Sabtu malam, saya berkenalan dengan Nara @nrprtm, di @ruangputihbandung, berkat bantuan Yogi Sumule @sebelasgambar. Mereka sudah saling kenal sejak lama. Saya jadi follower Nara sejak setahun lalu dan terkagum-kagum pada karya-karyanya.
Di ujung pertemuan malam itu, Nara mengundang kami di tempat kostnya, Wisma Anggrek, di Dago. "Kita bikin sesuatu yuk, Mbak!" kata Nara. Hati melompat. Senang.
Minggu, pukul 11, kami tiba di Wisma Anggrek, tempat kost Nara. Tempat ini seindah ceritanya semalam. Nara belum lama bangun, tapi ia langsung sigap duduk di hadapan komputer, bercerita tentang idenya, eksekusinya, sampai bagaimana tampilan akhirnya nanti setelah diedit.
Hujan deras tiba-tiba datang, tapi bukan halangan buat Nara. Justru itu jadi bahan menambah stock shots. Saya, nurut sepenuhnya pada arahan Nara yang memegang satu kamera dan Yogi di kamera lain. Sementara Rian @riantsg mendokumentasikan proses ini.
Lagu ini berjudul "Daun yang Berderak di Ujung Malam" yang liriknya diambil dari puisi karya Bagus Takwin @bagustakwin, dan melodinya dibuat oleh Ari Malibu. Sudah direkam, tapi belum di-mixing. Saya pelajari chord-nya lewat rekaman di hp ketika kami menggarapnya di Jogja, Maret 2018.
Sebuah pusi pendek, tapi setengah mati saya menghafalnya. Baris kedua, "menantang alun yang terserak di akhir tangis" selaluuuuu mendadak lenyap dari ingatan. Sehingga terpaksa pakai contekan.
Kesulitan ini perseis seperti saat menyanyikan pusi Pak Sapardi @damonosapardi dulu. Tapi herannya tak terjadi ketika menggarap puisi Mas Goen @gmgoenawansusatyo. Kenapa bisa begitu? Mungkinkah terkait pilihan kata? Mungkin. Saya sok tahu saja, sih.
Shooting berlangsung cepat.
Nara mengedit video sambil makan siang, dan selesai sebelum jam 3 siang. Canggih. Banget. LAlu saya dan Yogi bergegas ke Ruang Putih, latihan untuk acara Gallery malam itu.
Minggu ini sungguh menynangkan.
Padat. Berisi. Penuh kerja yang menggembirakan.
Terima kasih Nara.
Amat sangat.
Video: Nara Pratama
Audio: Yogi Sumule
23 сен 2024
