Тёмный

Memberi Bukan Mengambil | Ustadz Subhan Bawazier 

RUMIIL AL-HILYA
Подписаться 405 тыс.
Просмотров 5 тыс.
50% 1

#memberi #wanitashalihah #kajianrumil
Memberi Bukan Mengambil
Ciri ke 31 - Kajian Kitab 100 Ciri Wanita Shalihah
Bersama Ustadz Subhan Bawazier
PENTING :
Tidak diperbolehkan mengupload ulang Audio Atau Video RUMIL AL-HILYA, memotong, mengedit sebagian atau seluruhnya dan memanfaatkannya untuk keperluan apapun. Terkecuali mendapatkan izin dari kami.
Syukron Jazakumullah Khoiron
@RUMIL AL-HILYA
Jl. Bukit Barisan Blok J No.222 Megapolitan Cinere Estate, Limo Depok
Watsapp : wa.link/mmbo2r
email : rumil.alhilya@gmail.com
📱 : 087883177360
📺 / rumilal-hilya
👥 / rumil.alhilya
📱 / rumil_alhilya
📱 / rumil222
📱 telegram.me/rumilalhilya222
🌐 rumilahilya.id

Опубликовано:

 

14 дек 2022

Поделиться:

Ссылка:

Скачать:

Готовим ссылку...

Добавить в:

Мой плейлист
Посмотреть позже
Комментарии : 7   
@tehfikrie
@tehfikrie Год назад
Masyaallah ustadz... trmksh ilmunya, cara penyampaian tausiahnya masuk bngt
@fannyangelia62
@fannyangelia62 Год назад
1. Memberi bukan mengambil ini lebih ke harga diri. Orang yang berpikir bagaimana memberi bukan mengambil akan punya harga diri. Tetapi kalau orang yang selalu berpikir bagaimana mengambil, akan hilang harga dirinya. Orang yang terbiasa memberi, maka ia akan mengedepankan kebiasaan tersebut ketimbang menerima. Kadang-kadang kita tidak bisa mengelak diberi sama orang. Makanya dalam Islam pemberian itu diterjemahkan: Saling memberi hadiah timbulnya cinta. Kita sudah tidak minta, tapi di kasih, Alhamdulillah, maka kita kasih yang kira-kira senilai dengan yang dia beri. Jadi ada take and give. Jangan pernah berpikir hanya mengambil keuntungan, tapi bagaimana kita bisa memberikan keuntungan bagi orang lain. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Sebaik-baik manusia yang mendatangkan manfaat.” Jadi bukan cuma mengambil manfaat. 2. Kalau diberi amanah maka ia akan memaksimalkan. Contoh: Mendapatkan jabatan adalah amanah. Istilah amanah ini mengisyaratkan makna yang beragam. Jadi bukan cuma ketika kita diberikan sesuatu pesan yang jadi amanah. Ada riwayat dari sahabat Abdullah bin Umar RA. Rasulullah ﷺ bersabda, “Seorang laki-laki dalam harta ayahnya itu diberikan tanggung jawab sama Allah sebagai pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpin.” Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Amanah dari orang tua akan jatuh ke anak laki-laki nya. Nasab orang tua ke anak laki-laki. Cuma ada riwayat lain yang mengatakan bahwa perempuan juga menjadi pemimpin kalau dapat amanah dari suaminya ketika suaminya tidak ada di rumah. Ini pahalanya besar sekali. Kalau suami sedang pergi (safar) maka istri jangan safar juga. 3. Ibu itu madrasah buat anak-anaknya. Kalau “madrasah nya“ pergi melulu, pindah-pindah melulu, anaknya mau sekolah kemana? Orang dulu berkata, “Anak dilihat dari ibunya.“ Kalau anaknya baik, maka ibunya akan dipuji. Anak tidak benar, ibu yang akan disalahkan. Itulah kenyataan, maka para ibu harus paham konsekuensi nya ketika kita menikah. 4. Laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangganya. Pemimpin tergantung “rakyat”. Seorang laki-laki juga tidak boleh sembarangan memilih wanita untuk dinikahi. Jangan hanya karena suka, karena cakep, tapi tidak paham syariat Islam. Kalau sudah terjadi ijab kabul, ‘Arasy Allah bergetar. Ada orang yang mau menanggung dosa orang lain, “Saya terima nikahnya fulana binti fulan, dengan mas kawin seperti yang disebutkan, dibayar tunai.” Sah. Jadi laki-laki (suami) tidak bisa main-main. Ada yang suaminya sabar, tapi istri suka pelesiran keluar rumah, maka yang dosa suaminya. Jadi suami harus menegur istrinya dengan cara yang baik, bukan dengan emosi marah. Contoh: “Ma, kenapa aku titipkan surga, tapi kau tinggalkan surga itu? Pakai bahasa yang bijak. Sunnah rasul itu kalau pemimpin sedang tidak ada di tempat, yang namanya wakil harus stand by. Seorang ibu stay di rumah sampai suaminya balik kembali ke rumah, itu adalah amanah. Pahalanya besar banget. Kalau suami sedang pergi ke kantor, lalu istri mau ikut pengajian, maka minta izin dulu ke suaminya, jangan pergi diam-diam. 5. Surat Al-Mulk ayat 16: Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? 6. Allah Maha Melihat apa yang kita perbuat. Biarpun saat suami pergi tidak melihat kemana istrinya pergi, tapi Allah lihat. Orang lain bisa kita bohongi, tapi Allah tidak bisa. Catatan dosa itu tidak hilang walaupun kita sudah bertaubat. Memang ketika kita taubat akan diganti dengan pahala, tapi catatannya tidak hilang. Jangan sampai kita gagal ke surga karena tidak menjaga amanah. 7. Pertama, makna amanah adalah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Orang yang berilmu tahu bahwa setiap apapun ada tempatnya. Setiap kata ada dasarnya. Jadi jangan sampai kita tidak tepat. Contoh: Kita pakai baju saja ada tempatnya. Kita tidak mungkin pergi ke pengajian pakai kimono. Ini sudah tidak tepat, karena tidak menempatkan pada tempatnya. Contoh lain: Orang tua yang mengantarkan anaknya ke sekolah naik motor, tapi melawan arus. Ini pendidikan yang tidak bagus, karena mengajarkan anak untuk melanggar hukum. Si ibu tidak pakai helm, lampu sen kiri, tapi malah belok ke kanan. Kalau ditegur lebih galak. Orang tua di contoh anak tidak hanya dari ucapan atau perintahnya. Terkadang kita di contoh dari tingkah laku kita. Tempatkan semua pada tempatnya. Didik anak-anak kita untuk menjadi orang yang baik. Kalau mendidik anak seperti itu kan tidak betul. Hal ini akan di contoh oleh anak sampai dia besar nanti. Misalnya bisa dapat SIM tapi tidak ikut prosedur tes dulu. Akhirnya mencetak kader-kader yang mencari joki untuk mendapatkan sesuatu. Sesuatu yang salah dianggap lumrah dan biasa. 8. Di dalam rumah ibu mencontohkan yang baik ke anaknya. Rumah itu milik ibu, ayah hanya membuatkan saja. Sama seperti burung jantan membuatkan sarang untuk burung betina nya. Coba letakkan semua pada tempatnya dan diperuntukkan pada peruntukan nya masing-masing. Ajarkan anak-anak untuk tertib. Contoh: Makan di meja makan. Mau nonton TV di ruang TV. Mau tidur di kamar. Kalau mau masak di dapur. Ini kalau bisa ditempatkan dengan baik, akan membuat anak jadi tertib. Kalau tidak, maka kita akan melihat anak makan di ruang TV. Nonton di kamar. Ngobrol nya di dapur. Ini terjadi kalau anak dari kecil tidak terbiasa tertib. Padahal ini kesempatan kita mendidik disiplin sama anak-anak. Semua ada posisinya. Tidak apa-apa dibilang oleh anak ibunya bawel. Mungkin pertama kali anak akan kesal. Tapi ini pelatihan mental.
