Kalau melihat channel ini mudah2an...sultan Jogja berikutnya diangkat berdasar paugeran & aturan yg sdh dirumuskan oleh Sultan Agung..ingat ..bhw Kesultanan Yogyakarta adalah Kerajaan Islam..mknya rajanya disebut "Sulthan"... dan seorang sulthan haruslah laki2 dan bkn perempuan...mg2 prosesi pergantian Sultan Jogja kedepannya tetap berdasar aturan yg sdh berlaku turun temurun tsb..shg bl sesuai paugeran/aturan pasti dpt ridza dr Allah SWT...yg tentunya bs mewujudkan ketentraman & kedamaian di Jogjakarta..aamiin..
Ya...yang jelas pendiri paugeran Mataram Kotagede..putro mbarep mijil Kakung...mataram bukan pleret Rm.Rangsang..pleret bekas nya saja tidak tampak...Kotagede masih Anggun walau berubah menjadi makam......
Duuuh...gaduuuuh...gaduuuh..teruuus...gak bangsawan , gk rakyat jelata... Makanya , jangan heran kalau rakyat dapat contoh yg seperti itu dari pemimpin nya...
Ya begitulah..pd intinya segala sesuatu itu kalau diawali dng taat pd aturan pasti selalu dpt kebaikan, kemanfaatan & kebarokahan..tp kalau diawali dng mnyalahi aturan & paugeran tentunya dikemudian hr akan banyak menuai permasalahan & kerusakan..
Maaf akan saya tambahkan informasi yang memang selama ini sengaja ditutup tutupi. P. Akhodiyat sebelum meninggal memiliki seorang putra. Dan keturunan beliau masih sehat wal afiat hingga saat ini
Di sini pemilik channelnya harus banyak belajar lagi mengenai pembacaan gelar terutama pelafalan huruf A (Indonesia) dan A (Jawa). Jadi tolong belajar lebih banyak lagi jika memang channelnya dipakai untuk mengedukasi 🙏🏻
Menurut saya, seperti yang mas Arief Setiawan sampaikan, tidak saja perlu belajar banyak tentang bahasa jawa, juga perlu dalam betul mengerti tentang Tata Aturan Kerajaan. Contoh tentang aturan yang di pakai seperti undang undang. Dalam tradisi kerajaan, termasuk kekuasaan Jawa, RAja adalah UU, sabda raja, atau titah raja, adalah Undang Undang. Ketika Raja membuat memutuskan sesuatu yang baru, maka lahirlah UU baru. Tidak seperti negara modern, dimana peraturan dibuat oleh DPR, Maka Kerajaan, RAja dan Perintah RAja, adalah Undang Undang..
Dalam proses suksesi di kasultanan Ngayogyakarta, ada 2 sultan yang wafatnya misterius/pembunuhan, dan tentunya ini bukan adat di karaton Ngayogyakarta. Jadi, suksesi dari Sultan pertama sampai ke-10 saat ini, tidak sama. Ada yang mulus, ada yang 'misterius', dan ada yang diintervensi Belanda dan Inggris, bahkan ada yang melalui prahara. Saat jaman telah memasuki jaman gen-z saat ini, apakah kraton tidak mampu mengikuti/memasukinya? Tentunya harus mampu, ya. Harus! Sultan 10 telah memulainya, yakni, salah satunya, dengan menempatkan cinta sejati (ejawantah keimanan dan kebudayaan tingkat tertinggi) dalam bertahta, termasuk tidak berpoligami. Ini revolusi, ini restorasi. Dan Beliau tinakdir merubah tumurunnya wahyu sultan atau sultanah. Trah Hamengkubuwanan tidak putus jika Kraton dipimpin oleh Sultan atau Sultanah, sebagaimana ada syarif/syarifah dan sayyid/sayyidah. Saat ini belum nampak "jiwa sultan" pada adik-adik Ngarsa Dalem ka-10. Dalam sebuah petikan wawancara (ru-vid.com/video/%D0%B2%D0%B8%D0%B4%D0%B5%D0%BE-MBCH2-CG6Ns.html menit 0' 44" sampai 1' 33") tercermati adanya pernyataan yang tidak 'njawani', kasar dan tendensius, Gusti Prabu amat tidak pantas jadi Sultan. Demikianpun dalam tayangan youtube ru-vid.com/video/%D0%B2%D0%B8%D0%B4%D0%B5%D0%BE-m9fQNT1oWRg.html menit 6' 40" sampai 6' 50", Gusti Yudhaningrat pun tak bisa memberi tuladha sebagai seorang bijak. Keduanya bereaksi atas keputusan Raja memberhentikan mereka karena selama 5 tahun tidak menjalankan tugas yang mereka emban . Maka, mencermati contoh 2 adik Ngarsa Dalem ka-10 tersebut, amat pantaslah GKR Mangkubumi menerima turunnya wahyu ratu, bertahta sekaligus menjadi gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Merdeka ! Salam NKRI !
