Masalahnya kita hanya membela konsep yang kita anggap benar ...Tpi dalam implementasi kita terkesan membiarkan berjln bgtu saja....jika UN dilaksanakan bukan berarti karakter dikesampingkan ...apakah dgn kurikulum 2013;kita bisa mengembangkan karakter dan kecerdasan anak ?? Bisa !!!!, apakah dgn kurikulum merdeka bisa mengembangkan karakter dan kecerdasan anak ???, bisa !!!, masalahnya dilapangan implementasinya GK jln dgn bener... sebaik apapun kurikulumnya ...jika TDK dilaksankan, diawasi, dibina oleh yg berkompeten, apa yg kita hrpkn TDK akan bisa terwujud
itukan menurutmu...coba perhatikan anak2 jaman skr semua lini dimanfaatkan utk belajar...diitngkat tk, sd, smp, kalau ditingkat SMK dipersiapkan lbh banyak praktek dan terjun ke masyarakat spt magang nya diperpanjang yg dulu 3 bulan skr 6 bulan...kira2 menurut bagus apa tidak....dulu tamat smk, sma anak2 tdk bisa apa2 ...skr tamat smk punya skil bisa langsung nayri kerja yg sesuai dgn akademisinya
Lah kurikulum 2022 kurikulum merdeka baru ada, sedangkan KBK 2004 dan KTSP 2006 pak JK pas menjabat wapres SBY padahal belum 10 tahun sudah ganti haaaaaaaaaa
kurikulum merda udah bagus dan memang pengaplikasinya yang kurang, pernah di bahas di konten guru gembul sama kementrian pendidikan, dari pusat sudah mebatasi beban administrasi kepada guru tapi realitasnya dinas pendidikan daerah masih menekankan administrasi, jadi ada gap di tengah
@@tuhanmahatahu7172 sukanya kasih beban.. bukan kasih senang.. belajar karena ujian, demi nilai.. akhirnya belajar nyontek juga.. orang2 sekolah ngakalin nilai juga buat bantu siswanya 😌
Tanpa sistem yang memaksa untuk belajar rasanya mustahil untuk mengukur kualitas belajar di Indonesia tidak cukup kalau hanya rapor sekolah yang diisi rame rame oleh sekolah...kurikulum merdeka ini membuat guru dan siswa nyaman utk belajar apa adanya...sehingga outputnya juga apa adanya...yang laku di kurikulum merdeka itu hanya PMM yang mengedot data secara masif karena diwajibkan semua guru utk nonton video dan kerjakan tugas tugas yang serba online...kritik Jusuf Kala itu sangat benar mewakili kami para guru dan siswa....
Mindset guru yg tepat adalah adaptif terhadap perubahan dan perkembangan zaman.. Kurikulum itu hsnya tool, kalo tidak memahsmi esensi dan filosofi kurikulum merdeka mjd salsh kaprah,,. Justru guru harus upgrade kapasitas dan kompetensinya untuk mmbuat anak didik nysman dan senang belajar, bukan memaksa anak untuk belajar
@@fredyoksana9476betul sekali.. Pertanyaan kritis yang harus bisa dijawab adalah "bagaimana jika nanti berubah (lagi), namun masih tak sesuai harapan/keinginan?". Kuncinya ada di esensi dan filosofi pendidikan itu sendiri. Jika konsep itu sudah benar-benar paham, maka ketika situasinya berubah pun akan mampu beradaptasi. biidznillah.
