Gw orang Batak, tapi gw suka nih content kayak gini.... Content yang melestarikan kebudayaan bangsa. Lanjut terus, Mas, ke kebudayaan Jawa, mitos2x Jawa, dll. Ta' tunggu yo...
Sebagai orang Jawa, orang Indonesia dan Islam saya sangat bersyukur. Bahasa Jawa bahasa yang berkembang, bahasa Indonesia bahasa persatuan yang sangat dinamis. Bahasa Arab Quran tetap relevan dan tidak lekang oleh waktu melewati ribuan tahun meski bahasa Arabnya sendiri sudah berubah
Chanel untuk sya bljar bhs Jawa krn orangtua sy mskipun Jawa tp sy lhir d jakarta n ga prnah ngjrkn boso jowo kpd kami..🙏🙏 Lanjutkan Mas video2nya sngat mncrahkan n mlstarikan bdya Jawa..👍👍👍
Setahuku bahasa Jawa kromo itu politik Mataram untuk membedakan ningrat dan jelata. Makanya untuk etnis Jawa yang jauh dari pusat mataram bahasanya lebih egaliter, seperti bahasa ngapak dan Jawa timuran. Bahkan ada penelitian bahwa bahasa ngapak Banyumasan itu justru bahasa Jawa yang lebih tua dibanding bahasa Jawa kromo. Secara fonetik masih menggunakan "A" sementara kromo menggunakan "O".
Betul ini politik feodalisme mataram. Area bahasa arekan contohnya jrg yg bisa kromo. Namun persepsi org mataraman , orang arek itu tak punya tata krama. Pdhal justru sbnarnya mgkn orang bahasa arek yg lebih orisinal.
@@sawastu8385 Aku gk setuju dgn presepsi bahwa orng arekan jarang bisa menggunakan bhs krama, saya orng gresik perbatasan surabaya praktis di generasi orng tua saya hampir semuanya bisa bhs krama yg gk bisa berbahasa krama adalah anak muda generasi skrng
Perubahan Bahasa Jawa: Bahasa Jawa Kuno (era Mataram Kuno-Kediri) Bahasa Jawa Pertengahan (era Singasari-Majapahit) Bahasa Jawa Baru (era Mataram Islam-Solo-Jogja) Bahasa Jawa Modern (era Republik Indonesia) utamane sing dinggo ning lagu-lagu dangdut koplo
@@tutugpamorkaton4756 Senajan to ngrusak tata basa nanging katah sing nggandrungi. Niku kedahe diwudali piwulang sinau basa Jawi malih kangge kawula anem anem sing wus keli katut remen tembang" ndangdut koplo.
Isun bangga dadi wong ngapak(induk dari bahasa jawa asli) Krna kita msh terjaga kemurnia bahasa nya dari (galuh purba.sampai tarumanagra) Sampai saat ini menjadi indonesia raya
Orang tua dan leluhur saya jawa tulen..saya orangnya urakan,nakal waktu muda,usia 36 ada hal lucu dlm diri saya,tiba2 saya bisa sdkit2 menguasai bahasa jawa sastra hanya dgn mendengar sepintas, (sekarang 40th)..dan akhirnya membawa saya menjadi mc/pranotocoro muda walau blm sempurna...tanpa belajar pda guru atau sekolah bahasa jawa...murni otodidak...mohon jelaskan kelucuan ini...padahal awalnya tdk ada niat..😂 saya sja bingung klo ditanya sekolah bahasa dmna...mtr sembah nuwun❤
Di banyuwangi bahasa atau kosakatanya Masih banyak dipengaruhi jawa kuno dan beberapa kesenian serta doa2 Tua Masih menggunakan bahasa Jawa kuno dengan gaya banyuwangi Catatan : terserah kalian bilang Using itu bahasa atau dialek jawa, yang Penting gaya Using masih lebih dekat ke jawa kuno daripada jawa modern meskipun beberapa kosakata sudah menggunakan vokal O
Saya subscribe panjenengan lumayan lama. Salut selalu tidak kehabisan topik pembahasan dan bisa menyuguhkan dengan konten yang menarik Pak. Mugi pinaringan wilujeng.