Sebaiknya UU Keistimewaan diamandemen sehingga yang bisa menjabat Gubernur DIY tidak harus Sultan yang bertahta tetapi keluarga/kerabat Kraton Yogyakarta, sehingga putra ataupun kerabat yang lahir perempuan bisa menjadi Gubernur DIY
he he he. kita usahakan benerin sesuatu pemahaman yang sudah salah bertahun tahun di masyarakat, akan tetapi memang susah, karena masyarakat indonesia minim literasi. masih ada yang gagal paham, padahal sudah diterangin pelan pelan.
Gelar KGPH Mangkubumi di Kasultanan Yogyakarta itu adalah gelar bagi putra laki2 Raja tertua. Jika naik menjadi putra Mahkota gelarnya sudah beda lagi 🙏🏻
Mau laki2 atau perempuan ga masalah yg penting mampu memimpin. Kalo harus laki2 tp kurang mampu yg untuk apa. Toh jaman sudah berubah. Jaman ngerso dalem ke 7 juga merubah tatanan ke yg lebih modern kok. Krn kalo ngikutin jaman bahela terus juga ga akan maju. Semua bisa berubah mengikuti jaman. Btw apapun itu pasti mereka akan melakukan musyawarah bersama.
Kerajaan itu mengikuti kemajuan jaman. Jangan anti sama ratu karena ratu dan raja hak nya sama. Kalau raja nya sekarang anak nya perempuan ya pasti nya nanti keraton di pimpin oleh ratu.
Tapi ini negeri Yogyakarta adalah penerus Mataram. Islam jadi raja ya Sultan artinya laki2 sbg imam/pemimpin. Masak iya trah HB akan hilang krn laki2 suami ratu Yogya bukan keturunan HB.
Dari dlu, utk jdi Sultan adalah keputusan bapaknya... Ga usah buat alasan paugeran sgla.... Krn keputusan Raja itu termasuk paugeran yg seharusnya di taati..
Sultan HB X pasti juga sudah diberi petunjuk arahan dari Sultan HB IX semasa masih sugeng mengenai siapa penerus setelah dia, krn beliau tdk memiliki putra / anak laki2
@@Widodo-ti9yt sewajarnya seorang Bapak akan selalu menuntun anak2nya sampai ke generasi mendatang agar tdk bingung dalam memutuskan siapa penerusnya. Mungkin tdk tertulis, hanya bersifat omongan, ibarat obrolan seorang anak raja yg bertanya pada bapaknya sendiri. Maka waktu itu yg tahu penjelasannya hanya anak tsb ( HB X ). Misal Bapak : " ngger, sesok sing dadi rojo sakwise awakmu yoiku anakmu sing paling tuwo lanang/wadon''. Anak : ''nggih bopo
@@Widodo-ti9yt krn sepertinya era HB IX banyak elite global VOC / sistem belanda yg terbawa di bidang seni, makanan, arsitektur bangunan, teknologi masalalu termasuk politik selaras dgn sistem kerajaan/monarki yang didirikan di bawah sistem konstitusional yang mengakui Raja, Ratu, atau Kaisar sebagai kepala negara. Di Era2 kemerdekaan, jogjakarta sebelumnya memang sudah berbentuk negara yakni Nagari Ngayogyokarto Hadiningrat. Sampai kemudian sekarang bergabung dgn NKRI menjadi bagian istimewa yg dikenal dengan nama Provinsi DIY
Pangeran Mangkubumi, terlepas sbg calon penerus tahta atau bukan, seorang "Pangeran" adalah gelar untuk laki2... Dan jelas gelar Pangeran bukan untuk Perempuan... Jika seorang Pangeran Mangkubumi dijabat oleh Perempuan/wanita, jelas nyalahi paugeran yang sdh berlaku berabad2 di Kraton Yogyakarta Hadiningrat
Makanya, paugerannya harus diubah. Biar ada perubahan Di Eropa ada istilah prince (pangeran laki-laki) dan princess (pangeran perempuan). Di Brunei, istilah pangeran digunakan baik untuk laki-laki maupun perempuan. Dalam bahasa Indonesia, kata pangeran untuk perempuan adalah "putri"
Paugeran zaman Sultan Agung bs jadi sdh tidak berlaku, karena kraton Yogya didirikan oleh HB 1. Paugeran tertulus yg bila ada adalah apa yg pernah dikehendaki oleh HB.1. Apalagi zaman sdh berubah emansipasi wanita telah sejajar dg pria. Pengadilan akan berperan dlm pengangkatan tahta HB XI.
