernur ttg tinggi bangunan itu baru muncul pd tahun 1985 jadi Hotel Grand Inna Bali Beach sdh ada terlebih dahulu sblm Pergub ttg tinggi bangunan itu ada..jadi informasi anda sangat membangun pariwasata Bali pd umumnya salam semoga konten anda semakin jaya meramaikan dunia pariwisata Bali and good job👍
Menurut saya konsep Bali dengan pembatasan gaya bangunan justru merupakan pemikiran sangat baik yang juga diadopsi di negara maju seperti Prancis, Italia, Denmark, etc. Gedung-gedung tinggi bukan menjadi tolak ukur kemajuan kota/daerah.
Negara2 eropa apalagi negara maju ,umumnya punya penduduk lebih sedikit serta jumlah kelahiran yg lebih lambat dibanding negara2 berkembang macam indonesia ,jadi tidak masalah jika di negara2 tsb hanya berfokus membangun gedung2 middle rise ,akan tetapi bisa jadi masalah bagi negara2 yg pertumbuhan penduduknya tinggi namun masih pertahankan aturan konyol pembatasan ketinggian ,karena gedung pendek itu boros lahan , dengan ukuran lahan yg sama perkantoran/apartmen high rise bisa menampung lebih banyak orang dibanding bangunan cebol macam ruko atau komplek perumahan..kalo bali masih pertahankan aturan larangan ketinggian gedung dikhawatirkan di masa depan bali akan kekurangan lahan ,apalagi bali kan terus berkembang baik dari segi jumlah penduduk & ekonomi tidak mungkin bali akan tetap begitu2 saja ,.. ini juga berlaku bagi seluruh daerah di indonesia.
Di bali ada aturan Bhisama Parisada tentang Kesucian Pura yang ditetapkan dengan Keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat Nomor 11/Kep/I/PHDIP/1994 ditetapkannya bhisama ini dengan pertimbangan “demi terjaminnya kesucian pura dengan kawasan sucinya di satu pihak dan tetap berlangsungnya pembangunan nasional dan daerah di lain pihak” (bagian “Menimbang” Keputusan Parisada Pusat 11/1994). Isi Bhisama Parisada tentang Kesucian Pura; apeneleng, apenimpug atau apenyengker. Apeneleng agung untuk pura Sad Kahyangan, apeneleng alit untuk pura Dang Kahyangan dan apenimpug atau apenyengker untuk Kahyangan Tiga, dan pura lainnya. Disana ada aturan batas ketinggian pembangunan dan ada aturan batas jarak minimal boleh mendirikan bangunan komersil. Jadi harus berjarak beberapa kilometer dengan jarak pura sad kahyangan. Di Provinsi lain di luar bali bolehlah mendirikan bangunan tinggi tinggi. Silahkan untuk memajukan perekonomian. Tapi Di bali jangan Jadi dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung bukan..
@@canvassketch4112 Faktanya emang konyol ,bali itu lama2 bakalan padat kalok tidak dibarengi sama pembangunan gedung vertikal utk perumahan & bisnis ,jika tidak kawasan strategis di bali hanya akan dibangun ruko2 atau komplek perumahan yg boros lahan , anda mau anak cucu anda kesulitan punya rumah karena harga tanah di bali makin langka & mahal akibat rebutan lahan sama pengembang yg bangun ruko cebol atau bule yg bikin villa ? 😁 kecuali kalo bali juga bersedia terapkan aturan pembatasan wisatawan & batasi kelahiran 1 anak 1 keluarga ,mau ngusir pendatang ya silahkan kalo anda punya power 😁 tapi liat aja entar dampak negatifnya ,suka tidak suka wisatawan asing/lokal & pendatang itu punya kontribusi sama ekonomi bali 😁
Menurut info yg saya tau hotel itu berdiri, sebelum peraturan tinggi bangunan itu dibuat. Makanya bisa bangunanya tinggi melebihi pohon kelapa, semakin berkembangnya wisata, pemerintah sudah antisipasi agar bangunan tidak tinggi agar tidak menodai kesucian.
@@alifone_rt karena apurva itu kebawah, gak ke atas, dan di tebing, dan bangunan tiap lantai terpisah, jadi tiap bangunan gak semuanya melewati pohon kelapa
@@alifone_rt yg mana itu di bawah apa di atas tebing? hilton didekat nya Kempinski juga sama banyak lantai, intinya masih bisa diakali lah ngikuti tebing. kalau gak ada aturan di dps dan kuta pasti dah banyak gedung tinggi.