Mas...kenapa bisa ada logat jawa yang berbeda...coba donk dibahas...tentang bahasa jawa ngapak yg digunakan di sekitar Banyumas-CIlacap-Purwokerto dan sekitarnya. Maturnuwun
istilah ngapak justru dibuat oleh kalangan jawa kraton, bahasa jawa asli tanpa krama inggil dan lebih egaliter justru adalah bahasa jawa banyumasan. usia bahasa jawa banyumasan lebih tua dibanding bahasa jawa kalangan kraton
Di Bali masih melestarikan budaya dan bahasa Majapahit Krn disana ditempatkan pada posisi tulisan2 suci.hukum jaman Majapahit juga masih dilestarikan disana.sedangkan logat gaya bahasa Majapahit masih dilestarikan di bahasa ngapak.yg lafalnya A.. bukan O
Dipengaruhi bukan berarti melestarikan, beda antara bahasa Jawa dan Bali. Kalau untuk kesenian tua dan kegiatan ibadah tertentu memang Iya menggunakan jawa kuno tapi ingat kesenian di jawa juga Masih menggunakan bahasa ini sebagai bahasa Tua kesenian contohnya daerah banyuwangi jawa timur.
Bahasa jawa kuno berbeda dgn bahasa jawa moderen. Perbedaan besarnya pertana terletak dari pengaruh bahasa asing yg mempengaruhinya. Bahasa jawa kuno terpengaruh banyak dari bahasa sanskrit, sedangkan bahasa jawa moderen sdh banyak mendapatkan pengaruh dr bahasa arab. Yg kedua vokal 'a' dalam bahasa jawa kuno tetap dibaca a sebagaimana pengucapan vokal a dalam bahasa melayu, sedangkan dalam bahasa jawa moderen vokal 'a' bergeser pelafalannya menjadi o. Ada bbrp wilayah berbahasa jawa yg tetap mempertahankan pelafalan vokal ini sebagaimana dalam masa bahasa jawa kuno, yaitu, bhs jawa tengger,bhs jawa banyumasan/ngapak, dan bahasa jawa banten
@@trinurainiboediindriati4529 bukan. Bahasa yg dipakai dalam wayang orang sdh pakai bahasa jawa moderen. Dalam bahasa jawa kuno belum mengenal tingkatan bahasa
Betul sekali. Nama pimpinan sebuah wilayah pada masa pra hindu di jawa adalah ratu. Dan sekarang pun orang jawa masih menggunakannya utk menyebut pimpinan kerajaan secara posisi, bukan secara gelar. Misalnya : Sultan Agung Hanyakrakusuma ratu ing mataram. Atau dalam istilah 'adoh ratu cerak watu' (jauh dari raja, dekat dengan batu) untuk menyimbolkan daerah yg terisolir, jauh dari pusat kerajaan. Tapi di masa sekarang kata ratu ini disalahkaprahkan hanya utk menyebut raja perempuan saja. Kata ratu merupakan sebuah kosa kata austronesia. Di beberapa wilayah di nusantara ada yg melafalkannya datu. Dalam beberapa varian bahasa austronesia ada jg yg melafalkannya dengan membubuhi apostrof di akhir kata menjadi datu', dan kemudian berkembang menjadi datuk di dalam bahasa melayu moderen. Konsonan d dalam rumpun bahasa austronesia dalam variannya sering berubah menjadi 'r', hal ini krn pengucapan konsonan d dan r sama2 menggunakan ujung lidah yg ditekuk di langit2 rongga mulut. Sehingga pergeseran pelafalan adalah hal yg lumrah. Contoh perubahan pelafalan itu misalnya ; padi - pari (b jawa), danau - ranau (b. Malagasi dan bbrpa varian bahasa austronesia), di - ri (b. Jawa kuno)
Bhs jawa (mulai tangguh tengahan/fase madya) jk dilihat dr segi fungsinya dibedakan mjd; 1). Ragam bhs sastra/susastra -- dibagi mjd tingkat formal dan nonformal. contoh penggunaan utk mantra2, puja, syair, lagu, suluk2, kakawin, prasasti, paugeran hukum dll. 2). Ragam bahasa pacelathon/dipakai luas sehari hari -- Bersamaan masuknya pngaruh demak sd era sultan agung, bhs jawa sehari hari dibagi mjd: 1). Bhs ngoko dg kosakata2 ngoko-- yg dipakai luas dlm percakapan 'enjoy' dan tdk formal sesama org jawa. 2). Bhs krama dg kosakata2 krama-- yg dipakai dlm suasana formal atau suasana menghormati pd berbagai sikon. Ini yg kmd dilegitimasi oleh pihak mataram sbg "unggah ungguh atau tata krama" shg dampak latennya adalah bhw org jawa yg tdk bs berbahasa krama dipandang dr segi org yg bs berbahasa krama, dianggapnya kasar/tdk sopan. Sbnarnya maksudnya baik. Bhw org jawa punya tradisi yg lbh dibiasakan dg simbol2 menghormati, menghargai, tau tata krama, dan protokol berbicara dg org lain. Punya sistem etika dan moralitas dg standar sendiri. Org jawa mau tdk mau melestarikan dan mendidik dg sekuat tenaga agar anak kturunannya bs berbhs krama--suatu tugas moral dan"pekerjaan lebih" dibanding banga lain yg tdk perlu menguasai bermacam2 bahasa. Namun bagi kalangan 'revolusioner' dan yg benci thd segala simbol2 kekuasaan kraton jawa,, ini yg akhirnya digoreng mjd narasi FEODALISME! feodal hrs dihapuskan. (Disini silahkan anda simpulkan sendiri apa esensi korelasi dg keadaban yg tinggi dg feodalisme). Ragam bahasa krama sendiri dibagi bagi lg mjd: a). Krama lugu b). Krama madya c). Krama alus/krama inggil.
