Hukum " dlm Islam terdapat dalam ayat MUHKAMAT/jelas dlm Al Qur'an,.. tidak bisa diambil dari ayat MUTASYABIHAT apalagi dr HADIS atw jumhur ULAMA.. Karena hukum " Islam adalah HAK PREROGATIF ALLAH... Karena itu tidak ada BID'AH HASANAH dlm hukum syariat... BID'AH adalah sesuatu yang mengada ada ( berlebih lebihan dlm hukum Islam)... MAULIDAN DAN TAHLILAN mengambil rujukan dr ayat " MUTASYABIHAT dlm Al Qur'an,.. sehingga tdk bisa dikategorikan sebagai BID'AH... Karena ayat" mutasyabihat adalah ranah ayat yg butuh penjelasan/PENTAKWILAN... Dan hasil PENTAKWILAN itu hanya ALLAH SWT yang berHAK MENGOREKSINYA...( Qs.Ali Imron ayat 3) Jika hasil PENTAKWILAN itu BENAR maka akan menjadi KEBENARAN AL QUR'AN dan jika SALAH maka akan HILANG termakan waktu... Lalu apakah Rosullaah SAW MENTAKWIL AYAT MUTASYABIHAT???..YA... Rosullaah SAW MENTAKWIL AYAT MUTASYABIHAT... karena itu jika Rosullaah SAW melakukannya maka menjadi SUNNAH bagi umat Islam... Contoh BID'AH yg sebenarnya adalah ketika UAH ditakzir oleh da'i "SALAFI karena mengambil rujukan QS As Syuara ayat 224-226, sebagai rujukan unt MENGHUKUMI PEMuSIK... UAH . sdh TEPAT, karena itu adalah ayat MUHKAMAT yg memang khusus untuk hukum"dlm Islam... Sedangkan da'i SALAFI mentakzir berdasarkan HADIS" & ayat" MUTASYABIHAT...ini SALAH ALAMAT... Apalagi ketika SALAFI menghukumi PEMuSIK dgn MUTLAK HARAM... inilah BID'AH SESUNGGUHNYA yg dilakukan SALAFI... Karena JELAS dr ayat diatas Al. Qur'an menghukumi dgn TIDAK MUTLAK HARAM... dan yg dirujuki adl.. pelakunya (Penyair/pemusik).. bukan alat musik ( benda mati)... Karena benda mati tidak bisa diambil HUKUM nya... Berhati-hatilah dgn FITNAH DAJJAL yg berusaha melencengkan KEBENARAN AL QUR'AN... Dan Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an " JANGAN BERPECAH BELAH"... Wawalahua'klam bissawab 🙏🙏🙏
