Apa yang harus diperbaiki dari pendidikan Indonesia dalam 5 Tahun ke depan oleh Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Social media : @vincentrcrd / vincentrcrd / vincentrcrd
Buat saya pribadi kak konten kreator semacam inspect history, kok bisa, hujan tanda tanya dll membantu saya mempelajari hal yang tidak saya dapat di sekolah. Jujur saya merasakan lebih 'belajar' ketika saya nonton RU-vid konten edukasi daripada mendengarkan penjelasan guru di sekolah 😁
Tentu banyak sekali pr Nadiem saat ini. Apalagi, maaf guru-guru/dosen sekarang banyak yg terserang virus keagamaan yang malah menggeser sedikit dalam pengajarannya. Saya pun mengalami ini, saat waktunya mengajar ttg kimia, dosennya malah mengajarkan ttg agama. Menurut saya hal yang paling krusial dari pendidikan Indonesia adl guru-gurunya sendiri. Banyak kita temui guru yang kurang profesional dan bahkan tidak menguasai materi ajaran. Banyak dosen yang hanya membaca tulisan ppt tanpa mampu menguraikan kejelasan dalam materi sendiri. Semoga ditangan Nadiem, hal-hal seperti ini bisa ditangani. Semoga. Aamiin
Di kampus saya banyak dosennya menyelipkan agama di dalam materinya dan bisa berprestasi di dunia pengetahuan juga.. Sudah masuk channel kok bisa pada bagian ilmu fisika Beliau sering buat kuliah tentang keajaiban penciptaan yang dapat meningkatkan iman kita :)
@@mohamadarifpramarta66 dosen kamu siapa? Stephen Hawkings, Lawrence Krauss, Richard Dawkins? Prestasinya kok ga kedengaran di dunia ilmiah internasional. Btw iman dan pengetahuan itu dua domain yang berbeda. :)
Betul kak, bahkan saya yang belum kuliah pun merasakan apa yang dialami kakak di sekolah. Memang bagus kita mendapatkan bekal ilmu ke-Agamaan tapi seharusnya guru pun harus tau "porsinya" tidak semuanya selalu disangkut-pautkan ke dalam ke-Agamaan, rasanya saya bosan kalau tiap belajar guru selalu menceramahi muridnya tapi malah tidak menguraikan materi yang akan ia ajarkan kepada murid-nya
Menurut saya yang penting adalah moralðics, cara belajar, kerja sama dan practical skills. Dan hapus diskriminasi bakat. Dunia bukan hanya IPA/IPS. Bikin ambil credit kaya kuliah/diluar negeri. 1. Moral&etika biasa diserahkan orang tua sedangkan kadang terlalu skewed. Butuh baseline. Butuh praktik. Pkn/agama terlalu longar. 2. Cara belajar tak pernah diajarkan. Hanya afalan. Tidak pernah diberi arahan cara belajar. Konsep 0. Critical Thinking 0. Fatal 3. Kerja sama adalah hal utama yang tidak pernah dipandu. Hanya dilepas = bikin kelompok, dilepas. Teknisnya di perdalami. Scrum, Agile, ETC. 4. Skill praktis seperti masak, membersihkan, hitung pajak, bunga, penggunaan credit card. Penting setelah lulus.
Masyarakat Indonesia : 1. Fanatismenya tinggi. Apalg mslh presiden, agama budaya dll 2. Closed minded, tidak bs menerima perspektif lain. Lalu di anggap bertentangan. 3. Percaya mistis/irasional 4. Hipokrit 5. Tidak berdikari, Feodal.. bangga kenal dengan org terhormat Ga semua. Tapi sebagian besar. Referensi buku karya Mochtar Lubis : Manusia Indonesia
Menurut saya, yang perlu diupgrade lagi adalah pola pikir dari pengajar tersebut. Coba saja pelajaran kita sekarang lebih bisa dikaitkan lagi dengan perkembangan zaman dan yg lagi trending sekarang, jangan hanya terpaku pada buku cetakan lama. Sekarang bukan eranya lagi guru mendikte namun siswa lah yang harusnya berperan aktif, dan tanamkan sejak dini bahwa belajar itu bukan hanya mencari nilai namun, lebih tekankan kepada proses cara mendapatkan nilai tersebut agar siswa menjadi terbiasa berpikir kritis.
MR Studio Sekarang kepandaian SMA dan mahasiswa jangan nulis dan ngebacot, nnt jadi orang kayak anis. Tp menciptakan sesuatu yg bermanfaat dan menciptakan lapangan kerja
Setuju itu sh, tapi di Indonesia masih belum ada setau saya mrnegenalkan pendidikan pola pikir mindset.. Da yg saya amati SDM di Indonesia mindset nya masih kurang baik.. Sehingga perlu melakukan pendidikan pola pikir bangsa.. Itu yg dari dulu saya pikirkan kenapa bangsa kita sulit berubah yh karena pola pikir nya masih seperti orang jaman dulu
Pendidikan yg baik itu yg : @) Manajemennya bagus @) Tenaga pengajaran Profesional (memahami ilmu sikologikal untuk semua guru dari berbagai disiplin ilmu) @) Infrastruktur lengkap @) keseimbangan antara Sains dan Olahraga dalam sekolah. Banyak Sekolah-sekolah2 yg bagus khususnya di kota-kota besar. 1) Binus School 2) St Carolus 3) Penabur 4) Pembangunan Jaya 5) ISS School & JIS School 6) Sekolah Jepang. 7) Cambridge School. Untuk mendapatkan pendidikan yg berkualitas bagus mungkin negara butuh proses pembangunan dan pengembangan secara bertahap karena kita negara yg luas wilayahnya dan beragam demografinya 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Well, sebagai anak kelas 12 SMA, dan di jurusan mipa, yang bener bener kita butuhin itu praktek. Sebagai contoh, ada beberapa SMA yang ngadain praktek di bab A di suatu pelajaran, tapi di SMA lainnya itu ga ada, i mean, kalo kita belajar teori terus2an dan ga ada praktek yang pada dasarnya praktek itu membantu banget buat mahamin suatu pelajaran dan kompetensi dasar yang diajarkan, juga praktek itu mbuka pikiran kita buat ide-ide baru. Dan mungkin, ini salah satu alasan kenapa lulusan sekolah di negara kita itu ilmunya 'ngambang'. Tau ilmunya, tapi kita gatau buat apa ilmunya dan gatau cara ngaplikasiin ilmu kita di kehidupan. Oh iya satu lagi, bukan bermaksud ngerendahin guru, tapi akan sangat membantu bila guru yang mengajar itu bener bener ngajarin konsep dasar biar ilmunya ga 'ngambang'. Sekian, terima kasih🙏