Sak karepmu,terserah saja seseorang yg punya wewenang di dalam Kasultanan tapi ingat seorang pemimpin yg dianggap sebagai raja harus memiliki jiwa pengayom dan berkeadilan,tidak serakah dan harus mengikuti paugeran yg ditentukan oleh Kanjeng Sultan Agung. Bila terjadi pelanggaran atas paugeran yg berlaku pasti akan menuai azab atas pelanggarannya. Sumonggo kita kawulo alit kantun ndherek menopo kersanipun !!!
Kenapa Mangkunegoro bisa memakai gelar Gusti, sedangkan Pakualarm hanya Bendoro? Harusnya Gusti gelar untuk anak Sunan dan Sultan saja. Anak Adipati harusnya Bendoro. Mohon di bahas.
Lo? Gelar penguasa Paku Alaman adalah KGPAA Paku Alam, sama dgn gelar penguasa Mangkunagaran yaitu KGPAA Mangkunagara. KGPAA = Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati
Ini yg tidak punya darah biru atau anggota keluarga keraton ngapain pada ribut ya terserah sultan mo ngangkat siapa itu hak prerogatif nya sultan woi..mikiiir..!!!
Intinya rebutan jabatan gubernur ,soalnya yg jadi sultan otomatis jd gubernur ,makanya sapa yg tidak suka jadi gubernur DIY ,dapat gajih dapat fasilitas,
Kok 4 Kerajaan bos...1. Kasultanan jelas Ratunya Seorang Sultan 2. Kasunanan jelas Ratu/Sunannya seorang Susuhunan, yang 2 cuma Kadipaten...pemimpinnya seorang Adipati...Nyuwun Pangapunten 🙏🏻🙏🏻
Wangsit dari langit Avatar,Gusti Pembayun jadi Gubernur DIY saja & Sultan pengganti yg memimpin Kraton Yogya hrs laki2 dari garis keturunan Raja2 sblmnya,agar semua pihak dpt diakomodasi keinginannya...ttd : Aang😂😂😂
@@tonnymulya6876 Saya tahu dari chanel you tube yg intinya uu keistimewaan sdh yudial reweu sultan yogja tak hrs laki2 ,perempuan bisa jadi penerusnya.
Sebenarnya sdh tdk bisa disebut Mataram Islam lagi sih, karena Mataram sudah pecah jadi Kasunanan Solo serta Kasultanan Yogyakarta, serta di Solo ada juga Kadipaten Mangkunagaran dan di Yogyakarta ada Kadipaten Paku Alaman. Jika ditelusuri, Mataram Islam adalah juga masih keturunan Majapahit, emang mau Mataram Islam disebut Majapahit??? Gak kan...
Di dunia ini gak ada yang bisa MANGKUBUMI termasuk keturunan Kesultanan Yogyakarta. Gelar ini hanya pantas diberikan kepada Malaikat yang ditunjuk Tuhan 🤭😋😋
cara penyebutan Mangkunegaran saja salah...Kadipaten Mangkunegaran..bukan kraton Mangkunegaran....Mangkunegara ( Kartasura ) memang putra tertua dr Hamangkurat IV tp dr garwa ampil/selir
Paku alaman punya putra dr permaisuri. Tradisinya yg tua yg akan melanjutkan. Kasunanan solo walauoun putra laki2 lbih dr satu ,tpi anak dri permauri yg berhak jdi putra mahkota ,mknya purbaya walau muda krn anak permaisuri yg jdi putra mahkota. Klo yogja sesuai sabda raja ,putri tertua yg akan meneruskannya nanti. Mk nya saudara laki2 raja pd ga setuju. Tpi klo saya mendukung raja. Keturunan raja skrg yg akan jdi pewaris.
