Тёмный

Sejarah Memakan Sirih Pinang 

Dunia yang indah
Подписаться 995
Просмотров 483
50% 1

Sirih pinang lekat dengan budaya Nusantara sejak dulu. Kebiasaan menyirih sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu oleh masyarakat Asia Tenggara, termasuk kepulauan Nusantara. Pada beberapa dekade lalu, diperkirakan sekitar 600 juta orang di dunia mengunyah sirih pinang, meski jumlah itu semakin menurun seiring perkembangan zaman.
Selain sebagai “makanan”, sirih pinang juga digunakan dalam upacara adat dan keagamaan. Sirih pinang hadir dalam hampir semua ritual masyarakat Nusantara; dari ritual kelahiran, inisiasi kedewasaan, perkawinan, hingga kematian; dari ritual dan praktik penyembuhan hingga ritual persembahan kepada roh leluhur.
Konon, tanaman sirih (Piper betle Linn.) merupakan tanaman merambat asli Indonesia, termasuk dalam jenis Piperaceae. Tanaman ini tumbuh subur di sepanjang Asia tropis hingga Afrika Timur, dan menyebar hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, Malaysia, Thailand, Sri Lanka, India, hingga Madagaskar. Di Indonesia, sirih menjadi identitas flora Provinsi Kepulauan Riau.
Menginang atau menyirih adalah istilah yang dipakai untuk menyebut kebiasaan
mengunyah paduan daun sirih, pinang, dan kapur. Asal usul dari tradisi menyirih tidak diketahui dengan pasti, namun beberapa penelitian mengindikasikan bahwa kebiasaan mengunyah sirih pinang telah ada sejak 3.000 tahun lalu di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Meskipun kebiasaan mengunyah sirih tersebar luas di India Selatan dan China Selatan pada abad ke-15, namun tampaknya kebiasaan ini berasal dari Asia Tenggara (Reid, 2014). Ini dikuatkan oleh dugaan bahwa sirih dan pinang merupakan tanaman asli kepulauan Nusantara.
Adapun bukti arkeologi tertua keberadaan sirih ditemukan pada Gua Roh di bagian utara-barat Thailand. Temuan tersebut diperkirakan merupakan sisa-sisa tanaman sirih dari tahun 10.000 SM.
Bisa dibilang, di masa silam, kebiasaan mengunyah sirih atau nyirih di Indonesia bukanlah soal preferensi individual, melainkan keniscayaan dari ritus sosial bagi setiap orang dewasa. Tidak menawarkan sirih, atau menolak nyirih saat ditawari, bisa dianggap sebagai penghinaan. Ini berkaitan erat dengan makna sirih sebagai simbol persahabatan dan rasa hormat.
Menariknya, di sepanjang daerah di Indonesia bahan untuk menyirih hampir serupa. Secara umum ada tiga unsur utama dari bahan nyirih, yaitu buah pinang, daun atau bunga sirih, dan kapur sirih. Terkadang kapur sirih didapatkan dari melumat cangkang kerang. Di beberapa daerah, paduan sirih, pinang, dan kapur dilengkapi dengan gambir dan tembakau.
Salah satu fungsi dari kebiasaan menyirih adalah untuk merawat gigi. Diketahui, daun sirih mengandung minyak atsiri yang berfungsi sebagai zat antibakteri. Masyarakat Indonesia percaya menyirih dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka-luka kecil di mulut, menghilangkan bau mulut, dan menghentikan pendarahan gusi.
Daun sirih juga digunakan sebagai antimikroba terhadap Streptococcus mutans, yaitu bakteri yang paling sering mengakibatkan kerusakan pada gigi. Sebab itu, menyirih juga bermanfaat sebagai obat kumur.
Panjangnya usia tradisi nyirih masyarakat Nusantara setidaknya tergambar dalam salah satu relief di Candi Borobudur (abad ke-8 M) dan Candi Sojiwan (abad ke-9 M). Relief itu memperlihatkan tempat sirih dan tempat meludah (dubang) serta pahatan orang mengunyah di sampingnya yang ditafsirkan oleh para arkeolog sebagai tengah mengunyah sirih.
Banyak referensi dari Tiongkok yang menulis penggunaan dan ekspor pinang dari daerah yang diduga adalah Indonesia saat ini pada masa Dinasti Tang (7-10 M).
Di Tiongkok sendiri, istilah pinang pada masa Dinasti Tang ialah “pin-lang“, yang diduga kuat diambil dari bahasa Melayu, “pinang“. Ini setidaknya menunjukkan area yang pernah didominasi oleh Kerajaan Sriwijaya (Sumatra, Semenanjung Melayu, dan Borneo bagian barat) adalah sumber komoditas ini.
Hingga abad ke-16-17, menurut Anthony Reid (2014), telah banyak ditemukan catatan perihal tradisi nyirih yang dilakukan di hampir semua tempat di Asia tropis. Bahkan karena sirih dianggap sebagai salah satu item pengeluaran yang dianggap penting, kantung uang yang diterima oleh budak milik Belanda pada abad ke-18 disebut sebagai siriegeld (“uang sirih”).
Kuatnya tradisi nyirih ini membuat bangsa Eropa yang tinggal di Hindia Belanda dulu tak luput juga mengadopsi kebiasaan ini. Persepi bahwa nyirih baik untuk kesehatan gigi tampaknya juga diyakini oleh bangsa Eropa saat itu.
Orang-orang Belanda di Batavia mulai meninggalkan kebiasaan nyirih pada pertengahan abad ke-18, sekalipun kaum perempuannya masih melakukan itu hingga abad ke-19. Kebiasaan ini menghilang setelah muncul tren baru dalam kebiasaan nyirih, yaitu menjejalkan tembakau ke mulut setelah keluar air liur pertama. Kebiasaan nyirih tampak mulai menjijikkan bagi orang Eropa.
Manjelang berakhirnya abad ke-19, perbedaan kultural bangsa Eropa dengan bangsa Indonesia menjadi semakin tajam. Kini bagi orang Eropa, kebiasaan nyirih sebagai tanda inferioritas bangsa Indonesia.