Kurang sependapat sama Vincent soal kunci pendidikan yang maju adalah pendidikan yang sekuler. Sebab secara tidak langsung pernyataan itu menyerang format pendidikan pesantren yang sudah eksis di Indonesia sejak dahulu kala, dan juga sekolah-sekolah keagamaan lain di Indonesia. Padahal kita tahu tokoh-tokoh di negeri ini yang merupakan hasil tempaan dr institusi pendidikan keagamaan juga tidak sedikit. Jangan lupa juga sekolah-sekolah yang menjangkau ke daerah 3T di Papua itu malah sekolah-sekolah Muhammadiyah, yg notabene didirikan ormas keagamaan, bukan oleh pemerintah. Mungkin alternatif solusi yang ditawarkan di video itu cocok untuk negara liberal seperti di Eropa dan AS, tapi tidak cocok untuk di Indonesia. Indonesia negara agamis dan multikuktural. Kita juga mengenal nilai Pancasila sebagai nilai yang universal yg ada jauh sebelum kita lahir, sila pertamanya juga jelas mengenai Ketuhanan. Mungkin solusi yang lebih tepat bagi Indonesia saat ini sebelum masuk terlalu jauh ke arah fundamental konsep pengajaran, kita harus fokus ke masalah pemerataan pendidikan dulu, baik kualitas maupun kuantitas (masalah klasik yang sampai sekarang belum terselesaikan). Setelah masalah itu selesai, baru ke konsep pengajaran. Sebenarnya ada benarnya juga sih dengan tawaran konsep untuk merubah konsep pengajaran di Indonesia karena memang cenderung terlalu monoton dan mematikan rasa ingin tahu, tapi sekularisme bukanlah solusi yang tepat. Mungkin lebih cocok ke arah konsep pengajaran berimbang, menjunjung tinggi rasionalitas, tapi juga tidak meninggalkan nilai budaya dan agama. Pola pendidikan yang agamis dan rasionalis tapi tidak fanatis. Salam, Rama.
Saya setuju tentang masalah utama pendidikan saat ini adalah pemerataan yg sebenarnya sangat fundamental.Tapi, yg saya tangkap dari video ini adalah konsep pendidikan sekuler pada sekolah formal dan yg seharusnya menjadi concern pertama adalah profesionalisme pengajar itu sendiri karena banyak pengajar yg bukannya memberikan materi sesuai porsinya justru malah menyuguhkan materi agama yg bertendensi thd suatu golongan.Itu dulu sih yg harus dibenahi.
Cerdas akhirnya ada juga yg mewakili perasaan gue pas si vincent bilang sistem pendidikan indonesia musti sekuler tiba2 jantung gue kayak mau copot ok terimakasih atas argument yg anda berikan
Kurang sependapat sama Rama yang masih menjunjung romantisme agamanya. Agama juga turut campur dalam lambatnya perkembangan manusia, tidak diragukan lagi. Di video ini Vincent mencoba untuk address bahwa pendidikan harus dihadirkan secara universal dan konsisten untuk pelajar2 multibackground di Indonesia. Sekuler di sini maksudnya tidak melenyapkan agama, namun meniadakan muatan agama dalam ruang pendidikan. Atau dalam kata lain kurikulum nasional hanya diajarkan pelajaran2 ilmiah praktis, dan jika ingin belajar agama silakan di rumah ibadah masing2. Vincent tidak berbicara dalam ranah idealis pribadi, namun dalam ranah sistem. Memang benar agama itu sistem yang benar, namun sekulerisme juga benar... di level dan kondisi tertentu. Agama berfungsi sebagai pemberi interpretasi hidup, meregulasi tindak-tanduk manusia, dan dalam takaran tertentu dapat menggerakkan manusia dalam kegiatan politik. Sekulerisme berfungsi sebagai faham penengah dari user agama2 di dunia yang banyak itu. Ato mudahnya tu kayak gundul Kristen, Yahudi, Islam, Jainisme, Hindu, Buddha, Confucian, dkk yang sama2 batu menganggap agamanya paling benar duduk bersama dg hati dingin mencari jalan tengah demi kebaikan bersama. Nah sekuler dalam hal pendidikan yang dimaksud itu memisahkan muatan agama sehingga pelajar2 Indonesia dapat lebih fokus dan efektif dalam berkembang. Tidak ada lagi beban pikiran mengenai benar salah yang tolok ukurnya mengambang dan subjektif, karena dasarnya saintifik. Kalo bilang cocok2an, ga selesai2 sampe lebaran cicit kuda sekalipun. Semua hanya berdasar kepuasan hati Rama, tidak berdasar dasar pemikiran kuat dan data historis yang solid. Coba main ke Wikipedia, cari data HDI, GINI Index, PISA ranking, life expectancy, dan indikator2 statistik universal lainnya untuk mengukur tingkat peradaban manusia. Lihat, apakah ada "negara agamis dan rasionalis tapi tidak fanatis" di top 10 dari masing2 list itu? Itu negara sekuler thaghut semua isinya. Soal pesantren... Okelah banyak tokoh beragama Islam jebolan pesantren yang memiliki pengaruh signifikan di negeri ini. Tapi juga ada Pak Habibie, Pak Nadiem, dab Bu Susi yang merupakan tokoh beragama Islam yang teredukasi secara sekuler. Saya juga boleh dong kepengin anak saya terdidik seperti mereka? Apa? Mereka kurang Islam? That's the problem bagi kaum beragama dengan agamanya yang menghambat perkembangan manusia.
