pesan buat kita² anak sma an = jangan banyak² scrolling² ga jelas ya bro / sis. masih banyak kegiatan yang bener² bermanfaat buat hidup kita loh, contoh = ikutan eskul yang kita suka, main futsal, bola, traveling, bela diri, running, gym, atauu sekedar push up, shit up di rumah. itu lebih amat bermanfaat daripada scroll scroll g ada tujuan. bayangin aja, misal scroll scroll ig / tiktok 1 /2 jam sehari DI KALI 1 tahun, buset klo lo pake belajar gitar kayaknya udah jago deh bro. sekian dari gue, Terimakasih
Gw sebenarnya heran deh mengapa orang" yang teralu bergantung kepada standar sosmed (termasuk tiktok), ikut" tren aneh, dan fomo justru hidupnya baik" saja, sedangan gw yang berusaha menjadi orang baik malah dijauhin dan dianggap aneh.
Biasanya ya yg bergantung pada standar sosmed sih...... (dari pandangan orang yg punya tiktok tapi low profile) Sebagian mungkin buat seru2an sih ok asal gk ngerugiin siapa2, dan juga nyari nasehat2 dari orng yang berpengalaman entah itu bisnis/hubungan/atau pendidikan. Intinya tergantung pengunanya sih isa make otak/moralnya atau tidak. Also biarin aja kalo kamu sdh berusaha baik tapi dijahui dan dianggap aneh, lagian tidak semua orang pantes dpt sikap baik dari diri kita sendiri dan mending bomat aja sama tipe orang2 kek gitu.
sama, gua udah sering di katain ketinggalan zaman dan manusia goa cuma karena gak tau apa yang lagi trending, di sosial media terutama tiktok, padahal gua bisa lihat jelas orang-orang yang katanya "up to date banget" itu tuh gak sebahagia yang kelihatan, mereka kek tuh terlalu cemas dan takut akan sesuatu terutama di tiktok sedangkan gua b aja sehari-hari
Itulah sebabnya kenapa orang2 seperti anda, termasuk saya sepatutnya menyentil secara konsisten terhadap mereka, yg saya dasarkan pada sebuah postingan status saya yg mengutip kata bijak pada aplikasi lemo yg katanya menghasilkan uang tambahan kemudian postingan status user populer lain meresponnya dg statusnya yg mengatakan memangnya tidak butuh skincare, ini, itu.. Bahkan ketika saya update profile Instagram saya yg kemudian memfollow influencer Instagram, kemudian si influencer mengupdate statusnya ngarepinnya dikejar brondong, taunya dikejar suami orang.. Entah saya baper/bukan bahkan jarang update profile media sosial.. Kenyataannya seperti itu bahkan kita tidak melakukan bentuk kerugian apapun kepada mereka.. Apalagi setelah grub whatsapp beberapa tahun belakangan dilakukan pengawasan, apakah anda yg ngeh jika whatsapp sudah tidak memiliki privasi bahkan bisa digunakan untuk mengawasi setiap usernya? Yg jadi pertanyaannya adalah kenapa mereka seperti itu sebelum bahkan setelah mereka menggapai kesuksesan karir mereka yg mana mereka mudah mengabaikan ajaran2 agama mereka? Sekaligus moralnya dipertanyakan ditengah kondisi Indonesia sekarang yg buruk
Salah satu trend masih disebarkan influencer tiktod sampai sekarang itu mencari yg mengutamakan atm, namun sebenarnya itu hanya tipu2, banyak mereka yg seperti itu memang mencari couple yg kaya raya, pengusaha maupun sebagai influencer/public figure jg.. Jika mencari ATM kan mayoritas penduduk Indonesia pasti memiliki uang di bank.. Namun yg sangat mengherankan penonton bahkan penggemar kontennya masih mengagungkan melebihi harga diri orang lain seperti menghina orang2 yg kontra dengannya.. Itu bisa dikatakan sebagai sifat matre, senang & dipertahankan ketika harta berlimpah, marah & diceraikan ketika harta berkurang hingga penonton & penggemarnya terobsesi tanpa mereka bisa mendapatkan idolanya.. Jika mereka bisa mendapatkannya kenapa harus koar2 di influencekan seperti itu, tinggal mereka cari & hidup harmonis udah.. Sejatinya yg merusak media sosial faktor besarnya kelakuan2 seperti mereka dimana tiktok terkenal jogetnya dikarenakan mereka meresponnya dg cara yg merusak, toxict & negatif.. Mungkin karena faktor moral, pendidikan, ekonomi & star syndrome mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam menggunakan media sosial.. Memang medsos bisa menghasilkan banyak penghasilan hingga membuat penggunanya terkenal maupun populer & bisa dikatakan yg ada dipikiran sebagian banyak penggunanya yg seperti itu memang mengikuti hal2 merusak, toxict, negatif & tidak bermanfaat atau sekedar cuan, tanpa mengutamakan adab/moral agamanya.. Itu baru ranah media sosial, ada yg mereka tidak sukai dari orang lain baik & biasa aja dimana mereka meresponnya seperti itu.. Bagaimana ceritanya jika mereka mencalonkan mewakili rakyat Indonesia?
