Setuju, pendidikan 100% dibiayain oleh negara, untuk negara. Jadi negara memilih siapa yg akan diberikan pendidikan, dan kalau bodoh tidak naik atau bahkan dikick out bukan terpaksa dinaik kelaskan. Begitu kan guru?
bukan gitu pertanyaanya bro. itu mah harapan semua masyarakat menengah kebawah. biar bisa bikin anak banyak nan ga repot repot keluar duit buat pendidikan . 😂
Untuk kebutuhan pasar, karna memang output pendidikan di dorong untuk menjadi kacung. Dan yang menjadi pembicaraan terkait pembayaran dua sisi adalah dampak dari komersialisasi pendidikan.
Menurut saya sekolah dasar hingga SMP sebaiknya secara proporsional 75% itu pelajaran akhlaq Budi pekerti, selebihnya pengetahuan umum, selanjutnya jenjang SMA porsi pelajaran akhlaq 50% sedangkan 25%teori sisanya 25% praktek
Gak usah ngatur2 kurikulum, biarin aja siswa ke sekolah belajar tanpa kurikulum, belajar dan bermain sesuka hati Karna nanti dibilang "dipaksa" sama guru gembul
nilai nilai aklak budi itu harusnya diberikan orang tua di lingkungan rumah . di sekolah dia belajar bersosial ,bernegosiasi, dan berorganisasi. akhirat itu spekulatif dam abstrak . cukup guru agama saja yg mengajarkan itu.
Sekarang jamannya internet, walaupun cuma ada 1 orang pinter, tapi di upload di internet, maka ilmunya nyebar ke orang2 yang nonton yang walaupun belum pernah ketemu orangnya secara langsung, hebat sih orang yg kepikiran buat internet
Di tahun 2014-2015 , Kerasan banget jadi bahan uji coba kurikulum dari KTSP ke 2013 , setelan beberapa bulan kembali ke KTSP lagi , gk lama itu ke 2013 lagi , turun jam 7 pagi , selesai jam 3-4 sore , lanjut eskul sampe jam 6 sore , sampe rumah jam 7-8 malam 😅 2 tahun gw rasakan itu
Saya pengen nanya juga nih.. Kapan lagi ada pelajaran untuk akhlak, semacam PMP, PPKN... Supaya generasi sekarang bisa lbh sopan dan punya adab kepada oranh laen atau orang yg lbh tua...
@@madr3563 ku jawab langsung dari aku sendiri yang sekarang kelas 10, jadi gini. PPKn itu sekarang lebih mengarah ke hukum yang berdasar UUD 45 dan konsep konsep norma. Jadi kalo ada yang bilang sekarang ngga ada pelajaran akhlak dan adab dia ngga 100% salah, karena konsep norma disini hanya menjelaskan tantang bagaimana norma bekerja, bukan bagaimana norma dilakukan saat bermasyarakat. Jadi menurutku harusnya ada peran orang tua dan guru sebagai tindak lanjut dari pelajaran tersebut, bukan cuma teori tapi juga ada eksekusi. Apalagi orang tua sekarang lembek lembek ngga berani kerasin anaknya. pun juga kalo ada yang kerasin, orang tuanya juga ngga ngasih pelajaran dari apa yang telah dia lakukan (ngga membuat anak tersebut intropeksi diri mengapa orangtuanya bisa keras pada si anak).
FYI, menteri pendidikan hari ini datang dari kalangan pengusaha, bukan akademisi. Beliau menjadi menteri karena perannya dalam pemilu 2019 lalu (faktor politik, bukan faktor profesional). Dan biasalah, banyak yang ganti-ganti nama padahal itu juga cuma untuk menjadi pertanda: Di zaman pemerintah pak itu begini - begini - begini.
