Hihi, karena berinteraksi dengan teman teman yang mampir ke channel kami sangat menyenangkan. Semoga konten konten receh kami ini dapat bermanfaat, terimakasih atas waktunya mampir & menonton segala(di)review ya 🙏
Waktu nanjak drivernya baca bismillah terus. Sama kaya saya kalo bawa keluarga nanjak was2 reflek baca bismillah dan sholawat😅😅. Sama kuatir kesel sama Fortuner di depan yg kurang ngasih space buat Brio ambil momentum😂😂
Jalur krakalan ini adalah tanjakan paling terjal yang pernah kami lalui sepanjang duduk di balik kemudi brio. Sebelum kesini, kami tonton banyak video tentang tanjakan krakalan. Dan ternyata, tanjakannya sangat tinggi. Kemiringan jalan tidak begitu terlihat dalam rekaman video. Point nya, kesehatan kendaraan, pengetahuan medan, serta skill driver menjadi penentu keberhasilan sampai titik finish (dieng). Sorry for slow response kak, ditunggu video lanjutannya part-2 ( full footage tol khayangan sampai dieng kulon).
Betul kak, turunan panjangnya bikin rem bekerja lebih berat & panas terutama mobil matic seperti brio kami. Harus balance pakai rem dan maksimalkan engine brake.
Menarik sih rutenya.. mungkin buat kenalan sama jalurnya, kita mesti cicip dulu rute normalnya Bandung - ujung genteng via ciwidey - cidaun - jalur selatan
om, sepulang dari sana , bunyi2 nga kaki kaki dan interior ? kasihan kaki2, ancur jalan nya banyak tambalan, nga rata dan lubang, plus pasir kerikil kecil. 👌
Aman kak, mobilnya masih bisa balik ke Bandung dengan utuh setelah pulang road trip ke dieng. Btw, mobil LCGC ga seringkih itu juga sih.. hehe 😅 jalurnya memang agak kasar aspal dan betonnya di jalur krakalan ini. Mudah2an ga tambah rusak ini jalur ya. Bayangin aja, cuma perlu 5 jam nyetir udah bisa tiba di Dieng. Favorit deh ini jalur kalo bisa lebih mulus lagi kondisinya 👍
Hello bang.. untuk bbm pakai apa, saran saya sih pakai Pertamax Turbo atau V-Power Nitro+ supaya tenaga lebih sigap menanjak meskipun AC ON, secara spek mesin pun sudah dianjurkan karena udah Euro 4
Wah sesama pengguna Brio CVT 2016. Sangat yakin bahwa mesin dan transmisi nya bandel selama perawatanya baik. Btw saat ini km berapa Brio nya km? Keren om reviewnya.
Betul, brio kami angkatan pertama line produksi CVT di pabrik Honda karawang. sebelum yang ini (pre facelift) transmisi maticnya masih pakai torque converter 5speed. Khusus untuk ganti oli transmisi HCF-2, selalu kami percayakan di bengkel honda setiap dua tahun sekali. Posisi saat ini odo baru 38.500 km, mobil hanya dipakai dalam kota saja tiap akhir pekan. Hanya sesekali untuk perjalanan luar kota seperti di video.
Serius nanya bang untuk tranmisi CVT nya pernah rewel gak, terus sudah berapa taun di pake mobilnya, krna saya mau beli lihat di youtub tranmisi CVT katanya rawan putus dll. Mohon di jawab ya bang, untuk abang dan keluarga saya do'akan, sehat selalalu, dan makin lancar rejekinya aamiin
Hai kak, brio CVT (2016 - sekarang) jarang sekali ada kasus transmisi bermasalah. Brio kami angkatan pertama Brio yang bertransmisi CVT, brio generasi sebelumnya (2012-2015) masih menggunakan matic torque converter. Untuk perawatan transmisi cukup sederhana sebetulnya.. cukup ganti oli transmisi matic CVT sesuai anjuran pabrikan (40.000km /2 tahun). dan pastikan oli transmisi matic yang digunakan adalah jenis CVTF /HCF-2 dari Honda, Bukan ATF. Penggunaan oli matic ATF ini yang menyebabkan komponen pulley dan steel belt di CVT menjadi selip dan menyebabkan kerusakan transmisi
Aman kak, saya baru pindah dari bekasi ke jateng, dmana di desa jalannya mirip2 dieng ini nanjak sama turunan. Yang penting oli kak biar aman transmisinya. Klo saya amannya 20000km ganti oli transmisi.