Benar. Karena televisi setidaknya masih diregulasi/diatur apa-apa yg tayang. Masih dipikir siapa narasumber yg berbicara, biasanya ahli pada bidangnya. Lah sejak adanya socmed macem Twitter & Tiktok, semua orang bisa asbun & viral, meski dia bukan expert di bidang tsb. Ya contohnya kayak yg bikin standar tiktok tsb
Di era sosmed, perhatian kita punya nilai yang mahal. Biar tetep waras, jaga perhatian kita biar tetep fokus sama hal positif dan membangun. Konten gajelas, bikin mual, pusing, skip. Ga semua omongan juga cocok untuk kita jadiin pegangan hidup kita. Karena banyak faktor yang harus di breakdown dari tiap individu, ngga asal generalisir. Kalo hidup udah mulai kerasa disetir ama sosmed, bisa off dulu sementara, biar otak istirahat dulu dari insight" sesat sosial media
ini mengingatkan aku sama buku "filosofi teras" dikontomi kendali, hal yg tidak bisa kita kendalikan sepenuhnya (eksternal) dan hal hal yg secara penuh bisa kita kendalikan seperti diri kita sendiri (internal) seharusnya content creator kaya gini yg subscirber nya jutaan
kalau lo gampang kena trigger sama postingan orang, gw saranin untuk pikirkan secara analitis. Lo tanyakan kepada diri sendiri apakah dengan marah bisa menyelesaikan apapun.
Kuncinya 1 : Kendalikan Algoritma, bukan sebaliknya. Caranya: 1. Hapus semua histori penelusuran 2. Unfollow / Unsubscribe Akun / Channel unfaedah 3. Mulai follow channel edukasi, motivasi, religi, pengembangan diri sesuai bakat dan minat. 4. Skip dan laporkan atau sembunyikan setiap konten toxic / unfaedah yang muncul.
Dan gara2 socmed apalagi sejak adanya Instagram, Story WA, Tiktok.. orang jadi cenderung menilai "hasil" (luaran) saja tanpa menghargai "proses" (apa yg ada dibaliknya). Orang memamerkan sesuatu socmed pasti yg indah2 aja, berantem di rumah gak akan dipamerkan.. tentu saja.
Sumber masalah ini adalah org² yang sedang sakit hati atau sedih di kehidupan nyata dan mencari pelarian, salah satu pelarian yg gampang ya ini (media sosial) yg akhirnya membuat mereka terlalu banyak mengkonsumsi dopamine Ketika dopamine terlalu banyak di konsumsi atau gampangnya sudah (kecanduan) maka si org tsb akan mengira apa yg dia lihat di media sosial adlh apa yang sebenarnya terjadi di real life, padahal dunia nyata dan medsos itu hal yg berbeda jauh, yg kalian lihat di medsos itu tidak sampai 1% terjadi di real life Apalagi kebanyakan yg make standar tiktod ya para SDM indo dgn pola pikir yang gampang di atur omongan/tontonan
Sebelum ada tiktok, laki2 ditolak karena : fisik, harta bibit bebet bobot. Setelah ada tiktok laki2 bisa ditolak karena : -Typing -playlist dangdut -hobi lovebird -penyepong diesel -game Pokonya jangan sampe kalian (cowo) deketin cewe gen z yang aktif main tiktok, saya berani jamin mereka punya banyak standar, sementara mereka bisa disebut cewe yang B aja.