Опубликовано:

 

8 сен 2024

Поделиться:

Ссылка:

Скачать:

Готовим ссылку...

Добавить в:

Мой плейлист
Посмотреть позже
Комментарии : 6   
@motivasihidup4016
@motivasihidup4016 Год назад
Semangat berkarya kk
@BWImagination
@BWImagination Год назад
Terima kasih kak suportnya,, dukung subscribeny ya kak
@naldymarclon6436
@naldymarclon6436 10 месяцев назад
baru tahu sejarah sirih berkat kk DW
@BWImagination
@BWImagination 10 месяцев назад
Mkasih kk RT
@AnakRantau-hr9rn
@AnakRantau-hr9rn Год назад
Baru tau sejarah sirih
@BWImagination
@BWImagination Год назад
Semoga bermanfaat, mohon dukungan subscribenya agar channel ini berkembang
Далее
Borneo Death Blow - Full Documentary
52:29
Просмотров 55 млн
▼ЮТУБ ВСЁ, Я НА ЗАВОД 🚧⛔
30:49
Просмотров 291 тыс.
POV: Your kids ask to play the claw machine
00:20
Просмотров 8 млн
Bike Challenge
00:20
Просмотров 21 млн
UK’s 100 Year Economic Decline - No 1 to Failed State
13:14
Iran: History, Geography, Economy & Culture
27:03
Просмотров 2,8 млн
How to win a argument
9:28
Просмотров 515 тыс.
How did Turkey change Somalia's fate?
23:42
Просмотров 279 тыс.
▼ЮТУБ ВСЁ, Я НА ЗАВОД 🚧⛔
30:49
Просмотров 291 тыс.