Tips Melakukan Wawancara, FGD, Observasi & Dokumentasi [Metode Penelitian Kualitatif] 

Baik Mbak Maria, silakan Anda putar ulang terkait dengan pembahasan FGD pada video pembelajaran ini...semoga dapat membantu...terima kasih... :)

Terima kasih Pak I Nyoman Murdiana, senang mendapat kabar video ini bermanfaat...semoga sukses dan sehat selalu...terima kasih... :)

Terima kasih Mas Sugi Joko, senang mendapat kabar video ini bermanfaat...terima kasih... :)

Terima kasih Mbak Yuni, semoga sukses selalu... :)

Aamiin...terima kasih Mbak Dwi, semoga sukses dan sehat selalu... :)

Terima kasih Mbak Veronika Manik, sangat senang mendapat kabar video ini bermanfaat...semoga sukses dan sehat selalu... :)

Terima kasih banyak Mas... semoga sukses selalu... :)

Terima kasih @Seli Gustia, senang sekali mendapat kabar jika video ini bermanfaat...semoga lancar dan sukses penelitiannya...terima kasih... :)

@Mbak Alvi Navisah, terima kasih banyak....semoga bermanfaat... :)

Baik Mbak Umam, pertama, ijinkan saya meminta maaf karena terlambat merespon komentar Anda; kedua, untuk kepentingan lama waktu observasi itu tergantung kebutuhan peneliti, jika peneliti merasa cukup dengan hasil observasinya, peneliti bisa menghentikan aktivitas observasinya...triangulasi adalah proses menkonfirmasi hasil wawancara dengan hasil wawancara, wawancara dengan observasi, wawancara dengan dokumentasi, observasi dengan dokumentasi...waktu yang dibutuhkan tergantung seberapa usaha yang dilakukan peneliti, jika peneliti sungguh-sungguh dan teliti, triangulasi tidak membutuhkan waktu yang lama...semoga dapat membantu, dan semoga sukses...terima kasih... :)

Aamiin...terima kasih Mbak @Milay Aisyah, senang mendapat kabar jika video ini bermanfaat...semoga skripsi Anda berjalan lancar dan lulus dengan segera...Terima kasih... :)

@Mas Kalih Bagus Aryana, terima kasih banyak...semoga bermanfaat... :)

Terima kasih Mbak Riska, semoga sukses selalu... :)

Waálaikumussalam warahmatullah...Baik Mbak Annisa, mohon maaf jika terlambat membalas pesan ini...Jika Judul Penelitian Mbak Annisa menjadi "Tingkat Kepuasan peserta PBI pada pelayanan di BPJS Kesehatan", maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena hendak melakukan generalisasi tingkat kepuasan peserta PBI pada pelayanan di BPJS Kesehatan. Jika Mbak Annisa hendak meneliti "Gambaran Kepuasan peserta PBI pada pelayanan di BPJS Kesehatan", maka tugas pertama Mbak Annisa adalah memberi penjelasan yang unik/khas pada latar belakang mengapa penting untuk meneliti hal ini. Dan Mbak Annisa harus memiliki kasus-kasus unik sehingga meneliti gambaran kepuasan peserta PBUI menjadi relevan/penting diteliti secara kualitatif. Jika metode yang digunakan kualitatif, wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dapat digunakan...semoga dapat membantu, terima kasih... :)

Waálaikumussalam warahmatullah...Baik Mbak Nopi, jika memang datang ke sekolah, hendak mewawancarai Kepala Sekolah, pada jam kerja/sekolah, dan situasi formal...saya menyarankan memakai pakaian yang formal...semoga membantu, dan sukses dalam penelitian...terima kasih... :)