@fannyangelia62
@fannyangelia62 Год назад
9. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Jika amanah telah disia-siakan, maka tinggal tunggu waktu. Sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan itu?” Rasulullah ﷺ mengatakan, “Jika amanah tidak diletakkan pada ahlinya, tunggulah kiamat kecil.” 10. Anak hanya butuh dibiasakan. Contoh: Anak laki-laki dibiasakan ke masjid. Kalau 3 tahun anak sudah dibiasakan sholat berjamaah di masjid, maka insya Allah pada usia 10 tahun dia tidak akan meninggalkan sholat. Jaminannya kalau ia meninggalkan sholat boleh dipukul. Ini hanya bahasa penekanan saja. Karena kalau sudah dibiasakan selama 3 tahun sholat berjamaah, maka tidak mungkin anak akan meninggalkan sholat pada usia 10 tahun. Tidak ada anak yang dihukum kalau meninggalkan sholat di dalam Islam. Kenapa bahasanya boleh dipukul kalau meninggalkan sholat? Itu hanya menjamin bahwa tidak akan pernah anak meninggalkan sholat, kalau sudah 3 tahun dibiasakan sholat. „Alah bisa karena biasa“. 11. Kalau kita sudah terbiasa mengaji, maka ikut pengajian jadi enteng. Bahkan kita akan bertanya-tanya kalau tidak ada pengajian. Tapi kalau kita sudah tidak terbiasa, maka akan kaget melulu, “Yah, sudah Hari Jum’at lagi ya, ngaji lagi ya. Mana jauh lagi tempat ngajinya dan macet” Maka intinya kita butuh pembiasaan yang baik. Ini indahnya Islam. Islam adalah agama yang dibiasakan. Kalau kita sudah terbiasa mengaji, saat tidak mengaji seperti ada yang hilang. Biasakan bangun sebelum subuh. Jangan tidur pagi kalau mau sukses. Contoh: Bangun jam 03.30. Lalu wudhu, atau lebih bagus lagi mandi pagi, jadi badan kita fresh. Itu kita punya space waktu yang cukup untuk memaksimalkan kebaikan. Kita masih sempat membuat agenda rencana hidup, hari ini mau mengerjakan apa saja. Karena khawatir mengerjakan sesuatu yang bukan ahli di bidang itu. Kalau bukan ahlinya yang mengerjakan, maka akan terjadi kiamat kecil. Yang terjadi adalah keburukan. Bangunkan anak-anak, suruh ke masjid. Insya Allah akan jadi kebiasaan. Awalnya anak-anak mungkin akan ngambek sehari atau dua hari. Itu biasa. Kita ini manusia, makhluk yang beradaptasi bukan berevolusi. Kalau sudah biasa bangun pagi, kalau tidak bangun pagi akan merasa tidak enak. 12. Kedua, makna amanah itu adalah seseorang yang bersemangat menunaikan kewajiban secara sempurna dalam pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Contoh: Kita disuruh kerja. Kita punya akad. Kalau di kantor misalnya ada akad masuk pagi jam 08.00, pulang jam 16.00. Kalau kita mau Sholat Dhuha, minta izin ke atasan sekitar 5-10 menit untuk Sholat Dhuha. Kalau kita sudah minta izin maka boleh Sholat Dhuha. Tapi kalau kita tidak minta izin maka tidak boleh. Kerja wajib, akad wajib, sedangkan Sholat Dhuha itu sholat sunnah. Tidak boleh yang wajib terlalai kan dengan yang sunnah. Ini adalah amanah, jadi tidak boleh main-main. Jangan sampai kita tidak amanah. Karena korupsi itu bukan cuma materi. Ada juga korupsi waktu. Jangan menggampangkan akad. Akad itu harga diri seorang muslim. 