@@miftahulhuda5711 lalu selama sebelumnya (kabinet presiden lain) yang menteri nya berasal dari kaum akademisi dalam bidang pendidikan kenapa pendidikan indonesia jadi kacau ? Liat peringkat pendidiikan indonesia itu sangat rendah, SDM yang dicetak dari sistem pendidikan itu ga siap dan ga diajarkan beradaptasi dalam industri 4.0 ? Mungkin memang seharusnya kita pake dari kaum pengusaha (menteri) karena dalam entrepreneurship lebih bisa mengerti demand dari bawahan mereka, yang selama ini suara siswa tidak pernah di dengar negara, saya sendiri lulusan SMA tahun 2013 dan tidak tahu bagaimana sistem pendidiikan sekarang, namun saya yakin UN dihapus sudah menunjukan perkembangan sangat pesat pendidikan indonesia
Sebagai guru, yang udh nyicip 3 jenis kurikulum berbeda, ktsp, k13, k.merdeka Saran saya sederhana buat rekan2 yg ga suka sama kurikulum negara ini - sekolahkan anak anda di luar negeri - buat sekolah dg kurikulum anda sendiri - jangan sekolahkan anak anda di sekolah yg berbasis kurikulum buatan pemerintah Pilihlah mau yg mana? Gw si kalo ada duit no 1 ya, berhubung gw miskin, ga ada tuh opsi 1,2,3, bisa ny koar2 dikolom komentar
Gaada yg namanya percobaan kelinci kurikulum. Kalo itu ada, lalu untuk siapa jika itu berhasil? Masa percobaan kelinci untuk kelinci, ya itu mah bukan percobaan namanya, tapi langsung diterapkan
Pendidikan Indonesia itu di selenggarakan untuk mengikuti sistem yg disusun untuk tunduk agar dapat memperbudak siswa2 agar mengikuti sistem yg sedang berlangsung bukan untuk kepentingan negara maupun kepetingan siswa itu sendiri.
saya punya opini yg sesuai untuk menjawab.. Kenapa siswa membayar dan bukan negara yg menanggung... itu karna responsibilitas terbaik akan ada atau muncul jika kita mengorbakan sesuatu untuk di pakai. ambil contoh jika aku (negara) memberimu (ke rakyat)50rb setiap hari, perilaku yg sering menonjol ialah hal yg berbau konsumtif progressif yang mana orang2 akan mebeli barang/benda setiap saat, dikarnakan besoknya dia(rakyat) akan diberi lagi 50rb oleh saya(negara) dan itu berlajut setiap saat.. hilang sudah rasa tanggung jawab.. dan responsibilitas. maka dari itu kita bisa lihat kalau hal ini condong kepada pengapresiasian pada suatu hal yg sudah di support oleh negara. Rakyat diminta untuk membayar karna mereka(negara) ingin kita(rakyat) lebih menghargai sesuatu yg telah diberikan yg mana (berupa bantuan)
Sama sekali tidak menjawab, krna yg anda mksd agar rakyat tidak ketergantungan bukan ? Maaf tp ini konteks nya pendidikan ,saya pribadi merasa saya bayar tp tidak mendapat apa yg seharusnya sya dpt knp ? Krna kurikulum nya seakan akan saya itu sekolah gratis ,ingat "kurikulum nya" Jikalau sklh itu nnti gratis dg kurikulum yg seperti itu, maka saya sama sekali tdk akan mrasa keberatan krna ya gratis jd ga mengharapkan apa2 dg kurikulum ny
@@SasukeUciha-pn6el maaf dan menurut saya opini anda lebih mengarah ke arah subjektif yaitu menurut diri anda sendiri, data seharusnya harus secara objektif dan terdata massal. Untuk kurikulum, tidak ada yang namanya kurikulum paten dan akan di gunakan selamanya . mereka akan di ganti dan diperbaharui sesuai dengan kemajuan zaman dan target generasi yaitu 5 tahun sekali.. bisa lebih cepat atau lambat. menurut data. kalau tentang blum banyaknya yang belum dapat menerima manfaat dari kurikulum baru. biasanya lebih dominan dari OKNUM dari generasi pengajar/guru yang tak bisa menerima kurikulum baru, entah karna terlalu sulit dan tidak paham teknologi dasar atau karna faktor malasnya seorang oknum pengajar/guru untuk belajar hal baru di dalam kurikulum yang baru. dan ini terbukti dari banyaknya oknum guru menolak Kurikulum Merdeka karna dinilai menyusahkan guru karna ketidak mampuan seorang guru atas informasi yg modern dan rumit.. oh maaf bukan ketidak mampuan tetapi Kemalasan 😁. jadi sumber masalahnya bukan dari kurikulumnya.. masalah utamanya ialah SDM nya. Tau kan kalau malas adalah masalah paling dominan di indonesia, dan ini adalah fakta.