Kemudian jk dilihat dr segi dialeknya, bhs jawa tangguh madya jg bs dibedakan mjd: 1). Bhs jawa dialek banyumasan (ngapak/medok) 2). Bhs jawa dialek mataraman tengahan (bandek). 3). Bhs jawa dialek arekan (jw timuran). 4). Bhs jawa dialek tengger osing. 5). Bhs jawa yg berbeda dr poin2 diatas yg penuturnya terdiri dr org2 wonosobo, purworejo, pemalang batang, cirebon, dermayuan dsb. Brebes dan tegal sendiri sbnarnya kosakata ngapak nya byk yg berbeda dg kosakata di wilayah banyumasan. Dan banten yg notabene diujung kulon pulau jawa, bukannya penutur bhs sunda, tp mlh identik berbhs jawa ngapak!
Betul, raja itu adalah bahasa Sanskerta,,, utk orang2 nusantara sebutan seoarang pemimpin itu klw di jawa sebutannya Ratu, di sumatera ada sebutannya Datu/datuk, di kepulauan maluku/ Indonesia timur ada sebutan Latu... itu adalah rumpun bahasa2 Austronesia... Ada juga istilahnya Kedatuan atau kedaton atau keraton...
Nganti sak iki mbahku ngarani rojo kui ratu, aku sempet debat karo mbahku masalah nyelok rojo lan ratu soale sing di arani mbahku ratu kui lanang, lha jebul pancen boso kuno ora rojo wedok utowo lanang kui arane ratu, suwun pak arif wenei reti
Mas Arif, nyuwun Tulung dipun bahas bahasa ngapak, LAN sesambunganipun kaliyan bahasa Jawa ingkeng dipun agem wonten ing Yogyakarta, lan surokarto, dumugi Jawa timur 🙏
Anda cerdas pak..Induk bahasa jawa itu bahasa ngapak(galuh purba) Tp nth mereka orng jawa yg barakhir O tdk mau mengakui nya.padahal sejarah nya sngt begitu jls ada nya.
Wong majapahit dandanane malah mirip wong mataram😄. Kudune nganggo kain tanpo motif batik. Ora klambenan, nyeker, rambut disanggul. Koyo filem tutur tinular lho. Iki saran tok. Konten jenengan pancen apik👍
Basa Jawa kuno sing paling mirip Saiki saking wilayah ngapak, Jawa Tengah: Banyumas, Cilacap, Tegal, Brebes. Jawa Barat: Cirebon, Indramayu. Banten: Serang, Cilegon, Karo wilayah Jawa Timur: Banyuwangi yaiku suku Osing. Lamun bisa ngomong ngapak pasti ngerti apa sing tak tulis iki. Kita asale saking Serang Banten
"Lamun bisa ngomong ngapak pasti ngerti apa sing tak tulis iki. kita asale saking banten" Dari kalimat diatas hanya 'lamun' yg menunjukan kesamaan dengan bahasa Jawa kuno, bagaimana anda bisa mengklaim lebih mirip ????
aaahh... makin rumit juga kalau mau ngumpulin bahasa jawa yang asli, karena terlalu banyak cendekiawan purba yang menggubah dari jaman ke jaman. dengan segala filosofi yang melengkapi nya sehingga terlihat original di tiap tiap daerah pengucapnya..