@@zakitama6337 ini komentar yg bagus. Dan tentu, aku setuju. Terlepas dr bagaimana sistem yg bagus, masih ada masalah vital, bahwa banyak sekolah2 yg tak tersentuh krn akses yg tersendat. Sekolah2 di pedalaman itu adalah hal yg perlu diselesaikan dulu. Keberadaan pesantren, aku kira bisa jd alternatif, krn biasanya ada lbh banyak pesantren di bbrp daerah ketimbang sekolah negeri, dgn harga yg jauh terjangkau? Utk mengubah mindset masy pd sistem yg sekuler, masih butuh waktu di mana banyak masy indo yg meromantisasi agama. Belum lg, skrg, tren hijrah kian berkembang. Mungkin, definisi pancasila perlu lbh dikuatkan lg bahwa sekuler pun msh senada dgn pancasila (krn pancasila jg mengakomodir atheisme). Memang perlu dihentikan, hegemoni agama ini. Mungkin kita perlu menunggu banyaknya kaum radikal mengotori sejarah negeri di depan. Seperti halnya dark age eropa. Sehingga akhirnya masy bisa sadar, bahwa agama dan fanatisme itu erat hubungannya, dan memperlambat kemajuan bangsa.
keputusan yg bijak, menteri pendidikan dari kaum mileniallah yg mengerti, karena pernah merasakan bangku sekolah era 90an. klo dari tahun 60an, duit bukunya dikorupsi. udah tua gak kaya2. menteri agama dulu2, buku quran di korup. geblek, mana bisa masuk syurga 😃
Aku sendiri sudah melihat videonya Hutata series Learning How To Learn, guru kita cenderung lebih suka langsung menerangkan materi pelajaran. Padahal ada yg lebih penting, yaitu bagaimana cara belajarnya. Anggap saja, dalam satu mata pelajaran ada 4 jam pelajaran, kita pakai dulu 1 jam pelajaran utk mengenal bagaimana cara belajar, dan 3 jam sisanya baru materi pelajarannya. Itu akan memudahkan siswa dan gurunya sendiri, lbh baik mundur satu langkah, utk maju 3 langkah. Seperti di video ini, guru seharusnya menciptakan/membuat keinginantahuan muridnya tinggi. Dgn bagaimana cara belajar yg baik, itu akan membuat rasa ingin tahu murid lebih tinggi, karena kita akan tahu bagaimana belajar pelajaran bersangkuran.
Harus ada perubahan secara terstruktur, tersistem, dan masif seperti Inpres yg dilakukan presiden Soeharto ketika membentuk SD-SD Inpres. Hasilnya adalah pengentasan kemiskinan yg masif diseluruh daerah SD Inpres ini berdiri mulai dari penciptaan lapangan kerja dan partisipasi pendidikan. Sayang aja gaji mereka tetap kecil. Walaupun begitu, penelitian SD-SD Inpres ini berhasil memenangkan Nobel Ekonomi 2019 bagi penelitinya karena hasil penelitian ini membantu menurunkan tingkat kemiskinan dunia. Dibutuhkan kebijakan2 seperti ini jika ingin memajukan pendidikan di Indonesia.
Dari segi manapun hal-hal yang terkait sifat Religius Manusia-manusia Indonesia tidak bisa dipisahkan. Hal-hal yang perlu dilakukan dari Mendikbud yang baru sendiri hanya meningkatkan kemampuan Masyarakatnya dalam menggunakan Digital tanpa menseparasikan segi Religius mereka. Tapi untuk kualitas Pendidikan harusnya bisa dirasakan oleh setiap anak-anak Indonesia baik yang sedang menjenjang bangku pelajaran ataupun yang sudah putus sekolah. Hopefully this nation be better than ever.
Jika pendidikan di Indonesia selalu mixed UP dgn keagamaan rasanya susah utk maju, ayo nadiem dobrak semua sistem yg selama ini membelenggu pendidikan di Indonesia sehingga bisa keluar dr keterpurukan
@@alpanakhbani7405 ya berlandasan agama tapi bukan berarti guru matematika ceramah tentang agama. Jadinya muridnya gk paham materi apa2 yang di maksut itu begitu kalo landasannya tetep agama
@@alpanakhbani7405 zaman sudah berubah bung ingat itu! Pelajaran agama boleh saja tapi jika guru menerangkan suatu pelajaran dan disangkutkan dengan agama malah jadi ceramah. Itu yang dimaksud bung bukan menghilangkan agama.
tugas dari guru bukanlah lagi mentransfer pengetahuan ke murid, Guru bukan lagi orang yang harus tau semuanya, guru di masa depan seharusnya harus mampu menginspirasi, mefasilitasi, memberikan alasan ke anak anak mereka kenapa mereka harus belajar. Robot udah semakin pintar, robot bisa melakukan hal yang baik dari kita tapi robot tidak memiliki kreativitas, empati, purpose, critical thinking, wisdom dna lain2. Nah hal itu yang harus dikejar oleh anak-anak di masa depan.
saya waktu smp mempunyai guru IPA yang sangat profesional karna dia sudah 20 tahun lebih mengajar jadi dia tau cara mengajar yg baik kepada para murid dan agar murid tidak mala dikelas.
@@banggetget181 betul, yg terpenting hubungan guru dan murid harus bisa saling menghormati dan menghargai. Jangan guru baik-baik malah berbuat nakal ( cnth: murid ngerokok depan guru), begitupun juga guru-guru juga harus lebih mengerti murid jangan kasar. Itu saja sih dari saya. Kalau ada kritik silahkan.