13. Seorang istri kalau ia memegang akad pernikahannya, maka akan dahsyat rumah tangganya. Seorang laki-laki yang memegang akad pernikahan dengan seorang perempuan, ketika ia menjadi pemimpin, maka akan lahir karakter orang-orang hebat di rumah tangga tersebut. Ada istri yang setelah diberikan rumah oleh suaminya malah tidak diurus. Padahal dulu ketika masih ngontrak rumahnya selalu bersih. Setelah punya rumah sendiri, malah tidak bersih. Ikatan kita sama Allah. Suami mungkin tidak tahu yang dilakukan seorang istri dirumahnya, tapi Allah tahu. 14. Imam As Syayuthi mengatakan, “Malaikat Maut itu 70X melihat muka anak Adam setiap hari.“ Sehari saja hanya 24 jam. Berarti dalam 1 jam bisa sampai 3X kita dilihat oleh Malaikat Maut. Bagaimana kalau kita tidak amanah? Sebagai manusia kita pasti pernah berbuat salah. Yang penting kita gampang mengucapkan istighfar kalau diingatkan. Contoh: Suami kalau dibohongi istri mungkin marah nya cuma sebentar. Bukan itu yang jadi masalah, Tapi Allah yang menciptakan kita bisa marah. Akibatnya nanti di hari tua tidak ada amalan yang bisa dipetik hasilnya. Orang tua itu tergantung bagaimana anaknya, anak itu tergantung bagaimana orang tuanya. Demikian juga saat kita berteman. Teman tergantung bagaimana kita. 15. Rumah tangga kita mau dibawa kemana, hanya kita yang paham. Kalau kita berumah tangga 80% isinya ngobrol. Maka carilah orang yang enak diajak ngobrol yang bermanfaat. Cari orang yang mengerti agama, yang luas wawasan nya. Suami saat pulang ke rumah juga ingin nya bisa istirahat, ngobrol dengan istrinya. 16. Ketiga, makna amanah itu tidak memanfaatkan jabatan yang ditetapkan baginya untuk mengambil manfaat bagi kepentigan dirinya. Kadang amanah itu diterjemahkan orang yang tidak mengambil kesempatan buat dirinya pada jabatan yang ia dapatkan. Kalau membaca tentang kisah hidup Umar bin Abdul Aziz dan Umar bin Khattab RA, maka kita akan malu. Umar bin Abdul Aziz kalau sedang mengerjakan urusan negara, lalu anaknya mengetuk pintu ruang kerjanya ingin ngobrol. Lalu Umar bin Abdul Aziz bertanya ke anaknya, “Ini urusan negara atau urusan keluarga?” Anaknya menjawab, “Urusan keluarga.” Lampu lilin dari negara yang tadi sedang dipakai untuk bekerja langsung ditiup lilin nya. Anaknya bertanya, “Kenapa ditiup ayah lilin nya? Umar bin Abdul Aziz menjawab, “Karena lilin ini untuk urusan negara, bukan untuk urusan keluarga.” Ini baru namanya amanah.