02:58 nggak juga, pariwisata di bali sdh mulai dikembangkan sejak jaman hindia belanda di akhir 20-an atau awal 30-an. Tahun 1927, dibangun hotel bali di denpasar yang awalnya untuk kru perusahaan kapal belanda atau KPM dan mulai dibuka untuk umum sejak 1942. Hotelnya sekarang masih ada dan namanya jadi Inna Bali Heritage Hotel.
Dan nasibnya gak jauh beda dari hotel yang dikelola oleh Inna grup yang notabene BUMN. Kurang menarik meski punya sejarah yang sangat bagus wkwkwk. Apakah nasib Inna Heritage akan sama dengan GIBB??
Tren pembangunan perkotaan di Indonesia saat ini masih kepada kota terbuka. Hal tersebut dapat dilihat dengan maraknya pembangunan di sepanjang jalan, dan itu tidak bagus. Kalau di luar negeri sepanjang jalan antar kota itu tidak ada bangunan-bangunan seperti ruko-ruko atau perumahan, jadi pembangunan mereka terkonsep,” ucap Himawan di Jakarta, Kamis (7/8/2014). Dia mencontohkan, Jalur Pantura Jawa yang sisi kanan dan kirinya dipenuhi oleh toko-toko dan kawasan pemukiman, selain itu sisi jalan raya yang menuju Bandung pun kurang lebih memiliki kondisi yang sama. “Harusnya ada penataan ruang. Contoh di Tiongkok mereka sudah menerapkan konsep vertical housing, sedangkan kalau kita masih suka mengembangkan landed housing dan baru belajar menerapkan vertical housing. Semua negara membutuhkan itu, karena konsep vertical housing di negara-negara lain terbukti mengefisiensikan penggunaan lahan,” ucapnya. Himawan juga menjelaskan bahwa Jakarta merupakan salah satu kota dengan penataan kota yang buruk di kawasan Asia Pasifik, jauh tertinggal dengan Singapura dan Kuala Lumpur, bahkan Manila yang sekarang mulai berbenah memperbaiki diri. Konsep vertical housing sendiri bagi Himawan sudah harus mulai diterapkan di kota-kota besar yang penduduknya belum terlalu padat seperti Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Solo
Bukan renovasi, tapi alih fungsi. Grand Inna Bali Beach akan ter-integrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur yang sedang dibuat RS Internasional. Dikarenakan GIBB menurut saya sebagai praktisi pariwisata, bisa dibilang "tidak terawat" dibandingkan hotel lainnya di Bali. Dan sedikit fun fact, ada kamar khusus untuk Kanjeng Ratu Kidul di salah satu kamar Eagle View di GIBB.
Sangat disayangkan sebenarnya Hotel dibawah naungan INNA Group terlihat setengah hati dalam berkompetisi di industri pariwisata, tidak seperti chain hotel lain (Marriot,Capella,Accor, maupun Four Season group) dalam pengembangan bisnisnya.
@@EXHICyclist Banyak ada aroma korupsinya. Saya pernah kerja di GIBB tahun 2017 dan disana sangat buruk budaya kerjanya. Dan fasilitas pun malah mirip bintang 3 daripada 5. Kalo masih di naungi manusia korup ya gitu. Beda dengan chain hotel internasional yang sangat ganas masalah pemakaian anggaran
@@SSX-RR sebenernya ini bukan karena hotelnya yg kurang terurus sih, ya emg bali beach gk sebagus hotel lain, tapi tujuan utamanya dirubah jadi RS itu buat menunjang piala dunia u20 soalnya belum ada rumahs sakit internasional di pulau bali
Aturannya muncul ketika hotel bali beach kebakaran dan pemadam kebakarannya masih blm canggih, masih sederhana sehingga air ga bisa menjangkau ke atas. Tapi saat ini, pemadam kebakarannya jg masih blm canggih, masih standar sekali. Padahal itu penting teknologi pemadam kebakaran.
