Bismillaah Beribadahlah sesuai dengan Al Quran, Sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan menurut pemahaman Salafus Shalih. Jangan lupa subscribe, like dan share jika bermanfaat. Jazakumullahu khairan. Source: youtube.com@jagatauhid
Silakan disimak full videonya agar kita memperoleh pemahaman yang baik dan benar. Diharapkan memberikan tanggapan dengan adab dan ilmu karena kelak akan mempertanggungjawabkan setiap perkataan kita di hadapan Allaah ﷻ. Semoga kita semua dirahmati dan diberi hidayah oleh Allaah ﷻ.
*MUHAMMADIYAH & WAHABI SALAFI...* Muhammadiyah di zaman KH. Ahmad Dahlan, tentu saja *"berbeda jauh"* dengan Salafi atau Wahabi. Muhammadiyah dimasa-masa awal dengan jelas ber- *Madzab Syafii,* seperti bisa dilihat dalam buku lamanya _Kitab Fikih Muhammadiyah_ (1924) sehingga sama dengan NU, termasuk fikh dalam shalat, ibadah dan lain-lain. Pada masa-masa itu, tahun 1924 dalam Kongres Al-Islam di Surabaya 24-26 Desember : Muhammadiyah, Al Irsyad, Sarekat Islam dan 60-an ormas Islam lainnya dengan tegas juga *menolak faham Wahabi* (Salafi?). Tetapi pada zaman ketuanya KH. Mas Manshur sebaliknya, Muhammadiyah lebih permisif terhadap pembaruan yang berkembang di dunia Arab waktu itu (aliran baru Wahabi menguasai Arab) sehingga kemudian secara tidak langsung dibentuklah lembaga *Majlis Tarjih* yang isinya mengevaluasi pemahaman lama (Madzab Syafii) dan menyesuaikan perkembangan pembaharuan di dunia Arab. Dari sinilah *pintu masuk* -nya penbaharuan Arab Saudi juga mempengaruhi Muhammadiyah. Trend metode baru dikenal dengan istilah "ijtihad" yang viral di Timur Tengah waktu itu dan sangat digandrungi oleh KH. Mas Manshur akhirnya dijadikan metode pokok di Majelis Tarjih. Dari sini pula awal bergesernya Madzab Syafii yang semula dianut KH. Ahmad Dahlan sedikit demi sedikit tidak terikat lagi dengan Madzab Syafii. Katakanlah dimasa-masa awal Muhammadiyah itu sebetulnya sama dengan NU secara fikih ubudiah peribadatan yaitu bermadzab Syafii, Al-Asy'ariyah, dan bertasawuf, bahkan lebih dahulu Muhammadiyah (1912) ketimbang NU secara organisatoris (1926). Saya teringat beberapa tahun lalu ketika ada seorang santri menyinggung gerakan *Salafi* yang marak akhir-akhir ini, pak kyainya (seorang ulama tua) tiba-tiba mengatakan *".... yang kasihan itu saudara kita Muhammadiyah."* Tanpa menjelaskan lebih lanjut, saya faham yang dimaksud pak kyai tadi sepertinya yang dimaksud adalah karena sebagian besar salafi adalah sebetulnya juga berasal dari kader-kader Muhammadiyah yang menyeberang atau menyempal. 🐔
Terimakasih infonya akh. Sangat bermanfaat. Saya sekolah di muhammadiyah dan besar di lingkungan masjid muhammadiyah, merasakan bahwa ajaran muhammadiyah tidak jauh dari salafi. Kami tidak mengenal dzikir berjamaah, tahlilan, qunut shubuh, dll. Jadi ketika kajian salaf marak Kami tidak merasa berbeda, Hanya saja salaf lebih tegas dalam penyampaian dengan dalil ilmiah. Inilah yang lebih menarik jamaah muhammadiyah dan di luar muhammadiyah. Misal soal musik haram, rokok, riba, lelaki wajib jamaah di masjid, dll. Kami sendiri kenal salaf pertama ketika mampir ke masjid Al Barkah di daerah Cileungsi Bogor, ternyata di situ Markaznya Radio Rodja. Alhamdulillah. Barakallahu fiikum.