Selamat sore. Menurut sy yg perlu diberbaiki adalah: 1. Dari segi tenaga pengajar. Guru mulai dr jenjang Paud smpi Perguruan Tinggi haruslah yg kompeten dalam bidangnya. Bnyk fakta di lapangan sy ambil contoh,menjadi guru TK tp tidak pny latar belakang pendidikan yg mumpuni. Bhkn ad yg lulusan smp bisa mengajar TK. Kalaupun it terjadi,hendaknya yg bersangkutan bs ikut belajar di UT dan memperbanyak ikut kegiatan seminar. 2. Honor pengajar harap diperhatikan. Tdk sedikit yg guru yg berlomba menjadi PNS atau mengejar sertifikasi tetapi tugas utamanya terbengkalai. Murid hny diberi tugas mengerjakan lks sembari guru tersebut mengerjakan pekerjaan untk sertifikadinya. Dgn honor yg mumpuni,diharapkan guru bs fokus menyampaikan ilmu&membentuk karakter siswa tersebut. 3. Pemerataan sarpras&tenaga pengajar. Sprt kita ketahui pendidikan&tenaga kependidikan bnyk berpusat di Jawa. Harapan dgn meratanya pendidikan di Indonesia,anak SD kelas 1 di daerah urban di Pulau Jawa yg umumnya sdh bisa membaca dua suku kata sama pengetahuannya dgn ank SD kelas 1 di Papua. (Pasal 31: setiap warga negara berhak mendapat pendidikan). 4. Ganti menteri bkn harus ganti kurikulum. Ada baiknya kurikulum yg sdh ada diperbaiki&lbh dikembangkan. Terima kasih, mohon maaf bila ada kekurangan.
Buatlah e-book materi pendidikan semua mata pelajaran dan digunakan sebagai materi pokok guru dalam mengajar. Kalau mau menyetak buku, cetaklah buku yang berkualitas yang bisa digunakan untuk puluhan tahun kedepan. Jangan buku yang tiap tahun direvisi dan diganti (tdk berkualitas).
Salah satu solusi meningkatkan kualitas pendidikan menurut gw diadakan satu mata pelajaran khusus untuk berpikir kritis dan mencari solusi memecahkan masalah. Mungkin sekarang udh diterapkan di beberapa matpel, tapi harus ada progam khusus untuk melatih cara berpikir siswa. Karena penerapan berpikir kritis di sekolah2 saat ini hanya sebagai "hiasan" bukan benar2 difokuskan
kalo menurut saya, mungkin untuk umur pensiun guru seharusnya diturunkan, umur 55-58 sudah cukup untuk pensiun, karena di Indonesia sangat banyak tenaga pengajar muda yg masih kerja honorer
Request atau buat wacana diskusi tentang PENTINGNYA PENDIDIKAN dalam lingkup KELUARGA dong. Saya rasa ia punya peran tak kalah penting dalam hal sisi peserta didiknya
Kenapa saya nggak setuju dengan pendapat abang ya, menurut saya agama tidak pernah menghambat ilmu pengetahuan, karena saya muslim yang saya bicarakan disini adalah islam. Jika kita membaca sejarah,kita akan menemukan banyak ilmuan muslim Pada masa keemasan islam yang mendapat inspirasi dari al-quran, dan di dalam al-quran dan hadist pun banyak perintah,anjuran,atau motivasi untuk mencari dan mengkaji ilmu pengetahuan seluas luasnya.Disini tidak hanya pengetahuan agama juga pengetahuan dunia. Islam mengajak pemeluknya untuk menguasai ilmu-ilmu dunia, dengan 3 alasan utama: 1.Manusia beriman diperintahkan memakmurkan dunia,dan memakmurkan dunia harus dengan ilmu yang benar. 2.ALLAH menghidupkan manusia bukan untuk menderita.Ada lautan dan daratan di hadapannya untuk dieksplorasi dan dimanfaatkan.ALLAH juga menghalalkan barang dunia sebagai perhiasan dan perkakas hidup. 3.Dakwah ini akan lebih luas diterima oleh manusia jika kita memiliki negara dan peradaban yang tinnggi.fasilitas yang memadai akan memaksimalkan capaian dakwah. Syaikh muhammad al-ghazali dalam kitab sirru ta'akhirul arab wal muslimin. Bahkan islam dengan kemajuan "pendidikan" dan ilmu pengetahuan tersebut seperti dua hal menyatu tak bisa dipisahkan. Contohnya saja ada peran orang islam terutama ilmuan muslim dalam peradaban eropa yang sebelumnya dalam masa kegelapan hingga maju pada sekarang ini. Bahkan seorang antropolong asal inggris "jack gody" berkata dalam bukunya "islam in europe" mengemukakan teori asal usul pakaian kesarjanaan di eropa berasal dari adat kaum muslimin di era keemasan. Mahasiswa eropa yang yang menjadi sarjana dari kampus-kampus islam andalusia, afrika utara, baghdad melihatkan tanda keilmuannya dengan berpakaian ala arab agar orang orang mengetahuinya bahwa dia telah sarjana. Dan mungkin anda bisa mencari fakta fakta yang lebih mencengangkan dari sekedar teori tersebut. Semoga tulisan saya dapat bermanfaat bagi saya sendiri maupun bagi orang lain.semoga kita dijauhi dari pikiran dan pendapat yang dapat menurunkan kualitas iman kita dan dapat menjauhkan kita dari agama kita. Because islam is the key to our succes in this world and the hereafter. Dari saya anak kelas 3 sma.
