Eps 337 | BUNGA BANK ITU HALAL? 

Ada 4 sumber hukum islam: Al-Qur'an Hadist Ijma (Konsensus ulama) Qiyas (Analogi) Kebanyakan ulama konservatif hanya merujuk pada Al-Qur'an dan Hadist sementara itu mengabaikan Ijma dan Qiyas.

Mantap pak GG...Anda sangat bisa berfikir holistik dan komprehensif. Literasi Anda sangat memadai utk bikin kajian yg luas dan mendalam. Smg Anda selalu sehat dan punya banyak waktu utk bikin video2 yg bermutu

Saya adalah salah satu mahasiswa ekonomi islam, dan saya semester awal tidak berfikir spt ini, saya pikir bunga dll itu haram dan saklek. Namun seiring berjalan nya waktu sampai saya di smt 4-5 saya makin dalam belajar ekis, dan saya berfikir sama seperti apa yg di sampaikan pak guru gembul ini. Dan yg berfikir spt ini hanya saya dan teman dekat saya saja. Sisanya masih menganut apa yg disampaikan dosen saja, di telan mentah2 dan tidak mau mengkritisi apa yg di sampaikan dosen. Terimakasih pak guru gembul atas keluh kesah saya selama ini.

Guru Gembul, bapak ke mana saja? Ya Allah saya sampai mau nangis terharu akhirnya ada juga ustad yang dapat mendudukkan masalah ekonomi ini dengan bijak. Kerusakan dengan mengatasnamakan "syariat" sudah terjadi di mana-mana. Karena mencari label sesuai syariah, orang tercekik dengan cost of money yang jauh lebih tinggi daripada bank konvensional. Orang gak berhitung dengan cermat, apalagi belajar fundamental bisnis seperti keuangan dan hukum positif, yang ada hanya basmalah karena bank syariah pasti berkah. Begitu gagal bayar langsung teriak2 bank syariah lebih jahat daripada bank konvensional. Karena mencari label sesuai syariah, banyak SDM Indonesia yang sudah sekolah di universitas terbaik di Indonesia, senantiasa divelop oleh kantor bahkan disekolahkan lagi ke jenjang pendidikan berikutnya baik di luar negeri maupun di Indonesia yang kemudian membuang begitu saja karirnya yang telah ia bangun bertahun-tahun, banting setir jualan herbal agar terhindar dari riba versinya. Saya gak bilang peraktek simpan meminjam itu gak ada yang riba seperti jaman Rasulullah. Ada juga bank yang memang dari awal niatnya menghisap kekayaan debiturnya sampai habis. Tapi bank negara atau bank besar yah gak ada niat seperti itulah, karena peminjam yang dapat dengan baik secara teratur membayar adalah bisnis yang bagus untuk mereka. Semoga banyak orang yang tercerahkan setelah menyimak tayangan ini.

Akhirnya, pendapat Gus Baha mengenai bunga bank dijelaskan Guru Gembul dg bahasa yg lebih jelas dan rinci.

MasyaaAllah. Luar biasa pemikirannya pak guru. Saya ikut merasakan berapa geregetannya pak guru melihat kondisi umat muslim selama ini yg sibuk menghafal tapi lemah dalam mengimplementasikan dan menjadi solusi atas permasalahan umat. Good job pak guru

Meski sdh setahun, tapi tetap msh update materi ini, saya baru dapatkan pagi ini. Saya jd ingat ceramahnya Gus Baha tentang kisah Kakek neneknya saat naik haji dulu lalu di bandingkan dg saat ini. Dulu zaman kakek neneknya beliau berangkat haji butuh waktu 6 bln bahkan lebih lewat laut dg memakan biaya sebesar sekian puluh ekor sapi (karena zaman itu bny calon haji yg berbekal dari hasil jualan ternak sapinya) tapi sekarang hny butuh tak lebih dari 4-5 ekor sapi dewasa. Artinya jauh lebih efisien, meski durasi menunggu nya harus lebih lama. Kesimpulannya, value sebuah komoditas jasa/barang itu berubah mengikuti zaman, demikian juga harga emas & perak yg fluktuatif meski tren nya cenderung naik. Mungkin saya yg faqir ilmu ini berpendapat, alangkah baiknya jika tiap transaksi hutang piutang itu selalu di nisbatkan ke nilai emas yg setara, agar tidak terkesan saling dzalim mendzalimi antara kreditur dan debitur. Jadi teknisnya adalah di sepakati dulu harga komoditas barang/jasa yg hendak di beli secara cicil tsb dg nilai emas 22 atau 24 karat saat itu (misalnya), lalu setelah di sepakati, tentukan tempo pembayarannya, misal beli rumah dengan cicilan 10 th, maka si pembeli cukup membayar dg 10%/th dari nilai emas update saat itu & di lakukan selama 10x atau selama 10 th. Tentunya si pembeli saat harus membeli 10% emasnya di pasaran tiap th nilai rupiahnya tentu tidak akan sama, alias fluktuatif, tapi di terima oleh sang penjual tetap dlm bentuk cicilan emas yg jika di akumulasikan hingga 10 th, nilai rupiah emasnya sdh pasti berubah & cenderung naik di banding saat awal transaksi, meskipun berat emasnya sama seperti saat akad berlangsung. Jika semua transaksi penjualan properti dsb berlaku seperti ini, insha Allah adil, tidak merugikan siapapun baik penjual & pembeli, bahkan yg terpenting tetap aman karena berdasarkan syariat namun tidak rugi karena termakan inflasi. Mohon di koreksi jika saya salah. Maturnuwun...🙏😊

What a great speech! Tingkat literasi menentukan tingkat kematangan dan kedewasaan. Meluaskan wawasan sekaligus menguatkan pemahaman mendasar, prinsip, dan benang merah dari keyakinan (baca: agama). Membuat santun perangai dan ucapan. Mendasarkan kesimpulan pada argumentasi yg kuat. Ternampak jelas pada sosok Guru Gembul.

Islam itu tinggi, Quran itu benar, Rasul itu mulia, Allah itu Maha besar. Tapi umatnya sendiri yg justru mereduksi nilai2 itu

"Lebih banyak menghapal ayat2 namun kehilangan keinginan mengamalkannya" Saya setuju banget dengan ini, dan memang faktanya gitu sih.