Ketika biaya pendidikan digratiskan, justru siswa malah gak ada usaha buat belajar sungguh2. Karena gak ngerasa usaha apapun buat sekolah. Kayak mayat hidup. Yg penting hadir, gak boleh gak naik, wajib KKM, wajib lulus dpt ijazah. Bahkan imbasnya jg ke Wali murid, krn gratisan, mereka pd mls kerja, berharap bansos. Bansos gak cair marah2 sama kepala desa. Ngoceh di sosmed pemerintah gak adil, dst. Itu2 aja yg dpt bansos. 😅
Kata dik doang, kenapa orng yg tinggal di sekitar laut, tapi kurikulum bukan tentang kelautan, yg tinggal di sekitar hutan kenapa kurikulum bukan tentang kehutanan, akhirnya mereka hanya tinggal tapi tidak melestarikan lingkungannya dan tidak peduli dengan lingkungan nya😂
Untuk kebaikan bersama, siswa dpt bekal ilmu untuk dirinya sendiri dan negara juga dapat generasi penerus bangsa yg mampu untuk mengelola negara dimasa depan.
Pendidikan diselenggarakan untuk supply tenaga kerja perusahaan, masih sama seperti jaman kolonial. Semoga kita semua sadar, padahal sejatinya pendidikan meningkatkan value bagi sebuah jiwa yang berdampak pada perbaikan dalam pola pikir, jalan hidup, serta perilaku si pengecap pendidikan
Pendidikan kan emang gratis 12 tahun karena kelas pekerja dibutuhkan setingkat sma/smk/stm, klo kuliah itu niatnya buat pekerja + pemikir, cuma karena pasar kerja ketemunya prinsip ekonomi terpaksa yg lulusan pekerja + pemikir menurunkan standar nya. Tapi bukan berarti lulusan sma/smk/stm ga bisa sukses karena bidang wirausaha yg dibutuhkan itu pengalaman lapangan dan kemampuan pribadi. Makanya wirausaha itu dianggap sudah cukup bagi negara untuk mengisi apbn
Pendidikan diadakan untukendidikambuntuksuswa agar mendidik mensuapkan tenaga kerja yg sesuai untuk bekerja yg sesuai untuk keinginan perusahaan/oligarki
Pendidikan di Indonesia sebenarnya diselenggarakan untuk kepentingan negara dan juga siswa. Negara memiliki kewajiban untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyatnya agar dapat meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan negara secara keseluruhan. Namun, siswa juga memiliki hak untuk menerima pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masa depan mereka. Siswa di Indonesia harus membayar biaya pendidikan karena biaya tersebut digunakan untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan seperti pembangunan sarana dan prasarana, pembelian buku dan alat-alat pendidikan, serta gaji guru dan staf pendidikan lainnya. Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai program beasiswa dan bantuan keuangan untuk membantu siswa yang kesulitan membayar biaya pendidikan. Kurikulum yang digunakan oleh siswa di Indonesia adalah hasil dari kebijakan negara dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum tersebut disusun dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Siswa harus belajar menggunakan kurikulum tersebut agar dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara yang produktif dan berkualitas. Namun, pemerintah juga memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk melakukan modifikasi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa di setiap daerah.
untuk diri sendiri belajar apapun itu tinggal pemerintahnya merubah cara pendidikannya biasakan dengan bakat siswa bukan yang seperti saat ini semua mata pelajaran harus diikuti
Sekolah negeri di tempaku gratis, dan kurikulum terbaru yaitu kurikulum merdeka menetapkan pembelajaran berpihak kepada peserta didik, sy rasa jawabannya sudah terjawab mungkin bapak nya kurang update..