@@spartacu168 iya terimkasih atas apresiasinya, Menurut saya kurikulum merdeka adalah sebuah kurikulum yg merombsk mindset dan persepektif lama kita thd dunia pendisikan kita, yang terinspirasi dari pendudikan terbaik dunia yaitu finlandia, Kurikulum merdeka banyak mengoreksi implementasi pendidikan kita selama ini, walaupun evaluasi dan kritik tetap dibutuhkan dalsm penerapannya, Walopun
Kebiasaan pembelajaran untuk cari nilai saja. Problemnya adalah ketika nilai dipakai untuk jadi syarat lanjut ke sekolah selanjutnya. Jadi sekolah berusaha bagus2in nilai demi bantu anak2 lanjut ke jenjang sekolah berikutnya. Maka dari itu, HILANGKAN aturan syarat nilai. Biar guru2 bisa kasih nilai jujur. Biar anak2 mengejar ilmu, tanpa harus mencontek agar bisa dapat guru (yg bagus di sekolah bagus)
@@mandrak5484 calon muridnya lebih banyak daripada bangku yang tersedia di sekolah-sekolah. Maka menjadi perlu ada seleksi calon murid, oleh karenanya muncul syarat-syarat. Yang saya ingin sampaikan bahwa itu adalah gejala. Permasalahannya justru pada jumlah kursi tersedia yang lebih sedikit daripada calon muridnya. Upaya-upaya pun telah dilakukan salah satunya menambah daya tampung per kelasnya, meskipun ini berimplikasi pada rasio guru dan murid yang tidak ideal. Mirisnya adalah ada sekolah di daerah yang kekurangan siswa. Saya juga jengah dengan nilai yang subyektif. Inginnya paka tes masuk saja, agar lebih adil dan mitigasi 'bagus-bagusin' nilai, namun itu tidak mungkin kan?
Kurikulum merdeka sudah sangat baik rancangan pembelajaran yang di susun oleh pendidik sendiri harus disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik sehingga akan menciptakan pengalaman belajar peserta didik. Merdeka bukan berarti bebas ga ngapa ngapain tapi merdeka artinya belajar sesuai gaya belajar peserta didik yang beragam
Saya adalah seorang guru di daerah terpencil, kurikulum merdekanya secara konsep bagus sih, gurupun bisa beradaptasi dengan itu, persoalanya banyak hal yg tidak bisa terlaksana dgn baik karna fasilitas sekolah tidak mendukung, konsentrasi siswapun banyak ke game yg banyak efeknya besar ke siswa, membangun karakter tanggujawab dan mandiri siswa itu sangat susah karna siswa mental siswa yg terpengaruh dgn konten2 di media on line yg dianggap trend, kurikulum merdeka mengharapkan siswa mampu menganalisis dan mengevaluasi dirinya dengan tuntunan guru, sementara guru sendiri punya masalah yg seabrek. Tunjangannya sering bermasalah, menghabiskan waktu yg banyak utk belajar mandiri. Seabrek lah pokoknya. 😔😔
Saya Pensiunan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas saya menyoroti hanya masalah ujian Nasonal selama ini tdk dilaksanakan pada hal adanya ujian Nasional guru ditantang untuk mengajar agar nilai yg didapat siswanya maksimal dibandingkan dg sekolah lain dan siswa belajar keras agar bisa lulus dan sekarang siswa yg belajar dan tidak belajar bisa lulus Kemudian ujian yg dibuat guru hanya yg pernah diajarkan dan guru tidak merasa cemas siswanya tdk lulus karena soal ujian yg diberikan kpd siswanya ala kadarnya jadi orang menyalahkan Pak JK mengenai ujian nasional mohon difikirkan
Ujian national itu ibarat, berbagai macam hewan di uji satu macem kecerdasan.ikan,burung,kuda ujian lari. Kalau lulusan SMK ujian ga begitu ngaruh dg skil kerja
Ujian nasional sdh tepat dihapus krn itu praktik evaluasi yg parsial dan tdk adil. Secara praktik, saat itu juga banyak kecurangan hanya demi mengejar nilai kuantitatif. Merdeka belajar bagus secara konsep sesuai pemikiran ki Hajar dewantoro, cuma teknisnya perlu banyak perbaikan
@@InteraksiFisika belajar teori pendidikan yg gak jelas...ogah...belajar itu simple gak usah dibikin ruwet...kalo ruwet ujung2nya hasilnya gak jelas...
Cara lama jelas2 mengutamakan pelajaran2 tertentu. Menghargai beberapa pelajaran, dan menjadikan standar kualitas pendidikan berdasar pelajaran2 tertentu saja yg ada di UN 😂
Miris.. Pepatah bilang "Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari." Jangan sampai kita menunjuk kesalahan pada murid, namun masalah sebenarnya ada di kita. Tidak memberikan contoh.