Daripada bingung maka silahkan dipilih: prinsif nabung tanpa minjam uang dibank, tanpa mikir utang hidup tenang tp sabar lama ngumpulin uang? atau prinfif pinjam uang di bank dgn bayar bunga lebih sekian persen agar cita2 dapat barang segera terwujud? Secara logika Tdk ada yg salah dr kedua prinsif tersebut , tp kalau dr segi hukum agama saya No Comment krn itu menyangkut hubungan spiritual antara manusia dgn Tuhan, maka jalanilah sesuai kebutuhan.

Dulu wkt saya kerja di bank. Saya menemukan beberapa jenis nasabah. Ada nasabah yang menanbung namun tidak mau ambil bunganya. Jadi setiap mau ambil uang nasabah tsb meminta tanpa bunga. Lalu ada juga nasabah yang secara penampilan islami dan berhutang untuk usaha. Saya paling ingat ucapan beliau “saya berhutang karena untuk tujuan produktif ( modal usaha ) dan hanya bank yang bisa memberikan pinjamanan 100jt dalam 2 hari. Kalau saya pinjam ke saudara atau teman tidak ada yang mau meminjamkan”. Lalu ada tipe nasabah yng menunggak dan nggak mau bayar lalu baru bilang riba haram.

Islam moderat perlu bangkit yg disi para elit berpendidikan nan cerdas

Guru, bagaimana cara kita menyikapi pandangan Islam progresif bagi kita2 yang konservatif?

Setiap jam 4 sore sampai jam 5, selalu jalan kaki sambil dengerin konten pak Guru. Bagaikan podcast

Sangat suka penjelasan nya pak, saya bnyk lihat bnyk yg mencemooh klo kota punya urusan dgn bank, channel nya makin sukses n berkembang serta bnyk org yg berfikir seperti pak guru ini 😀

Guru, kesimpulan di 16:00 saya rasa itu bentuk eksyar zaman dulu. Dan/atau di negara lain. Karena jika kita lihat relitas terbaru, Fatwa dari Dewan Syariah Nasional sudah menjawab semua keraguan guru dan buku 10:55. Misal td eksyar tidak memasukkan inflasi, fatwa yang saya baca tetap masuk, namun bentuknya diubah menjadi nilai objek di masa depan. Istilah ekonominya future value, Jadi kalau akad beli rumah, nilainya di buat harga jual masa depan, ditambah laba si bank. Bedanya "suku bunga" ini flat, tidak floating layaknya konvensional (diatur BI). Inilah perbedaan yang orang lihat kecil, namun efeknya sangat besar. Karena ketidakpastian bunga, itu kan faktornya makro dan mikro, ada saja oknum memanfaatkan kericuhan (istilah awam di goreng lah, sindikasi lah) untuk memanfaatkan bunga. Saya juga mempelajari ini karena tuntutan startup, bukan berarti saya ahlli. Namun guru belum up to date jika mengatakan kurangnya ijtihad dari ahli.

Kalau gak ada yang namanya bunga pasti indonesia bakalan krisis, karena bank indonesia mengeluarkan bunga acuan ya untuk menstabilkan dan mencegah terjadinya over inflasi dan deflasi lewat bunga bank.

Terimakasi GG telah memberi pencerahan, saat ini saya sedang kekurangan modal untuk mengembangkan usaha saya, tp ragu, karna pemahaman saya saat ini tentang riba. tiba2 muncul video GG ini di youtube saya. semoga ini menjadi tanda baik untuk usaha saya. mudah2an apa yang disampaikan GG selalu memberi keberkahan bagi umat islam.

Panjang kan umur guru gembul ya allah,jaga lah keluarga nya,supaya pemikiran nya bisa meluas untuk membangkitkan semangat islam lagi,semangat menggali ilmu dalam islam,,,

sepakat banget dan saya sudah yakin pak guru akan ambil pendapat ini... Zaman dulu peminjaman uang itu diberikan kepada orang miskin dan tidak berdaya untuk mencekik dan memiskinkan peminjamnya. Zaman sekarang bank yang benar justru ga akan mau meminjamkan uang kepada orang yang sekiranya tidak akan mampu bayar, misalnya ga punya kerja tetap dan atau jaminan. Jadi kalau kata praktisi pidana, mens rea nya udah beda. Yuk disimpan dan sebarkan video ini biar membuka wawasan..

SEPAKAT & SEPEMAHAMAN !!! Prnambahan itu bentuk dari harga rasa percaya si pemberi pinjaman ke peninjam !!! Babi bisa jadi halal jika tidak ada makanan yg bisa di makan dan mengancam kehidupan.. Dan sya percaya hukum agama itu ada pengencualian (SITUASIONAL) GOOD JOB PAK GURU

Sumpah bg pelajaran ini d dapat di S2 aja beruntung yg bisa faham sama guru gembul aku bosan dengar ceramah yg secara sekuler insyaallah guruku disini sama seperti guru gembul cara menerangkannya... Sukses dan sehat selalu guru gembul

Bagus sekali kritisme terhadap praktik riba Pak Guru. Banyak ulama yang masih memiliki monotafsir terhadap riba karena kehati-hatian. Memang sejatinya riba itu jahat. Tapi apakah riba terhadap orang kaya bukan jahat ? Itu sangat kualitatif. Bukannya para ulama tidak berijtihad ttg riba tapi sebab riba haram itu kualitatif misalnya ttg tingkat kekejaman riba yang Pak Guru sampaikan. Sedangkan ancaman Allah pada pelaku riba itu tidak main2. Maslahnya yang bisa benar2 ttg memvalidasi riba/bukan secara paripurna hanya Rasulullah dan beliau suda tiada. Kalau kata Gus Baha. Sejelek2nya orang beriman adalah orang beriman yang bodoh. Allah itu menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba dan Allah memasangkan keduang seperti air dan api. Compunding of interst hanya bisa didapatkan dari jual beli dalam waktu yang lebih cepat dari riba. Orang punya modal sekian membutuhkan bbrp kali tempo perputaran yang lebih lama untuk menumbuhkannnya lewat riba dibandingkan dengan jual beli. Ini adalah solusi dari Allah dan g banyak yang faham dan mengerti. Itulah yang dipraktikan Abdurahman bin Auf. Makanya kita g boleh bodoh kata Gus Baha. Apalagi menjelaskan perkara hukum Allah dengan kebodohan. Jangan sampai hukum Allah jadi angker karena kebodohan cara penyampaiannya. Hikmah haramnya riba setidaknya ada 2 : 1. Bagi orang yang punya uang banyak mereka akan merasa perdagangab lebih worh it dibandingkan praktik rentenir 2. Bagi orang kurang mampu terbebas dari kezaliman para kapitalis. Perkara Bank syariah memang itu masih dalam tahap perjuangan. Sebuah sistem syariah yang mencoba berdiri di atas sistem konvensional. Bank Syariah bersifat statis terhadap mata uang fiat sementara Bank konvensional dinamis sehingga Bank Syariah terkesan mahal dan memeras. Perjuangan sepertu ini pasti ada saja yang menggembosi. Tapi kalau ada kritisme yang membangun itu baik. Tidak ada sistem yang langsung sempurna. Apalagi sebuah sistem perintis yang mencoba melawan atau setidaknya bertahan terhadap haegemoni sistem yang sudah mengakar

