Ibu Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting Hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir Bila aku merantau Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan Lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar Ibu adalah gua pertapaanku Dan ibulah yang meletakkan aku di sini Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi Aku mengangguk meskipun kurang mengerti Bila kasihmu ibarat samudera Sempit lautan teduh tempatku mandi, mencuci lumut pada diri Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh Lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu Lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu Bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala Sesekali datang padaku Menyuruhku menulis langit biru Dengan sajakku
Petjaah bang... Merinding plus terharu menyerbak di dalam diri. Saya yang sedang merantau belum bisa pulang karena corona tambah kangen emaak. Pikiran jadi nostalgiaa masa kecil... DABEST 👍👍👍
Kak keren 👍 baru pertama liat videonya langsung suka,. Boleb tanya ga Kakak gimana sih cara mendalami karakter dalam puisi/sajak? Dan buat dong ka video tutorial nya atau ya.. materi yang berhubungan dengan puisi/sajak.. Soalnya pengen banget ngungkapin perasaan itu lewat puisi atau sajak..
Singkat cerita ibu saya sakit dan menghempuskan nafas terahir di ibukota dan pulang merantau tanpa nyawa. Saya pun sadar ibu saya di dunia ini cuman merantau begitupun saya dan semua manusia yang di dunia. Kita semua hanya perantau di bumi ini, PUISI " IBU PULANG MERANTAU" ru-vid.com/video/%D0%B2%D0%B8%D0%B4%D0%B5%D0%BE-HyfnJQhSX0Y.html .