Deket ya Kang, pantesan sering hunting di Maleber, itu sore hari atau pagi, swaktu hunting byk anak2 disana, padahal kalau saya kesitu selalu sepi suasananya
Halte atau stasiun kecil banyak sekali dan tidak dijadikan stasiun pemberhentian. Nanti harus diaktifkan misalnya utk angkutan logistik (Beras Cianjur misalnya). Jadi, halte ini bisa dilengkapi sarana 'dry port', lumayan bisa mengurangi beban jalan raya.
Ini krena PT KAI yg gk komitmen, mereaktivasi tp stngh2. Gk memikirkn kbutuhn warga, pdahl transportasi kereta sngat diharapkn sekitar maleber & selajambe. Sy gk hbs fikir dg sm PT KAI, gk mengutamakn peningkatan layanan kpda konsumen..
Warga Selajambe sdh mengajukan ke Kecamatan untuk minta dihidupkan kembali, karena byk warga yg membutuhkan transportasi massal, mudah2an di dengar oleh pihak terkait 🙏
Kalau diaktifkan pasti ada karyawannya lalu kalau diperhitungkan penumpang yang berangkat dari halte tersebut ada berapa orang sedangkan ongkosnya hanya 3 ribu.
Setidaknya kedua halte KA tsb jika difungsikan nggak akan dlm wujud bangunan spt itu lagi melainkan hrs dg tampilan bangunan modern dg fasilitas memadai, spt ruang KS, Ruang Tunggu, Loket, area konvensional alias tmp berjualan gak lain minimarket dan Roti O, blm lagi Toilet yg bersih dan mushola...
Klo ingin vasilitas lain kan bisa bangun di sebelahnya atau sekitar halte, untuk halte nya tetap mempertahankan bangunan aslinya karena itu cagar budaya, saksi sejarah perkeretaapian.
@@abrilnugroho Iya maksud saya spt itu... Bangunan baru di sebelahnya saja spt kebanyakan stasiun di Daops I spt Kebayoran, Palmerah, dll yg tetap mempertahankan bangunan aslinya... Berbeda di Cipinang dan Tambun yg dihancur leburin krn imbas proyek rel dwiganda...
Yup, sangat disayangkan skali stasiun" kecil yg relnya sdh direaktivasi dan sdh dpt dilewati kereta tapi Stasiunnya tdk difungsikan lg, padahal sebelum dulu swaktu kereta Cianjuran masih jalan, di stasiun" itu penumpangnya cukup byk, entah knp?