Hello kak, untuk brio CVT saat pindah dari mode D ke S, dan S ke L perpindahan tuas harus sambil tekan tombol pengunci agar bisa pindah. Tanpa pencet tombol penguncinya tuas ga bisa dioper. Sebaliknya, dari L ke S dan S ke D hingga ke N, perpindahan tuasnya ga perlu tekan tombol. Bisa dipraktekkan sendiri di brionya. Tks
kalau brio CVT 2023 stop & Go pada posisi tanjakan curam bagaimana bang.? krn kl direm tangan dan masuk posisi L malah ngelos gas nya. alhasil mundur perlahan dan cari awalan lagi dari bawah. mohon petunjuknya. Terima kasih.
Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan mobil ga kuat maju di tanjakan. 1. Teknik mengemudi Mesin brio punya konfigurasi 4 silinder dengan diameter piston yang lebih besar dari langkahnya. Torsi di rpm bawahnya secara teori tidak begitu besar. Jadi usahakan menanjak di rpm yang agak tinggi di 2500-3000rpm. tekniknya sudah betul. Di tanjakan curam posisikan mode berkendara di L. Kemudian coba lakukan release handbrake setelah dapat rpm mesin agak tinggi dan mobil mulai bergerak ke depan. Jangan lepas rem tangan dulu sebelum mobil punya cukup tenaga untuk melaju. Kalau di handbrake mobil merosot, coba setel kembali tarikan kabel sling ke roda belakang. 2. Traksi ban depan Mobil penggerak roda depan terkadang kehilangan daya cengkram ban depan. Terlebih jika kondisi ban sudah mulai berumur atau permukaan jalan licin. Solusi untuk hal ini jelas, kurangi beban kendaraan atau pindahkan titik berat muatan agak ke bagian depan mobil. Di video perjalanan via tanjakan krakalan ini pun, kami simpan koper di kolong kursi depan untuk mengurangi titik berat di bagasi mobil. Btw, Boleh tahu lokasi tanjakannya dimana? Nanti kita coba carikan data kemiringan jalannya. Penasaran sih, selama ini kemana mana pakai brio ga pernah sampai kehabisan tenaga.
@@segaladireview terima kasih masukannya ya bang. untuk lokasi tanjakan ada didaerah Klapanunggal Cileungsi Jl. Babakan di sebrang pintu masuk perumahan pesona prima cikahuripan 6. posisi saat itu mobil ada ditengah tengah tanjakan, saat stop & Go mobil tidak kuat dan loss gas ( mobil jadi mundur ).
hello kak, kita sudah cek koordinat tanjakannya.. akses Jl Babakan ke arah jalan raya memang agak sedikit menanjak. kita cek di aplikasi google earth pro. titik jalan terendah berada di 79 mdpl, sedangkan ketinggian jalan raya berada di 82mdpl. dengan jarak horizontal 25-30 meter. jadi estimasi kemiringan jalan di sekitar 12-14%. memang cukup nanjak, mirip dengan ramp di sekitar area parkir basemet mall. dari citra google street view pun, perkerasan jalan yang digunakan yaitu aspal halus. harusnya tidak ada issue traksi ban untuk permukaan aspal ini. idealnya, melakukan stop n go di kemiringan jalan segini memang tidak begitu sulit untuk dilakukan. mungkin karena rpm drop saja. yang tipe manual pun memang untuk menanjak biasanya main rpm agak tinggi diatas 2000rpm. terlebih untuk kasus brio melorot ini pakai tipe CVT yang memang karakter gasnya punya delay lebih panjang. mungkin lain waktu bisa dicoba tips menanjak kami diatas, handbrake baru lepas setelah gaya dorong mesin terasa kuat. thank you
Aman kah om pakai S atau L di rpm tinggi...apa tdk sebaiknya tetap main dirpm rendah dgn kecepatan rendah aja,,,dengar dengar CVT brio kalau keseringan begini cepat kalah cvtnya...apalagi kalau dikilometer 100rb keatas
CVT dengan teknologi belt & pulley punya kelemahan di transfer torsinya yang tidak sebaik geared AT konvensional atau tipe manual. Agar bekerja dengan baik tanpa slip, CVT punya oli transmisi khusus yang berfungsi sebagai anti slip agar belt CVT yang berbahan baja bisa menggerakkan drive dan driven pulley yang menjadi sistem rasio giginya. Kebanyakan mobil CVT mengalami kegagalan fungsi akibat terlambat ganti oli atau yang lebih parah, matic CVT salah pakai oli matic dengan oli ATF. Oli ATF ini sifatnya menurunkan friksi dan akibatnya jika masuk ke girboks CVT, belt dan pulley nya mengalami slip sehingga mengakibatkan pulley baret atau belt bajanya rontok. Jadi dengan perawatan yang benar, harusnya CVT ini cukup durable untuk tanjakan tanjakan seperti ini dengan pemakaian wajar. Kami pernah bertemu user brio CVT yg sudah menyentuh 200rb km (unit taksi online), dan belum ada kendala soal transmisinya. Perawatan rutin hanya ganti oli mesin & transmisi rutin saja.