Anda aja yang bingung, karena siswa belum paham apa yang harus mereka pelajari, makanya ketika jadi mahasiswa kita bisa memilih mata kuliah karena kita sudah bisa memilih apa yang ingin kita pelajari, kalo siswa disuruh memilih pelajaran sendiri saya yakin 85% siswa laki-laki dari SD-SMP hanya memilih mempelajari pendidikan olahraga
Izin menjawab, menurut saya, pendidikan diselenggarakan itu untuk siswa, untuk membentuk pola pikir, memang ga semua yg dipelajari itu akan berguna nantinya, kurikulum itu fungsi nya bukan utk siswa, tpi untuk gurunya supaya bisa mengevaluasi perkembangan intelektual siswa nya, karena kan guru ( tenaga pendidik ) posisinya ada di bawah menteri pendidikan ( negara ), jdi kurikulum itu bukan memaksa tpi sebagai alat tolak ukur untuk menentukan perkembangan intelektual siswanya, bisa aja ga pake kurikulum, tpi mau nentuin perkembangan intelektual siswa nya gimana ? Adain ujian ?, Klau ujiannya ga seragam gimana mau nentuin siswa kota A lebih cerdas dri kota B ?
Kalau emang kurikulum di buat untuk guru, knpa ada seorang guru yg harus mengikuti kurikulum ketika ingin menyampaikan sesuatu ke siswa ? Mksd saya scra tdk langsung hal tersebut sama saja kurikulum di buat untuk siswa. Krna memang untuk siswa
Untuk negara, maka negara memeberikan dana bos, walau kenyataanya banyak dana bos yg penggunaannya kembali ke negara,.. maka para guru honorerlah yg sekarat...
Oii itu cuman sebuah pertanyaan dri si gembul itu keluh kesahnya yg dia rasakan dan blm mndapatkan jawaban, cman keresahan pada sistem pendidikan dan dia bingung menyelesaikannya bagai mana, trus d lmpar sma tmn nongkrongnya berharap mndpapat jwaban... Itu bukan solusi dri permasalahan yg ada sekarang.. Pemerintah dri dulu sudah ada wajib belajar 9 tahun dan sekarang akan di ubah menjadi 12 tahun bagi warga yg kurang mampu, dan itu semua gratis... Tp tdk seluruh siswa gratis gak bayar sekolah bull, cri uang d mna pemerintah sekin ribu sd, smp, sma mau d gratisiin yaa bangkrut negara...
ya utk keduanya.. utk siswanya, krn setiap individu butuh pendidikan. utk negara krn siswa adlh penduduk suatu negara. negara dan penduduk adlh 2 komponen yg tdk saling lepas. knp perlu kurikulum, tentu utk menstandarkan dan mengikuti perkembangan. klo kurikulumnya beda2, lalu yg menjadi standar apa? kurikulum pendidikan yg skrg memang blm menjadi yg terbaik, tp sedang diupayakan utk menjadi lebih baik. jika ada bagian2 tertentu yg blm maksimal, sampaikan dgn cara tidak menjustifikasi keseluruhan sistem. perbaiki saja yg ga baiknya dmn
Kalo pendidikan di gratis kan, percaya deh rungkad nantinya spt di Brunei Darusalam, krn sekolah gratis, siswa jd seenaknya. Kalo ada uangnya sebenarnya buat fasilitas kesehatan gratis.