Jepang mendirikan kantor pemerintahan sementara di lokasi dari sumatera sampai sulawesi, bernama YAMATO, bentuk bangunan seperti huruf, di bali didirikan huruf T nya, makanya hotel bali beach bentuk huruf T kalo dilihat dari atas
Gini nih, kalo Balo banyak gedung, kurang menyatu dgn budayanya, Budaya Bali itu sakral & ber"taksu" gk boleh hilang taksunya, lagian turis ke Bali buat lihat alam & budaya, bukan lihat gedung 🤣 Mereka udah bosen kali liat gedung di negaranya, Makannya ke Bali, gk ada gedung tapi fasilitas wow, Budaya mantap, adat & tradisi juga terjaga & gk terpengaruh modernisasi 👍
@@aboywithnoname bedakan gedung dgn rumah 🤣 Gedung pencakar langit kek apartemen, hotel di jakarta itu tuhh, Bangunan di Bali maksimal 15 meter, kira² 4-5 lantai,
@@aboywithnoname pikir? Lengeh !!, to pura, tongos pretima, prelingga ida betara, odalan biaya gede, kaden ci tiap odalan sedeng pipis 500k? luung tongosne lebih rendah dari hunian manusia? Cai nak Bali ape sing? Monto gn sing nawang 🤣 Pocol adanne ida bagus kukksss !!
Bali small island but complete when talk about nature (volcano mountain , beach , wtrfall , rice terrance , lake , river , monkey forrest , temple , culture , unique bali tradisional house , cliff , natural village , green2 area) , bersyukur juga tidak ada bangunan yg lebih tinggi dari pohon kelapa , jika itu terjadi keunikan nature landscape panorama akan hilang secara perlahan-lahan n ide dari ir sukarno itu melampaui zamannya ide2 pemikiran dari prsdn 1 indo
Yakali tempat sembah hyang yg dimana di dalamnya ada benda² yg di sakralkan, di sucikan, di upacarai setiap bulan dengan biaya yg gk sedikit, malah posisinya lebih rendah dari bangunan tempat tinggal manusia, kek hotel, apartemen, mall, & gedung2 lain? Itulah alasan bangunan tinggi gk ada di Bali & di batasi cuma 4 lantai, karna budaya, adat & tradisi Bali yg masih kental & sakral, gk boleh leteh alias kotor, atau posisinya lebih rendah dari bangunan hunian, Mikir, masa tempat ibadah lebih rendah dari hunian??
Sedikit koreksi Koh Ryc .bukan dana hasil perampasan perang tetapi 𝘱𝘢𝘮𝘱𝘢𝘴𝘢𝘯 perang .selain Indonesia negara ASEAN lain juga dapat seperti Filipina ,Singapura & Vietnam
gwk dijinkan karna bukan untuk tempat tinggal manusia (rumah, hotel dll) hanya sebuah monumen, hotel bali beach diijinkan dibangun pada saat itu karna aturan tata ruang mengenai ketinggian bngunan belum ada, setelah bali beach dibangun bapak gubernur kala itu ida bagus mantra mengeluarkan peraturan ketinggian bangunan di bali guna menjaga kesakralan dan kesucian bali, andai saja tidak ada latar sejarah mungkin hotel tersebut bakalan dituntut untuk mengikuti peraturan yg ada saat ini
Jadi gini, setelah hotel grand inna dibangun dan industri pariwisata bali mulai boom, banyak akomodasi wisata dibangun dgn mendatangkan arsitek top dunia. Saat mereka minum2 bir di hotel grand inna, para arsitek itu khawatir bali akan dipenuhi bangunan tinggi, dengan perantaraan bapak robi sularto ide mereka diteruskan ke pemerintah bali. Kemudian terbitlah perda ketinggian bangunan tersebut sekitar tahun 1974/1975 (grand inna dibangun tahun berapa?). Pembaruan perda tersebut juga memungkinkan bangunan fungsi khusus boleh dibangun melebihi 15 meter, misal tower ATC bandara dsbg…..(mungkin ini celah yg dipakai GWK membangun melebihi 15 meter). Setelah era gembar-gembor ‘ajeg bali’ perda tinggi bangunan didompleng dengan aturan adat/agama tentang radius kesucian pura. Minusnya, pembangunan kearah horizontal saat ini sangat boros lahan dan alih fungsi lahan, daerah resapan air sangat kurang khususnya di selatan bali.