PR untuk Mendikbud saat ini adalah bagaimana membuat kinerja guru harus lebih maksimal karna mereka adalah sumber ilmu paling penting untuk para pelajar siswa tidak bisa disalahkan dalam sistem pendidikan karna mereka adalah konsumen ilmu
Remember about algorithm ? its di temukan oleh ilmuan muslim... Kenapa muslim di Indonesia jarang memiliki pencapaian di luar agama ? I think we all know the answer
Izin berpendapat, Kak. Menurutku agar pendidikan di Indonesia lebih baik bisa dengan cara program "kelas untuk guru" (seperti seminar tapi husus untuk guru) di mana kelas tersebut diisi oleh orang-orang yang memang ahli dan berpengalaman dalam membentuk pola pikir (ibaratnya seperti pisikolog). Didalam seminar tersebut guru juga bebas mengeluarkan, keluhan, dan pendapatnya mengenai pendidikan, ditambah lagi dengan "pelatihan di lapangan" (seperti guru PPL, tapi bersifat rutin, 6 bulan sekali misalnya) agar pola pikir dan keahlian untuk mengajar, serta ide bisa terus berkembang. Terima kasih🙏
Berikut tulisan terkait tidak perlu jadi sekuler untuk berpengetahuan luas Bahkan ayat dalam kitab suci bisa menjadi inspirasi untuk pengetahuan tersebut Qur'an itu solusi "Hudan", karena itu setiap masalah walaupun penemuannya tidak harus ada, tapi isyaratnya ada. Qur'an bukan kitab ilmiah, tapi isyarat ilmiah ada dalam Al Qur'an (Ustadz Adi Hidayat, Lc. MA) Yuk buka surat al Hadid ayat 25 Dalam satu ayatnya ada kalimat: وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ (Wa anjalnaa hadida (artinya: kami turunkan besi)). ketika membaca ayat ini yang berbicara tentang kekuatan besi, Jabir Ibmu Hayyan masuk ke laboratorium sederhana di rumahnya. Diuji besi itu, dilihat sampai tatanan yang paling rendahnya, sampai ke molekulnya, sampai ke atomnya Jabir Ibmu Hayyan menemukan prinsip-prinsip besi, sampai ke atomnya sampai ke dataran paling rendahnya. Sampai disebutkan sekarang bahwa nomor atom besi adalah 26, atom besi yang stabil disimbolkan dengan Fe: yang paling stabil dalam atom besi itu ada empat yaitu Fe55, Fe56, Fe57, Fe58 dan yang paling stabil adalah Fe57. Penemuan besi tersebut adalah hasil kajian Jabir Ibmu Hayyan dari surat Al Qur'an surat ke 57, nama suratnya adalah Surat Al Hadid yang berarti besi dan menjadi sebuah manuskrip tentang Unsur Besi.
@@vincentrcrd maksud dari tulisan itu adalah dalam islam, tidak perlu jadi sekuler untuk berpengetahuan luas Bahkan ayat dalam kitab suci bisa menjadi inspirasi untuk pengetahuan tersebut
Coba kita lihat selama agama masuk ke kurikulum bisa maju ga? atau justru mundur? byk yg terlalu alergi utk mengadopsi sistem pendidikan di negara maju.
jadi intinya gini(?), gimana caranya supaya pendidikan ini lebih maju, gak gagap pengetahuan, realistis tapi juga enggak mengesampingkan nilai-nilai agama, salah satu nilai yang diajarkan dari ilmu agama itu kan keharusan dalam ber'adab'. karena adab itu ada diatas ilmu :) org yg beradab itu pasti berilmu:) adab itu jg kan norma yang berdasarkan aturan agama. :) hehe.
Terkadang banyak dari kita mengkritik suatu sistem dan mengajukan sistem yang lebih baik berdasarkan hasil riset ini dan itu, tapi tidak benar-benar memberikan solusi yang aplikatif dan mudah diterapkan dengan kualitas yang tinggi pula. Idealisme memang bagus, tpi harus realistis juga bahwa mewujudkan idealisme itu perlu waktu yang tidak sebentar
Pembahasan ini mengingatkan saya kpd guru matematika di SMA says dulu, pernah ada kejadian dmna adek kelas saya tdk paham matematika tapi malah dikafirkan oleh guru matematika dan bknnya memberikan solusi gurunya malah marah pdhl itu krn temen saya disuruh jelaskan materi trs gak paham krn lupa rumusnya saja tpi masalahnya bisa jadi panjang, lalu jg ketika masuk kelasku setiap beliau memberikan materi lalu kalau ada murid yg kebingungan sm penjelasannya beliau ketika kami bertanya beliau malah bilang tanya saja kpd temanmu yg pintar, aku pernah protes ke guru biologi ku saya ingin guru matematikaku diganti saja namun krn guru matematika tsb paling senior di sekolah akhirnya guru biologiku bilang sabar, akhirnya aku memutuskan eles matematika saja, ini guru"ku disekolah lucu semuaaaa😂😂😂
Banyak sih PRnya! Terutama dari guru-guru yg gak menguasai bidangnya sendiri. Gw masih ingat SD - SMP sekolah di kampung dan banyak guru-guru saya yg gak nguasain materi, cmn nyuruh nyatet, pas dia "nerangin", cuman dari buku itu aja dibaca diulang2. Abis itu kasih PR, yg gak kerjain kena hukuman. Pas SMA, saya sekolah di kota, dan itu jauuuuuhhhh banget bedanya. Di kota guru2 saya nguasain materi dan bikin pelajaran jadi seru, dan muridnya kristis, banyak bertanya. Beda banget sama sekolah saya pas dikampung, hening. Gak ada yg nanya. Dan pas saya pulang kampung, bbrp teman saya jadi guru dikampung saya. Yg mana saya tau sendiri kualitas mereka dulu kayak gmn. Jadi, ya gitu aja terus, berulang ulang siklusnya.
Saya rasa banyak hal yang akan dilakukan oleh mendikbud yg baru; 1. Pendidikan yang baik harus secular dan rasional 2. fasilitas yang baik 3. guru/ dosen yang qualified 4. Sistem pendidikan yang tepat guna 5. berbasis tehnologi dan 6. penguasaan bahasa Inggris. Mengapa penguasaan bahasa Inggris menjadi penting ? Karena kita sudah tertinggal dengan negara lain.
Sebenarnya untuk mencari pengalaman dan relasi dengan banyak orang bisa dilakukan sendiri pada tiap individunya. Tapi menurut saya, orang tua zaman sekarang sepertinya lebih cenderung protektif kepada anaknya karena "banyak" bahaya di luaran sana. Seharusnya jangan ditahan-tahan kalau anak ingin bersosialisasi dengan lingkungan luar, biarkan anak berkembang, dan tetap dalam pengawasan orang tua.
Aku rasa mensejahterakan Tenaga pendidik adalah hal yang pertama dulu deh untuk dibenerin. Soalnya kalo gurunya nggak sejahtera, gimana mau semangat ngajar siswanya? Kadang orang ngga niat jadi guru karena gajinya kecil dan ngga sejahtera, apalagi honorer :( Utk masalah guru berkualitas atau engga mungkin bisa diatasi dengan inovasi pemberian rating ke masing-masing guru, dan yang menilai itu muridnya.