@@Richie4corn Tergantung buat apa dulu? kalo buat bisnis atau konten kreator beda cerita. Mayoritas cowo ngeliat konten cuma diliat dan didengerin, kalo cewe itu meresapi. Itulah kenapa orang dulu bilang "laki2 menyikapi sesuatu dengan akal, sementara perempuan menggunakan hati"
@@adam-sahrani Iyess betul, biarpun mereka terkenal jamet versi good money, tapi ga semuanya itu alay. Ada kok yg pure emang hoby, tapi karna saking banyaknya oknum, image anak diesel jadi jelek, mulai dari yg terkenal sok seleb, tukang ngedrama, ugal dijalan, nambah polusi dan hobi flexing.
Sadar gak sih, Al-Quran itu ngasih contoh oeluarga banyak yang gak sempurna. Contoh Nabi Ibrahim Alaihissalam LDR sama keluarganya, Nabi Nuh Alaihissalam salah satu anaknya durhaka, nabi Yusuf dijahatin sama kakak2xnya. Kenapa? Karena begitulah realitanya kehidupan jeluarga yg sebenarnya, ada aja gak sempurnanya. Dan itulah yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan dalam keluarga yang sebenarnya....
@@Transindoapstravel untuk mencontohkan bahwa Tuhan lah yang bisa memberi hidayah pada umatnya. Nabi hanya berkewajiban untuk menyampaikan saja. Perkara dia mau ikut atau Denial itu sudah d luar tanggung jawab dia
ga, lebih tepatny kitab suci mengajarkan banyak makhluk yg jatuh ke neraka karena sifat sombong dan iri.. kenapa para nabi selalu dimusuhi oleh org terdekatny sendiri? krn dipikiran mreka "mreka dari darah yg sama, kenapa malah dia yg dipilih menjadi nabi".. rasa iri sudah menguasai dan membutakan mreka sehingga mreka trmasuk golongan yg celaka.. di medsos jg ajang pamer, so ga sedikit yg termakan rasa iri dan membuat mreka celaka..
In the same time Allah juga ngasih tau solusinya sebagai contoh dan pembelajaran bagi umatNya. Di lain pihak ada juga cerita2 keluarga yg bahagia, harapan2 utk menyelesaikan masalah yg sedang terjadi dan sebagainya
karena media sosial adalah sumber kebahagiaan instan, maka setelah kecanduan dengan sosial media bakal susah banget untuk mendapatkan kebahagian dari sumber lain yang harus memiliki kerja keras dalam penggapainya.
Baguslah kemarin baca berita di Jawa Timur ada 3 Juta janda…sedangkan bapak” sang*an yg suka mengkampanyekan poligami malah nikahin anak” masih sekolah, makin banyak generasi problematik
Inti dari video ini: Jangan sekali kali membandingkan diri lu dengan orang lain. lu kalo orangnya gampang irian mending jangan, tapi kalo lu ngebandingin diri lu dengan orang lain buat memotivasi diri lu supaya menjadi orang yang lebih baik its fine.
GILA, gw suka sama pembawaan lu, cara lu ngomong, pemilihan kata, dan semuanya bener bener nyaman buat didengerin bahkan gw dengerin dari awal sampe akhir. Gw suka sama konten video ini sih, dan juga semangat terus buat channel ini semoga bisa terus berkembang.
menurutku orang-orang yang terlalu gampang kesetir sama konten sosial media itu kebanyakan terlalu fomo, karena di Indonesia, masih banyak banget orang-orang yang fomo banget sampe kalau ada berita atau sesuatu yang trending, mereka langsung terjun dan langsung ikut-ikutan tanpa tau apa yang terjadi dan apa yang sedang mereka lakukan, bahkan terkadang orang yang fomo ini udah tak tau, malah gak mau tau dan tidak peduli kalau dia sebenarnya tidak tau yang penting dia itu gak ketinggalan dengan apa-apa yang sedang heboh, trending, dan sebagainya
Betul, dan krn orang-orang berpikiran sempit dan FOMO inilah makanya Gibran bisa menjadi wakil presiden! Bener2 dimanfaatkan dan disetir yg katanya 58℅ itu, dan malahan mrka nggak menyadarinya, klo beda pendapat dibilang anak abah, udah parah negeri ini 😂
No pasangan, no nikah, no teman hidup,no percintaan,no hubungan dengan gender wanita. Hanya ingin menikmati hidup sendirian dan teman untuk pendamping melalui hewan saja. Saya tak terpengaruh oleh media sosial ini muncul di otak saya sendiri.