Betul... Testimoni guru sudah banyak di media sosial. Banyak yang mengeluh dengan banyaknya fitur online yang tidak substantif dengan pendidikan itu sendiri.
@@afrizalaaf9305 Alhamdulillah.. saya dihargai. Tidak sedikit anak didik kami yang dicap "nakal" oleh lingkungannya, menjadi berprestasi. Mereka manusia sebagaimana kita juga manusia. Mereka masih belum dewasa, masih kurang pengalaman, masih belum tahu cukup banyak sebagaimana dahulu ketika kita belum seperti saat ini. Ketika mereka merasa dihargai dan mereka merasakan perkembangan, mereka akan menunjukkan penghargaannya terhadap kita. Lakukan dengan ikhlas dengan mengharapkan ridho Allah. Terus perbaiki diri jika keadaan masih belum seperti yang kita inginkan, karena itu ujian kita yang dewasa Bukan kita yang hebat, tapi Allah yang membuat mudah.
Apa yang Anda sampaikan cuman teori aja, Kalian tidak perna turun kelapangan,,,, liat itu guru, lebih banya ngurusin Aplkasi ketimbang,,, mangajar dan Mendidik anak sekolah.
Pak Nadiem yg sbg lulusan perguruan tinggi yg Peringkat nya jebolan dunia rasanya mustahil kalau beliau tidak meminta masukan pengalaman dari relasi nya baik dari dalam/luar negeri.🤔
@@Hairie_04administrasi yang lewat aplikasi yang serba online sedangkan diindonesia masih banyak wilayah yang terpencil tidak ada sinyal, bahkan listrik aja gak ada..ini sangat membebani guru, sehingga guru meninggalkan kelas turun jauh ke wilayah yang ada sinyal dan listrik... sejati nya guru juga manusia bukan robot tingkat lelah nya guru itu lebih ekstra dubanding mereka yang buat kebijakan gaji nya besar..sementara guru dg tuntutan yg banyak tp gak berimbang dg gaji nya.boleh saja mengadopsi kurikulum dari luar tapi jangan lupa adopsi juga gaji guru diluar sana....fakta dilapangan khusus wilayah terpencil banyak guru mutasi ke kantor camat, karena tukin besar adminsitrasi tidak terlalu seribet di sekolahan..belum lagi guru yang merangkap jd operator,administrator, dan itu tugas tambahan tidak boleh ada honor nya diBOSP
Mau di bawa kmn pendidikan ini jika menteri nya saja ga punya background pendidikan, anak bgmn pun kondisinya tetap naik kelas, walaupun nilai rendah, absensi parah, blm bisa membaca, attitude ga baik.
Nadiem tentu didampingi para ASN mendibudristek yg kompeten, Yg terjadi adalah pembiasan penerapan kurikulum merdeka, Guru harus mjd fasilitator belajar dan kompeten dlm penerapan kurikulum belajar, Gutu yg kreatif dan inovatif dlm mengajar
Gak masalah. Yang penting inovasi dan profesionalitas. Lihat saja guru2 kita. Apa iya pada profesional semua? Main2 politik juga untuk naik jabatan.. Kepala sekolah curang juga ngedit nilai murid. Kepala dinas merokok di rapat, main pecat ketika ditegur.. bisa baca2 beritanya 😂 Sudah betul harusnya sistem dan tujuan pendidikan Indonesia harus dirubah. Jangan tujuannya ngejar nilai UN 😂
Bukan riset lagi om, saya membuktikan sendiri siswa saya berliterasi saja tak mampu. Katanya merdeka yang ada merdeka tidak belajar. Janga lah menutup mata pada fakta ini. JK mengatakan itu benar kok jadi perbaiki saja jangan membela ini itu nyatanya pendidikan di negara +62 memang sudah merosot😊
Ini sudut pandang saya sebagai pelajar pak. Masalahnya bukan pada kurikulum tapi pada penerapan kurikulum itu sendiri. Guru-guru terlihat sekali tidak siap. Saya sudah mengalami kurikulum dari KTSP sampai kurikulum merdeka dan tidak ada yang berubah sama sekali dalam Cara guru mengajar dan mendidik. Materi-materi yang penekanan nya pada praktek tapi justru lebih banyak diberikan teori. Siswa dipaksa beli buku tanpa kemudian digunakan dalam proses pembelajaran dan tidak relevan dengan kebutuhan siswa. Guru hanya membaca buku tanpa mau tahu siswa paham dan suka atau tidak dengan cara mereka mengajar. Padahal kami ini klien sekolah tapi diperlukan seakan-akan kami ini "pengemis ilmu", yang klo tidak melalui para guru cuman bakal jadi orang gagal. Bahkan ada guru dikelas saya yang pernah mengatakan "tanpa mengajar pun kami tetap diberi gaji". Ketidak mampuan guru dalam beradaptasi itu masalahnya di level pemerintahan instruksinya apa tapi penerapannya dibawah malah berbeda. Saya tahu ini cuma dari satu sudut pandang. Ada banyak pihak yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan yang buruk, termasuk dinas pendidikan dan Kemendikbud.