Waálaikumussalam warahmatullah...Baik Ftr, yang pertama, ijinkan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena ada satu dan lain hal, pesan Anda baru kami balas...terkait dengan komentar dan pertanyaan Anda. Berarti sekarang Anda sudah bisa mendatangi informan, tentang berapa jumlah informan yang harus diwawancarai maka Anda harus memahami pertanyaan, dan tujuan penelitian Anda. Hal utama dalam menentukan informan dalam peneitian kualitatif adalah informan-informan tersebut mampu memberikan data dan informasi kepada peneliti, agar peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian dengan baik. Mengenai jumlah informan itu amat tergantung dari perkembangan di lapangan penelitian. Peneliti bisa berhenti mendatangi informan ketika data sudah jenuh. Makna data jenuh adalah sudah tidak ada lagi informasi baru terkait dengan temuan-temuan penelitian...semoga dapat membantu, semoga sukses dalam penelitian...terima kasih... :)

Baik Mbak Friskilla, sebenarnya membaca judul skripsi Anda, saya lebih cenderung mendorong Anda menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tetapi, metode memang selalu menyesuaikan dengan pertanyaan dan tujuan penelitian, apa rumusan masalah dan tujuan penelitian Anda? terima kasih...

Baik Mas Savir Hassan, yang pertama, ijinkan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena ada satu dan lain hal, pesan Anda baru kami balas...mengenai urusan turun ke lapangan, peneliti sendirilah yang paling tahu kebutuhannya...Tetapi, saya menyarankan untuk mengurus ijin penelitian di pemerintah daerah adalah sesuatu yang penting dilakukan. Setelah memperoleh ijin penelitian, Anda dapat lebih mudah memperkenalkan diri sebagai peneliti. Tetapi lagi-lagi ini tergantung kebutuhan peneliti, jika dikhawatirkan para informan cenderung berhati-hati kepada orang asing (termasuk peneliti) dalam memberikan data dan informasinya, peneliti bisa datang sebagai tamu. Tetapi ketika di lapangan Anda ditanya keperluan atau statusnya, maka seorang peneliti tidak boleh menutupi identitasnya sebagai peneliti. Kejujuran dan keterbukaan adalah hal penting dalam proses penelitian, ketika peneliti sudah jujur dan terbuka, semoga informan juga bersikap sama. Peneliti memang harus merawat api semangat penelitian, sampai penelitian benar-benar selesai dilakukan, jangan mudah menyerah, semoga sukses dalam penelitian...semoga dapat membantu, terima kasih... :)

@@dwiyantoindiahono804amiinn, baik pak terimakasih banyak atas jawaban dan sarannya, sangat2 membantu sekali. Mudah2an bisa menjadi bahan acuan saya sebentar lagi untuk melakukan penelitian lapangan.. Sukses terus pak sehat selalu...

@@savirhassan Aamiin...semoga lancar dan sukses dalam penelitian Mas Savir Hassan...terima kasih... :)

Baik Mbak Nana, pertama saya mengajak Mbak Nana untuk menelaah kembali latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mengungkap sesuatu yang mendalam atau bersifat khas/unik. Jadi tugas Mbak Nana adalah membuat pertanyaan penelitian yang bersifat unik, sehingga ia hanya bisa didekati dengan penelitian kualitatif. Jika Mbak Nana hendak menelaah analisis kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan indikator kesejahteraan dari BPS, sebenarnya agak sedikit mengganjal sebab: pertama, Anda tidak sedang menggunakan penelitian kuantitatif, istilah yang tepat bukan indikator tetapi fokus kajian; kedua, jika hendak menggunakan indikator dari BPS, maka pendekatan Anda lebih sesuai jika menggunakan metode penelitian kuantitaif. Saran saya, cari konsep kesejahteraan yang berbeda sehingga Anda bisa membedah fenomena yang Anda temui dengan lebih mendalam dan sesuai dengan konteks lapangan penelitian Anda...semoga dapat membantu, terima kasih... :)

@@dwiyantoindiahono804 Baik pak terima kasih banyak, sangat membantu sekali🙏🏻 tapi jika saya tetap menggunakan indikator BPS namun dengan penjabaran teorinya yang lebih luas kira-kira bagaimana ya pak?🙏🏻