Kalau lihat di podcast helmi yahya dan erik tohir, hotel ini akan hidup lagi dan di integrasi dengan RS internasional, semoga hotel yg redup ini menjadi lebih baik lagi
O , saya baru tahu kalau Sanur Beach Hotel era '60an itu berganti nama Grand INA.? Akan hal Garuda Wisnu , yg baru saja ada perhelatan G20 di Bali . Tidak satupun media /pewarta yg membuat konten video, menyebut nama besar I Nyoman Nuarta sebagai maestro seniman patung . Banyak pengamat seni dan seniman mempertanyakan. Begitu dilupakankah seniman besar ini. Terima kasih podcast ini menyebut nama sang Maesto pematung milik Indonesia. 👍🇮🇩
Bali terkenal bukan karna hotel berdiri,,,jadi kesimpulan bukan karna hotel itu berdiri bali jadi terkenal bukan ya, bali terkenal karna adat budayanya,, dan agama hindu yg menyatu dengan kebudayan bali,,, kira2 sprti itu
Udah ga relevan lgi sih peraturan ini. Efeknya banyak bangunan yg melebar ygَ memakan tempat, tanah makin sempit.. Persawahan sudah menyempit akibat maraknya vila dan resort2.. Contoh nyata di Area canggu dulu sawah sampai ke tepi pantai sekarang udah penuh beach club, hotel dan perumahan ..
Andai tak ada peraturan bangunan tidak boleh lebih tinggi dari pohon kelapa, sisi positifnya pasti Bali Justru bakal lebih maju dan gemerlap melebihi Jakarta dan Sangat modern. Tapi sisi negativenya ya nanti Bali justru seperti kehilangan jati diri juga dan ciri khasnya karena bakal tak ada bedanya dengan destinasi-destinasi wisata pantai lainnya
tapi bersyukur juga bali tidak ada gedung gedung tinggi, kalo ada gedung tinggi kota" itu menutupi pemandangan di bali, saya orang bali sudah merasa nyaman tinggal dibali tanpa gedung" pencakar langit
Pernah ada tulisan bukan saja larangan adat setempat untuk tidak membangun gedung tinggi. Secara struktur tanah di Bali yg cenderung labil karena terbentuk pulau kecil. Mungkin ada yg lebih mengetahui.? 👍🇮🇩
Tapi saya sebagai org bali sebenarnya ingin aturan ini diperlonggar sedikit. Dlu sempat ad wacana bangunan2 vital kya RS, Sekolah, Universitas dll. Tapi hanya sekedar wacana. Rumah sakit sih terutama melihat kondisi RSUP bali yg sumpek banget karena keterbatasan lahan.
Mohon pihak terkait ,untuk menambah kesakeralan patung garuda wisnu kencana didirikan khusus tempat sucinya ,sehingga kelihatan penuh nuansa budaya bali ,svaha.
Broer, jij kurang study nih. Peraturan pembatasan tinggi gedung dibuat pada zaman gubernur Bali Prof Doktor IB Mantra (menjabat gunernur 1978-1988). Peraturan ini di buat setelah kepulangan lawatan pak harto dan ibu tien ke hawaii, yg tertarik utk mengembangkan culture tourism destination di bali, dan sbg centralnya adalah Nusa Dua. Maka jadilah BTDC area. Dua orang pahlawan pemgembangan pariwisata bali: Pak Mantra dan Joop Ave. Syukur kawasan bukit ditolak sbg pabrik semen oleh pak mantra. Utk GWK itu patung bukan murni gedung highrise. Pariwisata bali sdh mulai di tahun 1920 an di zaman kolonial setelah perang puputan badung
Di pecatu indah resort juga ada bang. Cmn terbengkalai aja. Gk di lanjutin pembangunannya. Mungkin ya karna salah satunya faktor ini. Entah dana. Cmn kaya sayang aja gitu. Padahal viewnya bagus kalo di lihat2.
Menurut saya gak itu yg buat bali jadi destinasi wisata dunia bahkan gak pengaruh sama sekali,, menurut saya agak melenceng ... Dari segi sejarah dll , ini gak pengaruh sama sekali ,, tapi kalau masalah membangun nya memang benar .. tapi sebelum ini di bangun bali sudah lumayan mendunia ..
Kita jadi tanya tanya KPD pemerintah pusat, kita ini dijajah oleh dua bangsa yaitu Belanda dan Jepang, malah Belanda lebih lama berlipat menjajah Indonesia, kenapa Jepang saja yg memberikan pampasan perang, kenapa Belanda TDK memberikan pampasan perang, padahal bs Belanda lebih lama menguasai Indonesia, korban manusia harta benda sangatlah besar, malah barang2 pusaka banyak dijarah dibawa ke Belanda, belum lagi hasil bumi emas perak permata kayu dan hsl bumi lain diangkutin k Belanda, kenapa TDK ada pampasan perang dari blanda, kita jg berperang sama Belanda dan makan korban oleh Westerling di Sulawesi, Jawa,Bali, irian barat.
