Salam pak Rony, sebelumnya terima kasih atas kuliahnya cukup mudah dipahami. Ada beberapa pertanyaan yang sudi kiranya di jawab. 1. Dalam analisis struktur, sloof ini apakah harus dimodelkan atau tidak, karena saya modelkan di Etabs, gaya dalam yang terjadi cukup besar karna tranfer gaya dalam dari struktur atasnya. Bila tidak dimodelkan namum di hitung namual di excel saja, berarti struktur yang kita rancang tidak memenuhi kaidah ideal sebgaimana buku Aslam Kassimali paparkan. 2. Di zaman sekarang menurut bapak, apakah dosen2 harus upgrade skillnya dengan paham software dan pengoperasiannya atau cukup excel aja? 3. Bagaimana cara memajukan kualitas pendidikan di Indonesia pak bila pengajar hanya tau excel saja pak, sedangkan di LN sendiri para dosennya sekaligus tentor yang tidak hanya excel, bahkan VBA Matlab ChatGPT langsung diaplikasikan dalam perhitungan sedangkan teori cukup me-review paper yang publish? Sekian pak, terima kasih, mohon pandangannya, matur nuwun maaf bila ada kata kurang berkenan.
1. Dalam mendesain suatu elemen struktur seperti sloof misalnya harus kita tinjau dari berbagai aspek. Benar, bila dimodelkan dgn program Sap atau ETAB ada gaya dalam arah horizontal atau gaya norma/sejajar elemen struktur tersebut besarnya berkisar 10 % dari gaya aksial kolom. Jadi sloof harus dihitung dgn berbagai kondisi: 1. Berdasar permodelan di program 2. Sebagai elemen struktur yg terletak pada perletakan Jepit dan ditungan kapasitas momen dan geser akibat perbedaan penurunan/differential settlement L/300 sesuai SNI 8460 2017
2. Kedua-dua nya paham Softeate dan exel masih belum cukup. Dosen mesti selalu update harus paham filosofi perencanaan, secanggih apapun program/teknologi itu tetap alat, manusia nya yg menginstruksikan alat tsb. Pemahaman dan teknologi harus sejalan. Itu yg disebit dengan “ KOMPETEN”
terima kasih atas berbagi ilmunya Pak Rony, ijin bertanya, kondisi sloof atau tie beam kan di atas tanah ya pak, kenapa daya dukung tanahnya tidak di perhitungkan, apa dianggap sebagai tambahan faktor keamanan?terima kasih
Assalamualaikum pak.ronny.. saya alumni murid bapak... saya sekarang sedang nendesain untuk drop off apakah bisa tie beam itu hanya mengikat arah horizontal saja... larena kalau arah vertikal terlalu jauh 10 m pak.. terimakasih
Harusnya tie Beam di pasang kedua arah, arah X maupun arah Y, bila bentang besar bisa ditambah pondasi di tengah2 bentang tie Beam tersebut meskipun tidak ada kolom di atasnya
@@ronyardiansyahstructurecha2758 maaf pak, Dicontoh soal, ada asumsi perbedaan penurunan 10 mm, apakah dalam perhitungan kita boleh selalu menggunakan asumsi,
Izin bertanya pak, kenapa analisis sloof beam column mengasumsikan dg tumpuan sendi-rol bukan jepit-jepit. Terimakasih pak atas ilmunya sangat bermanfaat
Utk mendapatkan momen maksimum bisa saja kita asumsikan sendi rol, tetapi utk perhitungan differential settlement kita bisa mengasumsikan jepit-jepit agar bisa mendapatkan momen translasi yg maksimum
Umur bangunan berkaitan erat dgn material struktur bangunan. Misalnya struktur beton sampai dgn umur 50 tahun masih menunjukkan kenaikan kuat tekan, tetapi beton bisa rusak karena beberapa faktor: faktor fisika (seperti ledakan dsb), faktor biologi (seperti jamur dsb) dan berbagai faktor lainnya. Note: Tidak ada cara analisis menentukan umur bangunan.
@@ronyardiansyahstructurecha2758 Trimakasih pak penjelasannya.. Satu lagi pak izin tanya, klw balok sloof pengaruh puntir gimna pak, apakah pengaruhnya kecil sehingga bisa diabaikan, mengingat sloof terkekang dalam tanah... 🙏
terimakasih atas ilmunya pak. saya ingin bertanya pak, momen terfaktor desain tie beam sebagai beam colomn, apakah hanya memperhitungkan beban mati saja ? bagaimana dengan beban hidupnya pak?
Buat Sdri. Syofa Anisa. Karena lantai dasar cor lantai biasanya tidak monolit dgn tie beam, maka dalam hal ini tie beam tidak memikul beban hidup yg membebani lantai dasar.