Baik Mbak Nana, dalam penelitian kualitatif, biasanya ia menggunakan istilah fokus penelitian bukan indikator. Jika Mbak Nana ingin menggunakan indikator BPS, maka saran saya cari literatur yang dapat mendukung indikator BPS (secara substansi) dapat digunakan sebagai fokus penelitian. Jangan menggunakan "istilah indikator BPS", karena ia akan bias dengan penelitian kuantitatif. semoga dapat membantu...terima kasih... :)

@@dwiyantoindiahono804 Baik Pak terima kasih🙏🏻 kebetulan saya kemarin sudah sempat membuat daftar pertanyaan baru, jika berkenan apakah Bapak bersedia untuk memberikan saran terhadap pertanyaan tersebut sebelum saya gunakan untuk penelitian lagi ke lapangan?🙏🏻

Baik Mbak@@Nana-vo8ky, panduan wawancara adalah hal yang tidak terpisah dengan proposal penelitian. Jadi ketika ia sudah sinkron, dan sudah disetujui dosen pembimbing Anda, saya kira Anda tidak perlu khawatir, karena proposal dan panduan wawancara Anda sudah baik...Semoga Mbak Nana dilancarkan dan dimudahkan dalam penelitian...terima kasih... :)

Baik Rrrre, pertama, ijinkan saya meminta maaf karena terlambat merespon komentar Anda; kedua, dalam wawancara ada yang disebut wawancara mendalam dengan teknik wawancara semi terstruktur. Peneliti bisa memperluas/memperlebar/memperdalam pertanyaan kepada informan berdasarkan informasi yang diberikan oleh informan. Jadi apa yang Anda sebutkan pada komentar ini dapat dilakukan...semoga dapat membantu, dan semoga sukses...terima kasih... :)

@@dwiyantoindiahono804 baik pak, terima kasih atas infonya🙏

Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh...Baik Mas @KAB UTT, yang Anda sampaikan nampaknya bukan fokus tetapi masih judul atau tema, fokus adalah cara bagaimana seorang peneliti menjawab pertanyaan penelitiannya. Misalnya: fokus motivasi individu & kelompok, modal, usia usaha, kemampuan manajerial, pengalaman usaha, dsb. Anda bisa mengembangkan fokus tersebut sesuai dengan keunikan/ situasi khas dari fenomena yang Anda temui di lapangan...setelah menentukan fokus, akan lebih mudah mengembangkan pedoman wawancara...contoh: kemampuan manajerial (Dari manakah Bapak/ Ibu belajar memulai usaha?, Apakah Bapak/ Ibu memiliki kemampuan untuk membuat laporan keuangan usaha? Apakah Bapak/ Ibu pernah mendapatkan pelatihan atau pendidikan dalam berusaha? dsb...)...semoga bisa membantu, dan semoga sukses...terima kasih...

Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh...Terima kasih @Win Official 1822, pertama, penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk menggeneralisasi yang menuntut representasi informan terhadap populasi. Penelitian kualitatif hendak mencari kedalaman kajian/ studi, sehingga ia berorientasi pada para [karakteristik] informan yang memang mengetahui secara mendalam objek penelitian. Kedua, kapan seorang peneliti kualitatif berhenti menemui informan, yaitu saat data sudah jenuh, artinya peneliti berhenti melakukan pengumpulan data ketika sudah tidak ada lagi informasi baru di lapangan penelitian....Tugas peneliti kualitatif adalah meyakinkan informan-informan yang ditemui adalah sesuai dengan karakteristik informan untuk menjawab pertanyaan penelitian...semoga dapat membantu, terima kasih... :)

