• TARI DAN YOGA
ANTARA TARI DAN YOGA
#NgundaBayuDalamTari
#MengapaTarianBaliDisebutPraktikYoga
#TarianYangDilandasiYogaAkanMenghasilkanGerakanHidup
Dalam tradisi Hindu sering diwacanakan mengenai Satyam, Siwan, Sundaram sebagai satu kesatuan. Satyam mengacu pada kebenaran, Siwam dimaknai sebagai kesucian, dan Sundaram diartikan sebagai keindahan. Dalam tradisi Hindu ketiganya secara ideal disatukan, bukan dipisahkan satu dengan lainnya. Sesuatu yang diyakini benar, seharusnya disucikan, dan mengandung keindahan. Keindahan (Sundaram) bagian yang membuat yang suci dan benar itu semakin bermakna. Dalam Hindu dikenal pula istilah dan atau konsep Siwanataraja, yaitu Siwa sebagai Dewa pencinta dan penguasa Seni. Siwa dijadikan pusat inspirasi dimensi estetika. Lalu pertanyaannya apakah ada relasi antara berbagai gerak Tarik dengan konsep Sundaran, dengan Siwanataraja, dan dengan praktek Yoga ? Menurut para Nara sumber Dr. Ida Ayu Wimba Ruspawati, SST, SSN dan dr. Ida Bagus Wiryanatha, M.Si menyatakan seluruh Gerakan tari dan berbagai gerak tari sesungguhkan adalah gerak dan mengandung unsur-unsur yoga atau menurut istilah Prof. I Wayan Dibia, MA, Ph.D ngunda bayu sebagai praktik yoga. Gerak tari apapun, tidak akan menghasilkan Gerakan yang kuat tanpa tenaga atau energi atau bayu. Oleh sebab itu pertama-tama, seorang penari harus memiliki keterampilan dan kemampuan menarik nafas dengan baik dan memusatkan di perut. Seorang penarik membutuhkan keterampilan dalam menarik, menahan, dan mengendalikan nafas agar seluruh gerak tarian tampak berenergi dan indah dilihat orang. Agar Gerakan tari indah, bertenaga, maka dibutuhkan keyakinan dan fokus (konsentrasi gerak pikiran). Fokus dimaksud adalah seorang penari harus fokus dengan gagasan di balik setiap gerak yang dilakukannya. Tanpa fokus, maka gerakan tari akan ambar. Misalnya, ketika melakukan gerakan agem kiri, posisi tangan kiri terletak sejajar dengan susu, sedangkan agem kanan tangan kanan sejajar dengan mata. Agem kiri simbol predana dan agem kanan simbol purusa. Agar Gerakan tari menjadi kuat dan berenergi, maka Gerakan tangan kiri-kanan dan badan harus ditopang oleh bayu, baik yang bersumber dari dalam maupun energi yang berasal dari luar diri manusia. Kekuatan yang berasal dai dalam, akan tampak pada gerakan mata, gerakan bibir, dan ekspresi lainnya. Tanpa bantuan energi dari dalam, gerak tari akan kelihatan lesu, dan tidak memiliki taksu. Itulah sebabnya dikatakan bahwa kekuatan dan ekspresi tari Bali adalah menyeimbangkan antara energi luar dan energi dalam secara seimbang (equal). Dalam prakternya, seorang penari yang baik jika yang bersangkutan mampu mengendalikan nafas dan bayu yang ada di pusar ke seluruh bagian tubuh, misalnya gerak tangan, kaki, jari, mata, bibir, dan bagian tubuh lain yang dapat digerakkan untuk menampilan ekspresi dan penjiwaan tarian. Dengan demikian, terian yang baik membutuhkan tata kelola yang baik. Secara detail bahwa tarian berkaitan erat dengan yoga dan atau ngunda bayu, seperti apa, silahkan ikuti perbincangan Bersama para naras umber sampai tuntas.
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada RU-vid, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
www.youtube.co...
Facebook: yudhatriguna
Instagram: / yudhatrigunachannel
Website: www.yudhatrigu...
15 сен 2024