Untuk siswa,dan uang nya untuk negara. Nah di karna kan udah kasih uang,negara bikinin kurikulum buat siswa. Jadi intinya kita membeli kurikulum dari negara
Pendidikan harus untuk siswa, jadi harus sesuai dengan karakter siswa yang ingin jadi apa, bertahan hidup seperti apa. Siswa yang ingin jadi koki tidak perlu belajar banyak macam mata pelajaran lain yang tidak menunjang karirnya dimasa depan. Hidup manusia itu terbatas dengan kapasitas otak yang terbatas, tidak usahlah isi otak kita dengan macam macam yang tidak kita butuhkan. HP aja jadi lemot kalo kebanyakan aplikasi.
Saya apresiasi dengan pemikiran2 seperti ini dan sangat mendukung Tapi konsistensi ketika menjadi pemikir saat sebelum menjadi dan setelah menjadj biaasanya beda lagi Sudah banyak terjadi Karna wakil yang rakyat cari sebenarnya konsistensi bukan janji😂
Nggk juga, kalo sekolah kalian negeri artinya diadakan oleh negara maka kirikulum dari negara. Jika sekolah swasta cuma dianjurkan kurikulum dari negara, "tidak wajib". Kalo mau lebih bebas lagi ya sekolah terbuka. Yg kurang adalah kebebasan berfikir dari orang tua dan siswa untuk memilih pendidikan, taunya ya sekolah negeri itu bagus titik
Pk guru cerdas dan kritis bgt, tapi pendidikan itu mutlak tuk diri kita sendiri, kalo mekanisme nya ya di atur oleh negara, kalo kurikulum bukan negara yg ciptain , nanti bisa berbeda2 se Indonesia.
2 2 nya lah. Untuk pinter diri kita. Untuk negara mungkin juga yg di maksud saling meng untungkan kedua belah pihak dan kesepakatan juga kalo mau belajar yah standar dari pendidikan negara. SOP nya gitu si.
Sebenarnya pendidikan itu untuk mencerdaskan anak bangsa... Spt hukum timbal balik gitu untuk negara..( menurut saya), sekarang saya pingin tanya.... Mana yg benar..: hidup buat belajar atau belajar buat hidup????
Menurut saya, Pendidikan di Indonesia pada dasarnya diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat dan negara, serta sebagai hak dasar bagi setiap individu untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan dan berkontribusi pada pembangunan negara. Namun, implementasi pendidikan dapat melibatkan berbagai pihak, termasuk siswa dan negara. Biaya pendidikan yang ditanggung oleh siswa dapat dijelaskan oleh model pendanaan pendidikan yang berlaku di negara tersebut. Meskipun pendidikan di Indonesia dianggap sebagai hak, ada beberapa kebijakan yang menetapkan adanya biaya pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Biaya pendidikan tersebut sering kali digunakan untuk membiayai infrastruktur, fasilitas, dan sumber daya pendidikan yang disediakan oleh pemerintah. Sementara itu, kurikulum pendidikan yang ditentukan oleh negara memiliki tujuan untuk mencapai standar pendidikan nasional dan memastikan bahwa siswa menerima pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan negara. Kurikulum nasional dirancang berdasarkan kebijakan pendidikan yang dihasilkan melalui kajian dan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan, termasuk ahli pendidikan, akademisi, dan praktisi. Dalam upaya memenuhi kebutuhan siswa yang beragam, negara juga memberikan ruang bagi sekolah dan guru untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan beragam, sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal. Terdapat juga kebijakan yang mendukung pilihan pendidikan alternatif, seperti homeschooling atau sekolah swasta, yang memberikan lebih banyak kebebasan dalam menentukan kurikulum dan metode pembelajaran. Dalam intinya, pendidikan di Indonesia diadakan untuk memenuhi kepentingan bersama antara negara dan siswa. Negara bertanggung jawab menyediakan akses pendidikan yang berkualitas dan memastikan kurikulum yang relevan, sementara siswa bertanggung jawab untuk belajar dan mengambil manfaat dari kesempatan pendidikan yang diberikan.
ijin menjawab pak guru .. ☝️ Tekat bernegara adalah simbiosis mutualisme. Baik negara atau warganegara tidak boleh bersimbiosis mutualisme .. JD jgn benturkan kepentingan negara dan warganegara Indonesia berdiri atas dasar perjuangan bersama. Seluruh sumber daya baik SDA maupun SDM digunakan untuk kelangsungan hidup bangsa dan bernegara demi melindung dan mensejahterakan warga negara.