Terima kasih@@tpqhidayatullahmetodeqiraa546 , kasus yang diceritakan belum spesifik, penelitian yang dilakukan ini tipe penelitian implementasi, evaluasi atau jenis yang lain. Jika penelitiannya tentang peran suatu program di suatu desa nampaknya "dinon-aktifkan" program tsb saat ini tidak terlalu berpengaruh pada proses penelitian yang dilakukan, sebab Anda bisa memberi area waktu yang diteliti. Misalnya dalam metodologi Anda tulis bahwa penelitian ini melihat peran program dalam pengentasan kemiskinan dari tahun 2018-2019. Jadi fenomena yang saat ini dapat Anda abaikan, tetapi Anda harus tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat ketika turun ke lapangan, dan jika memungkinkan dapat dilakukan secara daring itu lebih baik...semoga dapat membantu, semoga sukses selalu...terima kasih... :)

Baik @@tpqhidayatullahmetodeqiraa546, jika membaca yang Anda sampaikan, desain penelitian Anda itu lebih menarik jika dibawa pada kajian Evaluasi, sehingga pertanyaan yang tepat Apakah Program gerakan mati TV dan gadget pada pukul 18.00-21.00 dapat mengurangi ketergantungan gadget?. Jika sekarang program tersebut dihentikan, Anda bisa melihatnya pada area waktu tertentu misal tahun 2019 (jika program telah berjalan di tahun tsb). Jadi Anda bertanya kepada responden/ informan tentang program tersebut di tahun 2019. Jika desain penelitiannya adalah evaluasi, maka jenis penelitian kuantitatif lebih disarankan, karena dapat digeneralisasi untuk satu desa. Jika program belum berjalan sama sekali, itu berarti Anda memang kehilangan fenomena/ objek penelitian...terima kasih... :)

Baik @@tpqhidayatullahmetodeqiraa546, jika menggunakan metode kuantitatif maka data utamanya adalah dari kuisioner, Anda bisa melakukan wawancara jika diperlukan untuk memberi gambaran lebih detail atau untuk memperkuat hasil analisis data kuantitatif...semoga sukses...terima kasih... :)

Baik@@tpqhidayatullahmetodeqiraa546 , untuk tahun 2019 sebaiknya tidak dicantumkan di Judul agar terlihat lebih menarik. Tahun 2019 yang menjadi fokus penelitian Anda, dapat mulai disampaikan saat menulis latar belakang. Pada saat menulis alasan pemilihan lokasi dan fokus penelitian, waktu yang menjadi fokus penelitian juga penting untuk ditulis kembali....semoga sukses dalam studinya...terima kasih... :)

Terima kasih @Neurologi 0717, peneliti dalam penelitian kualitatif dipercaya menjadi instrumen penelitian itu sendiri... Sehingga, peneliti memang harus mempertanggungjawabkan setiap aktivitas dalam penelitiannya terkoneksi penuh dalam menjawab pertanyaan penelitian...Pedoman wawancara pada wawancara terstruktur, semi terstruktur atau bahkan tidak terstruktur harus dipastikan benar-benar bertujuan menjawab pertanyaan penelitian, peneliti bertanggung jawab penuh dalam proses ini... terima kasih... :)

Baik Mbak Lestari, pertama yang harus Anda pahami adalah bahwa observasi adalah hanya salah satu teknik pengumpulan data kualitatif, jadi untuk meningkatkan kepercayaan terhadap penelitian, peneliti bisa memperkuatnya dengan hasil wawancara, FGD dan dokumentasi. Semakin banyak data yang terkumpul dari berbagai teknik, maka akan semakin baik. Tentang observasi online bisa atau tidak itu tergantung jenis penelitiannya, misalnya penelitian tentang kepatuhan pengendara sepeda motor di Lampu Merah, peneliti dapat melihat rekaman/live kondisi perempatan/titik pengamatan yang dipilih melalui media center di Dinas Perhubungan. Jadi tergantung substansi dari penelitian. Salah satu yang dipermasalahkan dari observasi online adalah kekhawatiran gagal memperoleh tangkapan perilaku asli dari objek yang diteliti. Selama itu bisa dipertanggungjawabkan oleh peneliti, maka observasi online bisa dilakukan...Semoga dapat membantu...terima kasih... :)

