Era Prabowo, Kenapa Militer Indonesia Incar Pesawat Tempur Bermesin Ganda? 

Bagaimana dengan program kerja sama dengan korsel

saudara semua g usah bnyk ceriita dgn rakyat yg buduh tw ap guna beli TDK d gunakan pulau natona bsa d curi org asing

Beli 42 Rafale kena $8.1 miliar.. klo 100 kenapa berapa tug, ga bakal kuat. Blm lg membangun fasilitas lini perakitan di PT DI, ane ga yakin anggaran sanggup

lah kan bertahap min knp gk sanggup drpd beli f15 hargamya saja 100 T lebih​@@AnalisisMiliterIndonesia

​@@AnalisisMiliterIndonesiadaripada buat makan siang gratis yang aroma korupsinya sangat kentara

@@AnalisisMiliterIndonesia 42 Rafale = 8,1 M USD.. 24 F15EX = +/- 13 M USD.. 32 F15EX = +/- 19 M USD.. Jika pembelian hanya berdasarkan kemampuan teknis pesawat maka Rafale adalah pilihan paling logis untuk ditambah.. Tetapi.. Kita semua paham kenapa Indonesia masih mempertimbangkan membeli pespur Amerika.. Yaitu tuntutan menyeimbangkan neraca perdagangan kita dengan Amerika, kalau nggak mo beli maka fasilitas kemudahan eksport akan dicabut.. Celakanya mereka yg tentukan apa yg boleh dibeli.. Kita cuma dikasi pilihan antara F15EX, F16 Viper atau F18SH blok 3, selebihnya (F35) tidak boleh.. Alias dengan kata lain, di PAKSA coy.. 😂😂😂 Susahnya melawan preman dunia.. 😂😂😂😂😂

Setuju

Klo masalah kecepatan ga jauh beda sih.. pesawat tempur mesin ganda kek Rafale, F-15EX serta jet tenpur mesin tunggal kayak Gripen E/F dan F-16 Block 72 viper, itu semua sama sama bs terbang dgn supercruise kok.

Mig 31 saja mntb tuh kalau dijual walau jadul😂😂😂

Coba indonesia beli mig31 rusia bakal mntb tuh

​@@laskarpelangi6094buat apa beli pesawat tua bangka😂😂

​@@laskarpelangi6094 trus setiap kali Rusia memulai perang baru hasilnya Sukro Indonesia harus mangkrak di hanggar lama kayak kena embargo gitu? 😂

@@Rafalef4 tua bangka kakek sugiono bro😀😀😀

Rusia saja tidak mau menjual Mig-31 ke kita Medio 2010an Rusia menawarkan Mig-35 dgn kapabilitas interception sedikit dibawah Mig-31 saja pihak kita emoh Ketahuan ngayal mabuk Mig-31 di kamar mandi

hadehh

Bukan nasalah canggih enggaknya tp faktor mesin engine double atau single

Asiap mas brother

Emang Indonesia mampu beli S-400?? Ada CAATSA langsung gelapan ekonomi Indonesia

Emang Indonesia mampu beli S-400 ? Kena CAATSA langsung gelapan ekonomi Indonesia, mau minta tolong china? 😂

Duitnya masih terbatas. Keknya Rafale blm akan bertambah, krn 42 itu jg udah sangat banyak bilandibandingkan dgn tradisi indonesia yg biasanya beli ketengan

Su-35 tidak bakalan lanjut Pemberitaan TASS bahwa perkataan dubes kita bahwa kontrak Su-35 belum batal cuma sekedar kata-kata diplomatis Medio 2010an kita pernah ngomong kontrak Kilo belum batal nyatanya tidak ada realisasinya sampai sekarang Mana ada kontrak alutsista yang batal setelah kita menemukan penggantinya kontrak yang batal dilanjutkan kembali Kilo berubah jadi DSME-209 Osa berganti jadi Starsreak Streguchy jadi PKR & NR Mana ada Kilo, Osa & Streguschy masuk inventori TNI. Su-35 bakalan bernasib sama

@@ekopurnomo4009 yoi... su-35 belum batal itu cuma HARAPAN rusia.. faktanya, kontraknya udah lama expired, dan kalau mau lanjut harus bikin kontrak baru dari NOL

Sama kek di kompleks RT/RW, warga biasanya lebih takut sama ODGJ yg bawa parang kemana mana, daripada penghuni kompleks yg ahli karate. Ahli karate meski jago gelut masih mikir normal, ya odgj bawa parang ya siapa yang berani

Satu sisi ya kemajuan, sisi lain ya beban berat.. dimana pesawat tempur bermasin ganda relatif lebih mahal biaya operasional dan maintenance nya dibandingkan pesawat tempur mesin tunggal

@@AnalisisMiliterIndonesia lalu apa anda lupa bahwa yang dipertahankan oleh Presiden terpilih ini nilainya jauh lebih mahal dari pada hanya sekedar mesin ganda/double ? bro semua negara waras itu tau bahwa pertahanan itu butuh biaya, dan itu mahal , itu sudah lumrah, saya lebih cocok menyebut negara waras dari pada negara maju

Ya asal sanggup aja sih menanggung biaya operasional, itu bagus.. ane dukung kok..