Mantap videonya bang. Gw suka sama contoh-contoh yang lu kasih, cocok dengan realita yang sering kita lakukan. Kan biasanya kreator lain hanya sekedar comot contoh-contoh dari video yang jadi referensi mereka, biasanya video luar negeri. Tapi itu berakibat gak relate dengan orang-orang kita.
gw emg sering maen sosmed tp seperlunya aja dan ga terlalu follow up hal receh hanya berita yg viral skrg dan info soal hobi gw, gw juga berencana buat konten tp gw harus niche konten yg bikin gw ga mewajibkan follow up hal-hal receh melainkan topik yang jelas menurut gw, contohnya gw bahas gadget dan game dua hal itu bisa gw ikutin tanpa mencuri waktu buat gw sendiri ketimbang ujung-ujungnya hidup diatur sama sosmed karena kerjaan.
Sosial media itu ibarat pisau bermata dua, ada yang manfaatin itu jadi ladang keuntungan, tapi ada juga yang jadi korban kecanduan Dan titik terparahnya ya itu, rugi waktu, tenaga, dan uang
udah gede kok masih aja ga punya pendirian, masih aja diatur standar tiktok??? padahal udah gede, udah baligh, udah umur 20+, udah pernah mimpi basah, bahkan udah pernah mast***basi, kok masih aja diatur standar fyp tiktok & gapunya prinsip hidup sendiri??? lucuk..... tapi ga bikin ketawa
Beuhh channel baru yang bagus banget ini isinya, bangg tolong bahas stoikisme agar para gen z tidak banyak yang stres dan depresi karena sosmed yang diluar kendali 🙏
Batesin penggunaan sosmed adalah cara paling bagus sih bagi gw yg dulu pernah hampir kesetir konten" childfree 🤣🤣 Nurutin konten kaya gitu malah ngebuat hidup lu yg aslinya bahagia malah jadi ribet sendiri karena opini orang lain ga sih? 😂
padahal menikah gk menakutkan 😢 kecuali financial kurang baik😥 yg bikin menakutkan adalah bujang dan gk laku-laku😢😭🤦♂️ kebanyakan Nikah di koneha ujung2nya cerai💔 WHY😥🤔
Orang2 yg bikin VT "takut menikah" & ngarepin pasangan mapan itu lupa kalo di sekitarnya banyak pernikahan yg normal & baik2 saja. Kalo masalah bertengkar ama sesama pasangan itu mah wajar. Masalah suami & istri sama2 masih miskin itu juga wajar, berproses bareng. Gak ada pernikahan yg bebas dari ujian rumahtangga. Bahkan yg kaya pun gak menjamin pernikahan bahagia, bisa jadi ujian rumahtangganya lain lagi.. misal hadirnya orang ketiga atau perbedaan cara pandang dalam menghadapi sesuatu.
Menikah akan menakutkan jika menikah dgn org yg salah. Menikah itu ada suka dan duka juga, poin utama adalah saling mengerti, saling membantu dan saling menghargai
Secara terminologi namanya baru, kalau secara kejadian atau perasaam Ovt dll sejak manusia pertama jga ngerasain cuma Gen z atau orang kekinian yg ngebahasain dgn Term baru @@drandescancelled2825
@@drandescancelled2825 healing contohnya, healing dianggap liburan padahal klo di bahasa inggris liburan ya holiday, cuman karna gen z identik dengan mental health jadi disebut healing mungkin wkwk, banyak kata" Yang lain yg nggak nyambung sama maknanya
@@clashgaming7424 ya kalo itu baru beneran istilah buatan. Agak cringe aja sih aku orang" pas ngomong mau healing gitu. Aku awalnya ngira healing tuh berobat atau nambah hp di game gitu. Sekarang maknanya makin melenceng, geli dengernya.
coba anak2 muda under 25, ngobrol sama yang sudah berumur 36-40 keatas dan menikah. Mereka pastinya punya segudang kata mutiara yang pastinya lebih dari 1 menit atau 3 menit. Dan worthed to try man....