@fannyangelia62
@fannyangelia62 Год назад
17. Kisah Umar bin Khattab RA ketika penaklukkan Palestin. Romawi tidak mau memberikan Palestine kecuali ke Umar bin Khattab RA langsung karena gengsi. Mereka merasa sebagai bangsa yang besar. Umar bin Khattab RA dari Kota Madinah ke Palestine perjalanannya hampir 2 bulan. Umar bin Khattab RA tidak mau pakai pengawalan. Umar bin Khattab RA berkata, “Itu uang Baitul Maal, uang rakyat. Sebagai pemimpin saya hanya butuh 1 orang saja. Tolong panggil Si Salim pembantu saya. Saya hanya butuh 1 kuda saja.“ Kemudian Umar bin Khattab RA naik ke atas kuda, dan Salim berjalan kaki. Setelah itu gantian, Salim naik ke atas kuda, Umar bin Khattab RA yang berjalan kaki. Yang berjalan kaki sambil menghafal ayat Al-Qur’an 1 juz. Umar bin Khattab RA tidak mau membuang waktu. Jangan sampai jalan kita ngobrol yang tidak penting. Lebih baik kita mengulang membaca ayat Al-Qur’an. Padahal kondisi pada zaman itu tidak seperti zaman sekarang yang sudah ada radio, handphone, dll. Uniknya ketika mau sampai ke tempat penyerahan kekuasaan Palestine ke Umar bin Khattab RA, posisinya Salim yang sedang naik di atas kuda, Umar bin Khattab RA sedang berjalan kaki. Salim berkata kepada Umar bin Khattab RA, ”Saya turun saja, tidak enak, saya adalah pembantu, masa majikannya yang jalan.” Tetapi Umar bin Khattab RA mengatakan, “Tidak apa-apa, sudah terus saja naik kudanya. Saya Khalifah, lebih butuh pahala dari Allah.” Orang Romawi menyangka yang naik kuda itu Umar bin Khattab RA. Tapi ketika melihat yang berjalan itu mengenakan baju dengan 17 tambalan, maka mereka sadar bahwa itulah Umar bin Khattab RA, dengan segala kesederhanaan nya. Setelah itu banyak orang Romawi yang masuk Islam karena itu. 18. Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Kalau ada nabi setelah aku, maka itu adalah Umar bin Khattab.” Kita lihat bagaimana Umar bin Khattab RA tidak aji mumpung, beliau sangat amanah. Sedangkan sekarang ada orang yang baru jadi camat, lalu mobil dinas plat merah yang ada dipakai oleh anaknya untuk pelesiran. Amanah itu berat. Maka harus sering-sering wanti-wanti ke anak-anak kita. Contoh: Ustadz Subhan mendidik anaknya membagikan makanan yang disediakan untuk orang yang Sholat Jum’at. Namanya juga anak-anak. Anaknya Ustadz Subhan berkata, “Ayah, kan aku juga pengen.” Ustadz Subhan berkata, “Bukan disini tempatnya sayang, disini tugas kita cuma melayani.” Walaupun awalnya terasa berat, lama-lama anak akan terbiasa. Jangan aji mumpung. Keluarga Bawazier masih keturunan dari Ibnu Abbas RA (ahlul bait, keluarga Rasulullah ﷺ), maka Ustadz Subhan Bawazier mengharamkan anak-anaknya untuk makan dari uang sedekah dan uang zakat. Kalaupun umur beliau tidak panjang, tetap haram anaknya makan dari uang sedekah. Itu adalah prinsip yang harus disampaikan, supaya anak memiliki karakter yang baik. Jangan aji mumpung. Walaupun kita tidak bisa menghindari untuk diberi, cuma berpikir lah untuk bisa memberi. Hal ini butuh latihan, karena tidak gampang. Tapi kalau dibiasakan, “alah bisa karena biasa.“ Tidak usah khawatir. Tidak akan jadi miskin kita karena melayani orang lain. Kalau kita menyampaikan amanah dari orang lain, Allah yang akan menjaga kita. Insya Allah. 19. Allah berfirman, “Cintailah yang di bumi, maka yang di langit akan mencintaimu.“ Itu sudah otomatis. Kita harus selalu berpikir, “Apa ya yang bisa kita kasih ke orang lain.