Pertama naik ke puncak mega itu sekitar awal tahun 2015. Dalam kurun waktu sekitar 2 tahun, yaitu tepatnya di tahun 2017 terhitung saya sudah tujuh kali menginjakan kaki di puncak yang memiliki ketinggian 2223 mdpl tersebut. Maka rasanya tak berlebihan jika saya memasukan puncak mega ini menjadi salah satu gunung favorit saya. Karena selain letaknya yang tidak terlalu jauh karena masih berada di kabupaten bandung, tapi selain itu puncak mega ini punya view yang tak kalah keren dari gunung-gunung lainya.
Dulu terakhir kesini tuh sekitar awal tahun 2017, dan setelah itu saya rehat dulu untuk naik ke gunung yang menurut saya hampir mirip dengan Andong Peak ini.dan sekarang setelah hampir dua tahun gak kesini, akhirnya bisa merasakan lagi yang namanya tanjakan cacing. Yaitu sebutan atau nama sebuah tanjakan yang mungkin buat kalian yang pernah naik ke gunung puntang tidak akan asing dengan tanjakan yang satu ini. Tanjakan ini terkenal karena konturnya yang sangat curam dan licin, apalagi kalau saat musim hujan kalau boleh saya bandingkan sebelah - dua belas lah sama trek cikuray mah.
Nah karena saya sudah cukup sering kesini, jadi saya juga agak sedikit faham apa kekurangan dari gunung puntang ini, terlebih tentang masalah pengelolaan. Mungkin saya akan sedikit flashback dulu..... Saya pernah 3 kali ditolak pengelola saat mau naik gunung ini, dengan alasan tutup karena ada longsor (alasan yang selalu diulang-ulang). Suatu hari saya mau naik ke puncak mega, hari itu saya ingat betul adalah hari sabtu. Namun begitu saya sampe di gerbang, kata petugas puncak mega sedang ditutup untuk pendakian karena ada longsor di trek. Pada saat itu saya gak bisa apa-apa, dan langsung pulang lagi.
Beberapa minggu/bulan kemudian saya balik lagi kesana, namun lagi-lagi saya ditolak dengan alasan yang sama. Namun kali ini saya enggak langsung balik kanan, disana saya sedikit mikir dulu. Kenapa saya tidak naik secara ilegal aja ya, toh saya juga sudah tau trek kok, karena pada saat itu saya naik yang ke 4 kali. Akhirnya saya naik lah secara ilegal, lagian suruh siapa di tolak, kita mah udah niat baik-baik mau daftar secara legal. Dan sesampainya di puncak ternya enggak benar-benar sepi, karena masih ada pendaki lain yang naik. Saat itu kita iseng nanya sama pendaki tersebut perihal mereka naik apakah secara legal atau ilegal, luar biasanya mereka naik secara legal alias dapa ijin. Lah maksudnya apa, kita di tolak sementara yang lain enggak.
Singkat cerita selang beberapa bulan kemudian saya pun merencanakan lagi untuk naik kesana. Saat itu kita berangkat 4 orang, yaitu ada Saya, Rafly, Fema, dan Rifki. Kebetulan waktu itu kita juga udah mulai bikin video, kalau teman-teman pengen lihat bisa ditonton disini • Artventure Gunung Punt... Namun kali ini lagi-lagi kita di tolak, dengan alasan yang sama yaitu karena ada longsor katanya. Kita gak langsung percaya dong, makanya saya pun memutuskan untuk naik secara ilegal untuk yang kedua kalianya. Setelah sampe puncak ternyata cukup rame juga (bisa lihat di video), dan kita pun nyoba iseng lagi nanya sama pendaki lain. Ternyata pendaki lain aman-aman aja, mereka dapat ijin alias mendaki secara legal.
Nah yang jadi pertanyaan saya, kenapa yang lain boleh sementara kita tidak. Dari sana saya mikir, ohhh mungkin mereka menerapkan sistem kuota. Seumpama kalau hari itu katakanlah sudah ada 10 orang yang naik, maka kalau ada orang yang datang mau naik lagi sudah tidak boleh. Oke bisa diterima, tapi coba disosialisaikan. Makanya di video ini saya bilang, kalau memang mau diberlakukan sistem kuota, ya daftarnya harus secara online. Kalau kayak gini orang tau dari mana kalau kuotanya sudah penuh. Apa pengelola gak mikirin kalau mereka menolak pendaki, orang yang mau naik gunung tuh sudah melakukan persipan. Mereka sudah belanja, mereka sudah mengeluarkan ongkos, bahkan kalau yang tidak punya perlengkapan pribadi mungkin mereka juga sudah sewa. Apakah pengelola tidak mikir sejauh itu...???
Kalau alasannya makanya cari tau dulu!!
Mau cari tau dari mana call center juga gak ada, nyari website juga alhamdulillah kita tidak menemukan.
Nah itulah mungkin sedikit keluhan tentang gunung puntang, mudah-mudahan bisa jadi bahan masukan buat pengelolaan gunung puntang kedepannya. Kalau tarif udah Rp.25.000 mah harus sesuai atuh dengan fasilitas yang didapat......
============== Ikutin saya di media sosial==================
RU-vid: / bodinkartventure
Facebook: / bodinkartventure
Instagram: / bodinksvriadi
Email: bodinks23@gmail.com
21 сен 2024