Trio rock alternatif NTRL (dulu bernama Netral) baru saja melahirkan album terbarunya. Koleksi ke-12 Bagus, Coki dan Eno yang diberi nama, '11/12'.
Pesan pertama bagi siapapun yang hendak mendengarkan album ini adalah, jangan meremehkan usia ketiganya yang sudah tak muda lagi. Kenapa? Karena NTRL menghadirkan album paling kencang yang pernah diproduksi sejak lahir di muka bumi 1991 silam.
Berisi 11 lagu album '11/12' seakan menjadi penegasan kebebasan NTRL hari ini. Usai berganti nama, berganti label (dari Kancut Records ke ORCA Music Club), NTRL seperti tak mau diatur oleh siapapun. Distorsi yang keras minta ampun juga bekecepatan tinggi menjadi andalan. Gebukan membabi buta, serta teriakan vokal memekakkan telinga menjadi tambahan tenaga yang luar biasa berisik.
Suguhan itu sudah ada sejak lagu pertamanya, 'Primadona'. Banyak yang mengatakan NTRL seperti mengembalikan lagi musik punk kasar yang merebak di Inggris 2-3 dekade lalu. Musik yang tidak ada kompromi dan lugas menyanyikan semua liriknya. Pada lagu ke-2, 'Hanya Sekali', NTRL sedikit menurunkan tempo walaupun tetap nge-rock.
Pola itu juga terjadi pada lagu ke-3 dan ke-4. Setelah dihajar habis-habisan oleh 'Sakit Jiwa' yang juga menjadi debut single album '11/12', NTRL kendor di lagu 'Langit Senja'. Pendengar seakan dibawa kembali ke musik NTRL di album 'Putih' tahun 2005.
Pola yang berulang di atas, terjadi lagi pada lagu 'Kecewa' dan 'Terkutuk'. Lagu 'Kecewa' menurunkan adrenaline, sementara 'Terkutuk', sesuai judulnya, mungkin membuat pendengarnya mengutuk karena cukup bisa untuk membuat pecah gendang telinga. Urutan ke-7 dan ke-8, tersedia 'Misteri' dan 'Mars Pekerja' yang ternyata tidak sekeras sebelumnya. Tapi, NTRL memilih irama anthemic dengan permainan tema dan lirik yang menyentuh elemen sosial-politik.
Cukup bermalas-malasan, NTRL menghajar lagi pendengarnya dengan 'Gak Asik!'. Lagu bertema politik yang penuh amarah, tidak berbalas kasihan dan pastinya berisik.
Jika biasanya musisi memilih menutup album atau penampilannya dengan musik hingar-bingar, maka tak terjadi pada NTRL. Karena dua lagu terakhir, 'Air Mata' dan 'Bintang dan Matahari', punya harmoni khas NTRL yang lembut. Walaupun untuk tempo, tidak bisa dikatakan pelan. Hanya saja, distorsi Coki berkurang drastis, gebukan Eno juga beralih lebih banyak pada permainan cymbal hi-hat. Vokalis Bagus dan bass miliknya, mencoba mengiringi dengan halus lirik-lirik lagunya.
Jika asumsi yang banyak dipahami adalah semakin tua, semakin lamban, maka NTRL dengan resmi memtahkan itu. No doubt! Kalau urusan ngos-ngosan di atas panggung, itu resiko. Akan tetapi, jelas album '11/12' menjadi kesempatan besar bagi NTRL untuk memperlebar jaringan NTRLLizer (sebutan penggemarnya) dan menyatakan kepada pentas musik nasional bahwa NTRL masih 'gila'.
Baca artikel detikhot, "'11/12', Album NTRL yang Paling Kencang!" selengkapnya hot.detik.com/music/d-3048705....
Selamat bernostalgia dan salam musik Indonesia 🎼🎹🎸🇮🇩🤟#manusiakamar
#albummusik #kaset #kasetpita #musikindonesia #rilisanfisik #albumfisik #musikindo #musikrockindonesia #lagunostalgia #tembangkenanganterpopuler #rockmusik #rockindonesia #rock90an #lagurock #lagurockjadul #lagurockindonesia #bandrock #generasi90an #musikmetal #musikcadas #bandmetal #band90an #netralband #ntrl #punk #punkrock
26 июн 2024