@Dafa Andlian pasya maaf ya mas anda salah, riset lagi. Kerajaan Galuh purba kisaran abad 1 - 6 Masehi, 600 tahun kemudian baru ada Majapahit yaitu abad ke 13. Berdasarkan penelitian memang bener bahasa Jawa ngapak termasuk basa Jawa kuno yang masih ada, tentunya mengalami perubahan juga. Jawa ngapak menggunakan "A" dalam kosakata nya. sama dengan Sanskerta juga menggunakan "A'. Selain itu dalam basa Jawa ngapak tidak ada tingkatan bahasa(kasta), lebih egaliter. Begitu juga basa Jawa kuno tidak ada perbedaan kromo dan ngoko. Selamat belajar sejarah lagi untuk kita semua.
@Dafa Andlian pasyaSaya tahu tentang kerjaan Galuh purba dari internet, saya tahu bahasa Jawa ngapak termasuk basa Jawa kuno yang masih eksis juga dari internet. Sejarah itu banyak pendapat banyak sudut pandang. Belajar sejarah jangan saklek apalagi level kita cuma penikmat sejarah bukan peneliti ga punya kapasitas menyampaikan hanya teorimu yang bener. Coba anda ketik " Kerajaan Galuh purba" diinternet supaya pikiran terbuka dan punya gambaran baru tentang sejarah Jawa. Tonton juga di akun RU-vid tirtoID sempet ngebahas bahasa ngapak sebagai bahasa Jawa kuno.
Tingkatan bahasa atau bebasan sudah ada sejak Majapahit, cuman gak sekompleks Jaman Mataram Justru Majapahit pioneer tingkatan bahasa, menurut Tome pires jawa pedalaman (Majapahit/daha) bahasanya bertingkat, sedangkan jawa pesisir (Demak,jepara,Tuban) tidak bertingkat Tingkatannya masih simple berupa perbedaan2 diksi antara bangsawan dan rakyat, bangsawan lebih nyastra Tingkatan bahasa itu alami bukan buatan, yang buatan itu standarisasi Contohnya banten yang mewarisi bahasa pesisiran juga punya tingkatan bahasa, tapi bukan berwujud tingkatan ngoko - krama Mataram
Apakah bisa bahasa Jawa dikembalikan ke era Kawi? Biar mudah tanpa tingkatan tingkatan yang sulit karena generasi sekarang paling banter cuma bisa Ngoko saja
Kalau masuk gua bisa membuat org menjadi lebih suci dan lbh baik.. menjauhkan dr sifat2 arogansi fanatik sempit yg merasa diri sok paling suci.. kenapa tidak.. Mending masuk gua dan mengolah batin menjadi org yg lebih baik drpd gak masuk gua tp hidup merasa sok paling suci dan arogan.. hehehehehe
@@neutralityempty6988 yo wess.. masuk gua aja skrang geh.. sono diam sampai mati, jgn lupa bwa wifi atau kuota yg bnyak biar kita ttap saling koment dsni.
Hitung mundur sdh dimulai kisanak , kita yen isih diparingi umur kalihan Gusti bakal nyekseni wong jowo mbalik nang jatidiri ne , budaya jawa lawas bakale diusung maneh kalihan wong jowo uga ageman ( agama) jawi bade dipun sandang malih
@STREET FUN CHANNEL, Ajaran kejawen mengajarkan agomo niku namung ageman. Tujuan sejatining manungso kui dudu fanatik neng agemane tp membersihkan hati ben iso wangsul bali teng Gusti Pangeran ingkang damel urip. Banyak org fanatik ke agama dan merasa menjadi yg terbenar. Lucunya lagi mereka bahkan merasa bahwa Tuhan hanya mencintai org2 dari agama tertentu saja dan menghukum org dari agama lain.. seolah Tuhan itu hanya milik satu agama tertentu saja.. 😁
apakah bahasa jawa ngoko halus dan ngoko lugu, kromo halus dan kromo lugu termasuk b. jawa modern? kalau ortu lebih tepat kakek nenek bilang kalau bahasa dlm kerajaan biasanya bahasa jawa kawi. tapi kurang tau juga.
Bahasa kawi agak lebih dekat dengan bahasa jawa ngoko.Andai patih gajah mada sowan ke kraton kasunanan solo,mungkin beliau kurang paham saat berkomunikasi.Karena kraton memakai bahasa jawa krama inggil.Contohnya ada kata kabeh/semua/ngoko pada penggalan kalimat yg menjadi motto bhineka tunggal ika.
sejak dulukala bangsa nusantara sudah didatangi berbagai bangsa di dunia maka takheran dan tidak pernah ada masalah dengan bahasa apapun bah ngoko bah kromo penting penake piye