Penjelasan rinci hukum COD (Cash On Delivery) oleh Ustad Dr Erwandi 

Boleh diceritakan om?

@@chemisfun1820 shopee pay kan ad unsur riba. Kalau riswah sih gk trlalu yakin,cuma sy takut dosa aja krna ad taawun dgn penjual,krna masalah harga di resi yg nominalnya gds diuangkan dgn mata uang skrg yg gk berlaku,misal 17250 dsb. Yg mana gd lg mata uang segitu,yg ujg2nya sy jd kasih harga pas jd 17500,atau kadang krna gd kembalian jd kasih hrga 17000,padahal akad harga penjual & pembeli 17250. Kadang pun sy sbgai kurir gk tau mereka (buyer) ikhlas atau tidak di kasih hrga lbh dr kesepakatan akadnya dgn penjual. Jg kadang sy sbg kurir merasa rugi/nombok krna kasih hrga kurang dr akad mereka. Jd mirip klo beli di indomaret sejenis yg mana harga di label sering beda dgn harga di kasir,& itu ad undang2 dr pemerintah yg larang jual beli sprti itu.

Disimak diperhatikan 😔

Masa sih

Lebih puas krna sesuai hawa nafsu, bukan menimbang dalil

​@@akmalsandisilvi3104 Kenapa setiap yg menyelisihi ustadz kalian disebut mengikuti hawa nafsu.. Kalo dibalik gimana.?

@@musafirtm9829 pertimbanganya bukan ustadz namun dalil , apakh dalil itu menyelisihi al qur'an dan sunnah.. G ckup smpai disitu, harus sesuai dengan pemahaman para murid2nya rasulullah krna semua bisa berdalil dngn al quran dan sunnah namun tdk semua dngn pemahaman para sahabat..

@@akmalsandisilvi3104 Anda bs memverifikasi kalo pendapat itu sesuai sahabat darimana.? Anda punya bekal apa utk memverifikasi itu.?

Coba dipahami lagi, jual beli online tidak semua halal dan tidak semua haram, semangat belajar semangat mencari yang halal

Satu pemikirin kita..mas......

Bukan ga boleh jual beli online haduh pak ini ambil kesimpulan salah pula. Ini lagi menjelaskan sistem pembayaran COD. Nyambung itu. Anda aja yg ga faham.

Hmm dengar2 dan pahami

Tergantung kesepakatan dengan penjual, jual beli biasa juga ga masalah COD asal akadnya saat barang datang

Istishna itu adalah akad jual-beli barang+jasa pembuatannya. Misal pemesanan kue, lemari, dll. Kalau anda jual COD secara langsung ya boleh-boleh saja. Kalau sistem COD dlm marketplace, beli baju sistem COD, hukumnya tidak boleh, karena akad dibuat mengikat sblum barang blum dicek dan blum ada di majlis saat pnyerahan brg. Ini mmbuat bnyak permslhan sistem COD di marketplace.

@@muhammadriandi_ apa permasalahannya? illah fasadnya dlm syar' apa? boleh dijelaskan? kalau ghoror kan bisa diminimalkan sperti mana kita membenarkan bai salam dlm shoppee dan sebagainya kan ada ghoror juga tapi bisa diminimalakn

@@user-lx6yu9ji7k cari hukum dari jual-beli alkali bi alkali atau dain bi dain. Alhamdulillah dgn adanys kritikan para Asatidz, skrg shopee mngluarkan produk/sistem COD yang baru, barang dibayar stlah barang dicek.

@@user-lx6yu9ji7k *Kenapa Akad Jual-Beli COD di Aplikasi Marketplace terlarang? Cash On Delivery (COD) adalah salah satu solusi dalam jual-beli online. Dan hukum asalnya mubah selama sistemnya tidak bermasalah secara syar'i. Semisal sistem Pantau, Cocok, Bayar (PCB). Seiring perkembangan teknologi, sistem COD ini mulai diadopsi oleh aplikasi Marketplace seperti T*ped, Sh*pee, dll. Namun, semenjak diberlakukannya klausul akad yang baru sejak tahun 2021 sebagaimana point 1 pada gambar postingan, timbul masalah baru. Berikut klausul transaksinya: 1. Jika barang sudah dipesan, maka itu artinya sudah terjadi akad-jual beli dan pesanan tersebut tidak bisa dibatalkan karena akadnya dibuat mengikat. 2. Pembeli tidak boleh membuka paket sebelum menyetor uang pembayaran kepada kurir. Bahkan apapun isi di dalam paketnya pembeli tidak diperbolehkan membatalkan transaksi di majlis akad. Berdasarkan keterangan di atas, maka transaksi semacam ini bermasalah karena akad jual-belinya terjadi sebelum barang dan uang diserahterimakan (sebelum COD). Ustadz Dr. Erwandi hafizhahullah dan asatidz lainnya secara tegas melarang akad COD yang seperti ini karena terjadi "bai' alkali bi alkali atau dayn bil dayn", yakni terjadi tansaksi jual-beli dengan akad mengikat sebelum terjadinya COD. Berikut di antara dalil larangannya, Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ بَيْعِ الْكَالِئِ بِالْكَالِئِ Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli al-Kali’ bil Kali’ (utang dengan utang). (HR. Baihaqi) Imam as-Syafii dalam kitabnya al-Umm mengatakan, والمسلمون ينهون عن بيع الدين بالدين “Kaum muslimin dilarang untuk jual beli utang dengan utang.” (al-Umm, 4/30) Imam Malik mengatakan, وقد نهى عن بيع الكالئ بالكالئ Jual beli al-Kali bil Kali’ (utang dengan utang) hukumnya dilarang. (al-Muwatha’, Riwayat Yahya al-Laitsi, 2/628) Ibnu Qudamah menukil keterangan ijma’ ulama dari Ibnul Mundzir, قال ابن المنذر: أجمع أهل العلم على أن بيع الدين بالدين لا يجوز. وقال أحمد : إنما هو إجماع Ibnul Mundzir mengatakan, ‘Ulama sepakat bahwa jual beli utang dengan utang tidak boleh. Imam Ahmad mengatakan, “Ulama sepakat dalam masalah ini.” (al-Mughni, 4/186). Berdasarkan nukilan-nukilan di atas, maka salah satu bentuk atau contoh jual beli "alkali bi alkali" atau "dayn bil dayin" di zaman modern adalah jual-beli sistem COD di marketplace tersebut. Karena itu, meskipun ada hak komplain yang diberikan oleh pihak aplikasi melalui layanan mereka (diluar majlis COD), tetapi tidaklah menjadi solusi yang syar'i karena akad sudah cacat atau bermasalah sejak awal. Sementara kesalahan si pembeli, umumnya tidak tahu dan berusaha mempelajari atau memperhatikan adanya klausul akad mengikat tersebut sebelum memesan barang. Catatan: Karena banyaknya kritikan dri berbagai pihak, Shopee mngeluarkan 1 produk sistem COD yg baru, yakni barang dibayar setelah barang dicek. Coba dicek aplikasinya, ada 2 sistem COD skrg, tetapi apakah sdah bisa diamanfaatkan atau blum sy blum memastikannya. Semoga saja sdah bisa digunakan.