Soalnya, kurikulum merdeka, tapi mindset guru masih tidak merdeka. Kira-kira berapa banyak sih guru yang paham filosofi kurikulum merdeka? Berapa banyak yang pernah baca naskah dan kajian akademik kurikulum merdeka. Kalau guru saja tidak bisa beliterasi, bagaimana ia akan menular ke peserta didik. JK mengabaikan faktor itu. Sebagus apapun kurikulum kalau garis depannya tidak paham ya sama saja bohong. 😊
-ubah modul P5 supaya terintegrasi dengan STEAM dan SDGS -perkuat kolaborasi antar sekolah supaya siswa bisa belajar dengan murid dari sekolah lain dan bertukar fasilitas antar sekolah. perkuat kolaborasi bisa dari ekstrakurikuler, proyek atau perlombaan. supaya murid bisa ikut lomba yang 1 timnya bisa dari berbagai sekolah
Pemilihan menteri pendidikan lebih pada suka dan tidak suka serta kalkulasi politik Nadiem dipilih untuk memenangkan opini masyarakat karena presiden memilih menteri muda usia dan dianggap cemerlang dengan startup nya
Ujian nasional harusnya tetap ada tapi dibuat berdiferensiasi, jadi ujian disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Kurikulum merdeka itu sendiri secara filosofis dan tujuan sudah sangat ideal menurut saya, hanya implementasinya yang tidak substantif dan penuh dengan manipulatif.
Mas Ade, kurikulum merdeka secara filosofis baik karena konsepnya jg sejalan dg pandangan Ki Hajar Dewantoro. Namun, secara teknis juga dilematis. Untuk peminatan mapel pilihan di SMA, sebagai salah satu soal, sekolah berhadapan dg persoalan jumlah guru, minat siswa, kelas dan lainnya.
Tahukah anda kalau yayasan pendidikan atirah di Makassar yang dikelola pak JK sudah lama menerapkan kurikulum merdeka', di sekolah, termasuk sekolah unggulan lainnya
itu model kurikulum lama. klo kurikullum merdeka itu justru siswa yg hrs aktif. siswa belajar sesuai potensi masing masing.. siswa tdk dijejali semua mapel yg membuat siswa tdk berkembang maksimal. india, cina, korea itu nemang masih ada ujian tapi kurikulumnya mirip kurikulum merdeka.
@@ganjartuhana457setuju Pak, kurikulum merdeka sudah tepat guru2 yg perlu meninggalkan pola pikir lama. Orang kesekolah bukan cari nilai tapi untuk belajar tentang kehidupan belajar seumur hidup
@@InteraksiFisika lha iya kan. aku pensiunan guru merasa kok tdk dari dulu diterapkan. kan klo dari dulu diterapkan sekarang dah bisa merasakan hasilnya. ini baru mulai dah mau di kembalikan ya tdk akan ada perubahan. pak jk tdk tau klo india, cina, korea, itu kurikulumnya ya mirip kurikulum merdeka. hanya masih ada ujian utk evsluasi.
