NGABISIN BATERAI WULING BINGUO SAMPE HABIS 0%! 

Justru logikanya sama saja. Kan di toll itu jalan terus dan gak deselerasi. Regen itu cuma aktif ketika deselerasi. Sedangkan mobilnya udah ngatur arus yang keluar sesuai bebannya. Jadi arus yang keluar bukan karena ditekan gasnya. Jadi kalau turunan, di gas, mobil tetap meluncur tanpa regen, kecuali cruise controll aktif, dimana justru bagus, kecepatan tidak berkurang tapi baterai nambah

mungkin bukan energi potensialtapi terkonversi ke energi listrik dan beberapa ke panas, energi kinetik didapet ketika benda itu bergerak dan mempunyai kecepatan, kalo energi potensial benda itu berubah terhadap posisinya.

Pulang umroh langsung ke iims 😅

Buat saya sih gk masalah

@@masdori203 oiya yah ada IMS 2024, banyak nih mobil2 baru dan BYD akan umumin harganya

@@bahtiarefendi6383 Setelah harga Omoda e5 keluar kalau Atto 3 masih pasang di harga 550 jt keterlaluan sih ya, jauh dari harga Thailand dan Filipina. Soalnya secara spesifikasi teknis Atto 3 udah kalah sama e5, dimana e5 sudah pakai blade battery yang di supply sama BYD sendiri, dan otak nya pakai snapdragon 8155 ditambah ada ventilated seats dll. Hanya kelemahan terbesarnya e5, bangku belakangnya sangat tidak enak sedangkan Atto 3 cenderung nyaman. Saya berdoa BYD bisa mempertimbangkan ini, kalau tidak mau lebih murah minimal harga disamakan dengan Filipina dan Thailand. Ayok kita sebarin informasi ini ke berbagai video BYD, biar gak seenaknya goreng harga udah kayak Toyota aja...

​@@renbangbprd7236pajak mobil di indo itu parah banget. Bisa dua kali lipat dari harga asli, bahkan 3

kenapa gitu ya.?

Ya namanya perjalan GK mungkin selalu mulus.

Sepertinya sulit mencapai 410 km

Lebih hening drpd BYD seal

setuju. krn org klo jarak jauh pasti bawa keluarga ato pas mudik. minmal ya isi 4 org dewasa ato 2 org dewasa + 3 org anak2.

betul sekali, justri arah salatiga tanjakannya2 curam banget, arah jakarta lebih landai

Héééeeee... 😅

Oh iya ya😆

Setelah harga Omoda e5 keluar kalau Atto 3 masih pasang di harga 550 jt keterlaluan sih ya, jauh dari harga Thailand dan Filipina. Soalnya secara spesifikasi teknis Atto 3 udah kalah sama e5, dimana e5 sudah pakai blade battery yang di supply sama BYD sendiri, dan otak nya pakai snapdragon 8155 ditambah ada ventilated seats dll. Hanya kelemahan terbesarnya e5, bangku belakangnya sangat tidak enak sedangkan Atto 3 cenderung nyaman. Saya berdoa BYD bisa mempertimbangkan ini, kalau tidak mau lebih murah minimal harga disamakan dengan Filipina dan Thailand. Ayok kita sebarin informasi ini ke berbagai video BYD, biar gak seenaknya goreng harga udah kayak Toyota aja...

Ga ada converternya ya? Saya pengen minang bingou ini masih mikir sama chargernya

@@pesingman1662 converter yang disediakan cuma dari type2 AC ke GBT AC wuling, sama dengan air ev nya. Kalau dicek di online, harga converter ccs2 DC ke GBT DC diatas 10jt rupiah.

@@pesingman1662Cari yg port chargernya CCS2 om, pakai port GBT yg ada nyusahin

Betul. Minusnya GBT ini. Hrsnya standar pke CCS2 lah.

Colokan binguo yang aneh, kok malah suru pemerintah yang menyesuaikan…

Kijang bensin mah emg boros

@@dikson9126 wkwk iya benar

fans nya belom bisa move on , padahal pak gub ok ok aja😅😅 pasti di beli lagi itu mg4ev sama byd tungguin aja.......

wajar sih, single gear kan. kl di setting biar bisa nanjak, topspeednya berkurang jauh dan range nya juga nga sampai 410km. masih jadi tanda tanya, kenapa semua mobil listrik tidak ada transmisi minimal 2speed...

lumayan besar ini mobilnya

Kalau cuma sesekali sih harusnya aman-aman aja Karena walaupun di indikator tertulis 0 persen, sebenernya masih ada sisa daya yang gak bisa digunakan. Begitu juga kalau 100 persen, sebenernya masih belum beneran penuh. Kalau gak salah namanya buffer, supaya baterai gak over discharge (terlalu habis) ataupun over charge (terlalu penuh) Di baterai hape juga kayak gitu