Banyak sebenarnya qoriah Indo yg juara 1 di MTQ Malaysia: Nursiah Ismail (1975), Sarini Abdullah (1979), Maria Ulfah Haji Mudhafar (1980), Rahmawati A. Rani (1986), Wildayati Nusril (1997), Djihadiah Badar (2003), Nurhidayah Sulaiman (2004). Semuanya pada pakai variasi klasik. Variasi baru kadang terlalu berlebihan. Enak didengar menurut kita-kita, pas dilombakan jurinya syekh² Arab belum tentu masuk ke selera beliau-beliau. Semoga di tahun² mendatang ada lagi juara dari Indonesia❤
Betul sekali saya setuju, untuk tilawah internasional para qurra masih kuat dengan variasi klasik. Dan kalau di Indonesia.. menengok dari perkembangan variasi lagu yang setahu saya malah ada campuran seni alunan musik, ditambah sebagian qari sekarang mereka hanya terhenti pada keindahan lagu, sedikit yang memperdalam ilmu alqur'an yg mana itu lebih penting, tafsir, ushul tafsir, kaidah kebahasaan alqur'an, nawhu sharaf, balaghah dll.. Semoga kita semua diberi hidayah, taufiq serta 'Inayah Allah. 🤲
Mana dia netizen Indonesia kata Qari dan Qariah Indonesia tak boleh menang bila tilawah di Malaysia ini adalah contoh yg hakim tilawah tidak berat sebelah sekiranya bacaannya baik dan bagus.