Aku setuju bnget dg pembahasan ini bang,, asalkan kita bner² udah mampu memantapkan hati & dg ajaran agama yg dianut juga ya tentunya... Dlm membangun sebuah hubungan klwrga pasti egk mudah tp ini penting untuk keberlangsungan keturunan & jg cinta kasih dlm hubungan...semua akan tumbuh seiring wktu...cinta yg tepat dtg di waktu yg tepat 😇😇😇
Asli emng gua akuin jaman sekarang serem bgt apa² ngikutin kata sosmed ngikutin trend sosmed, kek gapunya pendirian sendiri gitu yg apa² serba sosmed bahkan ngambil keputusan sendiri aja harus sosmed yg nentuin
mereka bikin konten tentang "standar kebahagiaan" tapi dia yang bikin sendiri aja sebenernya gak memenuhi standar itu. yang akhirnya si pencipta standar itu juga ikutan tertekan bersama orang yang mindset nya juga udah terkontaminasi gara2 si pencipta standar tsb. Namun apakah aturan standar kebahagiaan itu akan hilang setelah si pencipta nya ikutan jatuh? Ya bakal diwarisi sama orang yang terkontaminasi. Senjata dua pisau yang merusak sang pelaku dan korban.
Memang populasi Indo itu harus dikurangi, faktanya 2021 yang cerai 447.743, 2020 291.677 kasus, marriage is scary itu real, klo ga ya gabakal cerai itu orang-orang, zaman sudah berbeda. Syarat lowongan kerja pun banyak nyari goodlooking + pendidikan, pendidikan tinggi pun makin mahal. Kalau seluruh rakyat mau hidup ala-ala medieval ya mesti banyak yg ga fomo sama trend sosmed
marriage is scary, bruh... it's just for you karena kalau sudah berpikir begitu, kamu masih belum layak bertemu jodoh mu. pernikahan itu menyucikan, tetapi peserta nya yang banyak khilaf dan kadang lupa kewajiban atas pasangannya.
Gua sangat setuju dengan isi video ini Tips dari gue,kalo ada topik yg toxic atau lu gasuka atau bahkan mengarah ke sexual gua langsung pilih opsi "not interest" biar topic tersebut gak muncul di fyp gue Gue harus kendaliin apa yg ingin gue liat,karena sosmed skrg sangat berbahaya Lebih berbahaya dari TV,karena TV masih diregulasi apapun yg ingin ditayangkan walaupun yaaaaaa gitudeh 🤣
Marriage is scarry (bagi yg gak punya iman). Bagi yg punya iman dan siap secara mental serta matang secara emosional, marriage adalah jalan termudah mengumpulkan pundi2 pahala. 😊
Gua sekarang udah stop main sosial media klok nyarik doktrin sesuatu dipikir dulu baru cari di google. Karena social media memberikan ku mindset mencari kebahagiaan itu dari penilaian orang lain.dan saya senang keluar dari zona itu Dan saya sangat miris melihat Gen Z yg kemana mana slalu megang hp
Sepertinya orang orang yang hidupnya disetir sosmed belum menemukan apa yang seharusnya menjadi pedoman hidup,kalo diagama islam ada Alquran dan hadist,atau mungkin mengabaikannya,dan bisa jadi karena kurangnya literasi tentang penyerapan informasi di media sosial sehingga orang orang ini mengiyakan saja apa apa yang didapat dari sosmed
Bener banget Inilah salah satu alasan saya meninggalkan sosmed Seperti IG, FB dan saya tidak pernah menginstal Tiktod. saya benar-benar benci standar sosmed
generasi terhanyut hanyut sama tiktok,dirasa rasa di oh gw juga gini gw juga gini gw juga sedih,.emang gini tauu dan akhirnya apa2 disetir tiktod fun fact : emak emak FB sekarang digantikan cewe cewe tiktod edit : jijik banget anjjiing *"merindingg, ga bisa ga bisaa😭"* sama *"takutt disuruh hemat"* ni cewe cewe tiktok tuh pada nganja apa nyinte?