Bagaimana murid punya kompetensi memberi ranting ke gurunya? Murid ddh pada ketakutan kl di ancam di beri nilai jelek, semua hrs di mulai dari kepsek/guru. Tidak akan mungkin mampu mencetak murid yg berkualitas kl gurunya aja tdk berkualitas!
Tingkatkan kualitas guru, peraturan tentang peraturan sekolah, sehingga tidak ada remaja yang kurang ajar terhadap gurunya, sudah terlalu banyak demoralisasi dikalangan pelajar saat ini, pak nadiem, saya berharap anda bisa mengatasi semua masalah masalah ini
Menyelipkan ceramah menurut gue ga terlalu masalah, asalkan guru ttp mengajarkan ilmu pengetahuan sebagaimana ilmu pengetahuan itu. Tpi, kenyataannya banyak sekali guru yg membelokan ilmu pengetahuan karena bias kepercayaannya. Inilah masalah yg paling serius. Contoh : banyak miskonsepsi ttg evolusi dikarenakan guru yg dgn sengaja membelokan ilmu pengetahuan tersebut karena bias kepercayaannya. Inilah kunci sukses sekolah2 katolik di indonesia. Guru2nya mengajar dgn sekuler, tdk berusaha mencampur/membelokan ilmu pengetahuan dgn agama(bias kepercayaan). Tpi mereka tetap ngajar agama.
pendidikan indonesia yang perlu di perhatikan adalah guru-gurunya yang pns usia 40 tahun perlu di pensiunkan. dan uang pensiun di hapus di ganti uang pesangon. artinya ketika guru-guru usia 40 tahun pensiun membuka usaha sendiri menggunakan uang pesangon. ini demi anak-anak yang baru wisuda dapat jadi guru mendidik generasi bangsa
Saya sebagai pelajar Sekolah menengah atas (SMA),Saya merasa diindonesia masih banyak guru yang mengajar tidak serius dan tidak inisyatif,masih banyak guru" yang hanya ingin uang gajian dari pada memberi ilmunya,maaf para guru-guru jika saya berbicara seperti ini karena guru-guru lebih mementingkan memberi tugas lalu ulangan dan tidak menjelaskan secara jelas,hanya 2/3 yang mengajar secara jelas dan dipahami. Sekian kritikan dari saya, I am Human STAY CLASS
Ga sependapat banget sama pendididikan sekuler yang jadi kunci sukses pendidikan. Kalo di barat, mungkin cocok. Kalo di Indonesia justru menapikan peran agama yang selama ini justru mendukung pendidikan bahkan sebelum Indonesia berdiri dan lebih banyak tanpa bantuan pemerintah setelah berdiri. Yang jelas, setelah Nadiem jadi Mendikbud, pasti akan membuat kebijakan berdasarkan data dulu. Biar kebijakan ga jadi kebijakan gonta-ganti dan coba-coba seperti sebelumnya.
Pendidikan di indonesia masih sangat tradisional. .belum memanfaatkan kemajuan iptek....bayangkan anak usia 1 / 2 th sudah pegang hp agat anak tidak rewel dan asyik....dan ternyata itu benat ....dia ngakak dan asyik sendiri....namum justru di sekolah paud...tk....sd....smp....sma masih sangat tradisional masuk jam 7 pulang jam 15....katanya itu sekplah idaman ...sekolah maju... Mengapa tidak dibuat apkikasi...model kegiatan belajar mengajar yg inovatif berbasis teknologi...apalagi semua siswa...siswi dan ot sudah pegang hp dan dirumah dh ada punya komputer....itulah tantangan menteri kita yg muda dan ber prestasi....tunjukan kelebihan kamu pak menteri
Menurut saya pengajar pengajar harus sadar untuk ikut serta dalam kemajuan teknologi jangan cuman ambil negatifnya aja Salah satunya melarang penggunaan handphone di sekolah (kalau ke sifat negatif ya gpp) tapi kan tidak semua orang pakai handphone untuk hal negatif Jadi pengajar pengajar atau mungkin diri kita sendiri bisa memanfaatkan teknologi yang ada waktu itu terus berjalan kita tidak bisa kembali
Yth..p.mentri cepat2 buat kurikulum baru dan sarana dilengkapi agar anak TK sampai SMA pakai Aipet semua agar murah dan efesien sehingga generasi muda jadi cerdas..reformasi pendidikan jln terus....
Yes banyak sekali PR bang Nadiem 5th kedepan. I am really concerned with education jadi 1. Menurut saya yg paling penting is cut off birokrasi di instansi pendidikan. Contoh kecil, mahasiswa mau sidang harus mengurusi paper yg harus di tdd oleh beberapa orang which is hell wasting time. Really! Itu contoh simplenya. Keep up a good work😁
Mohon maaf anda telah belajar Agama secara benar? Karena kalo benar, justru Agama (apapun itu) justru mengajarkan kebaikan. Yang mana jika kebaikan telah menyebar, mengakar dan beranak pinak, justru 'kemajuan' yang anda maksud akan sangat mudah tercapai
Kalau menurut pendapat saya sendiri salah satunya untuk pendidikan SMP itu harus sudah menjurus ke mapel yg dikuasai oleh siswanya. jangan hanya mulai di SMA , agar siswa dapat mengetahui potensi nya dmn dari waktu SMP. Sekarang saja bayangkan siswa menerima ilmu kurang lebih 11 pelajaran untuk SMP, pasti akan menjadikan siswa tersebut beban walaupun ada hal positifnya juga. Itu hanya pendapat saya, semoga Bapak Nadiem Makarim bisa menjadi lebih baik lagi dari yang baik sebelum sebelumnya, aamiin.
Dosen gua pernah bilang "saya gak butuh org yg pinter yang penting ramah,murah senyum, baik." secara gak langsung ini menegaskan, mending pura pura baik daripda jd pinter
PR terbesar yang harus diselesaikan pak Nadiem adalah mencari tau sampai ke akar2nya tentang apa yang terjadi di pendidikan kita saat ini. Setelah itu beliau mensosialisasikannya kepada pihak terkait. Mencari perhatian dari segala pihak bahwa pendidikan itu penting dan butuh dukungan dari seluruh komponen negara untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia.