Hello kak, Untuk tanjakan krakalan ini, kami lebih banyak pakai di S. Mode L kita pakai di titik tanjakan terjalnya saja. Mohon maaf footagenya ternyata buram ya, padahal di tampilan speedometer itu seharusnya terlihat posisi transmisi yang dipakai.
Tergantung ya.. kalo nanjaknya sambil macet macetan seperti di puncak sih tetep worth nyetir matic kak. 😅 FYI, Girboks manual brio itu karakternya punya rasio gigi yang lebar antar giginya, lebih cocok buat jalan datar karena nafasnya panjang. Kalo nanjak silakan test drive saja sendiri. 😁 Kalo bicara durability transmisi, jelas manual lebih unggul, jika rute harian banyak tanjakan dan drivernya mahir kopling jelas pilihan terbaik pilih manual. Brio CVT kalau dibanding tipe manual itu karakter torsinya aja lebih flat, dari 1500 rpm sampai digeber 3000 rpm itu rasanya mesin mobil tetep ga ada jambakannya, ada tenaganya tapi kurang menyenangkan aja tarikannya dengan mobil manual.
Banyak jalurnya.. untuk yang dari arah pantura saja ada 3 jalur alternatif. Yang paling landai bisa naik via jalur kajen, tapi ini memang waktu tempuhnya jauh lebih panjang. Untuk menuju jalur ini bisa exit via tol Bojong transjawa. Yang kedua sama sama exit dari kandeman. Namun via sikembang. Kalo kita amati trip report kendaraan yang lewat sini sih, jalurnya sama sama nanjak seperti lewat jalur bawang ini. Sebetulnya akses utama ke dieng itu via wonosobo. Untuk yang dari arah timur (yogyakarta/jatim) bisa ambil arah wonosobo baru kemudian naik ke dieng. Atau alternatifnya via magelang, temanggung dan naik via jalur tambi. Mohon maaf kami agak slow response di kolom komentar 🙏
Pindah ke mode S atau L, tidak perlu berhenti. Cukup release pedal gas sesaat sebelum pindah mode transmisi agar gas tidak terlalu menghentak. Sederhananya mirip dengan teknik oper gigi di motor bebek.
Ini brio satya E CVT 2016. Batch pertama brio facelift yang pakai transmisi CVT. Generasi sebelum yang in (2012-2015)i, girboksnya pakai transmisi matic AT konvensional, dan ga masuk skema LCGC.
Hallo kak, Saya user baru brio cvt, maaf izin bertanya. Ketika transmisi diposisi D dengan RPM 2000 lalu ingin menanjak lalu pindah transimi ke S apakah perlu lepas gas ? Mohon informasi dan pengalamannya 🙏 Terima kasih
Hai kak @andyfengki Ada dua cara untuk mengeluarkan power mesin di brio CVT. Shifting dari D ke S atau L dan metode kick down pedal. Keduanya akan menggeser gear ratio CVT ke rasio lebih rendah (output torsi lebih tinggi). seperti halnya di tuas giginya pun yang ga perlu ditekan shift locknya, saat perpindahan mode berkendara D-S-L ini tidak wajib lepas gas. Hanya saja, biasanya akan terasa sedikit tahanan atau hentakan. Jadi sesuaikan injakan pedal gas sesuai dengan kondisi medan jalan yang sedang dilalui. In case sedang menanjak, biasanya kami tetap injak pedal gas. Karena justru saat menanjak, jika pedal gas dilepas penuh mode S memberikan engine brake lebih kuat dan membuat mobil kehilangan momentum saat melewati tanjakan.
Titik start tanjakan ini berada di ketinggian 900mdpl. Udara dan anginnya sudah cukup sejuk untuk berkendara tanpa AC Dan berhubung bawa mobil mesin kecil (1200cc) kami matikan AC nya, agar tenaga mesin ga rebutan dengan kompresor AC. Fortuner di depan kami santai2 saja jalan merayap. Kami sih ketar ketir lihat tanjakan panjang2 ga dapet awalan. Takut habis nafas di tengah jalan Btw, kemiringan tanjakan entah mengapa terlihat begitu landai di hasil rekaman dashcam.. aslinya tinggi tinggi tanjakannya. Mungkin efek lensa wide + penempatan kamera di atas windshield.
![test drive honda brio CVT | Melibas Tanjakan panjang Jalur Krakalan - Dieng [briopedia episode 11]](/img/logo.svg){kind=logo}
