Cheng Beng: Alam Hantu & Buddhisme | Bhikkhu Santacitto & Samanera Abhisarano - Kertarajasa Podcast 

seharusnya melakukan pelimpahan jasa buat almarhum. penyesalan bisa bikin lahir di alam bawah.

@@bluesky-qu8tg kalo dari saya sndiri pasti bahkan jg datang kemakamny tiap minggu ,mendoakan,ka...hanya spertiny pesan yg dia titipkan kepada saudara yg lain sblm beliau menghembuskan nafas,ada yg belum terlaksana hingga skrng hampir 4bln ini. saya sudah berkali kali tegur kepd mereka ttp saja sepertiny gak dihiraukan.jd yg sellu dimimpikan itu cuma saya krn mmng yg paling dekat itu saya. pdhl saya ikhlas apa yg diberikan almahum kepada saya,diambil semua oleh yg lain.

Ceng beng bagian dari adat pak, untuk menghormati para leluhur.

@@afanagusto6270 knp gak berdana KPD Sangha dan melimpahkan dana tsb KPD leluhur?

@@user-ml2ss9rh1v jika bisa berdana kepada sangha itu lebih baik lagi. Datang ziarah kekuburan juga bagian dari menghormati leluhur kita, kalau tidak ada mereka mungkin kita tidak lah ada, menghormati ortu yg telah tiada mengenang jasa beliau, bagaimana pun itu akar kita di kehidupan ini, seperti halnya kita mengenang jasa pahlawan untuk negri ini.. Datang berziarah juga bisa menjadi bahan renungan bahwa tidak ada yang abadi, semua akan mati.. Semua hanya bagaimana kita menyikapinya.. Apakah bapak pikir pergi ke penguburan takut tidak mencapai sotapanna? 😀

​@@user-ml2ss9rh1v itu dua hal yang berbeda. Banyak sekali yang melakukan dua2nya. Yaitu berdana pada sangha dan tetap menghormati/mengingatkan diri kita asal usul diri kita

@@afanagusto6270 yg penting, tahu apa yg akan dan mau kita lakukan

Cemeng itu apa ya?

Ini maksdnya apa sih? Kalimatnya susah dipahami krn gak pake tanda baca sama sekali (gak ada titik/koma), trus ditambah ngetiknya salah2..

Ini penjelasan menurut Buddhis Theravada, tumimbal lahir langsung, bisa di alam menderita, di surga, Brahma atau di alam manusia, sesuai dengan perbuatan manakah yg berbuah menjelang kematian. Di Buddhis tdk mengenal malaikat, di surga namanya Deva (dewa).😊

Setiap makhluk, dalam agama buddha, yg terkhususnya memiliki nama dan rupa (pancakhandha), akan terlahir kembali sesuai dengan perbuatan yg mereka lakukan. Terlahir dialam alam menyenangkan bukan Jaminan karena suatu kepercayaan, terlebih lagi dalam agama buddha, Buddha sendiri pun tidak menjamin kalau orang yg mempelajari ajarannya akan terlahir di alam alam menyenangkan, tetapi Sang buddha sendiri lebih mementingkan dan mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat kebaikan, guna untuk bisa terlahir dilingkungan yg sesuai. Mereka yg terlahir dialam penderitaan, Neraka, hantu, binantang adalah karena Perbuatan mereka sendiri yg mengkondisikan diri mereka dialam tersebut, tiada pihak lain yg mengutus mereka berada disitu, Tetapi hasil dari perbuatan mereka lah yg menyebabkan mereka terlahir dialam itu. Oleh karena itu, Dalam agama buddha juga ada suatu kegiatan yg dinamakan Pattidana (Pelimpahan jasa) kepada mereka yg terkondisikan dialam menderita, seperti kasus dari leluhur raja bimbisara, yg terlahir sebagai hantu karena mengkorupsi Dana Sangha, menderita dalam waktu lama hingga melewati beberapa Jaman kemunculannya seorang Sammsambuddha.