Pendidikan dibuat supaya manusia berfikir kritis. Di indo kebanyakan bahas agama, agama itu bagus cuma klw bisa di pendidikan yg lebih di utamakan itu cara berpikir rasional dan kritis
Semoga fokus nadiem di wilayah perbatasan di Indonesia timur. Jika ia bisa membantu pendidikan didaerah sana dengan tdk merubah kulturnya, saya kira nadiem berhasil. Karena dilihat dari rekam jejak nadiem yg lahir di singapura, dgn pndidikn dan lingkungam sangat mendukung utk maju lebih cepat, ditakutkan mjd bumerang untuknya. Karena mayoritas kualitas keluarga dan lingkungan di Indonesia tdk bisa mndukung pndidikan yg fasilitasnya dinikmati ada saat mas Nadiem mengenyam pndidikan. Oleh karena itu, semoga anak" Indonesia tdk trlalu bermimpi besar utk mjd seperti mas Nadiem :)
Semoga dengan terpilihnya bapak Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan guru dan memperbaiki kebijakan full day school.
Guru adalah profesi yg sgt mulia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, itulah yang membedakan dgn profesi lainnya, dedikasi sbg seorang guru di era sekarang sdh semakin pudar, sehingga kabanyakan hanya fokus utk urusan gaji& tunjangan
Hal mendasar yg dibutuhkan oleh seorang guru adalah "kemerdekaan" dalam mendidik. Saat ini guru lebih banyak terbebani hal2 yg bersifat administratif. Ada lebih dari 20 poin administrasi yg HARUS dikerjakan oleh guru, jika tidak dikerjakan maka guru tersebut harus siap "DIOMELIN". Setiap mau masuk kelas seorang guru harus membuat RANCANGAN dan RENCANA baru PELAKSANAAN (mengajar) dilanjutkan dg EVALUASI. Bagaimana mungkin seorang tukang bisa membuat bangunan dg baik jika dia jg harus menuliskan secara rinci RANCANGAN dan RENCANA sebelum bekerja? Bisa2 bangunan tersebut tidak jadi karena si tukang "tepar" sebelum bekerja. Begitu jg halnya dg guru, banyak guru yg "tepar" sebelum masuk kelas.
ini opini saya: menurut saya memang pendidikan di Indonesia harus lebih sekuler TETAPI tetap tidak boleh mengesampingkan agama. Maksudnya? Misalkan dalam pemebelajaran ilmu pasti, guru harus fokus dengan pengajaran materi dan/atau konsep-konsep yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran tersebut. Namun, dalam kehidupan bermasyarakat, dan dalam konteks ini adalah kehidupan bermasyarakat di sekolah, agama tidak boleh dihilangkan karena juga termasuk dalam nilai-nilai pancasila. Selain itu, saran saya untuk pendidikan ke depannya adalah pembelajaran harus benar-benar mengedepankan konsep dan HOTS. Mungkin, kurikulum kita sekarang sudah menuju pembelajaran tersebut. Namun, pada kenyataannya, (contohnya di sekolah saya) pemebelajaran masih mengedepankan hafalan, dan beban belajar siswa sangat berat yang tentu saja membuat proses penyerapan ilmu tidak efektif dan tidak efisien. Yah, akhir kata, saya hanya bisa berharap kedepannya pendidikan di Indonesia bisa tinggi secara kualitas, bukan secara kuantitas saja. Semoga pendidikan Indonesia di masa depan bisa lebih baik lagi, aamiin.
konsep kurikulum sudah bagus, tingkatkan kualitas guru yang akan menjalankan kurikulum tersebut, itu yang lebih utama. karena perumpamaannya, kurikulum adalah alat untuk menjalankan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan, konsep kurikulum 2013 sudah pas dengan keadaaan bangsa indonesia sekarang ini, tingggal bagaimana guru-guru di lapangan mengeksekusi konsep kurikulum yang sudah di bentuk tersebut. contoh, ibaratkan kurikulum adalah pesawat, dan guru adalah pilotnya, tujuannya untuk mengantarkan penumpang ke tempat tujuan. secanggih apapun pesawat tersebut, kalau pilotnya tidak bisa menerbangkan pesawatnya, maka tetap tujuan terbang mencapa tempat yang di tuju tidaklah akan tercapai.
Jika pemerintah berkata tidak ada yang salah dalam sistem memajukan pendidikan Indonesia, mungkin salahnya berada di sistem pendidikan si pemerintahnya.. Dan masukan saya terhadap kalian semua adalah berantusialah terhadap pengetahuan dan diri anda sendiri.
Agama bikin masyarakat makin gak scientific pemikirannya dan berfikir untuk hidup normal saja(tidak mengincar cita2 besar) karena ujung ujungnya dunia Ini sementara Tetapi sisi baiknya agama membuat orang jadi lebih bermoral(tidak sex bebas,mencuri dll contohnya) Itu kenyataan kok
Kalau masalah nya ke "sex bebas, mencuri, dll" lalu kenapa negara dengan tingkat orang ketidak religius terbesar tidak memiliki angka kriminalitas yg besar cenderung sedikit ketimbang negara kita yg religius namun memiliki tingkat kriminalitas seperti pencopetan, korupsi, pemerkosan, dan bahkan yg sering jadi perbincangan adalah sikap ketidak sopanan netizen indonesia yg sangat tinggi! Kenapa bisa begitu bukan kah dengan mengajari agama ke anak-anak bisa meningkat kan moralitas tentu tidak. Menurut saya kakak ini mohon maaf terlalu naif dalam menanggapi masalah pendidikan di video ini sebenarnya yg jadi masalah adalah cara mengajarnya bukan agmanya saya tau semua agama itu pada dasarnya baik namun apakah seseorang belajar agama akan langsung menerapnya? Jawabannya sangat bermacam-macam karena tak semua murid itu sama tak semua mau mendengar. Dan yg jadi masalah beberapa guru di indonesia sulit mendidik moralitas dan hasilnya korupsi dimana banyak seks bebas dan pengguna narkoba dan ironis itu banyak indonesia. Sebenarnya yg harus diperhatikan kalau masalahnya pendidikan moral sebenarnya bukan agamanya tapi sekolah atau guru nya apakah mereka mampu mengajari anak² tentang moralitas apakah guru indonesia mampu mengajari muridnya untuk tidak menjadi koruptor, pencuru, atau tindakan kriminal lainnya. Itu lah yg dipermasalah kan bahkan pelajaran yg non agama sulit di kuasai di indonesia lah bagaimana dgn agama yg sangat kompleks untuk dipelajari dan buruknya para pengajar di indonesia yg sulit untuk mengajari moralitas dan hasilnya banyak tak paham moralitas dan ironisnya para remaja di indonesia masuk ke lubang orang² tak bermoral. Pada intinya yg harus diperhatikan adalah gurunya apakah dia mampu mengajari murid²nya dan itulah permasalah kualitas pendidikan pada dasarnya agama atau pendidikan biasa itu baik namun pendidikan biasa saja di indonesia banyak yg kesulitan lah bagaimana dengan agama? Bagaimana dengan koruptor, pemerkosa, penjual sabu, netizen gak sopan bagaimana dengan mereka? Mereka pasti mendapat pendidikan agama tapi mengapa mereka tak mau mempraktekannya! Itulah masalahnya dan itulah faktanya!