Soal bank saya jadi ketawa.... Udah dari dulu saya sadar soal bank syariah dan bank konvensional... Bank syariah itu cuma bungkusnya aja, isinya yaa sama2 aja, cuma ganti nama.... Dlu saya mau ambil KPR saya iseng bandingkan antara bank konvensional dengan bank syariah... Daaaaaannnn.. Awkwwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk. Bunga/bagi hasilnya luar biasa gede dibank syariah ketimbang bank konvensional.... 😂😂😂😂😂 Wktu dlu banyak yg membenci pemikiran saya soal bank syariah ini, saya bukan ahli soal agama, ilmu agama saya cetek banget lah, tapi ilmu pengetahuan lainnya saya lumayan paham, apalagi soal bank. Entah knpa orng2 seneng banget yaahh sesuatu hal dibalut dengan agama, contohnya bank syariah ini....

Yang tentang analogi kambing itu betul bgt, saya jg selalu mikir gtu.... Br nemu orang yg sepemikiran sm saya 🙋

Pembahasan Guru Gembul sangat mudah dimengerti saya menerima penjelasannya, yg aktivis dan motivator Anti riba, semoga punya fasilitas bagi org2 yg sudah mengambil kredit di bank, dan fasilitas tsb tanpa bunga ya...,jdi gak hanya teriak dan bikin seminar masalah riba, tapi bisa memberikan solusi yg real

Video yang bagus Pak Guru 👍🙏 Excellent, sudah menjelaskan bahwa interest rate (bunga) perbankan itu adalah bukan riba, karena ada unsur membeli waktu dan inflasi yg dikonversikan ke uang (bunga atau interest rate) yg harus dibayarkan. Saya ada saran buat Pak Guru: 1. Mungkin pada video lain, tolong dijelaskan juga peran interest rate pada macroeconomics, misalnya GDP, investment, dll 2. Bisa tolong dijelaskan menggunakan ilmu ekonomi umum, mathematical model, econometrics, agar more quantitative 3. Tolong dijelaskan juga hubungan, antara hutang (debt rate), WACC dan NPV, sehingga hutang ke Bank itu, sebenarnya bermanfaat untuk kelangsungan hidup perusaahaan. Ini penting untuk mengedukasi para penonton video Pak Guru yg keren dan bagus ini. 👍👍🙏🙂 Dll.

kalo di ekonomi konvesional kenapa ada bunga adalah karena untuk kompensasi waktu, dikarekan ada konsep time value of money seperti kata guru gembul uang di jaman skrg nilainya lebih kecil dibanding masa mendatang. Sedangkan di ekonomi syariah, mengganti konsep itu jadi economic value of time yg mana menyataan waktulah yg memiliki nilai ekonomi bukan uang yg memiliki nilai waktu. Jujur saja konsep2 ekonomi islam begitu normatif sehingga lebih menitik beratkan pada lingkup individu (mikro), sedangkan masih kurang sekali konsep2 yg lahir di lingkup yg lebih luas (makro), yg mereka yakini jika dari sisi mikro tercipta manfaat, maka akan berefek juga pada sisi makro. Bicara soal riba, saya setuju dengan ucapan guru gembul, bahwa bunga jaman sekarang bukan berarti riba, karena asumsi yg dibawa oleh teori ekonomi islam adalah orang yg meminjam = orang miskin, padahal di zaman modern ini banyak individu/perusahaan yg tidak mau mengeluarkan uang pribadinya, lebih memilih untuk menggunakan uang hasil pinjaman, disisi lain peminjam juga sudah dipastikan memiliki pinjaman karena aturan 5c pada kredit bank. Gagasan gagasan ekonomi syariah jaman sekarang cukup berkembang, namun prakteknya hanya memodifikasi ekonomi konvensional, bisa dilihar dari praktek bank, acuan dari tingkat bagi hasil itu masih berdasarkan tingkat bunga yg ditetapkan oleh bank central, padahal dari sisi akad mereka bentuknya mudhorobah yaitu pemodal (bank) dengan pekerja (peminjam) harusnya bank syariah memiliki standar lain untuk menentukan tingkat bagi hasil berbasis kinerja dari peminjam. Sehat2 terus guru gembul, semoga semakin memberikan manfaat.

Penjelasan Masuk akal banget dan saya setuju, bagi yg ngg setuju ya ngg papa biasakan berpikir beda itu wajar

Saya pilih yg aman...bunga bank tetap riba. Semoga kita diberi kekuatan dan kesabaran. Aamiin

Guru Gembul sangat cerdas n logis... Luar biasa argumentasi n narasinya... !!!

Tak hanya membeli waktu, keamanan, sistem, jasa, kepercayaan dsb. Juga termasuk di beli. Mantap pak GG

Bisa diskusi dan berdebat dalam suasana kebatinan yang akrab dan situasi yang bebas memang enak yaa..... Mari kita syukuri kebebasan ini 👍

Setiap jaman selalu ada pembaharu,salah satu pembaharu cara berfikir yg komprehensif dijaman ini salah satunya adalah pak guru ini...bravo selalu

Saya senang mengikuti channel ini. Sesekali dibuka live untuk tanya jawab. Satu lagi, saat pemaparan, disebutkan pakar2 dan referensi yg berpendapat demikian, biar semakin ilmiah.