“ Berapa pun uang yang kita miliki, kita bisa berbagi. Cari orang-orang susah, khususnya orang tua. Pagi-pagi kalau bisa yang pertama orang tua dulu. Kalau kita nmenerapkan hal ini ke orang tua kita, maka insya Allah anak kita juga akan melakukan hal yang sama nanti ke kita. Balasan tergantung amal perbuatan. Ini seperti membangun puzzle, butuh tahapan sampai terbentuk. Hidup ini memang seperti itu. Kalau kita ingin memetik sesuatu di hari tua, maka di masa muda harus banyak yang ditanam. Kalau kita tidak menanam apa-apa di masa muda, lalu di masa tua ingin bisa memetik hasil, ini sama dengan maling. Kalau mau memetik dari pohon yang kita tanam, akan lain rasanya. 20. Sebagai seorang istri jangan sampai memaksa suami untuk mencukupi sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Akhirnya suaminya jadi korupsi. Suami jadi mencari jalan pintas. Ada juga seorang mama yang kalau sudah memaki anaknya menggunakan kata-kata, “Mama ini mustajab doanya, kalau kamu kayak begitu terus.” Jangan aji mumpung sebagai seorang mama. Kita boleh emosi, tapi jangan memanfaatkan posisi sebagai mama. Sehingga kadang-kadang anak jadi ribut sama papa nya karena mama nya menekankan sekali untuk mama, mama, mama, baru papa mu. Terjemahannya bukan seperti itu. Mama itu 3X, karena perempuan itu lemah. Kalau ada kejadian mama dan papa jatuh, maka mama dulu yang kita bantu. Bukan diterjemahkan papa orang keempat, mama 3X. Jangan sampai bawa nasi padang 4 bungkus, 3 bungkus di kasih ke mamanya, 1 bungkus baru di kasih ke papanya. Nanti mamanya jadi lebar karena makan melulu. 21. Allah mulia kan kita dengan orang tua kita secara umum. Tapi ibu kita memang lebih lelah. Dia yang melahirkan dan membesarkan kita. Ayah tugasnya ke luar. Seorang ibu kuat menggendong anaknya seharian, karena jiwanya kuat untuk sayang kepada anak. Kalau sudah menggunakan bahasa jiwa maka tidak ada yang berat. Kalau kita melakukan sesuatu karena semangat mencari pahala sama Allah maka tidak ada yang lelah. Saat belajar juga tidak ada kata lelah, tinggal kita tahu peruntukan nya. Cuma ini semua adalah buah yang dipetik. Tidak serta-merta kita bisa seperti itu kalau tidak ada prosesnya. Kalau ingin rajin itu ada prosesnya, tidak langsung bisa rajin. Harus tahu kenapa saya harus rajin. Agar bisa melakukan sesuatu saja butuh waktu. “Alah bisa karena biasa.“ Membiasakan ini kadang yang buat bosan. Hijrah berat, tapi mempertahankan hijrah jauh lebih berat.
@fannyangelia62
@fannyangelia62 Год назад
22. Keempat, makna amanah itu melihat panca indera yang diberikan Allah sebagai karunia. Allah berikan panca indera ini amanah. Mata kita digunakan untuk melihat apa? Kalau kita melihat yang tidak baik, berarti kita tidak amanah. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Kalau tangan kita di bawah terus tidak pernah di atas, itu tidak amanah. Letakkan semua pada tempatnya. Kalau kaki kita tidak dipakai untuk melangkah ke tempat yang baik, itu tandanya kita tidak amanah. Kalau tidak bisa menimbulkan sense of belonging sebagai manusia, maka kita salah. Kita tidak baik. Alangkah baiknya kalau kita terbiasa memberikan hadiah kepada tetangga, walaupun hanya sekedar mencicipi. Contoh: Pada saat kita membeli durian, sementara tetangga kita ada yang orang susah. Kalau uang kita tidak banyak, tapi tetap ingin berbagi, maka duriannya bisa dibuat kinca, jadi semua bisa ikut makan. Nabi Muhammad ﷺ berkata, “Berkah itu ada pada kuah.” Kinca itu kan kuah. Tinggal beli roti, lalu bisa dikasih ke tetangga. Ini ibu yang cerdas. Dia meletakkan semua pada tempatnya. Jadi indera yang dititipkan oleh Allah dimanfaatkan sebagaimana peruntukan nya. 23. Kelima, makna amanah itu menjaga hak-hak majelis dimana dia berkumpul di dalamnya. Jadi dengan tidak membiarkan lisan mengumbar rahasia di situ atau