@Thirta Satu, pertama ada kaitan erat antara latar belakang masalah, rumusan pertanyaan penelitian, tinjauan pustaka, fokus penelitian, kerangka pikir, dan pedoman wawancara. Latar belakang masalah harus didasarkan pada data yang valid, ditunjukkan gap antara kondisi ideal dan empirik (misalnya), kemudian diarahkan pada sebuah pertanyaan penelitian. Tinjauan pustaka dalam penelitian kualitatif adalah jawaban sementara secara konseptual atas pertanyaan penelitian. Tinjauan pustaka inilah yang akan menginspirasi peneliti untuk menentukan fokus penelitian (cara peneliti menjawab pertanyaan penelitian). Kerangka pikir adalah kerangka utuh penelitian kualitatif dari mulai latar belakang, fokus, dan tujuan akhir penelitian, biasanya digambar berbentuk pola siklus. Pedoman wawancara disusun untuk menjawab pertanyaan penelitian, yang disusun berdasar pada fokus penelitian yang telah ditentukan... Semoga jawaban bisa membantu, terima kasih... :)

@@dwiyantoindiahono804 terimakasih pak informasinya

@@thirtaofficial9580 sama-sama, semoga sukses selalu... :)

Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh...@Fajrillah Kolomboy: Pada penelitian kualitatif, peneliti harus menunjukkan dirinya dapat dipercaya. Satu prinsip dalam penelitian kualitatif adalah proses pengumpulan data tidak dilakukan sekali jadi, ia butuh proses yang berulang-ulang. Sehingga, inilah makna indepth interview (wawancara mendalam) itu. Peneliti harus benar-benar mengkonfirmasi bahwa pernyataan informan adalah suatu kebenaran. Wawancara dan FGD yang dilakukan secara daring, dapat dilakukan dengan video dan audio menyala (kondisi ideal), sehingga peneliti dapat memutar rekaman, melihat gestur informan saat berbicara, melihat respon teman-teman dalam diskusi dsb. Peneliti dalam konteks ini sekali lagi, tidak hanya melakukannya dalam sekali, ia harus berulang-ulang. Selain itu, dalam penelitian kualitatif peneliti juga harus meyakinkan terjadinya keteralihan dari hasil wawancara/ FGD ke bentuk transkrip wawancara/ FGD, & ada bukti bahwa wawancara & FGD benar-benar dilakukan (foto & video)...itu semua menjadi proses peneliti menunjukkan penelitiannya berada pada derajat valid dan dapat dipercaya...semoga dapat membantu, terima kasih... :)

@Mbak Veni Agustiaaa: ada kaitan erat antara latar belakang masalah, rumusan pertanyaan penelitian, tinjauan pustaka, fokus penelitian, kerangka pikir, dan pedoman wawancara. Latar belakang masalah harus didasarkan pada data yang valid, ditunjukkan gap antara kondisi ideal dan empirik (misalnya), kemudian diarahkan pada sebuah pertanyaan penelitian. Tinjauan pustaka dalam penelitian kualitatif adalah jawaban sementara secara konseptual atas pertanyaan penelitian. Tinjauan pustaka inilah yang akan menginspirasi peneliti untuk menentukan fokus penelitian (cara peneliti menjawab pertanyaan penelitian). Kerangka pikir adalah kerangka utuh penelitian kualitatif dari mulai latar belakang, fokus, dan tujuan akhir penelitian, biasanya digambar berbentuk pola siklus. Pedoman wawancara disusun untuk menjawab pertanyaan penelitian, yang disusun berdasar pada fokus penelitian yang telah ditentukan... Semoga jawaban bisa membantu, terima kasih... :)

@@dwiyantoindiahono804 terima kasih banyak pak sdh mau membantu memberikan arahan untuk saya..