Momen ketika lu mengimani al Qur'an, gak cuma menghafal nya

Izin pak guru gembul.semoga nanti ada video bertopik Fokus perbedaan antara : Riba dan Mudharabah secara lebih spesifik dan rinci 🙏🏻

Semoga ustadz bisa mendirikan lembaga keuangan yg benar-benar syar'i,,

Guru Gembul salah satu orang waras yg berani bersuara 👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼

Orang yg cerdas bila berhutang digunakan untuk hal hal yg produktif bukan untuk konsumtif 😀 makanya orang kaya terus berhutang dan akan terus kaya raya karena mereka memutarkan dana pinjaman itu. Sederhana bukan?

Kenapa orang islam sekarang bilang ini itu haram tapi gk bisa cari solusi penggantinya??😪

Itulah pentingnya sikap qona'ah dlm hidup, banyak pengusaha2 yg memulai bisnisnya dari uang seadanya tanpa modal pinjaman bank dan bs sukses, intinya sukses atau tidaknya usaha kita bukan pada besarnya modal, tp ada pada skill kita dlm perniagaan, bs membaca peluang, manajemen keuangan yg baik, dan yg terpenting ketaqwaan kita kepada Allah agar usaha kita berkah dan jd ladang ibadah, yg mana itu semua bs kita raih dgn belajar baik dr literasi maupun pengalaman

11.10 Menurut saya, justru konsep time value of money dalam ekonomi modern itulah yang ditentang oleh sistem syariah, karena menyebabkan kesenjangan antara sektor finansial dan sektor riil.. Dalam menganalisa perbandingan sistem keuangan syariah dan konven, tidak cukup dengan hanya membandingkan sistem bunga dan sistem bagi hasil saat ini saja, tapi perlu juga mempelajari produk2 turunan perbankan konvensional yang berpotensi menyebabkan bubble ekonomi dan eksploitasi oleh kaum kapitalis (seperti anjak piutang, money market dsb, yang mana semua adalah dampak dari penerapan sistem bunga ribawi) Cek juga ketika kondisi krisis moneter, ketika bunga konven melambung hingga 60% per tahun, bunga bank syari'ah tidak setinggi itu karena bank kesulitan mencari alasan menaikkan fee bagi hasil saat ekonomi riil jatuh.. (meskipun prakteknya tetap fee bagi hasil naik karena perbankan masih kurang komit menjalankan syariat, tapi konsep bagi hasil dapat menghabat keserakahan kapitalis).. Imho

Pak guru mw usul nih. Bagaimana jika pak guru gembul menghadirkan 1 Narasumber yg pemikirannya kontra dengan pak guru gembul supaya kami para pemirsa tidak cuma mendengar pendapat dari satu pandangan aja

Bank syariah - nasabah nyimpen duit ga ada bunga'y - nasabah pinjam duit ga ada bayar lebih'y PERTANYAAN - karyawan'y d gaji pake duit dr mana ?! - biaya operasional'y pake duit dr mana ?!

Semoga masih dibaca komentar ini... Menurut saya bukan karena waktu dan ruang yg jadi komoditas saat ini... Melainkan uang itu sendiri yg tidak memiliki nilai... Sehingga akar dari riba nya bukan di waktu atau ruang itu... Melainkan di uang itu sendiri... Benar sekali saat ini kita tak bisa menabung dengan harapan akan membeli produk 10 atau 20 tahun lagi karena nilainya akan berubah... Jadi menurut saya bunga bank itu tetap riba... Bukan karena waktu yg harus saya bayar tapi karena nilai uang itu yg berubah,.nilai Uang yg sesungguhnya tak akan mampu diubah atau sangat sulit diubah oleh waktu... Buktinya pada saat pemuda gua yg tertidur dalam 300 tahun...

Walaupun bank syariah lahir dengan banyak kekurangan bukan berarti kita memusnahkan tapi harus terus diperbaiki sistemnya

Bunga Bank Syariah itu lebih tinggi karena pajak yang mereka harus bayar bisa jadi dobel. Misalnya, hutang konsumsi, bisa dibuat pakai akad murabaha (jual beli) dobel, antara penyedia barang dengan bank, dan antara bank dengan nasabah. Karena ini dihitung sebagai 2 kontrak jual beli, maka pajaknya jadi dobel. Itu kenapa jadi lebih tinggi bunganya. Memang masalah keuangan syariah itu sangat kompleks, karena keuangan/ekonomi syariah dalam parktiknya tetap harus berfondasi pada ekonomi dunia yg landasannya bukan syariah. Makanya banyak produknya yang mau tidak mau mereplikasi produk konvensional. Kemudian, mereka melakukan financial engineering untuk mengutak utik akad2 apa yang bisa digunakan untuk mereplikasi produk tersebut. Jadi, akhirnya mereka fokus pada form over substance, fokus pada halal/haramnya produk saja, tapi tidak peduli apakah substansi produk tersebut islami atau tidak. Ekonomi syariah itu suatu utopia, yang tidak akan mungkin bisa tercapai. Daripada membuat produk2 ‚syariah‘ yang hanya fokus pada halal/haram saja, tapi esensinya sama dengan produk2 konvensional, akan lebih baiklah kalau mekanisme keuangan yang dibuat itu memberi manfaat yang nyata untuk masyarakat dan lingkungan hidup.

Berarti suatu perihal masalah harus selalu diinterpretasikan sesuai dengan situasi dan kondisi serta jangan membandingkan apa yang terjadi pada masa lalu dengan masa sekarang karena masalahnya berbeda sistem dan konsep sehingga bentuk pemecahan masalahnya harus menyesuaikan sudut pandang masa kini meskipun masa lalu bisa jadi catatan sampingan untuk intepretasi baru untuk masalah pada masa kini juga.

Butuh beberapa kali sy menonton sebelum menetapkan subscribe. Alhamdulillah ada chanel yg spt ini Membuka hati dan pikiran

Gara2 om ded saya mulai banyak nontonin vido pak guru 🙏🙏🙏 saya telat info dan ilmu. Saya salah 1 penggemar cak Nun dan saya menemukan bnyk kemiripan ilmu yg pak guru gembul sampaikan dgn yg can Nun sampaikan.trmksh pak guru 👍👍

kayaknya bahas pay later atau dompet" baru lainnya seru juga Guru

Khayalanku sih selalu saja begini: Seandainya saja lebih banyak orang yang berpola pikir seperti pak Gembul. Tenteram dan damai dunia ini. 😊

Penafsiran bagus dan sangat bisa diterima oleh manusia yg mau berpikir secara sehat. Sayang sekali ada banyak umat yg sudah disesatkan oleh dalil dan doktrin yg sangat kaku. Seandainya mereka mau menggunakan anugerah Allah yang luar biasa yg dianugerahkan kepada setiap umat manusia. Yaitu : Akal Budi dan Hati Nurani.

