Semar dan Togog adalah lambang pamong dan rakyat kecil. Semar sebenarnya adalah perwujudan Betara Ismaya dan Togog adalah perwujudan Betara Antaga.
Semar mantu pada hakekatnya menggambarkan seorang wakil rakyat jelata yang mampu menyandingkan sepasang pengantin yaitu Abimanyu anak Arjuna dan Siti Sendarl anak Prabu Kresna yang mempunyai kapabilitas dan kualitas sebagai seorang pemimpin yang mampu duduk di Dhampar Dhomas Bale Kencana, yaitu Singgasana peninggalan Prabu Rama Wijaya yang merupakan sarana untuk memilih siapa pimpinan sejati yang diberkahi oleh Tuhan dan dikehendaki oleh rakyat. Pemimpin yang terpilih tentunya memiliki syarat-syarat seperti watak, intelektual, mental dan physical yang ideal sebagai seorang pemimpin, tidak seperti yang saat itu muncul dipermukaan yaitu calon-calon pemimpin yang tidak cakap yang hanya menginginkan kedudukan simbolik saja seperti Lesmana Mandrakumara.
Abimanyu dan Siti Sendarl yang baru menikah 5 hari mengalami peristiwa dengan dicurinya Siti Sendari oleh Jayalengkara. Meskipun berhasil digagalkan oleh Abimanyu namun Siti Sendari kemudian hilang sehingga Abimanyu menjadi linglung dan berubah menjadi Joko Pupon yang akhirnya dirawat Semar. Siti Sendari menjadi Rara Temon yang kemudian dirawat Togog. Jadi apapun halangannya bila telah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa pasti akan terwujud seperti yang terkandung dalam ungkapan Sljl Pesti, Loro Jodo, Telu Wahyu, akhirnya Abimanyu dan Siti Sendari berhasil bertemu lagi melalui perkawinan yang diatur oleh Semar dan Togog.
23 сен 2024