Video LRT Jakarta Velodrome - Pegangsaan Dua:
• Naik Kereta LRT Dari S...
Video Cabin View LRT Jabodebek:
• Cab View, Perjalanan n...
LRT Jabodebek, Lompatan Teknologi di Indonesia yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diproduksi karya anak bangsa.
Pengoperasian LRT menggunakan beberapa teknologi canggih, seperti sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3, Automatic Train Protection (ATP), U-Shaped Girder dan Sandwich panel.
Dikutip dari situs resmi KAI, CTBC sendiri merupakan pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi secara otomatis dari pusat kendali operasi.
Dengan teknologi ini pula, LRT Jabodebek akan beroperasi mengikuti jadwal yang diunggah ke sistem persinyalan di pusat kendali operasi atau OCC (Operation Control Center). Karenanya, seluruh operasional LRT akan berjalan secara otomatis mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.
Teknologi ini pula lah yang memungkinkan kereta bisa berjalan secara otomatis tanpa masinis. Kendati demikian, masih ada petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan pada pelanggan.
Petugas yang diberi nama Train Attendant ini akan mengambil alih pengoperasian kereta LRT secara manual dengan kecepatan terbatas, apabila terjadi gangguan sarana atau prasana.
Dengan teknologi ini, memungkinkan kereta dioperasikan tanpa masinis dan mengatur jarak antarkereta menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman. Selain itu, LRT Jabodebek juga merupakan karya anak bangsa dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih dari 60 persen. LRT Jabodebek ini dibangun bersama antara KAI, Adhi Karya, Len Industri, dan INKA.
Sistem CBTC GoA Level 3
Melansir dari laman Kereta Api Indonesia, sistem CBTC GoA Level 3 adalah cara kereta beroperasi secara otomatis berbasis komunikasi tanpa masinis. Kehadiran petugas Train Attendant di dalam kereta untuk kondisi darurat dan pelayanan pelanggan. Sistem ini mengoperasikan kereta berdasarkan jadwal yang diproyeksikan secara otomatis dan diawasi dari pusat kendali operasi atau Operation Control Center (OCC). Jika terjadi gangguan, petugas Train Attendant dapat mengambil alih pengoperasian kereta secara manual dengan kecepatan terbatas. LRT Jabodebek mengikuti jadwal yang telah diunggah ke sistem persinyalan di OCC, dan operasinya berjalan otomatis dengan pemantauan dari operator OCC. Keunggulan GoA 3 adalah mengurangi potensi kecelakaan akibat kesalahan manusia, meningkatkan akurasi jadwal kereta, dan mengoptimalkan jadwal perjalanan. Sistem serupa telah digunakan di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, Singapura, Spanyol, Inggris, Brazil, dan lainnya.
Automatic Train Protection (ATP)
Mengutip dari laman resmi LRT Jabodetabek ADHI, LRT ini dilengkapi dengan sistem keamanan seperti Automatic Train Protection (ATP). ATP adalah sistem pada persinyalan kereta yang otomatis mengontrol kecepatan kereta. Jika kereta mendekati sinyal STOP atau melaju terlalu cepat, ATP akan secara otomatis mengurangi kecepatan atau bahkan menghentikan kereta. ATP juga menggunakan teknologi yang menghubungkan perangkat di lokomotif dengan sensor di jalur kereta, sehingga dapat menghindari pelanggaran sinyal yang disebabkan oleh kesalahan masinis.
U-Shaped Girder sebagai Anti Derailment
Melansir dari beberapa laman seperti LRT Jabodetabek ADHI, dan laman Universitas Gadjah Mada, Anti Derailment pada U-Shaped Girder adalah fitur yang mencegah kereta api keluar dari relnya. Fitur ini penting untuk menjaga keamanan operasi kereta api, terutama pada proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Indonesia yang menggunakan konsep U-Shaped Girder. Pengoperasian Anti Derailment pada U-Shaped Girder didasarkan pada desain struktur yang menggabungkan gelagar dan pagar/dindingan menjadi satu, membentuk huruf "U". Hal ini membuat struktur U-Shaped Girder menjadi lebih kuat. Ketika terjadi situasi "derailment", yaitu kereta keluar dari relnya, struktur kuat dari U-Shaped Girder mampu menahan kecepatan tinggi dan massa kereta. Dengan demikian, U-Shaped Girder dapat mencegah kereta jatuh dari lintasan dan potensi tabrakan dengan pagar atau dinding gelagar menjadi lebih rendah.
Sandwich Panel
Sandwich Panel adalah bahan konstruksi yang terdiri dari dua lapisan logam yang mengapit lapisan inti yang biasanya terbuat dari bahan isolasi, seperti busa atau bahan serupa. Teknologi ini digunakan dalam konstruksi bangunan untuk menghubungkan elemen struktural. Kelebihan dari penggunaan sandwich panel meliputi keamanan lingkungan karena bahan baku yang ramah lingkungan, kecepatan pengerjaan yang lebih efisien karena tidak memerlukan finishing tambahan, isolasi suara yang tinggi, serta beban yang rendah pada pondasi konstruksi.
sumber :
detik com
liputan6 com
24 дек 2023