Salam wr wb, Walau video lama, namun temanya masih terus hangat. Ada cabang ilmu baru bernama Ekonofisika (Econophysics) yg mulai mencuat di awal tahun 2000an, meskipun sudah mulai lahir di 1995. Transaksi ekonomi pada dasarnya pertukaran (barter/trade) antara 2 kuantitas energi atau materi. Dari sisi sejarah, manusia mulai melakukan barter benda dengan benda (binatang dengan tumbuhan) misalnya ikan dengan ayam, ayam dengan sayuran dsb. Mengingat Energi setara dengan materi, maka pertukarannya (baik energi maupun materi) haruslah sama. Di sekolah lanjutan sudah diajarkan Hukum kekekalan energi yang juga berbanding dengan materi. Dari sini: - Energi (materi) tak dapat diciptakan (oleh manusia) dan tak dapat dimusnahkan - Energi/materi bisa dibagi-bagi sebagai porsi yang lebih kecil - Energi/materi bisa didistribusikan Apa hubungannya dengan pembicaraan Riba di atas? Contoh: Jika seseorang ingin membeli rumah yang harganya Rp 1 M dan pergi ke bank konvensional, maka calon pembeli rumah sebenarnya tak perlu menyebutkan utk apa uang yang akan dipinjamnya ke bank, yang penting pinjam sekian bunga sekian jangka waktu sekian lama, serta jaminannya sudah ada (kecuali PNS/TNI/Polri dengan SK-nya. Ini berbeda dengan bank syariah yang harus detail, apakah benar uang tersebut untuk membeli rumah atau lainnya (produk/bisnis non Halal). Ada peraturan di RI yang tidak membolehkan lembaga bank memiliki bisnis langsung, berbeda denngan di luaran. Ini menjadikan bank syariah melakukan perubahan akad pinjaman uang dikembalikan uang yang berlebih, menjadi penjualan barang/produk/Rumah secara cicil dengan tempo tertentu. Menjual barang secara cicil diperbolehkan dalam islam dengan tidak ada ketentuan prosentase margin. Untuk ini keuntungan penjual sudah ditentukan di awal dan tidak ada denda jika terlambat pembayaran, berbeda dengan konvensional. Untuk kasus konven (pinjam uang bayar uang lebih), ketentuan margin ditentukan dari awal berdasarkan % bunga. Penjelasan GG tentang % bunga yg ditambahkan sesuai dengan waktu mengikuti konsep time value yg dalam Islam dilarang. Perbedaan sederhananya: Konven menambahkan harga pada uang (yg bukan komoditas, tp alat tukar) dan Harganya sudah fix di bbrp tahun ke depan, sementara Syariah menjual komoditas dengan harga lebih karena dicicil sekian tahun. Setelah sekian tahun lunas, harga rumah yg dicicil bebas dijual berapapun harganya. Terkait dengan emas sebagai alat tukar universal, itu sudah bukan lagi perdebatan. Sudah fix teruji beribu tahun: sebagai alat tukar, sebagai lindung nilai, sebagai pengukur nilai. Konsep ini tak perlu didebatkan lagi. Dapat kita lihat mata uang Rp yang berubah2 setiap tahunnya dan terus merosot. Contoh: Tukang bangunan digaji Rp 100k tiap hari dpt selama beberapa tahun. Namun harga beras naik rata-rata Rp 500 pertahunnya dengan dalih inflasi (disinilah riba itu berperan). Ditahun awal si tukang digaji (tahun 2020 masih dapat Rp 10k/kg beras, berarti per hari dapat 10kg), jika kesepakatan si tukang digaji dengan beras , maka sampai puluhan tahun tukang akan dapat 10 kg per harinya. Berdasarkan sistem bunga bank dan inflasi, setelah 3 tahun bisa jadi si tukang masih Rp 100k / hari, yang notabene di tahun 2023 harga beras 12k-13k perkilogramnya. Kerjanya dan waktunya sama tiap hari, tp nilainya berubah. Seyogiyanya tukang bisa membawa beras 10kg perhari, namun di tahun ketiga hanya bisa dapat 8 kg / harinya. Terus 2 kg nya kemana? Inilah produk turuan sistematik dari RIBA itu. Jadi bukan sekedar masalah pinjam 10 bayar 15 dalam rentang waktu tertentu. Pemerasan ini berlaku secara global dan sistematis serta bukan karena kelangkaan semata (yg sangat mudah dikontrol oleh pihak berwenang). Mari kita baca Surah al Kahfi, mereka menggunakan wariq (uang perak/dirham) untuk membeli makanan di pasar yang sekalian sebagai timestamp sejarah. Apa jadinya uang kertas/crypto setelah 300/309 tahun digenggam? Tambahan lagi, mereka ada 3/5/7 orang dalam gua tersebut. Misal ada 3 orang dan nilai wariq/dirham setara saat ini Rp 72k (2023), maka 1 dirham dibagi 3 orang, maka dapat Rp 24k per orang. Ini harga 1 porsi makanan yg tinggi/mewah saat ini secara umum. Misal ada 5 orang dan nilai wariq/dirham setara saat ini Rp 72k (2023), maka 1 dirham dibagi 5 orang, maka dapat Rp 14an k per orang. Ini harga 1 porsi makanan yg lumayan/sedang saat ini secara umum. Misal ada 7 orang dan nilai wariq/dirham setara saat ini Rp 72k (2023), maka 1 dirham dibagi 5 orang, maka dapat Rp 10an k per orang. Ini harga 1 porsi makanan yg sederhana saat ini secara umum. Saat ini MUI telah menfatwakan (Nov 2021) terkait Hukum Uang Crypto, dimana yg diperbolehkan adalah yang memiliki Underlying. Jadi, 1 coin X harus memiliki underlying atau project real, bahkan diback up dengan komoditas tertentu. Maaf atas segala kekurangan WWallahu a'lam

Wajar guru gembul cepat tumbuh channelnya.. Semangat bang membuat umat semakin maju dan berkembang. Kritis dan berfikir jgn mau telan ilmu bulat2 tanpa berfikir kritis bermuhasabah

Jadi ingat sama Ayahku yang seorang bankir, semoga apa yang dinafkahkan pada kami sekeluarga atas ridho Allah SWT, bersih & halal. Begitu juga nafkah yang kuberikan kepada keluargaku kelak. Aamiin

penjelasan pk guru memang luar biasa, sya bru nggeh dg analogi n analisa beliau,,, sukses terus berbagi kebaikan, salam dari kalbar

konsep yang mengkonversi jadi emas itu menarik sih, karena emas bisa melawan inflasi jadi supaya ga ribet untuk hutang-hutang dalam jangka waktu yang lama bisa dalam bentuk satuan emas, pemberiannya bisa tetap uang tapi disetarakan dengan sekian gram emas

Kalau saja pimpinan besar kita adalah orang orang seperti pak guru gembul saya yakin negara ini menjadi negara Indonesia.

