Lagu ini dinyanyikan oleh Wieteke van Dort alias Tante Lien, seorang Belanda yang lahir dan dibesarkan di Surabaya tapi terpaksa pulang ke Belanda setelah Indonesia merdeka. Artinya kurang lebih sebagai berikut: Saat kami direpatriasi (dipulangkan dari Indonesia) Kami tidak pernah tahu bahwa Belanda begitu dingin Yang paling buruk adalah makanannya, Lebih buruk dari makanan yang kami dapat selama di perjalanan Kentang, daging dan sayuran dan nasi dengan gula. Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir Tidak ada lontong, sate babi, tidak ada rasa pedas tidak ada terasi, serundeng, bandeng, dan tahu petis Kue lapis, onde-onde, tidak ada ketela pohon atau bakpau Tidak ada ketan, tidak ada gula jawa, jadi aku berkata Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir Namun sekarang aku telah beradaptasi dengan kubis dan buncis hutspot, dengan parutan kelapa dan susu Stamppot dengan sayuran andijwie, spruitjes, dan sup erwtens apapun itu, nasi tetaplah yang terbaik. Jadi aku selalu berkata: Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir
@Rizki Anugerah iya sebenarnya kalau Belanda saat itu nyerahin Papua gak bakalan hal begini terjadi,dan kita hidup berdampingan dengan orang Eropa (sederajat tidak ada gelar bangsawan yg membuat rakyat lain rendah)
Gegara jaman kompeni dulu, mbah buyut saya suaminya orang belanda dan beranak pinak. Tiap setaun sekali ada kunjungan dari keluarga belanda, justru yg paling seneng itu malah tetangga" saya 🤭😅
Toen wij repatrieerden uit de gordel van smaragd Dat Nederland zo koud was hadden wij toch nooit gedacht Maar 't ergste was 't eten. Nog erger dan op reis Aardapp'len, vlees en groenten en suiker op de rijst refrein: Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij Geen lontong, sate babi, en niets smaakt hier pedis Geen trassi, sroendeng, bandeng en geen tahoe petis Kwee lapis, onde-onde, geen ketella of ba-pao Geen ketan, geen goela-djawa, daarom ja, ik zeg nou refrein Ik ben nou wel gewend, ja aan die boerenkool met worst Aan hutspot, pake klapperstuk, aan mellek voor de dorst Aan stamppot met andijwie, aan spruitjes, erwtensoep Maar 't lekkerst toch is rijst, ja en daarom steeds ik roep refrein
wait what?? neneknya secara ga langsung "diusir" ya? padahal udah nikah sama orang Indonesia?? dulu/sekarang masih sempat berkabar kah dengan neneknya bro??
sumpahh ini lagu dalem bangetttt saat dia lulus sd dan menuju ke smp terpaksa dia di pulangkan, karena konflik soekarno dan belanda yg tidak mau menyerahkan papua barat. ngerasa kasian melihat mereka di pulangkan, padahal banyak dr mereka yg tidak mengerti politik. yg lain pd seneng denger ini lagu, saya malah sedih pengen nangis :( selengkapnya baca artikel tirto : sejarah sinterklas hitam
Toen wij repatrieerden uit de gordel van smaragdAardapp’len, vlees en groenten en suiker op de rijstAan hutspot, pake klapperstuk, aan mellek voor de dorst