Saya mantan guru SMP, saya ingat sekitar akhir THN 1960/awal 1970, ujian negara pernah dihapus dan diganti ujian sekolah, waktu itu menteri pendidikannya BPK mashuri. Alasannya karena sekolah hanya mengejar ijazah, dan punya ijazah tapi lalu mau apa... Tetapi sayangnya guru² tidak siap memahami perubahan itu, lalu akhirnya ya banyak kritik dilontarkan seperti pak JK itu. Sebenarnya tujuan perubahan itu ya seperti yang dirumuskan kurikulum merdeka itu. Saya kira apabila kurikulum merdeka tidak dilanjutkan maka pendidikan kita akan mundur 40 tahun. Akan banyak lulusan berijazah tapi nggak bisa kerja . Jangan merindukan pendidikan sebelumnya yang cuma mengagungkan ujian nasional.
Banyak orang tua menginginkan model pembelajaran seperti dirinya waktu anak-anak dulu, padahal jamannya sangat berbeda, banyak gadget sementara orang tua sekarang tidak memiliki kemampuan mengendalikan anak-anaknya, akibatnya banyak anak2 menghabiskan waktunya memegang gadget padahal dampak negatifnya banyak bagi mereka, salah satunya anak menjadi sulit konsentrasi dan kurang menyukai membaca, akibatnya belajar menjadi sulit...
Justru gadget inilah biang kerok kehancuran generasi kita bos...anak2 rusak oleh porno dari hp, rusak dan candu oleh game online, video korea dll....hingga mereka ogah belajar lebih nyaman dgn hpnya!!
Kalau dikota sekolah sekolah unggul yang mempunyai sarana pendidikan yang lengkap ada lab bhs, computer dll belajar merdeka sangat baik belajar merdeka. Kalau di daerah belajar merdeka, gurunya jarang masuk kegiatan belajar mengajar sangat terbatas.... 😂
@@hjharisman1790 belajar merdeka kan bukan hanya lewat komputer dan hp...berlajar merdeka bisa mempelajadi alam...satwa , fauna....jgn sempit gitu pikirannya
@@ettymochtar fikiran saya memang sempit, Pengetahuan alam dan biologi kalau hanya digambar dan dilihat tampa ada penunjang internet dan lainnya untuk mempelajarinya aga rumit juga, saya setuju setuju saja Belajar merdeka tapi konsep yang sekarang anak ana di desa sangat terbelaksng karena jarang ujian & quis untuk menilai kemampuan siswa, sebab mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang pembelajaran masih perlu penekanan untuk meningkatkan pemahaman murid. Ada sekolah Alam yang didirikan swasta yang sangat mahal..... 🙏
Ada benernya juga JK, UN bagus tp jg dijdikan syarat kelulusan. Beliau2 ni tak tau guru disbukkan dg platform2 yg malah tdk memerdekakan lo, blm lagi keharusan utk bersosialisasi, asyik ber tik tok. Yg ngurus pendidikan jg harus yg faham pendidikan.
Setuju..UN perlu sebagai standar tolok ukur kemampuan siswa... Dan setuju juga gak usah sebagai syarat kelulusan karena justru itu mendorong kecurangan2..
Saya sependapat dengan bapak pensiunan guru dan Kepsek,krn beliau berpengalaman dan memahami ttg pdd.,krn saya jug pensiunan guru pernah sbg guru BP,Kaur Kesiswaan,Kaur Kurikulum di SMP N.Mohon para pakar pdd spy berpikir dgn jernih dan positip demi kemajuan bangsa dan NKRI
Bukan asal bicara generasi muda pembelajaran dan orang tua mendidik anak akhlak belum siap merdeka belajar akhlak bukan hal utama hilang contoh Pramuka.
ANBK sendiri sekarang sudah mulai banyak celahnya dan banyak yang terobsesi karena kenaikan nilai ANBK yang menjadi rapor pendidikan di Ganjar dengan BOS Kinerja. Kalau diteruskan akan sama nasibnya dengan UN.
Pak JK politis, maklum tahun politik. Tidak relevan dengan profesionalisme para pendidik yang tengah berjuang untuk memperbaiki system pendidikan di Indonesia.
Indonesia disetting 'susah' maju pendidikannya. kalau sampai pendidikan maju, maka Indonesia akan menjadi 'ancaman raksasa' dari negara2 adidaya yang ada sekarang!