Akhirnya.... Nuhuuuuu...n pak guru atas pandangannya tentang bunga bank, prinsip saya selama ini sbg pengabdi sametan. Selama saling menguntungkan, penerapan bunga yg wajar sesuai ketentuan serta penggunaan dana yg d dapatkan tdk melanggar hukum syariat dan hukum negara maka tdk ada rasa berdosa ketika saya harus bekerja sama dg bank.

KARATERISTIK TAMBAHAN DISEBUT RIBA Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya sifat tambahan dikatakan riba, maka kita harus merujuk bagaimana riba itu di masa Nabi. Di zaman Nabi riba adalah bunga yg terjadi waktu tempo pelunasan (dimunculkannya bunga stelah transaksi sdh berjalan) dengan penekanan atau penindasan orang yang tidak mampu bayar. Jika tidak bisa melunasi, ia dikasih penundaan pembayaran tapi dengan syarat adanya bunga, yg BERLIPAT GANDA TANPA BATAS. Disinilah diantaranya letak kezaliman tersebut. و حَدَّثَنِي مَالِك عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ أَنَّهُ قَالَ كَانَ الرِّبَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ يَكُونَ لِلرَّجُلِ عَلَى الرَّجُلِ الْحَقُّ إِلَى أَجَلٍ فَإِذَا حَلَّ الْأَجَلُ قَالَ أَتَقْضِي أَمْ تُرْبِي فَإِنْ قَضَى أَخَذَ وَإِلَّا زَادَهُ فِي حَقِّهِ وَأَخَّرَ عَنْهُ فِي الْأَجَلِ "Telah menceritakan kepadaku Malik dari Zaid bin Aslam ia berkata; "Riba jahiliyah ialah seseorang memberikan pinjaman kepada orang lain dalam jangka waktu tertentu. Lalu jika telah jatuh tempo, dia berkata; 'Apakah kamu mau membayar sekarang atau memberikan bunga? ' Jika dia membayarnya saat itu, maka dia akan mengambilnya. Namun jika tidak, hutangnya akan bertambah dan dia akan mengakhirkan pembayarannya pada lain waktu. " (HR MALIK 1180, SHAHIH) Jadi letak illat tambahan disebut riba bukan pada adanya bunga, juga bukan pada ada atau tdk kesepakatan bunga awal, tetapi mengandung kezaliman atau tidak. Bahkan bila tanpa ada transakasi muamalah (tak ada bunga) pun, bisa tergolong riba bila terdapat kezaliman. عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص ِلاَصْحَابِهِ: تَدْرُوْنَ اَرْبَى الرّبَا عِنْدَ اللهِ؟ قَالُوْا: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: فَاِنَّ اَرْبَى الرّبَا عِنْدَ اللهِ اِسْتِحْلاَلُ عِرْضِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ. ثُمَّ قَرَأَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّ اِثْمًا مُّبِيْنًا. ابو يعلى Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para shahabat, “Tahukah kalian sebesar-besar riba di sisi Allah ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sebesar-besar riba di sisi Allah ialah menganggap halal (menjatuhkan) kehormatan orang Islam”. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat : Walladziina yu’dzuunal-mu’miniin wal mu’minaati bi ghairi maktasabuu fodihtamaluu buhtaanaw wa itsmam mubiina [QS. Al-Ahzab : 58] (Dan orang-orang yang menyakiti orang mukmin laki-laki dan orang mukmin perempuan tanpa kesalahan yang mereka lakukan, maka sungguh mereka telah berbuat buhtan (kebohongan) dan dosa yang nyata). [HR. Abu Ya’la, para perawinya perawi shahih] Nahk karakter riba tsb adalah menzalimi, yakni adhlafan mudhoafah يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَاْكُلُوا الرِّبٰٓوا اَضْعَافًا مُّضٰعَفَةً ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۚ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba yang berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (Ali Imran : 130) Dari dalil-dalil tsb karakteristik tambahan yg tergolong riba di masa Nabi adalah: 1. Bersifat menzalimi fihak lain. (hadits pertama menjelaskan illat riba yakni kezaliman) 2. Akad awal waktu transaksi tanpa bunga. Timbul bunga sebab penghutang tdk mampu melunasi, sehingga penghutang TERPAKSA menerima syarat baru berupa bunga sebagai imbalan tempo pelunasan. (hadits kedua) 4. Bunga tersebut bersifat adh'afan mudho'afah, berlipat ganda. (Qs.3:130) Sedangkan tambahan yang tdk bersifat zalim hukumnya boleh: عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ قَالَ مِسْعَرٌ أُرَاهُ قَالَ ضُحًى فَقَالَ صَلِّ رَكْعَتَيْنِ وَكَانَ لِي عَلَيْهِ دَيْنٌ فَقَضَانِي وَزَادَنِي Dari Jabir bin 'Abdullah berkata, "Aku datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau berada di masjid -Mis'ar berkata, "Menurutku Jabir berkata, 'Saat waktu dluha.'- Jabir bin 'Abdullah berkata, "Beliau bersabda: "Shalatlah dua rakaat." Ketika itu beliau mempunyai hutang kepadaku. Maka beliau membayarnya dan memberi TAMBAHAN (bunga) kepadaku." (HR. Bukhari) facebook.com/100032755968038/posts/pfbid0mPTABaeTGJqQ17UhPpo9JHUKCZopptWQXVemEv6uNrx2wNpcdD4JWgEhqjwidfATl/

Paling suka nih sama video guru gembul yang ini, biar pada tercerahkan orang2 yang pikiran nya ketutup banget