kualitas dan gaji guru ditingkatkan. lalu jangan memvonis siswa salah saat jawabannya nggk tepat, karena itu akan buat mental turun dan gk mau bersuara. pendidikan kita juga harus mengakomodir minat siswa, jangan pukul rata dengan nilai tinggi.
Apa sistem pendidikan kita skrg kurang sekuler? Apakah tepat jika indonesia disandingkan dengan yunani dalam hal intervensi agama dlm dunia pendidikan formal? Benarkah agama menjadi faktor penghambat kemajuan sains dan teknologi di indonesia?? Saya masih mempermasalahkan identifikasi masalahnya.
Yang masih jadi pertanyaan ku selama ini, "kenapa di sekolah dasar tidak di ajari bagaimana cara menyikapi hidup dan untuk hidup bahagia, tetapi slalu di ajari mata pelajaran itu itu dari dulu, bukannya kehidupan itu luas, seharusnya yang namanya sekolah menyediakan tempat belajar dan bimbing apapun itu cita cita setiap individu.
Man, based on the curriculum in the world, Finland sit on the first place. Based on how happy a person is, Finland sit together with Denmark on the top. But, I don't know why those, let's say algorithm, that put them to be on top doesn't work yet on us. I don't even know if our nation give a try about it. Why? Just why can't we apply on us too?. We want to be happy too, life is too short and we only live once (for now).
W pernah dikasih nilai C untuk diskusi agama karena gw bertanya bedanya adil kepada Allah dengan adik kepada diri sendiri, karena menurut gw penjelasan dri kedua hal itu hampir sama. Karena kata guru gw, gw terlalu banyak tanya dan melakukan debat gw dpt nilai C. Dan sampe skrng gw masih bingung perbedaan itu
Dari pendidikan sekolah dasar aja ada kekuranganya yaitu sopan santun dan akhlak kurang ditanamkan untuk bekal para murid ketingkat selanjutnya contohnya seperti negara jepang yg udah nerapin dari sekolah dasar
we do need “iman” dalam suatu ilmu. without iman, ilmu bukanlah apa2. sama halnya seperti buku dan covernya. kalo gaada cover tidak bisa disebut buku karena hanya tumpukan kertas ._. itulah kenapa aku kurang setuju dengan perdebatan kali ini. tapi yaaa Pak Nadiem bakal punya pr yang sangat besar.
andy surya aku udh pergi ke banyak negara, aku pun sudah belajar culture mereka. ini indonesia bung, kita punya budaya sendiri. andaikan indonesia tak punya budaya, maka lgbt dan atheisme sudah merajalela
Logika, verbal, berpikir kritis harus jadi materi dasar pendidikan. Kalau sedari awal udah kritis dan logis, dogma2 pasti tersungkur dengan sendirinya.
Agama bukan biang masalah. Agama & pendidikan science bisa dilakukan bersamaan buktinya banyak loh ilmuan ilmuan muslim yg karyanya masih dipakai sampai sekarang, sebut saja aljbar, parfum dll... Menurut saya yg harus dibenahi tenaga pengajarnya, pengajar di madarasah harus orang yg berintelektual kekinian. Banyak kok Ulama - ulama Indonesia yg open minded.
Benar sekali. Tapi, kalau mau dipikir, masa itu udah berlalu 500 tahun lalu. Sehingga, rasanya terlalu naif saja ketika kita memaksakan diri kita kembali ke masa itu. Jika memang mengharuskan memisahkan pendidikan agama, seharusnya sih setiap siswa tetap diharuskan untuk belajar agama. Dalam hal ini, adalah mengembalikan peran dari lembaga pendidikan non-formal atau pesantren. Sebab, kalau mengacu kepada pendapat anda, yang open minded adalah ulama, bukan guru. Sedangkan pihak yang mengajar di sekolah adalah guru, bukan ulama.
Ilmuwan muslim jaman dulu itu ngga seindah itu. Mereka banyak persekusinya. Misalnya aja ancaman ibnu sina yg pengen pake alkohol buat bedah mayat, ada interpretasi kalau gimanapun penggunaan alkohol itu haram ngga peduli apapun bentuknya. Ilmuwan2 muslim justru dikekang dr saudara muslim sendiri. Itu knp golden age islam runtuh lebih banyak peluang krn faktor internal, masy yg makin pasrah krn perspektif sufinya al ghazali. Kalau belajar sejarah islam scr holistik, pasti tahu deh kalau ilmu n agama itu ngga bakalan bisa smooth.
Abassiyah kerajaan Islam paling terbuka. Makanya banyak cendikiawan2 muslim lahir di jaman itu... Harus lebih selektif lagi istilah ustadz atau guru...
Pergi sekolah jam setengah 7, pulang jam setengah 3,, pasti capek.. malamnya kerjain PR,, kalo hari Sabtu sama hari Minggu kerjain tugas kelompok. (Belum les matematika dll)