Saya ingin mempertanayakan hal mendasar seperti guru gembul. Memang konsep siswa dan negara itu berbeda?dari kata-katanya?dari tentang usianya?dari jumlah anggotanya?dari interaksi antar kelompoknya?
Untuk kepentingan Industri dan kepentingan politik praktis serta kepentingan komoditas lainnya, Pak Guru... Saya sdah jwab dgn jujur dan stlah berkontemplasi beberapa wktu Pak...😂🤣🤣
Sekolah & institute pendidikan adalah Bisnis pendidikan, untuk mengenyam pendidikan bohong jika 100% tanpa dipungut biaya. maka Kepandain, semangat yg kuat, biaya, sabar, petunjuk guru, waktu yang panjang, itu adalah kodratnya menuntut ilmu tanpa 6 itu tdk mungkin mendapatkan ilmu, & itu semua salah satunya tdk akan pernah terpisah...
kalau bicara kurikulum, sebenernya kurikulum adalah salah satu jualan instansi pendidikan. Misal, siswa sekolah di negeri maka siswa sekolah utk beli kurikulum negeri yg dibuat oleh negara. sedang kalau masuk swasta, siswa beli kurikulum yang disediakan oleh swasta
dengan pajak di negara ini yang kecil serta Guru honorer yang melimpah disini maka diharuskan lah siswa membayar disekolah, tapi dengan pajak yang tinggi sekalipun belum tentu bisa membackup fasilitas pendidikan salah satunya 🗿
Untuk bangsa, krna dalam konstitusi sudah jelas tugas negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengalokasikan 20% apbn untuk sektor pendidikan. Wlpn dlam prakteknya blm berjalan secara maksimal tp tujuannya jelas. kurikukum jelas ditujukan untuk siswa, tp negara blm maksimal dalam menyusun kurikulum yg sbnernya dibtuhkan siswa, krna dewan yg menyusun kurikulum ini jg rata2 akademisi dr berbagai macam kultur yg akibatnya kurikulumnya gk bakal bisa mengikuti kemauan siswa
Untuk siswa pak. Karena siswa penerus bangsa. Kalau siswa cinta tanah air dia berkorban untuk negara. Kalau siswa bodoh negara hancur jadi budak pak. Negara yang maju pasti rakyatnya berkualitas toh. Kata ibu jadilah orang yang berguna bagi nusa bangsa negara dan agama.
Pake logika dulu aja. Mana bisa anak 6 tahun yg belum bisa menulis, membaca dan berhitung disuruh memilih pelajaran.😅😅😅 PENDIDIKAN ITU UNTUK APA, BUKAN UNTUK SIAPA.
@@wongkagechannel cacat logika, ya proposional lah, umur 6 tahun itu hanya bermain, bersoisalisasi, diajarin akhlak, moral, budi pakerti, taat aturan, diajarkan mana yg benar dan salah, belum mesuk ke pelajaran hitung²an, hafalan, dll. Jika sudah masuk tahap smp ke atas baru belajar sesuai minat mereka, dan semua itu gratis jika untuk negara. 🥱
Pendidikan di wakanda itu emang sengaja dibuat untuk “PARA KAPITALIS” guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan luar/dalam yang invest disini.. -sering ditekankan untuk kerja pabrik , bahkan dicap sudah mapan klo kerja di pabrikan -tidak ada pelatihan skil untuk menjadi sebuah pelaku industri/usaha *Semua dilakukan agar nanti terciptanya tenaga kerja yg murah / jam kerja overtime karena ga ada pilihan lain sangking banyaknya sdm.