Karena sejatinya Al-Qur'an memang pedoman hidup, semua peraturan dan hukum-hukumnya bisa dibenarkan secara sains, etika dan kemanusiaan. Itulah pentingnya agama bukan hanya sekedar ibadah kepada Tuhan, karena Tuhan pun memberi pahala lebih banya untuk orang yang bersedekah daripada orang yang sholat, karena sedekah itu bermanfaat untuk orang lain, sedangkan sholat hanya diri sendiri yang mendapat manfaat Edit: karena pada salah paham saya bukan mau berdebat ya! Disclaimer (TIDAK TIDAK BERMAKSUD MEREMEHKAN PAHALA SHOLAT!) Cuma mau meluruskan aja, saya hanya ingin menyampaikan bahwa Al-Qur'an itu sebegitu mulia sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain juga bukan hanya diri sendiri, kita semua tau sholat itu wajib tapi kenapa kalau saya bilang pahala sedekah lebih banyak ada yang tidak setuju? Kan emang gitu Apakah karena pelit?...eh maaf Yassalam

Jadi kembali lagi ke hal yg pernah pak guru bahas, Inflasi hanya dijadikan "alasan pembenaran" atas bunga bank

Jazakallah... kritis mencerahkan... blm pernah saya temukan pembahasan spt ini

Ijtihad sy... bunga bank TETAP RIBA ... HARAM bagi kita umat Islam

Terima kasih guru gembul...it's good information 🙏🙏

Sunahnya hadist bukhori "tidak terbantahkan Sama sekali", 7:05 Hadist shohih bukhori dan muslim di lingkungan islam zaman dulu sampai zaman now sudah seperti Quran ke-2.. 😭😭 Dan hampir setengahnya di riwayatkan dari Abu Hurairah (bapa si anak kucing).

Ingat setiap yang orang yang mengikuti pendapat anda . itu akan menjadi tanggung jawab di akhirat kelak .

maju tak gentar pak guru, terima kasih byk ilmunya 👍

sangat sepakat, semakin maju zaman, semakin berharga ruang dan waktu mengingat jumlah manusia yg terus bertambah dgn pesat. orang yg fanatik sm mata uang dinar kebanyakan itu karena menutup diri gk mau belajar atau gali info mengapa dinar gk kepake, hanya mengambil sedikit literasi aja. padahal banyak fakta sederhana yg jadi jawabannya, sperti, 1. jumlah emas di muka bumi beda2, jika mata uang fokus ke emas, maka yg kaya hanya negara trtentu, yg tentu saja akan menghancurkan ekonomi dunia, 2. negara arab yg sejatinya pengguna dinar, merubah mata uang mrk ke riyal dll, karena lebih banyak pro dan menghindari resiko2 yg ada request pak guru tolong bahas kebiasaan orang muslim mengkotakkotak kan, dan menghitam putih kan hukum dlm islam, padahal faktanya hukum islam itu selalu berdasarkan diri kita dan situasi yg ada. org muslim kebanyakan cuma mau tau simplenya aja, cuma 2 pilihan ini boleh apa nggak, ngga mau mikir situasinya, hukum islam jadi di simplifikasikan, padahal jika kita lihat pengharaman sesuatu dalam islam itu karena value nya itu baik atau tidak. nah value sesuatu kan bisa berubah2, seperti musik bisa halal jika digunakan dengan tujuan baik, membantu anak belajar, merilekskan dokter saat operasi dll, bisa juga jadi haram jika mengajarkan keburukan. bahkan makan babi pun yg sangat diharamkan bisa jadi halal jika situasi mengharuskan. ini yg kebanyakan org muslim gak tau, ada variabel "jika" saat menentukan haram dan halal, bukan mutlak haram dan haram saja .

Pak guru klo gk keberatan tolong bahas tentang investasi saham, serta trading binary option, baik secara ilmu ekonomi dan agama 🙏🙏🙏.

sama kaya leasing, ngasih acc kredit motor harus di survey dulu. Dilihat dari kondisi ekonomi, pekerjaan, jumlah tanggungan keluarga. Kalau ga memenuhi gakan bisa itu mengajukan kredit motor.

tetap harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini, karena balasannya akan kita dapatkan nanti di akhirat. Semoga Allah senantiasa menunjuki kita ke jalan dan pemikiran yang benar.

Pak guru bahas ekonomi lagi pak guru seputar esport dan ekonomi digital

saya juga berpikir riba yang dibicarakan rasulullah itu pinjaman yang akan merugikan pihak peminjam terutama pihak miskin, prakteknya seperti pinjol dimana peminjam bisa merasakan kerugian materil dan immaterial. Sedangkan kalo bank commercial mereka cuma mau meminjamkan ke orang yang pasti bisa bayar hutangnya berserta bunganya terutama orang kaya dan biasanya uang pinjamanya itu digunakan untuk ternak uang lagi, jadi tidak ada yang dirugikan dan malah menguntungkan keduabelah pihak.

saya setuju dengan beberapa penjelasan pak Guru Gembul tentang inflasi dari barang atau uang yg dipinjam bisa berubah nilainya. Cuma kalo kita bertransaksi dengan akan hutang tetap gak boleh ada syarat tambahan atau manfaat dari barang yg dipinjamkan. Boleh meminta tambahan setelah beberapa tahun pengembalian dengan akad damai (shuluh) yg hanya boleh dilakukan oleh Pemerintah. itu setahu saya

Kritis, jangan hanya " wah ini keren, sy suka ini". Ada 2 hal yg sy kritik: 1. Penyebab keharaman bukan hanya riba tapi ada banyak, salah satunya ghoror(ketidakpastian/ketidakjelasan). "Membeli waktu", jika membeli waktu maka hukum muamalah pada jual beli waktu tersebut harus juga diterapkan. Apakah jual beli waktu itu riba? Jelas tidak. Tapi apakah jual beli waktu itu ghoror(tidak pasti/tidak jelas) sy sangat yakin iya. Dengan alasan, apakah waktu itu bisa dikembalikan ke penjualnya? Apakah waktu itu bisa dijual kembali? Apakah waktu itu bagian jual beli benda/jasa? Jika benda, mana bentuk fisiknya?. Jika jasa, mana hasilnya? 2. Suka sama suka tidak menjadi penghalalan suatu transaksi. Contoh, sy jual narkoba ke si a, sy ridho dan si a juga ridho membelinya. Siapa di sini yg berani mengatakan bahwa jual beli ini sah dan halal? Sy kira tidak ada, karen apa? Karena narkoba itu haram, menjual belikan barang haram walaupun dengan suka sama suka tetap tidak membuatnya menjadi halal. Dan transaksi riba, walaupun dilakukan suka sama suka, karena akadnya dibangun di atas akad yg riba, maka dia tetap riba dan tentunya riba itu haram walaupun mereka saling ridho.