COBA PAK MEN.. RISET MASSAL BERAPA PERSEN SISWA, MAHASISWA BAHKAN GURU²x, BAHKAN DOSEN.. KAPAN MEREKA BELAJAR AGAK EKSTRA/BETULLL² BELAJAR.. yahhhh.. ini SUDAH RAHASIA UMUM😅😊. HEBAT PAK JK❤
kurikulum terbaik adalah kurikulum kesejahteraan dimana berbasis pada kesejahteraan guru, siswa, masyarakat, bangsa dan lingkungan...seperti yang pak Ajimat dari Universitas Pamulang gaungkan
Saya setuju pikiran pk JK, Apa guru juga merdeka jika kesejahteraan nya dan status nya yg masih honor tudak di perjuangkan. Malah yg dipikirkan guru tersebut biaya kebutuhan keluarga nya dan statusnya yang madih blum jelas.
Benar yang bapak bilang, tapi penerapannya dilapangan pk,, masing-masing daerah mempunyai berbagai perbedaan. Saranan prasarana didaerah yg t3 yang serba tidak lengkap, walaupun ada dana BOS, tetapi tidak tepat sasaran dilapangan untuk biaya fasilitas mengajar para guru. Guru yang mengajar berdiferensiasi di kelas membutuhkan banyak fasilitas yg sudah disiapkan sekolah seperti wifi, infokus, media, buku dan fasilitas yg mendukung pengajar guru disekolah pak kosong.. Tidak mungkin kami mengeluarkan uang kami pk, sementaran gaji pun hanya cukup ongkos bensi dan biaya kebutuhan keluarga.
saya setuju dg Kurikulum MBKM, baik utk implementasi ilmu scr nyata...Hanya hal hal teknis ttg penj mutu nya kurang pas, masih gaya lama penj mutunya. Jadi masih banyak pekerjaan yg sifatnya administratif.... yg perlu dipercepat pembenahan aturan2 di bawah menteri pendidikan. Kurang sinkron dg roh merdeka belajar. Sejejahteraan pendidik (guru, dosen) masih sangat kurang memadai di RI, beda sekali dg di Luar Negeri yg pendidik itu sangat dihargai.
Orang ini ndak mau dikritik, patokannya guru. Yang betul patokanya kesejahteraan rakyat umumnya masih rendah. Beli beku paket yg nota bene anak anak sekarang tidak memiliki budaya baca. Di tambah fenomena android yg tidak bisa di batasi. Merdekannya dimana?
Merdeka Belajar merupkan istilah unik dan sepertinya istilah yang membuat guru dan murid akan salah pemahaman jika tidak tahu maksudnya. Padahal di sana terdapat hikmah menurut saya yg sangat bagus yaitu memberdyakan siswa sesuai kebutuhan murid, kesiapan murid. mengembalikan murid kepada kodrat baiknya si murid yang diinginkan oleh guru yaitu selamt dunia dan akhirat. Jadi di sini guru hari banyak kreasi dalam melaksnakan pembelajaran.
Pendidikan indonesia ngak akan pernah maju, karena kurikulum dan para pejabatnya ngak tahu keadaan lapangan, seperti apa kemampuan murid rata rata, seperti apa kesibukan guru diluar kelas, seperti apa penguasaan guru atas materi. Seperti apa guru jujur ngasih nilai apa adanya.
ini kan cuma masalah orang2 yang sudah nayman dalam kotak warisan sistem pendidikan penjajahan belanda. ketika datang anak muda yang berbenturan dengan kenyamanan dan kepentingan manusia2 jadul itu maka terjadilah "kekagetan" dan "kegagapan". saya praktisi IT melihat memang kejadulan dan stagnan pikiran terhadap teknologi adalah yang bikin gaduh. kaum2 jadul yang biasa nulis di kertas yang tanpa punya kontrol sistem dan tidak ada ukuran baku kinerjanya akhirnya menjadi makluk purba, bahkan kalah dibanding anaknya. malah sekarang startup yang didirikannya ikut diutik2. jadi kalau muncul gaduh ribut pada nadiem ya maklum, soalnya yang sangat terdampak adalah orang2 yang gagap dan tidak mampu mengikuti laju cepatnya teknologi.
