Para Pandawa bersama Korawa berguru kepada Begawan Kilat Buana di Keraton Astina. Ajarannya sangat mempesona mereka, yaitu mengupayakan agar perang Bharatayudha tidak terjadi. Kresna yang sejak awal saat diminta pendapatnya, sudah waspada dan merasa tidak sesuai dengan tujuan Bgwn.Kilat Buana.
Sebagai syarat gagalnya perang Bharatayudha adalah harus ditebus dengan matinya Bogasampir (seorang rakyat jelata) yaitu Semar, tugas ini diberikan kepada Arjuna untuk membunuh Semar. Anak-anak Pandawa yaitu Abimanyu dan Gatotkaca menceritakan kepada Semar bahwa Kakeknya Abiyasa tidak merestui Pandawa tinggal di Astina dan meminta agar Semar segera menyelesaikan masalah ini. Semar bersedia membantu Abimanyu dan Gatotkaca dan dengan kesaktiannya melempar Abimanyu keharibaan Dewi Lesmanawati di Taman Kadilengleng sebagai sarana untuk bisa bertemu dengan Pandawa. Semar dapat pula mensiasati penyelesaian tugas Arjuna yang mendadak merasa ragu dihadapan Semar.
Semar beserta anak-anaknya berubah wujud menjadi kesatria tampan bernama Bgwn. Cahya Buana dan mengalahkan Bgwn.Kilat Buana dan anak-anaknya Bramangkara dan Indrasekti yang kemudian berubah wujud menjadi Btr. Guru, Btr. Brahma dan Btr. Indra.
Dari cerita ini dapat dipetik dua pesan penting, yang pertama bahwa dalam memilih jalur pendidikan perlu dicermati jangan hanya tergiur oleh penampilan seorang guru yang hebat penampilan dan konsep idealnya saja, tetapi tidak dapat diaplikasikan untuk kebaikan. Kedua, bahwa para anak muda dalam setiap tindakan hendaknya hams melalui pertimbangan secara masak dan setelah melalui konsultasi dengan beberapa pihak, dan yang paling utama adalah beroleh restu dari orang tua, agar langkahnya dapat selalu ada pada alur yang benar.
23 сен 2024