@@AnalisisMiliterIndonesia perbandingan nya begini bro, Korea Selatan , Singapore, dan juga Vietnam itu negaranya lebih kecil dari pada Indonesia , saya sudah sering keluar masuk ke negara yang saya sebutkan tadi ,untuk menjajaki bisnis (bukan pelesir atau jalan jalan) otomatis saya tau dan saya mempelajari kekuatan dan prospek serta daya potensi ekonominya di ketiga negara tersebut , dan SDA ke tiga negara itu tidak apa apanya jika dibanding dengan SDA dari Indonesia nah ke 3 negara yang saya sebutkan tadi itu saja mampu membiayai pespur bermesin ganda malahan jadi pespur kekuatan inti dalam angkatan udara mereka , nah masa sih secara logika Indonesia yang jauh lebih kaya dari ke 3 negara tersebut tidak mampu membiayai pespur dengan mesin ganda ? SDA KorSel itu kecil bro, apalagi Singapore malah ga punya bro, nah daratan saja KorSel dan Singpore se"UPRIT gitu bro... nah mereka itu kangkung saja impor dari sini bro, dari Indonesia , bahkan ikan Tuna saja mereka juga bergantung pada impor dari Indonesia, beras saja lebih mahal di sana dari pad di Indonesia... bayangkan.... kalo Vietnam masih ada lah dari pertanian mereka, berupa buah dan sayuran, TAPI kalo dibanding dengan daya potensi di Indonesia , jauh.....bro waktu covid saja negara mereka itu ampun ampunan bro..... masih jauh lebih unggul di kita, nah di kita ga terasa kalo lebih unggul karena jumlah rakyat Indonesia banyak, (ini yang masyarakat Indonesia lupa) tapi di mereka sudah jumlah luas daratan kecil, jumlah penduduk kecil ,ogah kawin (orang di sana ogah kawin bro....lebih senang kumpul kebo,karena ongkos kawin disana mahal bro, belum lagi harga sewa rumah, makanya lebih banyak tinggal di apartemen) nah kena hantam covid rakyatnya mati semua ya sport jantung itu pemerintahnya ,rakyatnya habis bro mereka itu cuma menang di teknologi saja, tapi kalo soal SDA dan luas wilayah itu kalah jauh dengan Indonesia, Indonesia jauh potensinya dari mereka , tapi ingat teknologi itu bisa dikejar , bisa dipelajari , hal ini lah yang banyak di lupakan oleh masyarakat Indonesia , kecuali ya kalo Indonesia ini SDA ga ada sama sekali, nah itu baru saya juga beranggapan bahwa Indonesia tidak akan mampu membiayai ongkos operasional alat alat perang seperti itu

​@@sejauhtimurdaribarat7085setuju dengan pendapat anda,bahwa kedaulatan suatu negara pasti mahal harganya

Penerapan Link 16 sebagai TDL TNI AU artinya akhir bagi pespur blok timur. US saja tidak mengizinkan Link 16 diaplikasikan ke Flanker

Ya mirage-2000 emang batal sih, tp mnrt saya pembeliannya paada awalnya jg bukan murni karena kebutuhan, lebih ke alasan politis. Dan beruntungnya batal

Saya lebih suka kena pancaran dollar atau emas batangan mas

Nyebur nyari bengkel di pantai selatan lah

HAWK-109/209 yang ada di skuadron 1 Pontiakan dan Skuadron 12 Pekanbaru, semuanya akan digantikan oleh Dassault Rafale mas. Untuk F-16 kita masih punya 10 F-16 EMLU dan 23 unit F-16 Block 25 upgrade yg kedepan bs saja di upgrade setara Viper. Jadi pembelian F-16 baru seperti Block 72 viper sebenarnya ga mendesak bgt

Hawk kemungkinan besar dipensiunkan. Wacana overhaul sendiri sudah dicoret untuk tahun 2025-2029 menurut channel sebelah F-16 dipindahkan ke wilayah Indonesia Timur yakni Biak & Kupang.

Baru sebatas rencana... Belum ada kontrak.. jd ya kita tunggu aja

@@AnalisisMiliterIndonesia menurut saya, Indonesia beli f15ex dulu baru jet tempur kf 21 boramae

@@andimuhammadrezamappangara5223 F-15EX kemungkinan di periode 2025-2029.. sedangkan KF-21 kalau jadi dibeli di periode 2030-2034

Dr perjanjian awal Indo bakal beli 50 unit KF21

Lunasin dulu tuh hutang😂😂😂,malu maluin

Su-35 technologynya banyak yg tertinggal

Pilot emang lbh mahal daripada pesawat tempurnya sendiri

You missed the point bruh. Ini bukan soal terbang di atas laut tp combat radius yg lebih jauh. Indo wilayah luas banget, “kebetulan” wilayah aernya luas

@@firmanardi4008 Kalau ditempatkan di Natuna, F-35A dengan tanki internal punya combat range cukup mendekati semenanjung Malaysia, dan bisa balik ke Natuna dengan sisa bahan bakar banyak, dan itu sudah bisa dijangkau F-35A kalau terbang dari Pekanbaru, jadi gak ada gap. Tapi ya, kamu betul, Rafale lebih jauh dibandingkan F-35, walaupun faktanya Indonesia menerbangkan F-16 yg combat rangenya lebih pendek dibandingkan F-35 atau Rafale dan gak ada yg terjun ke laut.