Saya sependapat dengan JK sebagian, kumer itu sebagian memang bagus tetapi sebagian sepertinya kurang sesuai dengan karakteristik anak indonesia. Bahkan gurunya pun sebagian besar banyak yg gak paham dengan kumer. Klu narasumber langsung ke lapangan maka akan tahu bagaimana pengelolaan pendidikan disekolah sebenarnya.. apapun kurikulumnya kalau sistem pengelolaanya asal asalan ya sama aja bohong.
Ternyata merdeka belajar banyak stake holder pendidikan hanya mengenal casing nya saja merdeka, padahal merdeka' belajar sangat dalam dan luar biasa, saya pengawas aktif mengetahui dan memahami berbagai masa di pendidikan merasakan indahnya program merdeka belajar
pk jk betul sekali pak, jangan bela2 woi godok, sertifikat guru segudang, kualitas pddk ditentukan proses belajar di kelas woi...guru tak mengajar hanya mengejar sertifikat2, apa dampak ke anak? godok kau😂
pendidikan dasar dan menengah paling amburadul 10 tahun terakhir..kurikulum trus berubah dan anak bangsa dijadikan kelinci percobaan dan objek utk proyek cukong2
Sebagai pendidik saya merasa untuk saat ini kritik Pak JK lebih relevan dibanding ide merdeka belajar Mas Mentri. Pengambil kebijakan harus ngerti karakter dan kultur masyarakatnya, bukan sekedar mengadopsi model pendidikan luar. Apa yg disampaikan narasumber juga masih bisa dicapai dengan model pendidikan yg disampaikan oleh Pak JK. Apalagi merdeka belajar saat ini nggak diimbangi dengan tanggung jawab dari siswa dan pelakunya, merdeka yg belum bertanggung jawab.
sebagai guru saya merasa anak sekarang khususnya smp menjadi malas dalam mempelajari pelajaran sekolah, tanpa adanya UN sekolah hanya seperti formalitas tanpa adanya persaingan
Justru fungsi guru itu mmberikan motivasi dan mmbuat suaasana senang dalam belajar, Pahami tupoksi guru dlm kurikulim merdeka, UN itu bukan buat pemacu belajar tapi alat ukur,
ingatkan anak didik kita bahwa salah satu fungsi bersekolah adalah belajar caranya belajar. Karena belajar tidak hanya di ruang kelas di sekolah saja. Ketika jika kalian nanti sudah menjadi profesor pun, namanya belajar itu pasti. Belajar itu sampai ke liang lahat. Hal tersebut akan menjadi modal yang baik (bernilau mahal) buat mereka.
Saya sebagai guru,saya merasa bersyukur program unggulan menteri seperti sekolah penggerak dan guru penggerak sangat dirasakan di komunitas sekolah saya.evaluasi kedepannya supaya sarpras disekolah ditambahkan. Tidak setuju seperti kritikan bapak JK
Belum waktunya buat medeka belajar d indonesia karena sebaran.pulaunya yg banyak dan blm rata guru.. sehaarusnya jgn berpindah system dl..tapi d perbaiki. Karena pastia aja ada oknum yg memanfaatkan.😅
Kurikulum merdeka itu cuma mengedepankan moral tapi cuma teori.aplikasinya nol.masa tidak merasa sih moral bangsa ini merosot.ketika kurikulum Nadiem diterapkan hancur karakter bangsa.
Sudah Tepat dengan " Merdeka Belajar" Banyak negara sudah lakukan itu, semoga Indonesia bergerak maju dan jangan sampai melakukan langkah mundur. Salah satu contoh di Indonesia bisa menjadi rujukan pada sekolah-sekolah katolik dengan mutu dan kwalitas sangat baik, baik di tingkat SMP, SLTA maupun Perguruan Tinggi, dimana penerimaan siswa atau mahasiswa baru tidak berdasarkan nilai ujian akhir atau NEM seperti yang dimaksudkan oleh Pak Jusuf Kala, dan sekolah mendidik dengan sistimnya yang adadan menjadikan siswa atau mahasiswa pandai baik dari segi intelektual juga mendidik disiplin dan moral serta etika yang baik. Dan bagaimana dengan output lulusanya sangat berprestasi baik didalam maupun diluar negeri. Karena sekolah Katolik sistim pendidikannya sudah mengikuti cara dari negara maju sejak lama. Perlu diingat : Ujian Nasional bisa saja ada hubungan dengan Proyek nasional berbau komersial dalam pengadaan bahan ujian nasional, baik dari segi penyusunan bahan, pencetakan bahan ujian sampai pendidtribusian dokumen itu sendiri sampai ke pelosok tanah air. Itu pemborosan biaya.