menceritakan secara detail informasi yang tidak pantas. Dari awal yang namanya majelis tempat untuk belajar. Yang mewakafkan mengamanatkan tempatnya boleh dipakai untuk belajar. Jadi buat belajar bukan ngerumpi. Sampai-sampai kalau ada orang yang berbisnis di dalam masjid didoakan oleh Nabi Muhammad ﷺ biar rugi. Karena masjid buat sholat, bukan untuk berbisnis. Kalau mau berbinis di luar masjid. Di dalam masjid kita berlomba bersedekah. Kita harus paham bagaimana mendatangkan kebaikan. Jadi jaga hak-hak majelis. Majelis taklim itu artinya duduk untuk belajar. Jangan dipakai untuk yang lain. Berhati-hati juga dalam memilih guru di majelis. Jangan memilih ustadz yang suka menjelekkan ustadz yang lain. Jangan memancing orang untuk bermusuhan. 24. Lemah lembut terhadap orang lain. Memberi dengan cara yang lemah lembut. Orang senang kalau di kasih pakai bahasa yang baik. Cara kita memberi juga penting. Jangan mentang-mentang kita sudah memberi, berarti orang lain rendah. Bersyukur sebagai orang kaya yang bisa memberi ke orang lain. Kalau semua orang kaya, siapa yang mau kita beri? Itulah makanya Allah tidak menjawab doa semua orang biar kaya. Tidak semua orang dibagi kaya oleh Allah. Nanti bingung kita mau sedekah ke siapa. Supaya manusia tahu bahwa disini bukan masalah kaya atau miskin. Tetapi fungsi manusia. Si kaya memberi, si miskin menerima. 25. Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kelembutan pada segala sesuatu dan Allah tidak berikan nya dengan kasar. Memberikan segala sesuatu dengan cara yang lembut. Memberi pujian juga dengan bahasa yang lembut. Anak-anak suka dibaik-baikin dan di kasih pengertian. Kalau anak suka dimarahi oleh orang tuanya saat masih kecil, maka jadinya kasar setelah besar. Para Sahabat Nabi Muhammad ﷺ adalah orang-orang yang lembut. 26. Kalau kita ingin orang lain jadi tahu Islam, maka kita tidak boleh jadi hakim atas ketidaktahuan orang lain. Kita saja untuk belajar Islam butuh waktu 6 tahun di Pesantren. Jadi tidak mungkin hanya dengan mendengarkan ceramah ½ jam orang bisa langsung paham. Kita tidak bisa memaksakan Agama Islam ke orang lain. Yang membuat seseorang pintar itu Allah, bukan kita. Sampaikan saja ilmu secara ikhlas, Lillah karena Allah. Kenapa? Karena yang diterima itu adalah yang diperuntukkan kepada Allah. Kita berharap yang terbaik, sisanya Lahaula walakuata illabillaah. 27. Ihsan itu adalah berbuat baik dalam segala hal. Termasuk saat kita akan menyembelih hewan. Rasulullah ﷺ bersabda, “Saat ingin menyembelih hewan, tajamkan dulu pisaunya. Tenangkan hewannya. Ucapkan Bismillah Allahu Akbar saat menyembelih hewan tersebut.” Insya Allah tidak bau dagingnya. Demikian juga saat kita belajar, dibuat nyaman, asik, dan akrab dulu. Baru kemudian disampaikan ilmunya. Tetapi kalau kita tidak muamalah, tidak akrab dan tidak kenal, sepenting apapun yang kita sampaikan tidak akan menarik nantinya. Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan juga mohon koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallahu fikum.
@arysetyaningsih5688
@arysetyaningsih5688 4 месяца назад
Maaf mau tanya untuk kajian ini ustadz merujuk dari kitab apa ya?
@theory_rini9248
@theory_rini9248 Год назад
Maap tadz,,mama mama mama tapi rata2 emak2 galemah mereka justru yang paling banting tulang
Далее
Manusia Dilihat Akhirnya | Ustadz Subhan Bawazier
48:27
Kajian Tauhid Ustadz Fatih Karim - Memahami Takdir Allah
1:32:01
Mencintaimu Seumur Hidupku | Ustadz Subhan Bawazier
1:07:36
Ku Raih dan Ku Bawa Pulang | Ustadz Subhan Bawazier
1:04:51
Semua Suka Dia | Ciri ke 24 | Ustadz Subhan Bawazier
1:29:10