LUMAJANG, KOMPAS.TV - Kisah Rumini sepekan ini menjadi perbincangan hangat di tanah air.
Sosok Rumini seakan menjadi lambang tingginya cinta dan pengabdian seorang anak terhadap ibunya.
Sebelumnya, Salamah (70) dan anaknya, Rumini (28), ditemukan meninggal berpelukan pasca-erupsi Gunung Semeru menyapu kediaman mereka di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Rumini, perempuan sederhana yang memiliki cinta teramat luas untuk sang ibu, sosok yang membuat surga betah berada di telapak kakinya.
Rumini tidak melarikan diri, ia tetap memeluk ibu yang tak bisa berjalan karena sudah sepuh.
Tim Kompas TV mencoba mengenal sosok mendiang Rumini lebih jauh, melalui cerita dari sang suami, Imam Safi'i.
Sang suami mengenang Rumini sebagai sosok yang pekerja keras.
Ia diketahui pernah merantau di Pulau Bali untuk bekerja hampir selama 10 tahun.
Hasil kerja kerasnya membuahkan hasil, rumah tinggal di Desa Curah Kobokan yang kini tersapu abu vulkanik akibat bencana gunung Semeru.
Imam Safi'i juga mengenang kisah cintanya dengan sang Istri, ia menyebut Rumini adalah sosok perempuan yang romantis.
Tak heran jika Rumini, rela memeluk sang ibu untuk melindunginya dari terpaan abu vulkanik gunung Semeru meski harus berujung maut.
Artikel ini bisa dilihat di : www.kompas.tv/...
7 сен 2024