Ada beberapa bangunan udh terlebih dahulu di bangun sebelum peraturannya di buat makanya melebihi pohon kelapa = kenapa gak boleh melebihi tingginya pohon kelapa ????
Kalau ga salah akan ada renovasi besar-besaran di kawasan Pura Besakih, sehingga nantinya kawasan ini akan jadi pusat spiritual masyarakat Bali. Konsepnya sih keren banget, nantinya kawasan Pura Besakih ga akan kalah dari kawasan spiritual serupa yang sangat populer di luar negeri, misalnya kawasan Kuil Kiyomizudera di Kyoto Jepang.
India saja byk gedung tinggi. Wisata lain di AS, UEA, China, Malaysia, Singapura, Jepang, Thailand, Vietnam, Filipina, Brazil dll dipenuhi gedung tinggi. Krn 1. Bisa dijual ke asing untuk investasi apartemen. 2. Menghemat lahan. 3. Menciptakan lapangan kerja konstruksi.
Bali itu bukan didesign buat pusat ekonomi, ... gak bisa dibayangkan kalau di bali berdiri gedung pencakar langit, pasti tdk unik lg... Lagian utk hotel2 yg tdk bertingkat tinggi namun terjangkau sdh byk, buat apa harus bangun gedung pencakar langit di Bali?
Semua hal punya karateristiknya masing-masing, punya tempatnya masing-masing . Ada yang Indah karena terjaga, ada yang Megah karena terkarya . Jika semua dipaksa jadi sama , semua hal tidak akan punya karakter spesialnya. Bali mempunyai karakter yang seperti kita kenal selama ini, dan dunia pun menikmatinya dengan memberi predikat "indah" . Alam, budaya, seni, tata bangunan, spiritual, pola masyarakatnya. Apakah Pulau Bali yang bagaikan seorang gadis yang cantik alami ini harus dirubah menjadi wanita glamor dan liar, lalu kehilangan karakternya? Seperti Anda juga yg mempunyai karakter istimewa yang berbeda dengan karakter istimewa manusia lainnya. Lalu, Apakah anda sendiri rela kehilangan karakter anda yang sudah menjadi kebanggaan anda selama hidup di Bumi ini ? Sama .. begitu juga kami . KAMI ORANG BALI 🙏 Mohon di Jaga , jangan di jajah dan dimusnahkan sisa-sisa keistimewaan yang pulau kami masih miliki ini . Rahayu 😇
Pemalang nyimak. Kalo punya tmn yg bisa bahasa Inggris.lbih baik bkin Chanel RU-vid bikin konten memperkenalkan makanan Indonesia dan jajanan khas Indonesia ke orng bule KY Chanel David Allen Tv
Berapa tinggi rata-rata pohon kelapa? Pohon berakar serabut, bentuk batang lancip, tinggi dapat mencapai 5 - 30 m dengan diameter batang rata-rata 40 cm, tidak bercabang [1]. Tumbuhan kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari buah, batang, daun dan akar.15 Nov 2014, artinya bangunan boleh setinggi 30 meter dan gak boleh lebih dari itu !!! Sampai di sini udh paham kan adek"🤣🤣🤣
Konten ini terlalu Pro dan memuji2 Sukarno. Sejak sebelum merdeka orang2 sudah mengenal Bali, bukan baru tahun 60an kasarnya. Kesannya seperti menganggap Bali primitif sebelum itu. Bahkan tahun 50an juga Charlie Chaplin sudah kesana (seingat saya). Bali sudah dikenal "bule" sejak lama bahkan sebelum Perang Dunia 2.
Betul Bali sdh dikenal jauh sebelum kemerdekaan. Mungkin akhir '20-'30an sudah ada orang kulit putih yg datang kesana. Dan situasi dan kondisinya murni alami itu yg membuat orang Eropa yg kesana malas untuk pulang kenegaranya karena matahari bersinar sepanjang hari. Boleh baca2 info tentang Bali tahun '30an.
Sayang yg membuat konten, seperti nya bukan orang Bali Hindhu. Lebih bijak orang Bali Hindhu yg membuat konten, sekalian apa yg disampaikan ada unsur perceraian bagi siapa saja yg mendengar atau membacanya, agar tidak gagal paham. Tat astu Om
Hotel hotel inna padahal dikelola bumn tapi pas kerja disana kok terima gajinya berbelit belit udah lama keluarnya, dapetnya dikit lagi.. gk salah emang kalok produk lokal..