Klu mengikuti perkembangan yang mengeluarkan sabda raja beberapa tahun yang lalu bukan Hamengku Buwana tetapi Hamengku Bawana, sedangkan di Kraton Yogyakarta maupun dalam UU Keistimewaan yang ada adalah Hamengku Buwono
Lagian ada ada aja... Itu kan nama eyangku HB I eyang pangeran mangkubumi... Putra PB XIII sj anaknya mangkubumi di ganti jd hangabei.. Utk nama yg di buar buat skrg dgn nama mangkubumi mesti tanya aku yg keturunan langsung eyang HB I
Jadi nantinya, sultan Hamengkubuwono yg ke 12 itu bukan garis raja2 Mataram tapi benih dari keluarga suami dari anak sultan Hb x yg akan diangkat jadi Sultanah itu....ternyata selama ini kita rakyat biasa di bodohi oleh orang2 yg merasa ningrat itu, keturunan siapapun bs menjadi raja kl ada kesempatan menikahi anak sultan sebelumnya, buktinya akan terbukti sebentar lagi di kasultanan jogjakarta.
Nggih jaman sakniki siapa yang mau ngasih warisan orang yg bukan anak keturunannya. nek menurut saya tidak ada salahnya pemerintah pusat NKRI cawe2, ngarahke. Wong dulu sebelum NKRI ada aja belanda juga cawe2. Kalau tdk mau diarahkan ya sudah pemimpin daerahnya dari pemilu, raja/ratu keraton tdk otomatis jadi gubernur. Ngapunten, pendapat pribadi.
@@rudimuhammad1048 bukan sultan agung..Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati...putranya Ki Ageng Pemanahan..yg deket sama putrinya Panembahan Selatan
Banyak orang merasa paling tau tentang tradisi dan budaya Keraton Jawa.. Padahal , yang bersangkutan TIDAK PERNAH tinggal dalam di keraton/ kerajaan Jawa. Juga banyak yang merasa paling tau tentang tradisi dan budaya kerajaan Jawa, karena tinggal di dalam keraton Jawa, padahal menjadi PUTRA MAHKOTA saja.... Tidak pernah.. Banyak orang berkomentar bahwa Raja Jawa, harus begini atau begitu... Padahal menjadi Raja Keraton Jawa saja, TIDAK PERNAH Jadi... Semua hanya bersifat PENGAMAT saja bukan komentar seorang yang benar2 ahli tentang Kerajaan Jawa..
Aku pikir juga gitu, tapi setelah baca baca lagi catur sagotra (4 kerajaan mataram) itu didirikan dengan nama keluarganya masing masing. Jogja ya hamengkubuwono, surakarta pakubuwono, pakualaman pakualam, mangkunegaran mangkunegoro. Itu sebab tahun 2015 sultan jogja pernah merubah gelar hamengkubuwono jadi hamengkubawono tapi kemudian dicabut lagi krn ternyata melanggar UU.
@@tonnymulya6876 4 kerajaan Mataram sekarang itu pecahan Mataram Surakarta dibentuk di zaman kolonial Belanda ( konflik internal yg di manfaatkan oleh Belanda melalui perjanjian ) gak tau kenapa kerajaan Jawa dr sejarah Majapahit selalu di warnai konflik internal,semua orang pingin berkuasa dan anti perubahan seolah adat budaya itu pakem dan final padahal harusnya berubah seiring perkembangan zaman.
mantunya ya ga papa jadi sultan, wong ya ga ngefek dan akan mempengaruhi system negara NKRI, jaman hindia belanda kan ya sama saja dalam naungan system kolonialisme😁👍
budaya feodal kasta bangsawan yang dipelihara kolonialisme sebagai tameng, rakyatnya banyak beralih ingin menjadi KNIL dan meninggalkan tentara kesultanan 😄
@@rasikaarisandi3352 selama ada laki2 ada baik na imam tsb laki2... Kl ga ada apa harus di paksa??? Begitu jg anak Hb x, beliau menganut sistem monogami di pernikahan nya sehingga tidak mungkin lg ada nya putra... Apa beliau harus menikah lg? Biar dpt anak putra?? Atau lakukan sistem inseminasi bisa lohhh..