Nanti ada Banyak Siswa yg Juara Tidak Lulus Ujian Nasional.. Mereka Menangis nanti.. Ketika Ujian Nasional ditiadakan hal seperti itu tidak Terjadi lagi,
Waktu bergeser, manusia berganti jaman berubah sebagi satu keniscayaan. lmu. Pengalaman2 disertai berkembang ilmu pengetshusn, experimen2 dan riset2 melahirkan banyak temuan analisis baru paradigma2 baru disegala bidang termasuk pendidikan. Tidak semua orang mengikuti, menghayati proses yg terjadi mungkin diantanya juka karena kompetensinya bukan pendidik. Sehingga paradigma pendidikan yg ada dikepalanya sejak dulu sampai sekarang tidak berubah. Karena hal ini tentu saja pola pikir, paradigma pendidikan dgn situasi saat ini sudah tidak ada persesusain lagi. Bisa saja dlm hal2 tetentu menilai lebijakan nm dinilai oleh juka sbg sesuatil yg salah ya mungkin.
Gagasan ttg kurikulum merdeka sebenarnya baik, mengikuti zaman yg sudah tdk dapat dihindari apalagi sejak adanya tknologi AI. Skrg bagaimana caranya anak2 bljr efektif, guru juga efektif dlm mengajar tdk disibukkan administrasi. Administrasi itu sbnarnya tuntutan kepegawaian yakni tuntutan kemenpan RB terkait gaji. Bgmn cari tengah2 nya itu. Sy setuju dg pak JK juga yg harus mmperhatikan fasilitas2 sekolah trutama d daerah2 terpencil, bgmn pemerataan pendidikan nya. Sy juga tdk setuju knp UN harus d hapus? Itu bikin anak makin gak mau belajar. UN tetap ada tpi harus berani menerima nilai apa adanya. Yg sudah2 kan pelaksanaan UN ada mafia nya. Negara sekelas tiongkok dan korea aja masih menyelenggarakan UN. Kl mnurut sy sistem pendidikan trutama SMA harus sudah ada penggolongan bidang ilmu, kembali sprti dulu ada PGA, SPG, kesehatan. Jd anak belajar efektif, guru mengajar efektif. Mapel dasar dikebut jenjang SD - SMP. Jd lulus SMA itu udh gak shock lagi dg kurikulum perkuliahan yg banyak meneliti, krn udh gak jaman belajar dg bikin makalah, presentasi, udh nguap. Apalagi skrg bnyk tutorial2 pake AI, orisinalitas belajarnya harus lebih di maksimalkan.
Ujian Nasional memang dihapuskan, namun masih diperbolehkan Ujian Sekolah. Jika memang butuh Dinas Pendidikan Daerah ataupun Satuan Unit Pendidikan dibawahnya masih bisa mengadakan ujian tersebut. Jika ingin mengacu model soal CSAT seperti negara Korea, Cina, Amerika atau India pun bukan berarti tidak sejalan dengan value didalam Kurikulum Merdeka.
Pak JK benar, bandingkan aja kualitas pendidikan anak sekarang dengan dulu... dan dengar curhatan guru dan orang tua. Jangan cuma duduk dimeja dengan bicara teori doang. Coba anda turun ke daerah-daerah. Betapa susah kurikulum diterapkan oleh Guru
Kurikulum apapun saya bagus tetapi perlu sekali dilengkapi sarana/ prasarana dan fasilitasnya, memang siapa saja yang menjadi menteri perlu surve ke lapangan
Kurikulum merdeka sdh benar konsep dan filosofi nya tinggal penerapan dilapangan termasuk regulasinya yg masih perlu perbaikan. Tdk perlu kita balik ke jaman batu pendidikan yang didoktrin dan berorientasi nilai