Sy juga bingung sama gen z atau gen alpha fenomena yg mereka rekam sebagai problem selalu dianggap sesuatu yg menakutkan atau sesuatu yg gak lazim/baru padahal hal2 yg terjadi itu sesuatu yg lazim dialami dari dia sebelum lahir juga terjadi bahkan berabad2 lalu juga terjadi bukan hal baru. Dan yg bikin saya geleng2 itu mereka lebih milih merekam masalah dan mengadu ke netizen daripada menyelesaikan masalahnya disitu tanpa harus ngeviralin atau memvideo setiap fenomena. Pantesan aja hal2 yg umum mereka gak pada faham, kacau.
Sudah lama mengurangi medsos kecuali yang mengandung berita penting atau informasi penting . Sungguh...perasaan dan pikiran jadi lebih nyantai dan damai. Gak panas hati dan gak over thinking . juga perlahan rasa insecure ku betmrkurang
Bang gue udah menikah di umur 22 thn anak gue 1 masih bayi jujur yg gue rasain gak enak nya menikah suami gue kalo marah nada nya tinggi baju gue di keluarin dan ngusir gue dari rumah, pemales gak bantuin sedikitpun bersihin rumah, suka liatin cewek murahan, uang bulanan sedikit,punya anak capek banget rasanya
Sebagai anak muda, saya setuju banget sih sama pendapat abangnya, soalnya sosial media sekarang bikin anak muda banyak ngebandingin sama hidup orang yang gak ngepentingin dia, blum tau juga dia sama masalah yang ngebandingin orang tersebut.
Saya baru diberi smartphone oleh ortu ketika masuk SMK tahun 2021 lalu. Itupun juga smartphone lungsuran. Awalnya install banyak aplikasi social media. Tapi lama-kelamaan semakin membuat distraction dan candu hingga banyak PR dan tugas lain terbengkalai. Masuk semester 2 kelas 10 (awal 2022) saya memutuskan uninstall seluruh aplikasi sosial media dari smartphone (termasuk uninstall WA karena salah satu sumber distraction). Mulai bisa meninggalkan smartphone di rumah pada beberapa keadaan yang membuat konsentrasi di sekolah, tugas luar sekolah, dan PR menjadi lebih baik. Interaksi dengan sesama menjadi lebih baik. Smartphone lebih sering dipakai untuk telefon GSM dan akses e-email saja ketika sedang tidak beraktivitas dengan laptop/desktop. Itupun kalau sedang dibawa. Medsos saya batasi FB dan IG saja, itupun saya akses via laptop/desktop supaya tidak menjadi candu.
asli gua syukur gaada trend aneh yang sering lewat di short atau beranda RU-vid gua, kalo TikTok, sekali secroll udah aneh-aneh isinya mana ada orang kebawa fomo lagi sampe nyinggung orang ada-ada saja....ngopi ☕🗿
makasih bang. video ini akan jadi penjelasan saya kalau ada yang tanya "ga punya medsos?". Ya karena memang jaman sekarang itu menurut saya medsosnya aneh dan saya ndak bisa mengikuti, jadi saya ndak punya medsos deh..hehehe
"social media is scary, bayangin kalo lu takut nikah cuman gara gara anak belasan tahun yang suka nonton drama pernikahan sampe bikin konten semua pernikahan itu menakutkan "
Menurut saya bg, sosmed bukan faktor tunggal. Salah satunya ada media lain seperti drama, novel, dsb yg malah menggambarkan surga kalau menikah. Begitu tau realita sangat beda dgn drama novelmu langsung ketakutan sendiri karena ga ada jaminan bahagia. Malah bahagia harusnya diciptakan sendiri bukan Terima enak aja seperti paparan paparan sosmed, film, bukumu. Tinggal liat aja reaksinya menerima realita atau suka ngasih makan ketakutannya sendiri yg diciptakan dari paparan diatas dengan sebutan ideal(dgn cara konsumsi konten sosmed yg sesuai dgn org tersebut algoritma nya)
Jangan pernah suruh dan ikut campur masalah "nikah" orang karna jika orang tersebut sudah menikah terus kandas carai jadi janda yang kena apes nya diri sendiri elo yg nyuruh nikah malah dia yg kena getah nya
Konten Bagus dan mendidik kaya gini knp jarang Rame ya kadang suka heran.Btw sudah aku like komen dan subscribe ya bang semangat ngonten nya sangt bermanfaat 😇