Kata kuncinya "Ijtihad". Dengan ijtihaj kita tidak mudah menjustifikasi apa yang haram. Karena tetap ada perbuatan haram yg diperbolehkan, yaitu main Harambol.

Dengan "ijtihad" hidup lebih maju dan tenang

Alhamdulillah... pendapat pak guru Gembul 100% cocok dengan yang saya pahami,termasuk bank syariah.

saya sejak kecil udah praktek "membeli waktu", misalnya ketika main ke warnet. Ketika billing udah mau abis tinggal chat ke operator warnet-nya : "bang tambah waktu"

Pembahasannya ok, thumbnail nya juga niat. Pak kenapa kalo buat thumbnail bisa unik sih

backsoundnya asiik banget guru wkkwkwk

Di sini pak Guru tidak menjelaskan pada zaman Rosulullah "Uang" saat itu adalah Dinar sebagai alat tukar atau jual beli. Dinar terbuat dari emas, sama juga dengan zaman Romawi. Nilai emas adalah tetap, maka Riba kalau dilebihkan. Kalo zaman sekarang currency yg dijamain oleh setiap negara dan nilainya naik turun tergantung kestabilan negara tersebut. Dan kita ngg mungkin pada zaman sekarang mengganti emas sebagai mata uang, karena nanti wilayah atau suatu negara yg memiliki cadangan emas yg sangat banyak akan menguasai dan itupun akan habis bila terus diexplrorasi. Bagaimanapun pak Guru Hebat menjelaskan Riba yg sangat proporsional

Alhamdulillah...pencerahan yg sangat bermanfaat

Ternyata penjelasan itu bergantung seberapa baik pengantarnya!

Gus Dur pernah bilang bunga bank itu bukan riba, sempat bingung dan terjawab di menit 12.00 Trimakasih guru Gembul Koreksi jika salah.

SEMAKIN MENDENGAR SEMAKIN BANYAK YG BISA KITA PETIK DARI GURU. TERIMAKASIH.

Barakallahu Guru Gembul, semoga senantiasa Istiqomah dalam mencerdaskan ummat.. 🙏

Saya mantan bankir selama 20 tahun, dan saat ini saya sudah resign dari bank. Alasan utamanya karena takut harta yg saya peroleh adalah RIBA. Alhamdulillah, setelah saya resign, saya merasa lebih tenang dan bahagia, meskipun secara finansil, mengalami penurunan. Ternyata rasa tenang dan bahagia itu tidak melulu karena harta yg berlimpah. Terima kasih pa guru atas perspektif lain yg pa guru jabarkan. Sehat selalu pa guru, teruslah memberi wawasan dan ilmu, meski beda cara pandang.

Sampai saat ini saya masih setuju dengan pemikiran Pak Guru Gembul.Bank Syariah dan bank conventional itu hanya beda nama saja....

Sekedar berbagi pemikiran: Perbedaan sistem ekonomi syariah dan ekonomi modern saat ini terletak pada sistem bunga yang memungkinkan terjadinya penciptaan uang atas suatu aktifitas ekonomi yang tidak menghasilkan nilai tambah (misal: pada kredit modal kerja, walau terjadi kerugian jumlah bunga yang harus di bayar tidak menyesuaikan) dan ini mendorong supply uang melebihi kebutuhan aktifitas ekonomi yang mendorong inflasi. Selain itu memungkinkan pembiayaan atas aktifitas yang tidak memiliki sumbangan terhadap ekonomi rill (contoh: efek beragun aset berupa surat partisipasi, ini mendorong krisis global 2008). Hal2 yang di sebutkan diatas mendorong tindakan spekulatif yang merugikan orang banyak. Ini lah yang paling merugikan dari sistem bunga, yaitu dampak jangka panjang. Ini lah kenapa sistem bunga di haram kan pada mayoritas Ulama, ulama dalam mengeluarkan fatwa pasti sudah mempertimbangkan dan menelaah pendapat dari para ekonom. Sedangkan pada ekonomi syariah dilarang aktifitas seperti ini dan mencegah aktifitas spekulatif walau tidak bisa meniadakan. Dalam sistem ekonomi syariah sendiri memang dalam mengakselerasi ekonomi sangat tergantung pada kemampuan pebisnis dalam ekonomi rill dalam menciptakan nilai tambah tambah dalam ekonomi. Yang tentu saja akan lebih lambat dari sistem ekonomi modern saat ini yang lebih mudah dalam mengakselerasi supply uang ke dalam ekonomi bila dibutuhkan. Sebenarnya perbankan syariah itulah sumbangan nyata dari pemikiran ekonomi dari umat Islam. Apakah sudah sempurna? Tentu saja butuh waktu puluhan tahu, hingga ratusan tahun untuk mapan. Bahkan sistem ekonomi modern yang mendasarkan pencipta uang dari mekanisme hutang yang berbunga juga butuh ratusan tahun untuk mapan seperti ini Pendapat saya juga merupakan proses pembelajaran sehingga pasti tidak sempurna, bila ada kesalahan mohon maaf ya

Ini ssuai yg di jabarkan gus baha pak guru 👍,,matap

Btw jadi inget dosen saya dia S3 nya juga seputar ekonomi syariah pak dia pernah bilang hal yang serupa "Bank syariah itu sama aja kok sama bank konvensional, cuma istilah2nya aja yang di ubah jadi berbau islami" wkwk

Ada yang bilang, praktek judi juga itu tidak haram. Selama, meskipun kalah orang yang berjudi tidak berubah nasibnya. Ada orang yang punya kekayaan 1 milliar, tapi uang yg dibuat judi 10 juta & kalah. Orang yg berjudi & kalah tidak akan langsung jatuh miskin.

Kuliah di prodi ekonomi syariah , hampir semua kajian merupakan bentuk dr bantahan dr sistem ekonomi konvensional . Tp sama skli tidak memberikan penawaran untuk sistem ekonomi yg benar" berbeda .

Alhamdulillah Akhirnya ada yang speak up jg Terima kasih Mas, saya jg selalu sudah dari dulu berpendapat seperti itu